LA - Modul06 - B - Kelompok 2 - NEW

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MODUL 6.

AKUISISI DATA GEOFISIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE


MAGNETIK

Kelompok 2*

Abstract

The magnetic method is one of the geophysical methods based on measuring variations in the
intensity of the magnetic field on the earth's surface. The magnetic method is generally used
to determine the magnetic properties of rocks, as well as to determine subsurface geological
structures based on magnetic field anomalies. The magnetic method and the gravity method
have much in common, but the magnetic method is generally more complex. The difference
between the magnetic method and the gravity method is that the magnetic field is dipole while
the gravitational field is monopole. Another difference is caused by the variable direction of
the magnetic field where the gravitational field is always in a vertical direction, and also
caused by the magnetic method having a time dependence property where the gravitational
field is not dependent on time (ignoring relatively small tidal variations).

Keywords: Magnetic Method, Geological Structure, Magnetic Properties, Anomalies.

Sari

Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran
variasi intensitas medan magnet di permukaan bumi. Metode magnetik umumnya digunakan
untuk mengetahui sifat magnetik batuan,serta untuk mengetahui struktur geologi bawah
permukaan berdasarkan anomali medan magnetik. Metode magnetik dan metode gaya berat
memiliki banyak kesamaan, namun metode magnetik secara general lebih kompleks.
Perbedaan antara metode magnetik dan metode gravity antara lain medan magnetik bersifat
dipole sedangkan medan gravity bersifat monopole. Perbedaan lainnya disebabkan oleh arah
variabel dari medan magnetik dimana medan gravity selalu pada arah vertikal, dan juga
disebabkan oleh metode magnetik memiliki sifat ketergantungan pada waktu dimana medan
gravity tidak memiliki ketergantungan pada waktu ( dengan mengabaikan variasi tidal yang
relatif kecil).

Kata kunci: Metode Magnetik, Struktur Geologi, Properti Magnetik, Anomali.

*
Program Studi Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera.
Email: [email protected]
I. PENDAHULUAN dan efek radiasi matahari dalam satu hari,
Metode Geomagnetik adalah satu serta pengaruh dari benda langit lainnya.
diantara metode geofisika yang sering I.2 Koreksi IGRF (International
digunakan untuk survei pendahuluan pada Geomagnetic Reference field)
eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan IGRF adalah nilai dari medan magnet
mineral, maupun untuk keperluan utama bumi yang diakibatkan oleh rotasi dan
pemantauan (monitoring) gunungapi. jari–jari bumi. Koreksi ini digunakan untuk
Metode ini mempunyai akurasi pengukuran menghilangkan pengaruh medan magnet
yang relatif tinggi, instrumentasi dan internal (dari dalam bumi) pada saat
pengoperasian di lapangan relatif sederhana, pengukuran. Pengukuran IGRF dilakukan
mudah dan cepat jika dibandingkan dengan tiap 5 tahun sekali. Koreksi IGRF dilakukan
metode geofisika lainnya. koreksi dengan cara menghitung nilai medan magnet
pembacaan praktis tidak perlu dilakukan. titik pengukuran berdasarkan nilai yang
Pada umumnya peta anomali medan sudah tertera padaIGRF (International
magnetik (untuk geofisika terapan biasanya Geomagnetic Reference Field). Sebelum
medan total atau medan vertikal) bersifat menentukan nilai medan magnet IGRF
agak kompleks. Variasi medan lebih tak adalah mengubah koordinat UTM ke bentuk
menentu dan terlokalisir sebagai akibat dari longitude dan latitude.
medan magnetik dipole yang merupakan I.3 Menghitung Nilai Anomali Total
besaran vektor. Peta anomali magnetik Magnetic Intensity (TMI)
menunjukkan sejumlah besar anomali Anomali medan magnet total (∆T)
residual yang merupakan hasil variasi yang adalah kontribusi dari magnetisasi remanen
besar bagian mineral magnetik yang yang ada di permukaan bumi akibat
terkandung dalam batuan dekat permukaan. pengaruh dari medan magnet utama bumi
Sebagai akibat dari hal-hal tersebut diatas, dan medan magnet luar bumi. Secara fisis,
maka interpretasi yang tepat dalam metode anomali medan magnet total adalah
geomagnetik relatif lebih sulit. magnetisasi atau intensitas magnetik.
I.1 Koreksi Harian Magnetisasi mengandung nilai
Koreksi harian digunakan untuk suseptibilitas magnetik dan medan magnetik
menghilangkan medan magnet eksternal (+ rumus), suseptibilitas magnetik adalah
yang terekam pada saat pengukuran. Koreksi ukuran dasar dari sifat kemagnetan batuan,
harian diperoleh dari pengukuran base. suseptibilitas magnetik ini dipengaruhi oleh
Koreksi ini merupakan penyimpangan nilai jenis mineral magnetik, konsentrasi mineral
medan magnet bumi akibat perbedaan waktu
magnetik, dan ukuran bulir magnetik pada pada saat kajian diperoleh pada kawasan
batuan. (domain) waktu.
I.4 Reduksi Kutub Nilai slope atau gradien dari sebuah
Metode reduksi ke kutub magnetik bumi garis linier regional atau residual dihitung
merupakan metode yang dapat mengurangi menggunakan persamaan berikut ini:
salah satu langkah yang sangat kompleks
h( f )=¿ slope∨ ¿ ¿ (1)
dari proses interpretasi, pada saat penentuan 4π
anomali, medan magnet memberikan
atau
informasi.
Data penelitian magnetik yang diperoleh ¿
h(k) = ¿ slope∨ 2 ¿ (2)
merupakan data mentah yang kemudian
diolah dengan menggunakan rumus pada
I.6 Filter Tilt Derivative (TDR)
mikrosoft excel serta dilakukan koreksi
Filter Tilt Derivative (TDR) merupakan
variasi harian dan koreksi IGRF untuk
suatu metode analisa derivative untuk
menghasilkan nilai medan magnetik total.
memperjelas batas-batas dan bentuk anomali
Metode yang merupakan filter pengolahan
target, peta Tilt Derivative yang dibuat
data magnetik untuk menghilangkan
berdasarkan peta RTP. Pada peta Tilt
pengaruh sudut inklinasi magnetik.
Derivative mengubah domain intensitas
I.5 Analisis Spektral
medan magnet (nT) menjadi sudut antara
Analisis spektral dilakukan untuk
fase (rad). Filter Tilt derivative (TDR)
memperkirakan kedalaman sumber anomali
biasanya digunakan untuk mendeteksi
di bawah permukaan. Proses ini dilakukan
struktur geologi tepi sebagai interpretasi
dengan melakukan transformasi Fourier.
yang menunjukkan ciri patahan.
Dimana transformasi fourier ini mengubah
Pada peta Tilt Derivative mengubah
suatu fungsi jarak atau waktu menjadi fungsi
domain intensitas medan magnet (nT)
bilangan gelombang atau frekuensi, dengan
menjadi sudut antara fase (rad). Dalam
cara mentransformasikan fourier lintasan
mencari Tilt Derivative (TDR) digunakan
yang sudah ditentukan. karena sifat dipole
persamaan:
anomali magnetik menyulitkan interpretasi
∂ΔH
data lapangan yang umumnya masih berpola TDR = tan ( ∂Z )
√¿¿¿
asimetris.
atau
Analisis spektral membahas mengenai
VDR
cara menelaah periodesitas data tersembunyi TDR =ta n−1❑( )
THDR
(hidden periodicities) yang sulit diperoleh
Dimana : respons dari batuan di bawah
VDR = Turunan vertikal orde pertama permukaan yang dalam. Untuk
THDR = Turunan horizontal total menginterpretasi kondisi bawah
TDR = Tilt Derivative (rad) permukaan yang dangkal juga perlu
 Normalized Horizontal Tilt Angle untuk mengetahui kondisi bawah
(TDX) permukaan yang dalam karena antara
Normalized Horizontal Tilt Angle keduanya saling berhubungan.
(TDX) adalah amplitudo dari gradien
Batuan induk dari batuan yang berada
horizontal yang dinormalisasi dengan
di kedalaman yang dangkal berada pada
nilai absolut dari turunan vertikal dapat
kedalaman yang cukup dalam.
direpresentasikan sebagai berikut:
Sehingga, anomali magnet regional juga
−1❑
TDX = ta n ¿ perlu dilakukan interpretasi dalam
 Theta penelitian ini.
Enhanchment of edges adalah
 Anomali Residual
merupakan salah satu metode dalam
interpretasi data lapangan. Filter yang Anomali magnet residual merupakan
digunakan sebagai enhancement adalah anomali yang terbentuk akibat respon
theta. Filter ini menggunakan rasio dari batuan di bawah permukaan yang
THD (total horizontal derivative) dan dangkal. Anomali residual ditandai
sinyal analitik. Rasio THD (Total dengan tingkat kerapatan garis kontur
Horizontal Derivative) dan sinyal anomali yang rapat dan munculnya
analitik dapat dinyatakan sebagai pola-pola anomali minor pada lokasi
berikut: penelitian. Berdasarkan pola sebaran
Theta = √ ¿ ¿ ¿ nilai anomali magnet, terdapat
Dimana : kemiripan pola antara anomali regional
dengan anomali residual.
𝜕f : Peta RTP (Reduce to pole)
Pola anomali sedang terlihat semakin
𝜕X: Turunan terhadap x
merata pada lokasi penelitian yang
𝜕Y: Turunan terhadap y menandakan terdapat lapisan – lapisan

𝜕z : Turunan terhadap z batuan dekat permukaan yang


mengandung sedikit mineral magnetik
 Anomali Regional
serta munculnya pola anomali tinggi
Anomali magnet regional merupakan pada bagian arah utara dari lokasi
anomali magnet yang terbentuk akibat penelitian yang diperkirakan merupakan
respons dari batuan gunung api yang metode magnetik. Adapun proses Akuisisi
terletak pada kedalaman dangkal. dan pengolahan data sebagai berikut :
1. Pengolahan data anomali medan
magnetik. Data yang terukur saat
II. METODOLOGI
proses akuisisi data adalah data
Akuisisi Magnetik merupakan proses
intensitas medan magnetik total.
pengambilan data magnetik yang akan
Data intensitas medan magnetik
diolah untuk menghasilkan pemodelan
dikoreksi sehingga menghasilkan
bawah permukaan berdasarkan sifat magnet
intensitas anomali medan magnetik
yang ada pada daerah penelitian atau daerah
total.
akuisisi. Akuisisi dilakukan pada tanggal 29
2. Untuk membuat peta desain akuisisi
November - 1 Desember dan di lanjut lagi
digunakan software QGIS.
pada tanggal 6 Desember yang berlokasi di
3. Untuk mendapatkan nilai anomali
sekitar kampus Institut Teknologi Sumatera.
total magnetik intensitas (TMI)
Dalam praktikum metode magnetik
maka dilakukan koreksi terhadap
modul keempat ini menggunakan software
data medan magnetik hasil
Oasis Montaj dan terdapat 4 peta yang
pengukuran pada setiap titik lokasi
dilakukan yakni TDR,TDX,Theta, dan SVD.
atau stasiun pengukuran yaitu
Selain itu , di praktikum ini diminta untuk
dilakukannya koreksi harian
dapat menganalisis keempat peta tersebut
(diurnal) dan koreksi IGRF
berdasarkan hasil yang telah didapatkan dan
(International Geomagnetic
menentukan peta yang terbaik antara
Reference Field).
TDR,TDX,Theta dan SVD untuk membuat
4. Untuk mendapatkan nilai dari
peta overlay.
koreksi IGRF, digunakan kalkulator
BMKG dengan memasukkan
parameter waktu akuisisi, koordinat
latitude dan longtitude
5. Dengan menggunakan software oasis
montaj dibuat peta elevasi dan peta
TMI. Interpretasi data dan analisis

Gambar 2. Peta Desain Akuisisi Dan Peta Geologi dilakukan berdasarkan perhitungan
nilai elevasi, anomali magnetik total.
II.1 Langkah kerja
6. Panggil menu magmap untuk
Pada praktikum kali ini kita melakukan
melakukan filtering, GX – Load
Akuisisi dan pemodelan data dengan
menu – cari dengan kata
“magmap.omn” – open (Menubar 15. Selanjutnya klik MAGMAP →
MAGMAP telah muncul) Interactive Filtering → Prepare Grid
7. Untuk filter (RTP), klik MAGMAP → OK. Name of Input Grid File
– Step-By-Step filtering – Prepare masukkan file grid RTP.
Grid. 16. Selanjutnya klik MAGMAP →
8. Kemudian klik MAGMAP – Step- Interactive Filtering → Forward FFT
By-Step filtering – forward FFT, → OK
input hasil peta Preprocessing.grd – 17. Selanjutnya klik MAGMAP →
lalu OK Interactive Filtering → Radial
9. Selanjutnya klik MAGMAP - Step- Average Spectrum → OK
By-Step filtering - Define filters. 18. Selanjutnya klik MAGMAP →
Pilih filter Reduce to magnetic pole, Interactive Filtering →
masukkan waktu pengukuran dan Interactive Spectrum Filters → OK.
calculate sehingga muncul inklinasi Kemudian muncul window, pilih
dan deklinasi. Inputkan amplitude Gaussian Regional/ Residual Filter
correction dengan rumus 90 – (sudut 19. Untuk menampilkan peta anomali
inklinasi pada titik pengukuran - regional, ceklis pada opsi Regional
kemudian OK → OK, ketika ingin menampilkan
10. Lalu MAGMAP - Step-By-Step peta anomali residual, ceklis pada
filtering - Apply filter - Beri opsi Residual→ OK
penamaan “Peta RTP” 20. Selanjutnya klik MAGMAP →
11. Ambil Menu MAGMAP-Spectrum Interactive Filtering →
Calculation and Display – Radial ApplyFilters → OK Sehingga akan
Average Spectrum – lalu klik OK menghasilkan peta yang terpisah
12. Menu MAGMAP-Spectrum antara anomali regional dan residual.
Calculation and Display – Display 21. Ketika ingin menggunakan filter lain
Spectrum lalu masukkan file inputan dapat dilakukan mulai dari langkah
yang telat dibuat pada tahap “f”. MAGMAP → Interactive
sebelumnya, kemudian OK Filtering → Interactive Spectrum
13. Buka File manager – cari dimana Filters → OK Kemudian muncul
kalian mnyimpan project – cari file window, pilih Butterworth Filter.
dengan nama “Output-Spectrum” 22. Untuk menampilkan peta anomali
14. Masukkan Output Spectrum ke regional, ceklis pada opsi Regional
dalam Ms. Excel dan dapatkan kurva → OK, ketika ingin menampilkan
Analisis Spektralnya. peta anomali residual, ceklis pada
opsi Residual→ OK. syimbol-location plot.
23. Klik menu MAGMAP > MAGMAP 30. Pada menu maps scale- tekan ok
1-Step Filtering > Filter dan Ubah 31. Pada menu simbol plot, pilih TMI
filter 1 menjadi derivative sebagai plot dan atur parameter
24. Ubah direction menjadi X dan sesuai yang diinginkan- tekan Ok
ordenya menjadi 1. Kemudian klik 32. Maka akan muncul plot titik
OK. Maka akan tampil hasil output pengukuran pada peta residual
berupa peta yang telah difilter 33. Tekan menu GX- lalu load menu
turunan pertama terhadap sumbu x. 34. Maka akan muncul pilihan menu –
25. Lakukan langkah yang sama seperti ketik GM-SYS- lalu OK
langkah 3 sampai 5 untuk 35. Setelah data menu ditambahkan,
mendapatkan peta turunan pertama maka cek kembali menu bar hingga
terhadap turunan y dan z. Langkah muncul menu GM-SYS seperti
yang diubah hanya penamaan Name gambar dibawah ini.
of Output (Processed) Grid File dan 36. Selanjutnya untuk forward
pemilihan Direction saja. modelling dilakukan dengan
26. Klik menu Grid and Image > Grid menekan menu GM-SYS, New
Math. model- From map profile
27. Masukkan persamaan filter Anomali 37. Selanjutnya isi GM-SYS model
Enhanchement yang akan dipakai. sesuai contoh gambar berikut ini-lalu
Jangan lupa untuk menyesuaikan klik Finish, Maka akan muncul
Assign grids. Dengan TDR menu seperti gambar berikut ini, lalu
merupakan nama output peta yang tekan OK
akan dihasilkan, dx, dy, dan dz 38. Lakukan slicing dengan
merupakan nama peta hasil filter pertimbangan seperti yang dijelaskan
turunan pertama terhadap sumbu x, pada modul.
y, dan z yang telah dilakukan pada 39. Apabila slicing dirasa benar,
langkah sebelumnya. Kemudian klik selanjutnya klik kanan dan klik done
OK. seperti gambar dibawah.
28. Untuk melakukan filter TDX, Theta, 40. Maka akan muncul menu earth
dan SVD lakukan hal yang sama magnetic earth, lakukan pengisian
dengan langkah 1-7. Pada langkah 8 IGRF serta inklinasi dan declinasi
hanya mengganti Expression yang yang telah tereduce, inklinasi 90 dan
digunakan sesuai dengan rumus. deklinasi 0. Lalu tekan OK
29. Pilih peta residual-tekan maps tool- 41. Selanjutnya akan muncul menu GM-
SYS seperti gambar dibawah berikut
ini
42. Setelah itu buat pemodelan.
Pemodelan harus mencerminkan
kondisi bawah permukaan, buat
pemodelan dengan kondisi bawah
permukaan
43. Selesai.
II.2 Diagram Alir

III. HASILDAN PENGOLAHAN DATA


III.1 Peta Elevasi
Gambar 3.1 Peta Elevasi Gambar 3.4 Peta Regional

III.2 Peta TMI III.5 Peta Residual

Gambar 3.2 Peta TMI Gambar 3.5 Peta Residual

III.3 Peta RTP III.6 Analisis Spektral

Gambar 3.3 Peta RTP Gambar 3.6 Forward Modelling

III.4 Peta Regional


III.7 Peta Anomaly Enhancement
(Theta) dengan melakukan koreksi. Pada
pengolahan modul 1 ini mendapatkan nilai
rata-rata dari Tobs yang nantinya menjadi
acuan di dalam nilai Hbase. Selain itu kita
juga akan mencari faktor pengali dimana
selama pengukuran berlangsung kita
menggunakan selang waktu 3 menit antar
pengukuran nya. kemudian kita juga
melakukan koreksi IGRF dimana untuk
mencarinya yaitu dengan cara menggunakan
Gambar 3.7 Peta Anomaly Enhancement (Theta)
kalkulator BMKG yang didalamnya memuat

III.8 Forward Modelling deklinasi, inklinasi, IGRF dan yang terakhir


ialah nilai TMI. untuk mendapatkan nilai
elevasi dan TMI bisa dengan cara
menginput UTMY , UTMX Z dan nilai TMI
yang sebelumnya sudah kita peroleh. selain
itu di dalamnya harus dilakukan gridding
dengan metode kriging. untuk hasil warna
yang kita peroleh pada peta TMI ini
menghasilkan warna merah/pink yang
artinya memiliki nilai atau anomali yang
tinggi, sedangkan untuk warna biru
memiliki arti nilai anomaly yang rendah.
Gambar 3.8 Forward Modelling untuk nilai intensitas magnet bumi
dipengaruhi oleh litologi, komposisi
IV. ANALISIS
mineral, dan juga anomali bawah
Pada praktikum modul 6, kita telah
permukaan.
melakukan akuisisi dimana data yang kita
Selanjutnya untuk Akuisisi data
peroleh didapatkan dari data 4 kelas, untuk
Magnetik ini dilakukan untuk melihat
pengolahan pertama sesuai dengan modul
struktur bawah permukaan melalui
yang telah kita pelajari yaitu mengenai
pemodelan yang telah dilakukan. Peta
perhitungan anomali total magnetik
elevasi menggambarkan ketinggian dari
intensitas dan pembuatan peta anomali total
suatu daerah yang memiliki anomali
magnetik intensitas ini kita memiliki output
magnetic. Dapat kita ketahui dari peta
untuk mendapatkan nilai TMI. caranya yaitu
elevasi bahwa daerah yang memiliki nilai
anomali yang rendah terletak pada elevasi yang lebih dangkal. Sehingga hasil kontur
yang tinggi dikarenakan adanya alterasi akan semakin regional dengan semakin
yang mengubah sifat magnetik pada mineral meniadakan residualnya.
dari benda anomaly magnetik. Setelah didapatkan peta RTP maka
Pada pengolahan data juga dilakukan dilakukan pemisahan anomali magnetik.
Reduce To Pole (RTP) pada peta TMI yang Pemisahan anomali magnetik dilakukan
memiliki beberapa perbedaan diantaranya karena pada data tersebut terdapat nilai
adalah bergesernya nilai - nilai magnetik anomali residual, anomali regional, serta
bawah permukaan dan perubahan beberapa noise sehingga harus dilakukan filterisasi
spektrum warna dibeberapa titik. Metode untuk menghasilkan suatu peta kontur yang
yang merupakan filter pengolahan data bersih dari noise. Pada pemisahan Peta
magnetik untuk menghilangkan pengaruh Regional dan Residual akan terlihat
sudut inklinasi magnetik. Filter tersebut pemisahan di filter Gaussian yang begitu
diperlukan karena sifat dipole anomali jelas pemisahan antara konturnya. Begitu
magnetik menyulitkan interpretasi data juga sebaliknya dengan dengan peta
lapangan yang umumnya masih berpola regionalnya. Proses pemisahan anomali
asimetrik. Hal ini dikarenakan pada peta regional dengan residual dilakukan dalam
TMI dilakukan Reduce to Pole (RTP) yang domain frekuensi.
artinya mengurangi jarak ke kutub yang Berdasarkan kedalamannya, anomali
memberikan informasi bahwa akan regional merupakan anomali yang lebih
dilakukan pengurangan jarak dari posisi dalam dibandingkan anomali residual dan
sebenarnya ke kutub . Cara yang dilakukan noise lebih dangkal dibandingkan anomali
adalah dengan cara mengubah sudut residual. Anomali residual diakibatkan oleh
deklinasi menjadi 90o dan inklinasi menjadi anomali dangkal yang memiliki frekuensi
0o. Penentuan nilai ketinggian dapat tinggi dan panjang gelombang yang pendek
disesuaikan tergantung efek yang ingin sedangkan anomali regional diakbatkan oleh
ditampilkan atau dihilangkan. Besar anomali dalam yang memliki frekuensi
ketinggian yang digunakan untuk rendah dan panjang gelombang yang
mengangkat bidang pengamat tidak boleh panjang.
terlalu besar karena dapat mengakibatkan Anotasi warna pada peta regional dan
hilangnya informasi pada daerah tersebut residual Gaussian, dan Butterworth
dalam (Telford dkk., 1976). Semakin tinggi merepresentasikan nilai tinggi rendahnya
nilai upward yang diberikan akan anomali dimana notasi merah menandakan
menghasilkan kontur yang memperlihatkan nilai intensitas magnetnya lebih tinggi dari
daerah anomali dengan bidang pengamatan nilai intensitas magnet rata-rata. Anomali
yang tinggi ini menunjukkan letak dari cara mentransformasikan Fourier lintasan
benda penyebab anomali berada tepat di yang sudah ditentukan. Analisis Spektral
bawah respon anomalinya dan memiliki digunakan untuk mengestimasikan nilai
sifat kemagnetan yang berbeda dengan lebar window dan kedalaman dari anomali
sekitarnya (lebih tinggi) sehingga medan magnetik. Selain itu, analisis spektrum juga
magnet yang dipancarkannya besar. Warna dilakukan agar dapat mengetahui respon
yang memiliki notasi biru menunjukan dari anomali yang berada di zona regional,
adanya anomali yang semakin rendah yang residual dan noise.
menandakan nilai intensitas magnetnya Pengolahan data selanjutnya dilakukan
lebih rendah dari nilai intensitas magnet dengan menggunakan peta anomali
rata-rata. Hal ini juga sama dengan adanya enhancement (TDR, TDX, THETA dan
anomali yang tinggi, anomali rendah pun SVD). Enhancement ini dilakukan guna
menunjukkan letak dari benda penyebab memperjelas anomali yang terdapat pada
anomali berada jauh di bawah respon berbagai tempat dari titik hasil pengukuran.
anomalinya dan memiliki sifat kemagnetan Hal ini bertujuan untuk memudahkan
yang berbeda (lebih rendah) sehingga mengidentifikasi struktur bawah permukaan
medan magnet yang dipancarkannya lebih dan mempermudah dalam bagian
kecil. interpretasi nantinya. Poligon menunjukkan
Peta Regional dan Residual terbaik batas anomali dari gradiennya yang akan
menurut kami adalah bahwa peta Regional dipergunakan untuk saat slicing nantinya.
yang memiliki anomaly yang lebih dalam Batas batas polygon akan mengandung
daripada peta Residual. Anomali residual batas struktur di bawah permukaan melalui
diakibatkan oleh anomali dangkal yang batas polygon-nya.
memiliki frekuensi tinggi dan panjang Pada peta SVD akan dan TDR dimana
gelombang yang pendek sedangkan anomali gradien warna yang memiliki nilai 0 akan
regional diakibatkan oleh anomali dalam menunjukkan adanya anomali atau struktur
yang memliki frekuensi rendah dan panjang di bawah permukaan pada titik pengukuran.
gelombang yang panjang. Titik nol yang didapat pada perhitungan
Analisis spektral adalah analisis yang merupakan titik dimana dilakukan slicing
dilakukan untuk memperkirakan kedalaman agar dapat dikemudian waktu dibuat
sumber anomali di bawah permukaan. interpretasi yang dalam kasus ini yaitu
Proses ini dilakukan dengan melakukan sesar. Namun, pendugaan struktur melalui
transformasi Fourier, yaitu mengubah suatu gradasi warna anomali yang dilakukan pada
fungsi jarak atau waktu menjadi fungsi TDR tidak selalu dapat diduga struktur
bilangan gelombang atau frekuensi dengan karena harus ditinjau melalui geologi
regional daerah sekitar. Untuk terlihat lebih jelas batas-batas anomalinya
memunculkan peta SVD dapat dilakukan terbentuk. Pada peta Tilt Derivative ini
dengan memilih filter derivarite dengan menggunakan sudut antar fase untuk
order of derivaration sebesar 2 dan memperjelas batas antar fase yang berguna
directionnya adalah Z. SVD dari suatu untuk menunjukkan persebaran struktur
anomaly magnetic permukaan adalah sama dengan jelas pada. Jadi filter TDR
dengan negative dari derivative. Second memberikan gambaran yang lebih jelas
vertical derivative (SVD) bersifat sebagai dibandingkan dengan transformasi RTP
high pass filter, sehingga dapat tentang keberadaan zona sesar yang
menggambarkan anomali residual yang ditunjukkan oleh kemenerusan pola
berasosiasi dengan struktur dangkal. Hasil anomaly tinggi dan rendah.
Normalized Horizontal Tilt Angle (TDX). Pemodelan ke depan merupakan proses
mendeteksi struktur geologi tepi sebagai perhitungan data dari hasil teori yang akan
interpretasi yang menujukkan ciri patahan. teramati di permukaan bumi jika parameter
filter TDR dihitung dengan membagi model diketahui. Pada saat melakukan
komponen Vertical Derivative (VDR) interpretasi, dicari model yang
dengan Total Horizontal Derivative menghasilkan respons yang cocok dengan
(TDHR). data pengamatan atau data lapangan.
Pada peta TDX diketahui bahwa daerah Sehingga diharapkan kondisi model bisa
hasil peta ini dominan beranomali tinggi mewakili atau mendekati keadaan
karena banyaknya daerah yang digambarkan sebenarnya. Pemodelan ke depan digunakan
warna merah. Pada TDX ini amplitudo dari untuk proses trial and error. Trial and error
gradien horizontal yang dinormalisasi adalah proses coba-coba atau tebakan untuk
dengan nilai absolut dari turunan vertikal. memperoleh kesesuaian antara data teoretis
Selanjutnya pada peta Theta, dapat dengan data lapangan. Pemodelan ke depan
diketahui bahwa hasil petanya banyak adalah pembuatan model melalui
persebaran anomali tinggi. Filter ini pendekatan berdasarkan intuisi geologi,
menggunakan rasio THD (total horizontal berdasarkan medan magnet pengamatan,
derivative) dan sinyal analitik. Perbedaan medan magnet teori (IGRF- International
dari masing-masing peta anomali Geomagnetic Reference Field), medan
enhanchment terletak pada struktur patahan magnet harian dapat dilakukan interpretasi
dan interpretasinya. (analisis) berupa pemodelan bawah
Menurut kami di antara keempat filter pemukaan.
yang telah digunakan, filter yang lebih baik Dalam interpretasi geofisika dicari
karena pada filter TDR peta yang dihasilkan suatu model yang menghasilkan respon
yang cocok atau fit dengan data maupun data geofisika lainnya dapat
pengamatan. Dengan demikian, model membantu penentuan model awal.
tersebut dianggap mewakili kondisi bawah Sementara itu, pengetahuan mengenai
permukaan. Pemodelan ke depan (forward karakteristik fenomena atau mekanisme fisis
modeling) data magnetik dilakukan dengan yang ditinjau dapat membantu perkiraan
membuat benda anomali dengan geometri parameter yang perlu diubah dan sejauh
dan harga kemagnetan tertentu. Untuk mana perubahan perlu dilakukan.
memperoleh data kesesuaian antara data Pemodelan kedepan dimana kita
teoritis (respon model) dengan data menentukan model dari sebuah respon
lapangan dapat dilakukan dengan proses anomaly yang didapat dari peta residual
coba-coba (trial and error) dengan dengan parameter kontras densitas,
mengubah harga parameter model. kedalaman dan lebar model. Pada respon
Forward Modelling sendiri anomaly tersebut didapatkan hasil
menggunakan metode coba-coba dengan interpretasi dan pemodelan penampang
memperhatikan proses perhitungan dari data bahwa batuan dibawah permukaan daerah
hasil teori yang teramati di permukaan bumi penelitian yang beragam. Pemodelan ini
jika parameter model diketahui, metode ini dilakukan dengan berbagai parameter -
melakukan interpretasi model yang parameter seperti, peta residual, digitize,
menghasilkan respon yang cocok atau fit slice, kedalaman, dan lain sebagainya.
dengan data yang di amati secara langsung Sehingga menghasilkan data yang baik.
di lapangan, diharapkan kondisi model Hasil pemodelan menunjukan kesesuaian
tersebut bisa mewakili dan mendekati hasil dengan kondisi geologi penelitian. Dengan
yang sebenarnya. Kecepatan dan membandingkan misfit dari data observasi
keberhasilan teknik pemodelan ke depan dan data teoritis dihasilkan. Sebelum
dengan cara coba-coba sangat bergantung melakukan pemodelan, kita harus
pada pengalaman subyektif seseorang yang melakukan Digitasi terlebih dahulu dari
melakukan pemodelan tersebut. Dalam hal tertinggi ke terendah yang dimana kira - kira
ini harga parameter model awal dan pada data tersebut terdapat anomaly, setelah
perubahan harga parameter model tersebut dilakukan digitasi kita dapat mengetahui
perlu diperkirakan dengan baik agar variasi nilai anomalynya yang selanjutnya
diperoleh respons yang makin dekat dengan digunakan untuk melakukan pemodelan.
data. Semakin kompleks hubungan antara Pemodelan ini menggunakan teknik
data dengan parameter model maka semakin pemodelan Forward Modelling.
sulit proses coba-coba tersebut. Adanya Forward Modelling sendiri
informasi tambahan dari data geologi menggunakan metode coba-coba dengan
memperhatikan proses perhitungan dari data 2. Koreksi harian merupakan
hasil teori yang teramati di permukaan bumi penyimpangan nilai medan
jika parameter model diketahui, metode ini magnetik bumi akibat adanya
melakukan interpretasi model yang perbedaan waktu dan efek radiasi
menghasilkan respon yang cocok atau fit matahari dalam satu hari.
dengan data yang di amati secara langsung 3. Koreksi IGRF adalah nilai
di lapangan, diharapkan kondisi model matematis standar dari medan
tersebut bisa mewakili dan mendekati hasil magnet utama bumi akibat rotasi
yang sebenarnya. Suatu respon anomaly dan jari– jari bumi.
gravity positif apabila cekungan kebawah 4. Anomali magnetik menggambarkan
atau berbentuk bukit respon anomaly bahwa terdapat manifestasi panas
gravity negative jika responnya berupa bumi di bawah permukaan pada titik
lembah atau cekungan kebawah. Dari tersebut.
pemodelan gambar diatas didapatkan hasil 5. Untuk keunggulan SVD peta yang
pada Lapisan Pertama adalah top soi dan dihasilkan terlihat lebih jelas dan
pada lapisan kedua adalah batu lempung tajam dalam menggambarkan batas-
tuffan. Kedua batu diatas memiliki densitas batas anomali yang terbentuk.
0. Didapatkan nilai error sebesar 3.87. 6. Sedangkan untuk peta yang
Fungsi peta overlay adalah untuk menggunakan filter TDR memiliki
memudahkan dalam melakukan interpretasi keterbatasan karena hanya dapat
pada data magnetic karena pada overlay kita mengidentifikasi keberadaan
menunjukkan struktur struktur geologi yang struktur patahan di suatu wilayah
ada pada data daerah penelitian. Dari peta tanpa mengetahui jenis dari patahan
overlay pula dapat diketahui terdapat sesar tersebut.
naik.

V. KESIMPULAN
Setelah melakukan akuisisi dan
pengolahan data dapat kami simpulkan
bahwa:
1. Metode magnetik merupakan salah
satu metode geofisika yang
memanfaatkan medan alami yang
dihasilkan oleh bumi dalam
pengukurannya.
Magnetik, M. M. (2010). Acquisition of
geomagnetic field has been done at
Kretek , Sanden , Pundong , Bantul
and Panggang , Gunung Kidul ,
Yogjakarta Province on 14 s / d 17
October dan. Skripsi, 1–5.

Mudi. (2012). Identifikasi Potensi Mineral


Tembaga Dengan Metode Geomagnet
Di Desa Buttuada' Kabupaten
Mamuju. Palu: UNTAD.
DATAR PUSTAKA
Rusydy, I., Gartika, D., & Nugraha, S.
Afifah, Z. (2016). Implementasi Metode (2014). Application of Magnetics
Gausiian Filter Penghapusan Noise Method to Mapping the Geothermal
pada Citra Mneggunakan GPU. Source at Seulawah Agam Area.
Malang: Universitas Islam Negeri Jurnal Natural, 14(2), 12–18.
Maulana Malik Ibrahim Malang. Usman, Palloan, P., Ihsan, N., & Tiwow, V.
A. (2018). Eksplorasi Mineral
Ahmad, dkk. (2019). Analisis Data
Menggunakan Metode Geomagnet
Magnetik Bawah Permukaan Untuk
dan SEM-EDS di Area Panas Bumi
Identifikasi Sebaran Mineral Mangan
Desa Makula Tana Toraja.
Desa Tolnaku, Kecamatan Fatuleu,
Kabupaten Kupang. UPN Veteran
Yogyakarta. Yogyakarta.

LAMPIRAN
FOTO AKUISISI

Anda mungkin juga menyukai