Bella Maju
Bella Maju
Bella Maju
AUDIT LINGKUNGAN
Makalah
Oleh:
Oktavianus Guntur
Nita D.
PENDAHULUAN
d) Laporan tertulis.
Laporan harus mernuat hasil pengamatan dan fakta-fakta
penunjang serta dokumentasi terhadap proses produksi. Seluruh data dan
hasil temuan harus disajikan dengan letas dan akurat, serta dilandasi
dengan bukti yang sahib dan terdokumentasi.
2. Kunci keberhasilan
Berikut merupakan kunci keberhasilan audit lingkungan :
a) Dukungan pihak pimpinan
Pelaksanaan audit lingkungan harus diawali dengan adanya itikad
pimpinan usaha atau kegiatan. Usaha atau kegiatan dan proses audit dapat
menjadi sangat kompleks dan pelaksanaan audit lingkungan menjadi tidak
efektif bila tidak ada dukungan yang kuat dari pimpinan usaha atau
kegiatan. Selain itu tim auditor harus pula diberi keleluasan untuk
mengkaji hal-hal yang sensitif dan berpotensi menimbulkan dampak
lingkungan.
Selain itu, terdapat beberapa jenis audit lingkungan yang lain yang
mempunyai tujuan dan lingkup yang khusus tergantung kepentingan dan
penggunaannya. Jenis-jenis audit itu antara lain:
4. Audit AMDAL
Audit ini memfokuskan pada kajian tindak lanjut suatu proses AMDAL,
apakah seluruh pernyataan dan rekomendasi dalam studi AMDAL (RKL/RPL)
dilaksanakan dengan benar.
5. Audit Jaminan Kerusakan Lingkungan,
Merupakan suatu audit yang disyaratkan oleh badan pemberi bantuan
keuangan (kredit) untuk mendapat jaminan bahwa suatu usaha atau kegiatan
tersebut tidak akan merusak lingkungan.
b. Audit Manajemen
Audit jenis ini mempunyai karateristik :
Menilai kefektifan sistem manajemen internal, kebijakan perusahaan dan
resiko yang berkaitan dengan manajemen bahan.
Menilai keadaan umum dari peralatan, bahan bangunan dan tempat
penyimpangan.
Mencari bukti/ kenyataan tentang kebenaran dan kinerja proses produksi.
Menilai keadaan catatan/ laporan tentang emisi, tumpahan, keluaran, dan
penanganan limbah.
Menilai tempat pembuangan secara rinci.
Meninjau pelanggaran atau pertentangan dengan petugas setempat atau
dengan masyarakat.
b. Audit Transaksi,
yaitu audit lingkungan yang dilaksanakan sebagai suatu persyaratan
dalam transaksi usaha dan bisnis. Audit transaksi banyak dilaksanakan sebagai
suatu persyaratan usaha yang harus dipenuhi untuk tujuan tertentu, misalnya
perjanjian asuransi, bursa saham, prasyarat pengembangan perusahaan dan
penghentian sementara. Proses audit ini biasanya bersifat eksternal yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dengan kegiatan
operasi perusahaan yang diaudit dengan mengatasnamakan pihak lain. Tujuan
audit ini adalah untuk mengidentifikasikan tanggung jawab dan jaminan atas
lingkungan yang ada sekarang dan untuk masa mendatang sehingga pihak lain
tersebut dapat membuat suatu keputusan yang lebih pasti dalam transaksi
usaha yang akan dilakukannya terhadap perusahaan yang diaudit.
1. Kemampuan berkomunikasi.
2. Kemampuan perencanaan dan penjadwalan kerja.
3. Kemampuan untuk menganalisis data dan hasil temuan.
4. Kemampuan untuk menulis laporan audit.
1. Pendahuluan
Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audit yang
dilaksanakan, jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor.
2. Pra-audit
Kegiatan pra-audit merupakan bagian penting dalam prosedur audit
lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan keberhasilan
pelaksanaan audit dan tindak lanjut audit tersebut. Informasi yang diperlukan pada
tahap ini meliputi informasi rinci mengenai aktifitas dilapangan, status hukum,
struktur organisasi, dan lingkup usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas
pra-audit juga meliputi pemilihan tata laksana audit, penentuan tim auditor, dan
pendanaan pelaksanaan kegiatan audit.. Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup
audit. Harus telah disepakati.
b. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan dilapangan dilaksanakan setelah pertemuan
pendahuluan. Tim audit akan mendapatkan gambaran tentang kegiatan usaha
yang akan menjadi dasar penetapan areal kegiatan yang memerlukan
perhatian secara khusus. Dengan melaksanakan pemeriksaan lapangan, tim
auditor dapat menemukan hal-hal yang terkait erat dengan kegiatan audit.
Namun Belum teridentifikasi dalam perencanaan. Fase ini disebut juga tour
pengenalan fasilitas teknis.
c. Pengumpulan data
Data dan informasi yang dikumpulkan selama audit. Lingkungan akan
mencakup dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau kegiatan,
catatan dan pengamatan tin auditor, hasil sampling dan pemantauan, foto-
foto, rencana, diagram, kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan. Informasi
tersebut harus terdokumentasi dengan baik atau mudah ditelusuri kembali.
Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk menunjang dan merupakan
dasar bagi pengujian hasil temuan audit lingkungan.
d. Pengujian (verifikasi)
Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang
disajikan oleh tim auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi yang
dihasilkan oleh tim auditor haurs menunjang semua pernyataan, atau telah
teruji melalui pengamatan langsung oleh tim auditor.
4. Pasca audit.
Tim auditor akan mempunyai laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil
pelaksanaan audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup pemaparan
tentang rencana tindak lanjut dan rekomendasi terhadap isu-isu lingkungan yang
diidentifikasi.
4. Lingkup audit: lingkup audit yaitu bagian dari organisasi yang akan
diaudit.
9. Unsur waktu: identifikasi dari unsur waktu. Berapa lama waktu yang
dibutuhkan dan rencana kontijensi apa yang harus dipertimbangkan dalam
kondisi yang dapat diidentifikasi secara khusus?
10. Fasilitas dan peralatan: fasilitas dan peralatan yang akan dbutuhkan untuk
audit harus diidentifikasi seperti indikasi sumber yang direncanakan dan
estimasi biaya.
11. Estimasi biaya: berdasarkan hal diatas, perhitungan pendanaan yang akan
dibutuhkan dan petunjuk tentang potensi sumber dana tersebut dalam
jumlah dan pertambahan bertahap. Pengembangan rencana kontinjensi
untuk kemungkinan masalah baik secara temporer maupun dalam total.
Masalah dapat berdampak pada unsur strategi diatas.
12. Kriteria: kriteria atau materialitas, ketepatan sampling, dan unsur kualitatif
audit lainnya harus dibuat.
14. Rencana untuk penelaahan: rencana untuk penelaahan oleh klien, ahli
hukum ahli teknik dan sains, dan oleh manajemen harus dibuat. Metode
untuk penyelesaian perbedaan harus dibuat dan disetujui.
15. Laporan: format laporan harus dibuat. Rencana juga harus dibuat untuk
membuat gambaran kasar dari isi laporan, segera setelah survei
pendahuluan selesai.
16. Distribusi laporan: distribusi laporan audit harus dibuat dan disetujui oleh
ahli audit dan hukum serta manajemen senior.
17. Media: hubungan dengan perwakilan media harus direncanakan. Harus ada
seorang juru bicara yang ditunjuk dan ada pemberitahuan yang cukup
kepada semua pihak. Pertimbangkan sensitivitas dari temuan-temuan
potensial. Kembangkan rencana dengan bantuan hukum mengenai aspek-
aspek seperti hubungan media, isi kertas kerja, hubungan pemerintah, dan
keamanan internal. Membuat ketentuan dengan bantuan hukum untuk
kertas kerja yang sangat deskriptif dan lengkap yang mendukung upaya
audit untuk melindungi organisasi jika terdapat masalah hukum dan/ atau
peraturan.
18. Klien yang keras kepala: kembangkan rencana untuk merespon klien yang
keras kepala. Dalam hal ini, pastikan bahwa manajemen puncak
memberikan dukungan penuh atas upaya audit dalam hal timbulnya
masalah pada klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://auditlingkungan.blogspot.com/
http://bud1ww.blogspot.com/2011/05/audit-lingkungan.html
http://enengsolihat.wordpress.com/2012/05/24/audit-lingkungan/
http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2232318-audit-lingkungan-
efektif-tingkatkan-kinerja/#ixzz2vRhcnSAT
http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=1833
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-dan-pengertian-
audit.html
http://tricahyaayu.wordpress.com/2013/04/18/audit-lingkungan/
http://xa.yimg.com/kq/groups/23345334/819403741/name/pengantar+audit+lingk
ungan-Razif.ppt
Indriani, Lilin. 2012. “Audit Lingkungan : Fenomena Lama Atau Baru Pada
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Ketenaganukliran?.
Makalah. Yogyakarta: Direktorat Inspeksi dan Bahan Nuklir (DIIBN),
BAPETEN.
Sawyer, B. Lawrence, dkk. 2006. “Audit Internal buku 3 edisi 5”. Jakarta:
Salemba 4.