Macam-Macam Model Pengembangan Perangkat Lunak
Macam-Macam Model Pengembangan Perangkat Lunak
Macam-Macam Model Pengembangan Perangkat Lunak
Nim : 170504054
Unit : 02
Model Sekuensial Linier atau sering disebut Model Pengembangan Air Terjun, merupakan
paradigma model pengembangan perangkat lunak paling tua, dan paling banyak dipakai. Model
ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan
sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh tahapan analisis, desain
, kode, pengujian, dan pemeliharaan.
c. Perancangan (Design)
Perancangan piranti lunak merupakan proses bertahap yang memfokuskan pada empat
bagian penting, yaitu: Struktur data, arsitektur piranti lunak, detil prosedur, dan
karakteristik antar muka pemakai.
d. Pengkodean (Coding)
Pengkodean piranti lunak merupakan proses penulisan bahasa program agar piranti
lunak tersebut dapat dijalankan oleh mesin.
e. Pengujian (Testing)
Proses ini akan menguji kode program yang telah dibuat dengan memfokuskan pada
bagian dalam piranti lunak. Tujuannya untuk memastikan bahwa semua pernyataan telah
diuji dan memastikan juga bahwa input yang digunakan akan menghasilkan output yang
sesuai.
Pada tahap ini pengujian ini dibagi menjadi dua bagian, pengujian internal dan
pengujian eksternal. Pengujian internal bertujuan menggambarkan bahwa semua statement
sudah dilakukan pengujian, sedangkan pengujian eksternal bertujuan untuk menemukan
kesalahan serta memastikan output yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
f. Pemeliharaan (Maintenance)
Proses ini dilakukan setelah piranti lunak telah digunakan oleh pemakai atau konsumen.
Perubahan akan dilakukan jika terdapat kesalahan, oleh karena itu piranti lunak harus
disesuaikan lagi untuk menampung perubahan kebutuhan yang diinginkan konsumen.
2. Metode Prototyping
Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang
banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat
salingberinteraksi selama proses pembuatan sistem.
Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-
aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype
dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau
seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi
yang sudah ditentukan.
Tahapan-Tahapan Prototyping
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang
akan dibuat.
b. Membangun prototyping
c. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun
sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah d akan
diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah a, b , dan c.
d. Mengkodekan sistem
e. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu
sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,Basis Path,
pengujian arsitektur dan lain-lain.
f. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan
yang diharapkan. Jika ya, langkah g dilakukan jika tidak ulangi langkah d dan e.
g. Menggunakan Sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
a. Bussines Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab pertanyaan berikut:
b. Data Modelling
Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modeling disaring
ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut.
Karakteristik (atribut) masing-masing objek diidentifikasi dan hubungan antar objek-objek
tersebut didefinisikan.
c. ProsessModeling
Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan untuk
mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran
pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan
kembali sebuah objek data.
d. Aplication generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen
program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Ala-alat bantu bisa
dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
e. Testing and turnover
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program
telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji
dan semua interface harus dilatih secara penuh.
4. Model Incremental
Model Incremental merupakan hasil kombinasi elemen-elemen dari model waterfall yang
diaplikasikan secara berulang, atau bisa disebut gabungan dari Model linear sekuensial
(waterfall) dengan Model Prototype. Elemen-elemen tersebut dikerjakan hingga menghasilkan
produk dengan spesifikasi tertentu kemudian proses dimulai dari awal kembali hingga muncul
hasil yang spesifikasinya lebih lengkap dari sebelumnya dan tentunya memenuhi kebutuhan
pemakai.
Model ini berfokus pada penyampaian produk operasional dalam Setiap pertambahanya.
Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk akhir, tetapi memberikan
kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan platform untuk evaluasi oleh
pemakai. Model ini cocok dipakai untuk proyek kecil dengan anggota tim yang sedikit dan
ketersediaan waktu yang terbatas.
Pada proses Pengembangan dengan Model Incremental, perangkat lunak dibagi menjadi
serangkaian increment yang dikembangkan secara bergantian.
5. Model Spiral / Model Boehm
Model ini mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu model prototyping
dengan pengulangannya dan model waterfall dengan pengendalian dan sistematikanya. Model
ini dikenal dengan sebutan Spiral Boehm. Pengembang dalam model ini memadupadankan
beberapa model umum tersebut untuk menghasilkan produk khusus atau untuk menjawab
persoalan-persoalan tertentu selama proses pengerjaan proyek.
a. Tahap Liason : pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan calon
pengguna/pemakai.
b. Tahap Planning (perencanaan) : pada tahap ini ditentukan sumber-sumber informasi,
batas waktu dan informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.
c. Tahap Analisis Resiko : mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang menjadi
resiko baik teknis maupun manajemen.
d. Tahap Rekayasa (engineering) : pembuatan prototipe.
e. Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release) : pada tahap ini dilakukan pembangunan
perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstal dan diberikan sokongan-sokongan
tambahan untuk keberhasilan proyek.
f. Tahap Evaluasi : Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan masukan
berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.