IMK Dalam Pengembangan Software
IMK Dalam Pengembangan Software
IMK Dalam Pengembangan Software
Dosen Pembimbing:
Anang Andrianto, S.T.,M.T.
Nama Anggota:
1. Dhia Hayyo Syahirah (192410102008)
2. Candra Wulan Ana Rawati (192410102009)
3. Naufal Zakly Santoso (192410102026)
4. Cahyadi Setia Phanatagama (192410102029)
5. Muhammad Khoirul Anwar (192410102042)
UNIVERSITAS JEMBER
LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN
PENJAMINAN MUTU (LP3M)
2019
IMK dalam Pengembangan Software
Dalam pengembangan software ada beberapa tahapan utnuk mencapai kualitas
pembuatan/ siklus hidup software. Dapat kami jabarkan siklus hidup software atau tahap
penegmbangan software sebagai berikut :
Tahap Pengembangan Software ( Siklus Hidup Software )
a. Requirements Analysis ( Analisa Kebutuhan )
Tahap ini menganalisa masalah dan kebutuhan yang harus diselesaikan dengan sistem
komputer yang akan dibuat. Tahap ini berakhir dengan pembuatan laporan kelayakan yang
mengidentifikasi kebutuhan sistem yang baru dan merekomendasikan apakah kebutuhan
atau masalah tersebut dapat diselesaikan dengsn sistem komputer yang ada.
b. System and Software Design ( Prencanaan Sistem dan Software )
Tahap ini melakukan rancangan design sistem. Tahap ini memberikan rincian kinerja
program dan interaksi antara user dengan program tersebut.
c. Implementation ( Implementasi )
Tahap ini adalah spesifikasi design yang telah dibuat untuk diterjemahkan de dalam program
/ instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman.
d. System Testing ( Pengujian Sistem )
Tahap ini semua program digabungkan dan diuji sebagai satu sistem yang lengkap untuk
menjamin sumua berkerja dan memenuhi kebutuhan penanganan masalah yang dihadapi.
e. Operation and Maintenance ( Pengoperasian dan Pemeliharaan )
Tahap ini merupakan pengaplikasian program yang telah dibuat untuk digunakan secara utuh
dan masalah baru yang muncul sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem program
yang baru.
1. Model Waterfall
Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut
dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini adalah model yang muncul
pertama kali yaitu sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model
yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan
pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap
analisis, desain, coding, testing / verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall
karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan
berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap
sebelumnya yaitu tahap requirement. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar di atas adalah tahapan umum dari model proses ini. Akan tetapi Roger S. Pressman
memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-
tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang
dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:
1. System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan mencari
kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal
ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen
yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project
Definition.
2. Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan
difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka
para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya
fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan
sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.
3. Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi
representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus
dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya.
Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai
konfigurasi dari software.
4. Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain
tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke
dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari
tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
5. Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan
software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error,
dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan
sebelumnya.
6. Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah
pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika
dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada
penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan
ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem
operasi, atau perangkat lainnya.
3. V- Model
Bisa dikatakan model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai
perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika
dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan
bercabang. Dalam model V ini digambarkan hubungan antara tahap pengembangan software
dengan tahap pengujiannya.