Kak Ibu Nifas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TRIMULYO
Jln. H. Dahlan Pasar Trimulyo Kec. Tegineneng K.Pos 35363
email: [email protected]

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMANTAUAN KESEHATAN IBU NIFAS

A. PENDAHULUAN

Dalam ruang lingkup kebidanan, seperti permasalahan kehamilan,


persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana kesehatan reproduksi
wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan seorang bidan
yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut. Masa nifas
adalah masa pasca persalinan. Bagi beberapa perempuan. Masa nifas adalah
masa yang tidak mudah. Belum lagi anggaran dan mitos yang beredar
membuat para ibu semakin bingung menjalani hari- hari dimasa nifa. Proses
pemulihan rahim dan alat – alat reproduksi membutuhkan waktu yang
berbeda bagi tiap orang. Involusi erat kaitannya dengan masa nifas. Involusi
adalah proses mengecil kembali rahim ke ukuran semula. Hal ini tentunya
terjadi berangsur-rangsur. Namun masa nifas bukan hanya pemilihan ragam
instrument reproduksi berkala. Kala ini , banyak ibu yang harus bersikap
menghadapi tantangan baru menjadi seorang ibu bukan hal mudah
membiasakan diri untuk berperan sebagai ibu.

B. LATAR BELAKANG

Pelayan nifas merupakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pada


ibu mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan. Asuhan masa nifas penting di berikan pada ibu dan bayi, karena
merupakan masa krisis baik ibu dan bayi. 60 % kematian ibu terjadi setelah
persalinan, dan 50 % kematian pada masa nifas terjadi 24 jam pertama.
Demikian halnya dengan masa neonatus juga merupakan masa krisis dari
kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi 4 minggu setelah
persalinan, dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi 7 hari setelah lahir.
C. TUJUAN
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayan keluarga berencana

D. KEGIATAN POKOK

1. Pemberian asuhan kebidanan dirumah


2. Perencanaan kunjungan rumah.
3. Kunjungan postnatal rutin
4. Pengamatan psikologi ibu
5. Penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya masa nifa
6. Pendidkan kesehatan masa nifas
7. Gizi
8. Kebersihan diri
9. Istirahat
10. Pemberian ASI
11. Senam nifas.
12. Hubungan seks dan keluarga berencana

E. CARA PELAKSANAAN
1. Kunjungan rumah tidak lebih 24-48 jam setelah pasien pulang
2. Memastikan keluarga sudah mengetahui rencana kunjungan rumah
dan waktu kunjungan bidan direncanakan bersama.
3. Menjelaskan Maksud dan tujuan kunjungan
4. Merencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat serta
perlengkapan yang digunakan
5. Memikirkan caran untuk menciptakan dan mengembangkan
hubungan baik dengan keluaarga
6. Melakukan tindakan yang sesuai standar pelayanan kebidanan dalam
pemberian asuhan
7. Menyediakan sarana telepon untuk tidak lanjut asuhan

F. SASARAN

Semua ibu nifas diwilayah puskesmas Trimulyo. Yang di bina oleh bidan
desa masing-masing. Masa nifas berlansung kira-kira 6 minggu.
G. JADWAL
1. Kunjungan I ( 6-8 jam post partum )
2. Kunjungan II ( 3-7 hari post partum )
3. Kunjungan III ( 8-28 hari post partum )
4. Kunjungan IV ( 6 minggu post partum )

H. EVALUASI PELAKSANAA KEGIATAN


1. Ibu nifas senang dan nyaman diberiakan asuhan kebidanan
2. Bertambahnya pengetahuan tentag masa nifas
3. Tidak terjadi masalah dalam masa nifas.
4. Ibu dan bayi sehat.

I. PENCACATAN DAN PELAPORAN

Setiap kegiatan, kunjungan dan tindakan harus di dokumentasikan.


Jika ada masalah bisa segera ditindak lanjut.
PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TRIMULYO
Jln. H. Dahlan Pasar Trimulyo Kec. Tegineneng K.Pos 35363
email: [email protected]

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMANTAUAN NEONATUS DAN NEONATUS RESTI

I. PENDAHULUAN
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 3 kali untuk
mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di dalam maupun di luar
gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan rumah agar bayi sehat ibu
selamat. Bentuk pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan
resusitasi, pencegahan hipotermi, pemberian ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan neonatus di
rumah menggunakan buku KIA, agar menjadi terwujudnya puskesmas yang bermutu menuju
masyarakat kabupaten paser yang sehat, madiri dan berkeadilan. VISI :Terwujudnya kemandirian
masyarakat Trimulyo untuk hidup sehat.MISI Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,Meningkatkan
kapasitas SDM,Mendorong masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat, dan Motto Layananku Ibadah
ku.dan Tata Nilai: SIGAP yaitu Santun: Santun (sopan dan ramah dalam tutur kata dan prilaku),Inovatif:
Inovatif (memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif serta memberikan trobosan bagi
pelayanan kesehatan),Gesit: Gesit (cekatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien,Aman : Aman (bekerja
sesuai dengan SOP dan Profesional : Professional (disiplin, bekerja sesuai dengan SOP

II. LATAR BELAKANG


Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan. Pada masa ini bayi baru
lahir sangat rentan terhadap kematian, angka kematian bayi sebagian besar adalah kematian
neonantal yang berkaitan dengan status kesehatan ibu hamil, pengetahuan ibu dan keluarga
dengan pentingnya pemeriksaan kehamilan dan peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan
fasilitas kesehatan. Dimana MDGS telah menargetkan pada tahun 2015 bayi per 1000 kelahiran
hidup. Neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan golongan umur yang memiliki resiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Berdasarkan Riskesdas 2007, sebagian besar (75%) kematian
neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupan (0-6 hari). Mengingat besarnya resiko kematian
pada 4 minggu pertama ini, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar
lebih sering dalam minngu pertama untuk mendeteksi adanya penyakit atau tanda bahaya
sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk mencegah kematian. Terkait hal
tersebut, tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan dalam pelaksananaan kunjungan neonatus
dari semula kunjungan neonatus dari semula 2 kali, menjadi 3 kali yaitu pada umur yaitu pada
umur 6-48 jam, umur 3-7 hari, umur 8-28 hari (Kemenkes RI, 2010). Upaya kesehatan promotif-
preventif adalah pilar utama masyarakat sehat. Ada ungkapan mencegah lebih baik dari pada
mengobati yang mengandung makna bahwa upaya meningkatkan dan memelihara kesehatan serta
mencegah timbulnya masalah kesehatan atau penyakit jauh lebih mudah, lebih murah dan dapat
dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, upaya promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, deteksi dini dan pengobatan segera harus diutamakan (Kemenkes RI,
2013).

III. Tujuan Umum Dan Khusus


Tujuan Umum
Untuk memantau neonatus dalam 24 pertama, karena Resiko terbesar kematian neonatus
terjadi pada 24 jam pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir difasilitas kesehatan sangat
di anjurkan untuk tetap tinggal kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahiran.

Tujuan Khusus
Untuk mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada neonatus sehingga cepat
dapat pertolongan. Untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Kunjungan Neonatal ke-1 1. Mengukur berat badan, TB,
(KN 1) dilakukan dalam nadi,
kurun waktu 6-48 jam pernapasan, suhu dan
setelah bayi lahir. memandikan bayi
2. Mempertahankan suhu
tubuh bayi
3. Pemeriksaan fisik
4. Perawatan tali pusat
5. Memeriksa status
pemberian Vit K
6. Konseling
7. Pemberian konseling
2 Kunjungan Neonatal ke-2 1. Mengukur berat badan, TB,
(KN 2) dilakukan pada nadi,
kurun waktu hari ke-3 pernapasan dan suhu
sampai dengan hari ke 7 2. Menjaga tali pusat dalam
setelah bayi lahir. keadaan bersih
3. Menjaga kebersihan bayi
4. Pemeriksaan tanda bahaya
pada bayi
5. Pemberian ASI bayi harus
disusukam
minimal 2 jam sekali
6. Menjaga keamanan bayi
7. Menjaga suhu tubuh
8. Konseling ASI eksklusif
9. Penanganan dan rujukan
kasus bila
diperlukan
3 Kunjungan Neonatal ke-3 1. Mengkur Berat badan, TB,
(KN 3) dilakukan pada nadi, pernafasan
kurun waktu hari ke-8 dan suhu
sampai dengan hari ke-28 2. Pemeriksaan fisik
setelah lahir. 3. Menjaga kebersihan bayi
4. Memberitahu ibu tentang
tanda-tanda
bahaya bayi baru lahir
5. Konseling
6. Penanganan dan rujukan
kasus bila
diperlukan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN METODE PELAKSANAAN


Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar sedikitnya tiga kali yaitu, 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke 3-7 dan 1 kali
pada 8-28. Setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini
dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal.
Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan untuk mengetahui jangkauan layanan
kesehatan neonatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat melakukan
layanan kesehatan neonatal.
Metode Pelaksanaan dengan kunjungan rumah.

VI. SASARAN
Seluruh Bayi Baru Lahir umur 0-28 hari
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kujungan I (6-48 jam)
Kunjungan II (3-7 hari)
Kunjugan III (8-28 hari)

VIII. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Monitoring dapat dilakukan dengan cara
 Pencatatan pelaporan dilakukan oleh pelaksana dalam buku
 Buku KIA
 Kohort Bayi
 Pelaporan dilakukan oleh petugas yang melaksanakan baik itu dari pusban atau polindes
kepada penanggung jawab keehatan anak dengan membuat laporan bulanan.
 Evaluasi kegiatan dilihat dari kohort bayi dan tercapainya cakupan kunjungan neonatal
setiap bulan.

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan meliputi hasil kunjungan neonatus


difasilitas kesehatan atau pun kunjungan rumah yang dicatat dan direkap oleh petugas pusban dan
polindes kemudian dilaporkan ke penanggung jawab program kesehatan anak. Pemegang
program anak merekap hasil pelaporan dari pusban dan polindes untuk dilaporkan kepada kepala
puskesmas dan selanjutnya dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten.
Evaluasi kegiatan melalui kohort bayi disetiap desa.

Anda mungkin juga menyukai