Teori Orem
Teori Orem
Teori Orem
kumpulangudangilmublog
11 months ago
Advertisements
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar
keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis dan
kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain
dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat
digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan berorientasi pada satu
bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan,
Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi
pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi
dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga
mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah IKD (Ilmu Keperawatan
Dasar) II, yang berjudul “Teori dan Konsep Keperawatan Dorothea E. Orem”. Tujuan khusus
penulisan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah di rumuskan
dirumusan masalah dan agar pembaca dapat memahami dan mengerti tentang teori dan konsep
keperawatan menurut Orem.
BAB II
PEMBAHASAN
Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe Orem
lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun
1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai
seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat
konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite
kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan
konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan :
Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan pada kebutuhan
klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan
cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap
tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus
dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera,
dan mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan dan anak-anak.
Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian.
Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus
menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain, perawat
membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi
tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang membantu klien dengan
memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu
melakukannya sendiri.
dari:
Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) : pemeliharaan dalam
keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
Hazard Prevention (pencegahan risiko) : kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan
manusia dalam keadaan sehat .
Promotion of Normality
2.3.1 Individu/Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care untuk
hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
2.3.2 Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
2.3.3 Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk
didalamnya tetapi tidak spesifik.
2.3.4 Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu,
keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup, integritas
struktural, fungsi dan perkembangan.
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep modelnya
hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan merawat diri
dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi
mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan. Dibawah
ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka
tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal
yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang mengalami
gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang
dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga
mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi tetapi juga konsep
diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau
autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun sementara.
Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan
diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri individu yang
merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas
dari self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya
jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.
Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan dengan tujuan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien diantaranya :
Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh pasien dan
cara pemberian ke pasien
Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti promosi dan
pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien
sesuai dengan taraf kemandiriannya.
Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :
Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya yang mengarah pada
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumber daya yang ada disekitar pasien untuk
memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien semaksimal mungkin.
2.4.5 Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada perawat yang
memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan perkembangan
manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)
2.4.6 Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien adalah
perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung jawab dan
tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien
dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan
dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai
dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan
lain-lain.
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, utamanya pada
pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan
rehabilitatif.
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara terus menerus
untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga mereka
mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten untuk bisa
memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa ktrempilan
selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala komunikasi terapetik, ketrampilan
intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa
memberikan pelayanan yang profesional.
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang bisa
memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu
berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu untuk
kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi
komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi serta
mengetahui perkembangan perawatan diri klien
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait kebutuhan
dasar manusia :
Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya dipengaruhi dari faktor
dari dalam pasien ataupun dari lingkungan.
Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan
dasarnya.
Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan pemenuhan
kebutuhan dasar pasien secara professional.
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu
dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam
konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya
Supportif-Educative System
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan
dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara
pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh:
pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan
kelahiran.
Dalam melaksanakan proses keperawatan seorang perawat profesional dituntut mampu menjalin
komunikasi terapeutik dalam setiap tahap proses keperawatan. Berikut merupakan tahap
komunikasi terapeutik:
TAHAP PENGKAJIAN
Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status perkembangan, orientasi sosio-
kultural, riwayat diagnostik dan pengobatan, faktor sistem keluarga), Pola hidup, Faktor
lingkungan.
Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah keperawatan berdasarkan self-care
defisit, maka perawat perlu melakukan pengkajian kepada klien melalui observasi berdasarkan
klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total Care.
Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis. Secara rinci pengembangan teori Orem
mengenai kebutuhan dasar adalah sebagai berikut:
Pemenuhan kebutuhan udara/oksigen.
Pemeliharaan kebutuhan air/cairan.
Pemeliharaan kebutuhan makanan/nutrisi.
Perawatan proses eliminasi dan ekskresi.
Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat.
Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial.
Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan sosial.
TAHAP DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang dialami oleh klien. Mengacu pada
diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem masih lebih
berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai
hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan Maslow.
TAHAP INTERVENSI
Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan meningkatkan
kemampuan self care. Membuat nursing system yaitu Wholly compensatory, Partly
compensatory, atau supportive-educative.Membuat metode yang sesuai untuk membantu klien.
TAHAP IMPLEMENTASI
Merumuskan, memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat
dalam bantuan keperawatan. Membimbing dan mengarahkan.Memberi dukungan fisik dan
psikologis. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan
individu. Pendidikan berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak
bantuan keperawatan. Kalaborasi, pelimpahan wewenang. Melibatkan anggota masyarakat dan
lingkungan
TAHAP EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang telah dilakukan
sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai atau belum. Menilai
keefektifan tindakan perawatan dalam meningkatkan kemampuan self care, memenuhi kebutuhan
self care, dan menurunkan self care deficitnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling bertentangan,
melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan memungkinkan perbaiakan pelayanan
keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa depan
haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya.
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang menekankan pada kemampuan
keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Model Konseptual Orem mengembangkan
Teori Self Care melalui 3 teori yang berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan Nursing
System.
3.2 SARAN
Penerapan teori Orem pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan harus terus dikembangkan dan
ditingkatkan menjadi beberapa teori keperawatan yang penerapannya sesuai dengan kondisi
pasien. Model teori Orem dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan pada semua unit
pelayanan kesehatan baik dirumah sakit, klinik, puskesmas dan sasaran pasiennya. Pada
pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien, diperlukan adanya sel-care agent yang membantu
pasien tidak mampu sehingga kebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi meskipun dalam
kondisi sakit.
LAMPIRAN
KASUS
An.Z umur 20 tahun dengan Td 120/90 mmHg, RR 18 x/menit, suhu 36 C. Masuk ke ruang UGD
dengan keluhan nyeri di daerah lukanya. Pada saat di lakukan pengkajian, An.Z menjelaskan
proses terjadinya luka di daerah kaki bagian dekstra di karenakan tabrakan, setelah itu perawat
melakukan pemeriksaan fisik terkait, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, setelah selesai
pemeriksaan. An.Z dipindahkan di ruang rawat inap bedah khususnya bangsal laki-laki. Perawatan
pun dilakukan di ruang tersebut. Nursing agency di ruang melakukan salah satu konsep
keperawatan terkait dengan self-care deficit theory of nursing.
Jelaskan konsep keperawatan yang dipakai dan berikan contoh-contoh dari self-care deficit theory
of nursing.
Bagaimana cara perawat mengaplikasikan pemeriksaan fisik tersebut pada luka pasien dikasus?
Apa tujuan pengkajian?
Bagaimana cara perawat melakukan pengkajian?
Apa tujuan pemeriksaan fisik dengan cara palpasi?
Apa tujuan self care deficit theory of nursing?
Berapa TD normal orang dewasa?
Soal no.4
Jawab : Tujuan pemeriksaan fisik secara palpasi yaitu untuk mengumpulkan data, misalnya untuk
mendeteksi suhu tubuh (temperature), adanya getaran, pergerakan, bentuk, konsistensi, dan
ukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Parker, Marlin E. (Editor) (2006). Nursing theories and nursing practice. (2nd Ed). Philadelphia :
F.A. Davis Company.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Http://dokumen.tips/documents/makalah-orem.html
Http://www.scribd/doc/model-konsep-dan-teori-keperawatan-Dorothea-Orem
Advertisements
Categories: Uncategorized
Leave a Comment
TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN
Blog at WordPress.com.
Back to top
Advertisements
Sailormanyahya's Blog
Model Konsep Keperawatan Dorothea Orem
sailormanyahya
8 tahun yang lalu
Iklan
Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas keperawatan yang
bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan hubungan- hubungan antar fenomena,
memprediksi risiko-risiko dan menetapkan asuhan keperawatan (Afaf Ibrahim Meleis, 1997).
Di dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang sulit untuk dijelaskan dan
diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori keperawatan yang bisa digunakan untuk
menjelaskannya dan member solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Para ahli teori
keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa diterapkan di berbagai lingkup
keperawatan. Teori-teori tersebut terus dikembangkan sehingga akan lebih meningkatkan mutu
dan kualitas pelayanan keperawatan.
Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam tatanan pelayanan
keperawatan adalah Dorothea Orem. Dalam teori self care-nya ia menganggap bahwa perawatan
diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian individu yang akan meningkatkan taraf
kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk
memperoleh kemandiriannya kembali. Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis,
dimana perawat bekerja untuk meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan
bukan menempatkan klien pada posisi bergantung karena self care merupakan perilaku yang dapat
dipelajari.
Teori Dorothea Orem merupakan teori yang cukup menarik untuk dikaji dan dibahas karena
termasuk teori yang cukup banyak digunakan dalam aplikasi praktik keperawatan dan penulis
tertarik untuk menelaah teori ini, dimana ia hanya berfokus pada lingkup praktik keperawatan.
B.TUJUAN PENULISAN
1.Menjelaskan teori yang dikemukakan olehDorothea Orem meliputi : teori self care,
teori self care deficit, teori nursing system
2.Untuk menganalisis teori yang dikemukakan oleh Dorothea Orem.
3. Untuk memberikan masukan-masukan terhadap pengembangan teori Dorothea Orem.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Latar Belakang Dorothea Orem
Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe Orem
lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun
1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai
seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat
konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite
kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan
konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan :
Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
B. Paradigma
1.Person : Manusia memiliki kemampuan/kapasitas Refleksi diri & lingkungan serta berkreasi
melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya.
2. Health : Suatu keadaaan sehat secara psikologi, interpersonal dan sosial.
3.Environment : Segala sesuatu yang berada di sekitar kita baik fisik, kimia, biologi dan sosial
yang juga dapat mempengaruhi individu dalam memenuhi kebutuhan self care-nya secara
optimal.
4.Nursing : sebagai human service, dimana keperawatan difokuskan bagi mereka yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri secara terus menerus.
C. Konsep keperawatan Dorothea Orem
Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri
klien untuk mencapai kemandirian dan kesehatan yang optimal. Orem mengembangkan tiga teori
yang saling berhubungan yaitu teori “self care deficit”, teori
self care, dan teori nursing system(Tomey. Tiga teori tersebut berfokus pada peran
manusia menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya dengan merawat
diri mereka sendiri.
1.Teori Self Care Deficit
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam
mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat
ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan
hubungan antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan
tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan
mengalami penurunan/defisit perawatan diri.
2.Teori Self Care
Wang and Laffrey (2004, p. 123) menyatakan bahwa self care adalah fungsi regulasi manusia yang
berdasarkan pada kemampuan individu untuk melakukan perawatan dirinya. Hal tersebut
digambarkan dalam hubungan antara self care, self care agency dan
therapeutic demand (tuntutan terapeutik).ketika klien tidak mampu melakukan perawatan
diri, maka deficit perawatan diri terjadi dan perawat akan membantu klien untuk
melakukan tugas perawatan dirinya
Self care :
Self care adalah tindakan yang matang dan mematangkan orang lain yang mempunyai
potensi untuk berkembang, atau mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat digunakan
secara tepat, nyata dan valid untuk mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam
perubahan lingkungan. Self care digunakan untuk mengontrol atau faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi aktivitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan berproses untuk
mencapai kesejahteraannya.
Self care agency :
Agen Perawatan Sendiri adalah kekuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan
dan esennsial operasi-operasi produksi untuk perawatan mandiri. Ada 3 aspek yakni :
a. Agen ( Orang yang mengambil tindakan).
b. Self care agent ( Penyedia perawatan mandiri).
c. Dependent care agent ( Penyelenggara perawatan yang tidak mandiri)
Therapeutic Self care demands :
Tuntutan perawatan diri harus seimbang dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk itu dilakukan upaya-upaya dengan cara menggunakan metode-metode untuk
mengembalikan kemampuan tersebut.
Nursing Agency :
Merupakan upaya keperawatan untuk dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan
mencapai kemandirian yang dapat dilakukan dengan cara : mengenali kebutuhannya, memenuhi
kebutuhan, melatih kemampuannya.
Conditioning factor:
Merupakan kondisi atau situasi di sekitar individu yang dapat mempengaruhi individu
dalam memenuhi kebutuhan self care-nya.
3.Teori Nursing System
Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendesain dan menyediakan perawatan yang
mengatur kemampuan individu dan mencapai pemenuhan kebutuhan perawatan diri (Kozier, Erb,
& Blais, 1997 dalam Jean Bridge, Sally Cabell, and Brenda Herring, 2006). Sistem pelayanan
yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan self care individu dan memberikannya secara terapeutik
sesuai dengan tiga tingkatan kemampuan :
1. Wholly compensatory nursing system
Diberikan pada klien dengan ketergantungan tinggi, jika :
a. tidak mampu melakukan aktivitas, contoh : klien tak sadar
b. tahu melakukan gerakan tapi tidak boleh ada gerakan, contoh pada klien
fraktur tulang belakang
c. tidak mampu memberi alasan tindakan self care tapi bisa dengan bimbingan,
contoh pada : retardasi mental
2. Partly comensatory nursing system
Tahap Pertama – pengumpulan data pada 6 area yaitu : status kesehatan individu; persepsi dokter
tentang status kesehatan individu; persepsi individu tentang kesehatannya sendiri; tujuan
kesehatan dalam konteks latar belakang kehidupan individu, gaya hidup, dan status kesehatannya;
kebutuhan individu terhadap perawatan diri/self care; kapasitas individu untuk melakukan self
care.
Tahap kedua : perawat menentukan tingkat ketergantungan individu, dimana perawat
dapat menetapkan apa yang akan dilakukan untu membantu individu/klien.
Tahap ketiga : melakukan tindakan keperawatan berdasarkan pada komponen diagnose
keperawatan. selanjutnya melakukan evaluasi tingkat keberhasilan perawatan
BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa :
1. Konsep dan model keperawatan yang dikembangkan oleh Orem lebih menekankan pada
kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya tanpa ada
ketergantungan dengan orang lain (mandiri).
2.Model konseptual yang dikembangkan oleh Orem terdiri dari tiga yaitu theory deficit self
care, theory self caredan nursing system.
3.Ada tiga tingkatan kemampuan individu untuk mememnuhi kebutuhan self care-nya yaitu
wholly compensatory nursing system, Partly comensatory nursing system, Supportive
educative nursing system.
4.Proses keperawatan menurut Orem yaitu melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan
manajemen kasus melalui analisis data, mendesain sistem keperawatan dengan menentukan
tingkat ketergantungan dan menetapkan diagnosa keperawatan; perencanaan untuk pemberian
asuhan perawatan dan evaluasi untuk pengontrolan.
5. Teori model dan konsep yang dikemukakan oleh Orem memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan yang bisa menjadi pertimbangan untuk perkembangan teori menjadi lebih baik dan
bisa secara luas diaplikasikan di berbagai area keperawatan.
Iklan
KABAR PERAWAT
▼
Monday, 29 October 2012
Model dan Konsep Keperawatan Menurut Dorothea Orem
BAB 2
PEMBAHASAN
2.6.2 Masyarakat/lingkungan
Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi (menyatu) dan interaktif
(iteraksi).
2.6.3 Kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi
secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik , interpersonal dan sosial.
Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap
keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu keadaan dicirikan oleh pengalaman yang
menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual , gerakan untuk
memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan
berhubungan dengan kesehatan , keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.
2.6.4 Keperawatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian
pada bayi, anak dan orangb dewasa, ketika mereka, orang tua mereka, wali atau orang dewasa lain
yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu
merawat atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukan untuk menolong sesama.
Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja dan mempuyai tujuan suatu
fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan
pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.
2.7 Ambulasi dan Perawatan Luka
Ambulasi dini pada pasien menjalani latihan berjalan pertama yang dilakukan setelah proses
pembedahan operasi. Setelah melakukan proses dagling, bila pasien dalam keadaan baik-baik saja,
lalu dilanjutkan dengan tahap ambulasi dini meliputi :
1. Pastikan tempat tidur dalam posisi terendah. Sediakan sebuah kursi untuk berjaga-jaga kalau
pasien lelah.
2. Setelah pasien melakukan dangling tanpa rasa sakit, bantu pasien untuk berdiri, periksa nadi
pasien.
3. Pindahkan lengan perawat kebelakang pinggang pasien dan berbalik sehingga perawat
menghadap ke arah yang sama dengan pasien.
4. Pasien berjalan dengan jarak pendek dan kembali kesisi tempat ridur. Jika pasien tampak lelah
dan akan pingsan atau terjadi perubahan besar pada nadi, biarkan pasien beristirahat.
5. Jika pasien pingsan saat melaksanakan ambulasi dini:
1) Dengan berlahan turunkan pasien ke lantai
2) Lindungan kepala pasien
3) Jangan mencoba menahan pasien berdiri
4) Beri tanda untuk meminta bantuan
6. Setelah selesai, cuci tangan dan dokumentasikan waktu (durasi) ambulasi dini, nadi dan reaksi
pasien.
Perkembangan perawatan luka (wound care) berkembang dengan sangat pesat didunia kesehatan.
Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah perawatan luka dengan menggunakan
prinsip moisture balance, dimana disebutkan daalam beberapa literature lebih efektif untuk proses
penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional.
Perawatan luka berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan luka tersebut. Perawatan luka
paling sulit tergantung pada derajat luka. Jika luka mendalam sampai ke lapisan kulit paling
dalam, proses sembuhnya tentu saja paling lama. Seperti pada kasus luka akibat penyakit diabetes
misalnya, terdapat kasus bahwa luka tersebut harus diamputansi. Namun tindakan amputansi
ternyata bisa gagal setelah dirawat dengan saksama dan dengan metode yang benar dan tentunya
seperti pada kasus luka akibat diabetes tergantung pada kedisiplinan perawatan. Untuk itu harus
diperkenalkan pada masyarakat bahwa telah ada program perawatan dirumah atau home care
dengan perawatan datang kerumah.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimul,2007.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
A. Aziz Alimul H, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
H. Zaidin Ali, 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.
Efri Stikes Eka Harap at 00:00:00
Share
No comments:
Post a Comment
‹
›
Home
View web version
Powered by Blogger.