Laporan Praktikum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

PROSES TERJADINYA DIFUSI DAN


OSMOSIS

DISUSUN OLEH :

1. ARNIA NURLITA
2. AULIA ALMAIDA
3. AYU LESTARI
4. IMAS MASHITOH
5. IQNA MUTMAINNAH
6. SANDRA NOVITASARI
7. SEPTIA WULANDARI
8. SILVIANA NURHIDAYAT
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada tuhan yang maha Esa, berkat Rahmat dan izinnya, kami dapat
menyelesaikan L yang berjudul ‘Pengaruh Cahaya Matahari dan Media Tanam yang Berbeda
Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau’ yang disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh
guru mata pelajaran Biologi. Yang kedua kalinya solawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada baliau junjunag kita Nabi besar Muhammad SAW, yang mana dengan
adanya beliau kita terbebas dari zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang
benderang yaitu agama islam. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya
matahari dan media tanam terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

Kami menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa ada dukungan dari
berbagai pihak, terutama dari guru pembimbing. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada Bu Ani S.Pd yang telah memberikan praktikum ini, semoga segala
bantuan yang telah diberikan dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT.

Tak lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik dimasa mendatang.
Besar harapan kami semoga laporan ini membawa manfaat khususnya bagi kami dan bagi
pembaca pada umumnya.

Cililin, 01 Agustus 2017

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………………………………2

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………………………………………………………………2

1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………………………………………………………………………………2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi Tanaman Kacang Hijau…………………………………………………………………………………………………3

2.2 Landasan Teori…………………………………………………………………………………………………………………………………… 3

2.2.1 Perkecambahan…………………………………………………………………………………………………………………………4

2.2.2 Tipe Perkecambahan……………………………………………………………………………………………………………… 5

2.2.3 Pertumbuhan…………………………………………………………………………………………………………………………… 5

2.2.4 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kacang Hijau………………………………… 6

2.2.5 Media Tanam……………………………………………………………………………………………………………………………9

2.3 Hiposesis………………………………………………………………………………………………………………………………………………12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 13

3.1.2 Metode Penelitian……………………………………………………………………………………………………………………13

3.1.2 Metode Pengumpulan Data…………………………………………………………………………………………………… 13

3.2 Rancangan Percobaan…………………………………………………………………………………………………………………………13


iii

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………………………………………………………………………………13


iv

3.4 Definisi Operasional………………………………………………………………………………………………………………………… 14

3.5 Variabel Penelitian………………………………………………………………………………………………………………………………14

3.5.1 Variabel Bebas………………………………………………………………………………………………………………………… 14

3.5.2 Variabel Kontrol………………………………………………………………………………………………………………………14

3.5.3 Variabel Terikat …………………………………………………………………………………………………………………… 14

3.6 Alat dan Bahan Penelitian …………………………………………………………………………………………………………………14

3.7 Langkah Kerja………………………………………………………………………………………………………………………………………14

3.7.1 Langkah Kerja I……………………………………………………………………………………………………………………… 14

3.7.2 Langkah Kerja II…………………………………………………………………………………………………………………… 15

3.7.3 Langkah Kerja III……………………………………………………………………………………………………………………15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan…………………………………………………………………………………………………………………………………16

4.2 Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………………………………… 18

4.3 Uji Hipotesis……………………………………………………………………………………………………………………………………… 19

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………………………20

5.2 Saran…………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 20

5.3 Kata Penutup……………………………………………………………………………………………………………………………………… 21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………… 22

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………………………………………………23
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang
baru yaitu tanaman anakan yang sempurna. Selain itu definisi lain dari perkecambahan biji
adalah proses tumbuhnya embrio atau keluarnya radikula dan plumulae dari kulit biji.

Dalam perkecambahan, biji mengalami pertumbuhan dan mengalami perkembangan.


Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang berbeda. Namun, proses
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara beriringan dan saling berkaitan.
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan substansi (bahan dasar)
yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali). Sedangkan, perkembangan adalah proses
menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur. Pertumbuhan dalam suatu
perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh.
Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja
tidak diukur melainkan melihat apa sajastruktur tubuh kecambah yang mulai ada dari tunas/awal,
seperti, awal berkembangnya batang, akar, dan sebagainya.

Pertumbuhan dan perkembangan suatu biji kecambah akan selalu berbeda-beda tergantung
media tanam yang dipakai dan unsur-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut. Di
Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang tanah,
kacang merah, kacang hijau, kapri, koro, dan kedelai.

Kacang hijau sendiri memiliki kandungan protein yang tinggi dan memberikan manfaat besar
untuk kehidupan kita sehari-hari. Protein yang dikandung kacang hijau sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung. Kacang hijau ini dipercayai berasal
dari India dan Indonesia. Kacang hijau merupakan salah satu kelompok kacang-kacangan
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai macam kue seperti, kue bulan, kue moci,
kue dorayaki, donat isi, dan lain-lain. Kacang hijau biasa dikonsumsi ketika sudah benar-benar
masak berupa kacang kering. Di Indonesia,kacang hijau kering umumnya dimasak menjadi bubur,
sup atau campuran sayur, kue atau es.

Dalam pertumbuhan tanaman, kacang hijau memerlukan media dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor tiga diantaranya adalah cahaya matahari, air, dan media tanam yang memiliki
fungsi penting dalam pertumbuhan serta perkembangan kacang hijau, dimana perlakuan
penyiraman air,intensitas cahaya matahari, dan media tanam secara berbeda akan dapat
menghasilkan biji kecambah dengan pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Sesuai
dengan banyak sedikitnya cahaya matahari, konsentrasi air, dan partikel zat yang terkandung
2

dalam media tanam tersebut. Banyak yang tidak mengetahui betapa pentingnya air, cahaya
matahari, dan media tanam bagi tumbuhan. Padahal sejatinya air dan cahaya matahari dapat
membantu proses fotosintesis dan media tanam berpengaruh pada daya tahan tumbuhan.

Sehingga dengan memanfaatkannya akan lebih efektif dan bermanfaat bagi lingkungan
serta memberinilai ekonomis tersendiri. Dengan melihat latar belakang dan persoalan tentang
perbedaan perlakuan terhadap tanaman kacang hijau tersebut, maka kami merasa tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Cahaya Matahari dan Media Tanam yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Kacang Hijau”

1.2 Rumusan Masalah

Ø Apakah dengan menempatkan tanaman dengan intensitas cahaya matahari dan media
tanam yang berbeda akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman?
Ø Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan tanaman kacang hijau yang di letakkan di
tempat berbeda dengan media tanam yang berbeda?

1.3 Tujuan

Tujuan pembahasan mengenai praktikum ini adalah

 Untuk membandingkan pertumbuhan batang kacang hijau di dua tempat yang berbeda
(tempat terang dan tempat gelap).
 Mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap dan terang dengan media tanam yang berbeda.
 Untuk mengetahui pada media tanam apakah tanaman kacang hijau dapat tumbuh dengan
maksimal dan tidak dapat tumbuh dengan maksimal.
 Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui pengaruh perbedaan
intensitas cahaya dan media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
kacang hijau
 Sebagai media pembelajaran mengenai pengaruh perbedaan intensitas cahaya dan media
tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kacang hijau bagi pembaca

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian yang kami lakukan adalah sebagai laporan penelitian dalam tugas
penelitian BAB I mata pelajaran Biologi kelas X MAN Bandung Barat. Dan sebagai media
informasi terkait dengan faktor-faktor yang dapat membedakan korelasinya dengan
pertumbuhan kecambah kacang hijau.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi Tanaman Kacang Hijau

Klasifikasi Ilmiah :
Kerajaan:

Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom:

Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi:

Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi:

Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas:

Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas:

Rosidae

Ordo:

Fabales

Famili:

Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus:

Phaseolus

Spesies:
4

Phaseolus radiatus L.

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang temasuk suku polong-polongan (fabaceae) ini memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan protein nabati tinggi. Kacang hijau di
Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai sumber tanaman pangan legume, setelah
hijau dan kacang tanah. Kacang hijau juga sangat mudah berkecambah, kecambah kacang hijau
biasa kita kenal dengan tauge. Kacang hijau dalam bentuk kecambah mengandung enzim-enzim
aktif salah satunya amylase yang membantu dalam metabolisme karbohidrat. Selain rasanya
yang gurih dan lezat, kacang hijau dan kecambahnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Perkecambahan

Menurut Baker (1950), perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang
berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna. Sedangkan,
menurut Kramer dan Kozlowskiv (1979), perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya
embrio atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji.

Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami


perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan
substansi (bahan dasar) yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali). Sedangkan,
perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur.
Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya
sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat
dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh
kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar,
dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu
berbeda-beda tergantung media tanam yang dipakai dan unsur-unsur yang terdapat dalam
media tanam tersebut.

Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan


berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, sekam, kapas, dan sejenis lainnya. Saat
ini, di kehidupan sehari-hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi
benih yang akan ditanam. Tapi, dalam kegiatan penelitian, siswa-siswi selalu memakai kapas
untuk perkecambahan biji mereka. Sedangkan, media tanam yang menggunakan air biasanya
dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik.
5

Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam itu
berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap perkecambahan
suatu biji. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung
unsur-unsur dan struktur yang berbeda-beda. Hal yang demikian itu menjadi latar belakang
penelitian ini dilakukan pada biji jagung, kacang tanh dan kacang merah, sehingga dapat
dimengerti apa pengaruh media tanam terhadap perkecambahan biji tersebut.

Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,
udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji
yang disebut tahap imbibisi (berarti “minum”). Biji menyerap air dari lingkungan
sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang
terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak.
Proses ini murni fisik.

Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal.


Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan
kajian ekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada
perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, seperti abscisic acid
insensitive 3 ,fusca 3 dan leafy cotyledon 1 menurun perannya dan sebaliknya lokus-lokus
yang mendorong perkecambahan meningkat perannya (upregulated), seperti gibberelic acid
1 gai, era1, pkl, spy, dan sly. Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal
sekelompok faktor transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors,
ARFs) diredam oleh miRNA.

Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan
mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit
atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah.

2.2.2 Tipe Perkecambahan

1. Hipogeal

Pada tipe ini memperlihatkan terjadinya pertumbuhan memanjang dari epikotil


sehingga menyebabkan plumula keluar dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya
akan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap berada di dalam tanah.
Contoh perkecambahan ini terjadi pada kacang kapri (Pisum Sativum).

2. Epigeal

Pada tipe ini hipokotil tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan
plumula sampai keluar ke permukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat di atas tanah.
Pada perkecambahan secara epigeal ini, kotiledon yangterkena sinar matahari akan
mengembangkan klorofil dan dapat mengadakan fotosintesis,tetapi sebelum hal itu
terjadi, suplai makanan diambil dari endosperm. Kotiledon hanya berfungsi sementara
6

sebagai daun tempat fotosintesis, yaitu sebelum daun sesungguhnya tumbuh. Contoh
perkecambahan ini terjadi pada bunga matahari ( Helianthus annuus ) dan kacang hijau
( Phaseolus radiantus).

2.2.3 Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran ataudimensi


tingkat sel organ maupun individu dan bersifat kualitatif. Sifat kualitatif dari pertumbuhan
dapat ditandai dengan dapat diukurnya berat, panjang, umur, dan keseimbangan
metabolisme. Untuk mengukur pertumbuhan tanaman dapat digunakan auksanometer.
Pertumbuhan tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perumbuhan primer dan
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan dimana tanaman
akan memanjang di ujung akar maupun di ujung batangnya. Terdapat tiga macam
pertumbuhan primer berdasarkan letaknya:

1. Daerah pembelahan sel, terdapat pada bagian ujung akar dan aktif membelah
karena bersifat meristematik.
2. Daerah perpanjangan sel, terdapat di belakang daerah pembelahan
dansel – selnya berkemampuan untuk membesar dan memanjang.
3. Daerah diferensiasi sel, terdapat sel– sel yang mampu berdiferensiasi untuk
mencapai fungsi dan struktur khusus.

Selain pertumbuhan primer, juga terdapat pertumbuhan sekunder yang merupakan


pertumbuhan akitivitas sel meristem sekunder seperti kambium. Adanya aktivitas
kambium ini mengakibatkan menambahnya diameter batang. Terdapat dua macam kambium,
yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus. Kambium vaskuler terletak di antara xylem
dan floem sehingga sel kambium akan membelah ke arah dalam membentuk xylem
sekunder dan ke arah luar membentuk floem sekunder. Sedangkan kambium gabus
merupakan sel meristem yang terletak di bawah epidermis

Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga


terjadinya perkecambahan adalah sebagai berikut
1. Pembelahan sel: Jumlah bertambah banyak
2. Spesialisasi : Sel-sel yang sejenis berkelompok
3. Diferensiasi sel: Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
4. Organogenesis sel: Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
5. Morfogenesis sel: Kekhususan antar organ dalam bentuk dan fungsi
6. Perkecambahan:: Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru.

2.2.4 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Kacang


Hijau

1). Faktor Dalam (Faktor Internal)

 Tingkat Kemasakan Benih


7

Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak


mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang
cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya
sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih
tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak fungsional dan pada
saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum atau
dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).

 Ukuran benih

Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang
lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan
makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber
energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat
dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).

 Dormansi

Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi


tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap
telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan
dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel)
namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik
untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai
(Lambers 1992, Schmidt 2002).

 Genetik (Hereditas)

Gen adalah adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Gen bekerja
untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan
dan perkembangan.

 Nutrien

Nutrien dan zat makanan terdiri dari unsur-unsur atau senyawa kimia.
Nutrient yang diperlukan merupakan sumber energi dan sumber materi untuk
sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan.

 Enzim

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis


(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia organik. Enzim amilase bekerja memecah tepung menjadi maltosa,
8

selanjutnya maltosa dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Protein juga


dipecah menjadi asam-asam amino. Senyawa glukosa masuk ke dalam proses
metabolisme dan dipecah menjadi energi dan senyawa karbohidrat yang menyusun
struktur tubuh Asam–asam amino dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi
menyusun struktur sel dan enzim–enzim baru. Asam–asam lemak terutama dipakai
untuk menyusun membransel.Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan
sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula.
Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari
dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa
cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.

 Hormon (Fitohormon)

Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan senyawa


organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat
oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil mampu mendorong, menghambat,atau
mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Kadar kecil yang dimaksud berada pada kisaran satu milimol perliter sampai satu
mikromol per liter. Hormon dalam konsentrasi rendahmenimbulkan respons
fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu sebagai berikut. Beberapa contoh
hormon adalah hormon auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, asam traumalin,
asam absisat, dan kalin (rizokalin, phytokalin,kaulokalin dan antokalin).

2). Faktor Luar (Faktor Eksternal)

 Air (H2O)

Air adalah cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau yang
terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Yang
secara kimiawi terbentuk dari Hidrogen dan Oksigen. Air merupakan salah satu
faktor yang dapat mempercepat perkecambahan dan menghentikan
masadormansi biji.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji,
baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari
lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentukembun atau
uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karenasel-sel embrio
membesar) dan biji melunak, proses ini murni fisik. Kehadiran air di dalam sel
mengaktifkan sejumlah hormon perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat
menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Selain itu masuknya air pada
biji juga menyebabkan enzim aktif bekerja.

 Cahaya
9

Selain berpengaruh dalam proses fotosintesis cahaya berpengaruh terhadap


pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan. Cahaya khususnya cahaya
matahari merupakan sumber energi yang sangat penting untuk melaksanakan
proses fotosintesis. Tanpa adanya cahaya, tumbuhan hijau tidak akan melakukan
fotosintesis, sehingga tak mungkin mampu bertahan hidup untuk jangka waktu
yang lama. Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran dan intensitas cahaya
disebut fotoperiodisme.

 Kelembapan Udara

Kelembapan udara mempengaruhi proses penguapan air yang berhubungan


dengan penyerapan nutrien. Penguapan air akan meningkat apabila kelembapan
rendah, akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrien. Keadaan ini memacu
pertumbuhan tanaman.

 Medium

Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang
baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme
penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih
dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan tanah. Banyak media
tanam yang bisa dipilih untuk tanaman kita. Meskipun begitu, sebagian besar
kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini masih bergantung kepada tanah.
Mahluk-mahluk hidup di dalam tanah membantu memecah materi sisa tumbuhan
dan bangkai hewan menjadi zat hara, yang kemudian diserap oleh akar tumbuhan.

2.2.5 Media Tanam

Media tanam merupakan media tumbuh bagi tanaman yang dapat memasok sebagian
unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, baik berupa tanah maupun non tanah.
Media tanam atau media tumbuh merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang
pertumbuhan tanaman secara baik. Adapun fungsi media tanam, meliputi :

 Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman


 Penopang tanaman dan bonggol agar tumbuh secara baik
 Penyedia unsur hara bagi tanaman
 Penyedia air bagi tanaman

1) Tanah

Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman kita. Meskipun begitu,
sebagian besar kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini masih bergantung
kepada tanah. Mahluk-mahluk hidup di dalam tanah membantu memecah materi sisa
tumbuhan dan bangkai hewan menjadi zat hara, yang kemudian diserap oleh akar
tumbuhan.
10

Dalam media tanam/tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian
maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu, sifat fisik tanah dan apa
saja yang terkandung dalam tanah sehingga menyebabkan tanah sering dipakai sebagai
media tanam:

a) Profil tanah

Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampung vertikalnya


dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa
disebut profil tanah.

 Horison A atau top soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan
paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini
sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan.

 Horison B disebutkan juga dengan zona penumpukan ( illuvation zone ). Horizon


ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur
yang tercuci daripada horizon A.

 Horizon C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan
bagian dari batuan induk.

b) Warna tanah

Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan


warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik.
Semakin gelap warna semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah
dilapisan bawah yang kandungan bahan organik rendah lebih banyak dipengaruhi
oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Didaerah yang mempunyai
sistem darinase (serapan air) buruk, warna tanahnya abu-abu karena ion besi yang
terdapat didalam tanah berbentuk Fe 2+

c) Tekstur tanah

Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang


secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral
dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

 Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm


 Debu, berukuran 2-50 mikron
 Liat, berukuran dibawah 2 mikron

Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi
(ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas
11

permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat
rendah atau tanahnya lebih cepat kering.

Perbandingan Unsur Hara Yang Terdapat Dalam Tekstur Tanah


Jenis Tekstur Ca Fe2O3 MgO P K

Pasir 0,08 2,53 2,92 5,19 1,02

Debu 0,10 3,44 6,58 9,42 2,22

Liat 0,20 4,20 5,73 17,10 1,77

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika


pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya
berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat, tanah bertekstur pasir
memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah
berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukan juga berbeda karena pada
tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang
terbawa air atau menguap. Sedangkan, kapas memiliki struktur kapas yang lembut,
dan juga memiliki daya serap air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas
dapat terjaga kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka
waktu yang lama.

2) Kapas

Kapas memiliki struktur bahan yang lembut sangat cocok untuk akar tanaman kacang
hijau yang masih muda dan lemah sehingga akar muda tersebut dapat berkembang lebih
baik untuk jangka waktu tertentu. Kapas juga memiliki daya serap air yang rendah.
Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya lebih lama dan lebih
baik daripada media tanah, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.

Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa Sanskertakarpasa) adalah
serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut “pohon” /
tanaman kapas), tumbuhan ‘semak’ yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Serat
kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi
benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai
katun (benang maupun kainnya).

Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat
kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan
lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimerselulosa murni dan alami. Selulosa ini
tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas),
dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun)
bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat).
12

a) Sifat-sifat Kimia Kapas

Karena kapas sebagian besar tersusun atas selulosa maka sifat-sifat kimia kapas
adalah sifat-sifat kimia selulosa. Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi
penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat
pengoksidasi atau penghidrolisa menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan
kekuatan. Kerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya oksi selulosa biasanya
terjadi dalam proses pemutihan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab,
atau pemanasan yang lama dalam suhu diatas 1400C.

Asam-asam menyebabkan hidrolisa ikatan-ikatan glukosa, dalam rental selulosa


membentuk hidroselulosa. Asam kuat dalam larutan menyebabkan degradasi yang cepat,
sedangkan larutan yang encer apabila dibiarkan mongering pada serat akan
menyebabkan penurunan kekuatan. Alkali mempunyai sedikit pengaruh pada kapas,
kecuali larutan alkali kuat dengan konsentrasi yang tinggi menyebabkan
penggelembungan yang besar pada serat, seperti dalam proses mempercerisasi. Dalam
proses ini kapas dikerjakan di dalam larutan natrium hidroksida dengan konsentrasi
lebih besar dari 18%.

Dalam kondisi ini dinding primer menahan penggelumbungan serat kapas keluar,
sehingga lumenya sebagian tertutup. Irisan lintang menjadi lebih bulat, puntirannya
berkurang dan serat menjadi lebih berkilau. Hal ini merupakan alasan uitama mengapa
dilakukan proses mencerisasi. Disamping itu serat kapas menjadi lebih kuat dan
afinitas terhadap zat warna lebih besar.

Pelarut-pelarut yang biasa dipergunakan untuk kapas adalah kupramonium


hidroksida dan kuprietilena diamina. Viskositas larutan kapas dalam pelarut-pelarut ini
merupakan faktor yang baik untuk memperkirakan kerusakan serat. Kapas mudah
diserang oleh jamur dan bakteri, terutama pada keadaan lembab dan pada suhu yang
hangat.

b) Kekurangan Kapas

Karena kapas tidak mengandung unsur – unsur hara yang dapat mendukung
kehidupan tanaman dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, jika tanaman
kacang hijau ingin bertahan hidup lebih lama, maka tanaman tersebut harus segera
dipindahkan ke media lain, tanah misalnya, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Lain halnya jika media kapas tersebut diberi unsur – unsur hara yang dapat menunjang
kehidupan tanaman kacang hijau tersebut maka tanaman kapas dapat tumbuh lebih
lama tanpa harus dilakukan pemindahan media tanam.

3) Tisu
13

Tisu adalah kertas lembut, mudah menyerap, dan mudah dibuang, yang utamanya
digunakan untuk wajah. Tisu dipilih sebagai media tanam karena teksturnya yang lembut
sehingga memudahkan penetrasi akar masuk kedalam media, Tisu juga mempunyai daya
serap dan daya pegang air yang tinggi, sehingga memudahkan penetrasi air kedalam akar.

a) Manfaat Tisu sebagai media tanam

Tisu mempunyai daya serap daya pegang airnya yang tinggi, sehingga tanaman
tidak mudah mengalami kekeringan dan saat melakukan penyiraman tidak ada air
kotor yang keluar seperti halnya jika menggunakan media tanah.

b) Dampak negatif

Menurut Sapto Nugroho Hadi, Departemen Biokimia IPB. Tisu mengandung


zat yang disebut pemutih - klor - memang ditambahkan dalam pembuatan kertas
tissue agar terlihat lebih putih dan bersih. Zat ini bersifat karsinogenetik (pemicu
kanker). Hal yang sama juga terjadi pada kertas yang lain, entah kertas koran atau
majalah. Kertas-kertas ini mengandung timbal (Pb) dan mengandung kandungan
dioksin akibat proses pemutihan (bleaching) pada tissue.

2.3 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah perbedaan intensitas cahaya dan jenis media tanam
yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkecambahan tanaman kacang hijau.
Dan juga kacang hijau dengan media tanam tanah akan lebih cepat tumbuh.

Hipotesis negative yang mungkin terjadi adalah cahaya matahari tidak mempengaruhi
proses perkecambahan di manapun tanaman kacang hijau di letakkan.
14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode

3.1.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu melakukan
pengamatan terhadap setiap objek penelitian dan memberi perlakuan yang sama setiap objeknya
dalam jangka waktu yang sama.

3.1.2 Metode pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah eksperimental, studi pustaka, dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan referensi dari buku pedoman,
internet maupun data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut.

3.2 Rancangan Percobaan

Faktor Luar : Air, Sinar Matahari, Media Tanam.

Jenis Tanaman : Kacang Hijau

Waktu Penyiraman : Setiap hari, Pagi jam 06.20 WIB

Waktu Pengukuran : Satu hari sekali, jam 06.35 WIB

Sampel : Empat tanaman setiap satu percobaan.

Populasi : Dua puluh empat tanaman untuk seluruh percobaan

3.3 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 31 Juli – 5 Agustus 2017. Tempat penelitian di MAN
Bandung Barat, kelas X MIA-3 yang beralamat di Jl. Raya Cililin Utara No.164, Cililin,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
15

3.4 Definisi Operasional

 Media air adalah media yang digunakan dalam proses perendaman kacang hijau
untuk membandingkan pertumbuhan kecambah masing-masing tanaman.
 Laju pertumbuhan adalah kecepatan atau kelajuan pertambahan ukuran
atau berat serta perubahan bentuk.
 Tanaman kacang hijau adalah tanaman yang berasal dari hasil perkecambahan biji kacang
hijau.

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh intensitas cahaya dan
media tanam bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau.

3.5.2 Variabel Kontrol

Penelitian ini menggunakan variabel kontrol yang berupa Kualitas dari bibit tanaman kacang
hijau,air, suhu, cahaya, kadar oksigen (O2) dan media tanam.

3.5.3 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitihan ini merupakan variabel yang dapat diukur yaitu
kecepatan pertumbuhan tanaman kacang hijau yang di tumbuhkan dalam media yang berbeda,
yaitu tanah, tisu dan kapas dengan intensitas cahaya yang berbeda pula.

3.6 Alat Dan Bahan Penelitian

 Benih kacang hijau 24 benih


 Gelas aqua 6 buah
 Air secukupnya
 Tisu secukupnya
 Tanah secukupnya
 Kapas secukupnya
 Penggaris 1 buah
 Pensil 1 buah

3.7 Langkah Kerja

3.7.1 Langkah kerja I

Untuk proses perendaman biji kacang hijau:


16

1. Memilih kacang hijau yang kualitasnya baik dan tidak membusuk.


2. Merendam biji kacang hijau selama 5-7 jam di dalam wadah.
3. Memilih kacang hijau yang tenggelam atau yang berada di dasar baskom di dalam air
yang menandakan kualitasnya baik dan cocok untuk ditanam.

3.7.2 Langkah kerja II


Untuk proses penanaman biji kacang hijau:

1. Menyiapkan 6 toples/ wadah yang 2 masing-masing diberi kapas, tisu dan tanah
2. Memberi tanda pada masing-masing toples/ wadah untuk dimasukkan kacang hijau
yang direndam dengan air.
3. Memasukkan masing-masing 4 biji kacang hijau pilihan pada ke 6 toples/ wadah yang
berbeda.
4. Kemudian memberi kertas label pada tiap toples/ wadah dengan nama berbagai gelap
terang dan media tanam.
5. Menunggu beberapa hari hingga kecambahnya muncul.

3.7.3 Langkah kerja III


Untuk meneliti laju pertumbuhan kacang hijau di dua tempat berbeda dengan media tanam
yang berbeda :

1. Menyiram wadah/toples air.


2. Melakukan pengamatan selama 6 hari untuk melihat laju pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
3. Mencatat hasil pengataman
4. Melakukan dokumentasi
17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Dari hasil penelitian selama 6 hari, yaitu per tanggal 31 Juli 2017 sampai 5 Agustus 2017.
Didapatkan data-data pertumbuhan dan perkembangan batang serta daun tanaman kacang
hijau yang dirangkum dalam tabel- tabel sebagai berikut :

Tanaman A1 (Gelap) Media Tanam Tanah

Tinggi
No Hari Tanggal Warna Daun Warna Batang
Tanaman

1 Senin 31 Juli 2017 Belum Berdaun Belum Berbatang -

2 Selasa 1 Agusus 2017 Belum Berdaun Putih 1,2 cm

3 Rabu 2 Agustus 2017 Kuning Muda Putih 1,6 cm

4 Kamis 3 Agustus 2017 Kuning Muda Putih Keunguan 3,5 cm

5 Jumat 4 Agustus 2017 Kuning Putih Kekuningan 8,6 cm

6 Sabtu 5 Agustus 2017 Kuning Putih Kekuningan 14,4 cm

Rata-Rata 5,96

Tanaman A2 (Gelap) Media Kapas

Tinggi
No Hari Tanggal Warna Daun Warna Batang
Tanaman

1 Senin 31 Juli 2017 Belum Berdaun Belum Berbatang -


2 Selasa 1 Agusus 2017 Belum Berdaun Putih 0,9 cm
3 Rabu 2 Agustus 2017 Kuning Muda Putih Keunguan 1,7 cm
4 Kamis 3 Agustus 2017 Kuning Muda Putih Kekuningan 2 cm
5 Jumat 4 Agustus 2017 Kuning Putih Kekuningan 4,2 cm
18

6 Sabtu 5 Agustus 2017 Kuning Putih Kekuningan 7,2 cm


Rata-Rata 3,24

Tanaman A3 (Gelap) Media Tisu

Tinggi
No Hari Tanggal Warna Daun Warna Batang
Tanaman

1 Senin 31 Juli 2017 Belum Berdaun Belum Berbatang -

2 Selasa 1 Agusus 2017 Belum Berdaun Putih 1 cm

3 Rabu 2 Agustus 2017 Kuning Muda Putih Keunguan 1,5 cm

4 Kamis 3 Agustus 2017 Kuning Muda Putih Keunguan 3 cm

5 Jumat 4 Agustus 2017 Kuning Muda Putih Kekuningan 6 cm

6 Sabtu 5 Agustus 2017 Kuning Putih Kekuningan 10 cm

Rata-Rata 4,3

Tanaman B1 (Terang) Media Tanah

Tinggi
No Hari Tanggal Warna Daun Warna Batang
Tanaman

1 Senin 31 Juli 2017 Belum Berdaun Belum Berbatang -

2 Selasa 1 Agusus 2017 Kuning Muda Putih 1 cm

3 Rabu 2 Agustus 2017 Kuning Muda Putih Keunguan 1,3 cm

4 Kamis 3 Agustus 2017 Hijau Putih Keunguan 3,6 cm

5 Jumat 4 Agustus 2017 Hijau Putih Kehijauan 8,5 cm

6 Sabtu 5 Agustus 2017 Hijau Putih Kehijauan 14 cm

Rata-Rata 5.68

Tanaman B2 (Terang) Media Kapas


19

Tinggi
No Hari Tanggal Warna Daun Warna Batang
Tanaman

1 Senin 31 Juli 2017 Belum Berdaun Belum Berbatang -


2 Selasa 1 Agusus 2017 Kuning Muda Putih 0,9 cm
3 Rabu 2 Agustus 2017 Hijau Muda Putih 1,1 cm
4 Kamis 3 Agustus 2017 Hijau Muda Putih Keunguan 2 cm
5 Jumat 4 Agustus 2017 Hijau Putih Keunguan 7,5 cm
6 Sabtu 5 Agustus 2017 Hijau Putih Kehijauan 11,5 cm
Rata-Rata 4,58

Tanaman B3 (Terang) Media Tisu

Tinggi
No Hari Tanggal Warna Daun Warna Batang
Tanaman

1 Senin 31 Juli 2017 Belum Berdaun Belum Berbatang -

2 Selasa 1 Agusus 2017 Belum Berdaun Putih 1,2 cm

3 Rabu 2 Agustus 2017 Kuning Muda Putih Keunguan 1,4 cm

4 Kamis 3 Agustus 2017 Hijau Muda Putih Keunguan 2 cm

5 Jumat 4 Agustus 2017 Hijau Muda Putih Keunguan 4,9 cm

6 Sabtu 5 Agustus 2017 Hijau Putih Kehijauan 9,5 cm

Rata-Rata 3,8

4.2 Pembahasan

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama, kecambah belum tumbuh,
sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya
dormansi tanaman kacang hijau yang sebelumnya direndam dengan air berlangsung selama 2
hari. Diantara laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau yang diletakkan di
tempat gelap dengan menggunakan media tanam tanahlah tanaman kacang hijau yang memiliki
pertumbuhan yang paling baik.
20

Pada tanaman Kacang hijau yang di tanam di bawah cahaya matahari tampak pertumbuhan
yang cepat. Warna batangnya putih keunguan. Hingga penelitian selama 5 hari daun yang sudah
mulai membuka rata-rata 2-3 helaian panjang. Serat daun lebih kuat sehingga daun tidak
melengkung ke tanah. Hal itu disebabkan oleh cahaya yang telah menguraikan hormon auksin
disekitar batang tumbuhan. Karena hormon auksin terurai, maka pertumbuhan tanaman
terhambat, sehingga disesuaikan dengan pertumbuhan akar yang masih labil. Akar tanaman
yang labil tidak akan bisa menopang batang kacang hijau yang terus meninggi karena tidak
terkontrolnya hormon auksin. Dengan adanya cahaya, pertumbuhan batang akan terkontrol dan
tumbuhan akan tumbuh dengan normal. Warna daun dan batang pada kacang hijau yang terkena
sinar matahari hijau segar. Fakta tersebut menunjukan bahwa klorofil pada daun aktif dalam
melakukan fotolisis (reaksi terang, merupakan tahap awal dari proses fotosintesis). Dengan
aktifnya klorofil pada daun, klorofil dapat menyerap atau menangkap cahaya dengan baik,
sehingga proses anabolisme

Sedangkan pertumbuhan rata–rata tinggi batang yang yang diletakkan di tempat gelap.
Media tanam kapas akan lebih baik pertumbuhannya dan laju pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi dengan penyiraman air media tanah terbilang cepat. Ini dikarenakan karbohidrat
akan terpecah menjadi unsur yang lebih sederhana dan memberikan nutrisi bagi mikroba yang
menguntungkan bagi tanaman. Air yang diberikan ke tanaman dengan media tanam kapas maka
memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya karbohidrat berupa pati sebesar 85-90
persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula, dan vitamin yang tinggi yang sangat
berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan.

Faktor yang menyebabkan kecambah kacang hijau di tempat gelap lebih cepat
pertumbuhannya dibandingkan kecambah di tempat terang yaitu adanya pengaruh dari hormon
auksin yang tidak rusak akibat terkana sinar matahari. Salah satu fungsi yang paling penting
dari hormon auksin adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang
berkembang. Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan.
Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan
bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena
cahaya matahari. Akibatnya, tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari.

Auksin yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan,


pembelahan dan diferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal batang
dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral. Bila tunas apikal batang dipotong maka tunas
lateral akan menumbuhkan daun-daun. Peristiwa ini disebut dominansi apikal. Inilah yang
menjadi penyebab kecambah yang berada di tempat gelap lebih cepat pertumbuhan tingginya,
dibandingkan dengan kecambah yang berada di tempat terang.

Namun ada kekurangan yang dialami oleh tumbuhan yang berada di tempat gelap.
Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi
tekstur batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan, kurus, dan
daunnya tidak berkembang (etiolasi). Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga
dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Selain itu tanaman
kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap sangat rentan mengalami kegagalan, karena
tempat lembap yang banyak disukai organisme yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan
21

tanaman kacang hijau. Juga keadaan yang lembap membuat intensitas air tinggi sehingga akar
kacang hijau rawan busuk. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan
tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, tapi tumbuh dengan baik.
Tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan. Laju
kerja auksin dan sitokinin seimbang, dimana sitokinin merangsang pembelahan sel dan memacu
perkembangan kloroplas dan pembentukan klorofil, hal ini membuat proses forosintesis yang
diperlukan tumbuhan untuk hidup berjalan lancar. Hormon sitokinin juga menghambat efek
dominasi apikla oleh auksin. Kacang hijau yang ditanam di tempat dengan intensitas cahaya
cukup lebih terhindar dari organisme merugikan, karena kelembapan tanah dan udara tidak
terlalu tinggi.

4.3 Uji Hipotesis

Dengan penelitian mengenai pengaruh media tanam terhadap kecepatan perkecambahan


tanaman kacang hijau ini, dapat diketahui bahwa hipotesis yang di sajikan ternyata sesuai
dengan hasil dari penelitian. Hipotesis menyatakan bahwa Intensitas matahari dan media tanam
dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji kacang hijau, pernyataan ini
dinyatakan benar karena terlihat jelas pada tabel pengamatan bahwa kecepatan
perkecambahan kacang hijau berbeda-beda tergantung media tanamnya.
22

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut.
Tumbuhan dalam hal percobaan kali ini adalah kacang hijau yang di daerah gelap tumbuh lebih
optimal dan cepat karena peristiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan
terus memacu pertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh
lebih tinggi, tetapi dengan kondisi f isik tanaman yang kurang baik, batang terlihat kurus tidak
sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun terlihat pucat.

Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang tumbuh lebih pendek karena
hormon auksin ini akan terurai dan terhambat karena terkena cahaya dan rusak sehingga laju
pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Meskipun tanaman kacang hijau ini tumbuh
lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk,
daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil , yang menjadi perbedaan
adalah bengkoknya tanaman yang mengikuti arah datangnya cahaya matahari.

Berdasarkan hasil pengamatan kacang hijau dengan intensitas cahaya dan media tanam
berbeda, kesimpulan yang didapat sebagai berikut :

 Pertumbuhan tinggi tanaman kacang mengalami kenaikan dari hari pertama sampai hari ke
enam dan terdapat perbedaan tinggi tanaman kacang hijau pada keenam media tanam.

 Cahaya dapat memperlambat/menghambat pertumbuhan meninggi (primer) karena cahaya


dapat menguraikan auksin.

 Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Begitu pula dengan
tumbuhan kacang hijau.

 Tumbuhan kacang hijau di tempat gelap memiliki pertumbuhan lebih pesat dibandingkan
tumbuhan kacang hijau yang berada di tempat terang.

 Tumbuhan membutuhkan cahaya untuk tumbuh dan ber fotosintesis. Banyak sedikitnya
cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda.

5.2. Saran

Dengan terselesainya laporan ini kami berharap agar penyusunan makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca umumnya. Kami sangat berharap pembaca
setelah membaca laporan ini, dapat meningkatkan potensi pembaca dalam penanaman kacang
hijau sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Mengingat begitu banyaknya gizi
yang terkandung di dalam kacang hijau ini, kami beharap generasi muda dapat memamfaatkan
23

gizi yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat meningkatkan potensi intelektualnya.


Sebaiknya dalam penanaman kacang hijau tetap dalam keadaan tanah yang subur dan cukup
unsur hara dan pH yang sesuai, serta dan cukup mendapat sinar matahari dan air sehingga
tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehat dan kokoh.

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan kami menyarankan beberapa hal, sebagai
berikut :

 Memilih biji kacang hijau yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan hasil penelitian.

 Menanam biji kacang hijau di tempat yang terang agar memperoleh kualitas tanaman yang
baik meskipun pertumbuhannya cenderung lambat.

 Sebaiknya praktikum dilakukan pada pagi hari saat matahari mulai muncul agar didapat hasil
yang akurat.

 Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang
sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga
percobaan akan aman dan berhasil.

 Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.

 Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan
ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti
sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.

5.3 Kata Penutup

Demikian atas laporan praktikum yang kami buat. Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan kepada guru yang telah membimbing kami dalam pembuatan laporan
praktikum ini.

Atas segala kekeliruan dalam perangkaian kata-kata kami tulis, kami mohon maaf. Semoga
laporan praktikum ini bermanfaat. Saran dan kritik anda kami nantikan. Wassalamualaikum Wr.
Wb.
24

Daftar pusaka

→ http://noterokhimah.blogspot.co.id/2014/11/laporan-praktikum-biologi-pengaruh.html

→ https://id.wikipedia.org/wiki/Tisu

→ https://khanifainurrofi.wordpress.com/2015/05/27/proposal-penelitian-pengaruh-media-
tanam-terhadap-pertumbuhan-tanaman-kacang-hijau/

→ https://saysyai.wordpress.com/2015/01/24/pengaruh-jenis-media-tanam-terhadap-pertu
mbuhan-dan-perkecambahan-kacang-hijau/

→ http://benzemad.blogspot.co.id/2013/08/pengamatan-kacang-hijau-ditempat-terang.html

→ http://iwanttohappierever.blogspot.co.id/2015/02/karya-tulis-pengaruh-cahay-kacang-hi
jau.html

→ http://ikhwan-insancita.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-pengaruh-cahaya.html

→ http://prabowogetto.blogspot.com/2010/02/laporan-pengaruh-cahaya-matahari.html

→ http://rismayantimediatanamkertas.blogspot.co.id/

→ http://alfiyanfaqih.blogspot.com/2011/08/pengaruh-cahaya-matahari-terhadap.html

→ http://deyasmadani.blogspot.com/2009/08/contoh-karya-ilmiah-pengaruh-media.html

→ http://wenny-karyailmiah.blogspot.com/2009/04/experient.html

→ https://www.kaskus.co.id/thread/52291f8fbbf87be50e000003/asal-usul-manfaat-dan-d
ampak-negatif-dari-tissue/
25

LAMPIRAN

Hari ke-0 (Tempat Terang )

Hari ke 0 (Tempat Gelap)


26

Hari ke-1 (Tempat Terang)

Hari ke-2 (Tempat Gelap)


27

Hari ke-3 (Tempat Gelap)

Hari ke-3 Media Kapas (Tempat Gelap)

Hari ke-3 Media Tisu (Tempat Gelap)


28

Hari ke-3 Media Tanah (Tempat Gelap)

Hari ke-3 Media Kapas (Tempat Terang)


29

Hari ke-3 Media Tisu (Tempat Terang)

Hari ke-3 Media Tanah (Tempat Terang)


30

Hari ke-4 (Tempat Terang)

Hari ke-4 (Tempat Gelap)

Hari ke-5 (Tempat Terang)


31

Hari ke-5 (Tempat Gelap)

Peneliti sedang mengukur tinggi tanaman


32

Peneliti sedang mengukur tinggi tanaman

Anda mungkin juga menyukai