Makalah Isolasi Diri
Makalah Isolasi Diri
Makalah Isolasi Diri
MAKALAH
KEPERAWATAN JIWA
ISOLASI SOSIAL
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya kelompok dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Keperawatan Jiwa
Isolasi Sosial”
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa. Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, arahan dan
bimbingan dari segala pihak. Untuk itu dengan segala hormat kami sampaikan
ucapan terimakasih kepada:
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Menarik Diri
2.1.1 Definisi....................................................................................... 7
2.1.2 Rentang Respon Sosial........................................................... 8
2.1.3 Perkembangan Hubungan Sosial........................................... 8
2.1.4 Penyebab Menarik Diri............................................................. 9
2.1.5 Tanda dan Gejala………………………………………………….. 10
2.1.6 Konsep Asuhan Keperawatan .............................................. 11
BAB 3 PENUTUP 18
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULAN
I. Latar belakang
TINJAUAN PUSTAKA
baik perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang
dapat bersifat sementara ataupun menetap. Jadi menarik diri adalah keadaan
menghindari interaksi dengan orang lain secara langsung yang dapat bersifat
Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon yang
adaptif sampai dengan maladaptif sampai dengan. Respon adaptif merupakan respon
yang dapat di terima oleh norma norma sosial dan kebudayaan yang secara umum
dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat di terima oleh norma sosial dan
budaya setempat. Respon sosial yang maladaptif yang sering terjadi dalam kehidupan
1. Bayi
untuk semua kebutuhan. Konsisten ibu dan anak seperti stimulus sentuhan,
kontak mata, komunikasi yang hangat merupakan aspek penting yang harus
di bina sejak dini karena akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya
ketergantungan pada orang lain kan mengakibatkan rasa tidak percaya diri
2. Prasekolah
pemberian pengakuan yang positif terhadap perilaku yang adaptif. Hal ini
ragu, menarik diri dari lingkungan, kurang percaya diri, pesimis, takut
3. Anak-anak
hubungan dengan teman temanny. Pada usia ini anak mulai mengenal
kerjasama, kompetisi, dan kompromi. Konflik sering terjadi dengan orang tua
4. Remaja
dengan orang tua dan teman sebaya. Individu belajar mengalami keputusan
menghindari hubungan intim,menjauhi orang lain, dan putus asa akan karier.
5. Dewasa Muda
dengan orang tua dan teman sebaya. Individu belajar mengambil keputusan
11
dengan mempertahatikan saran dan pendapat orang lain, seperti memilih
6. Dewasa Tengah
Individu pada usia dewasa tengah umumnya telah pisah tempat tinggal
hubungan yang baru dan tidak mendapatkan dukungan dari orang dewasa
7. Dewasa Lanjut
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan, yang di tandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri,
martabat, percaya diri kurang, dan juga dapat mencederai diri (Abdul muhith,2015)
1. Faktor Predisposisi
12
yaitu:
tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan
sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat di penuhi akan
tidak percaya.
c. Faktor sosial dan budaya, faktor sosial budaya dapat menjadi faktor
lain, misalnya anggota keluarga yang tidak produktif diasingkan dari orang
2. Stressor Presipitasi
memperhatikan kebersihan diri, komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien
tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya, pemasukan makan dan
minuman terganggu, retensi urin dan feses, aktivitas menurun, kurang energi,
1. Identitas Klien
2. Alasan Masuk
hasilnya, apa yang menyebabkan klien datang kerumah sakit, apa yang
4. Faktor predisposisi
lalu, faktor genetik dan silsilah orang tuanya dan pengalaman masa
5. Pemeriksaan Fisik
14
Mengkaji keadaan umum klien, tanda-tanda vital, tinggi badan/ berat
6. Pengkajian Psikososial
a. Genogram
gangguan jiwa.
b. Konsep Diri
lingkungan klien.
c. Hubungan Sosial
d. Spiritual
dianut.
e. Status Mental
1. Penampilan
2. Pembicaraan
lain.
6. Persepsi sensori
mendengar suara yang tidak dapat anda lihat? Apa yang anda
8. Kesadaran
9. Orientasi.
10. Memori
oleh observer.
proses keperwatan jiwa yang terdiri dari lima tahap standart yaitu: 1)
7. Masalah keperawatan:
Personal Approach
membantu klien
orang lain.
4. Intervensi keluarga
dengan klien
5. Terminasi
lebih berpengalaman.
meningkat
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan pasien dengan Isolasi Sosial sebelum pasien diberikan intervensi terlihat adanya
tanda dan gejala dari isolasi sosial yaitu nampak suka menyendiri, kurang bergaul, jarang mau
berinteraksi. Sedangkan pada saat pasien diberikan intervensi peningkatan sosialisasi yaitu dengan
meningkatkan hubungan dengan orang- orang yang memiliki minat dan tujuan yang sama melalui
kegiatan harian yang telah di sepakati bersama, pasien terlihat sibuk dengan kegiatan yang
dilakukanya bersama-sama dan mulai terjalin komunikasi yang baik setiap harinya sehingga pasien
menunjukan kepercayaan dengan melakukan kegiatan tersebut terus menerus sehingga pasien lebih