Miya Andriani (16020017) MTK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 58

𝑥0𝑋 𝑥02

+ 𝑦0 𝑦 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢 + 𝑦02 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥02 + 4𝑦02 = 4


4 4

Karena titik T(2,-1) pada garis singgung, maka berlaku

2𝑥0 4 + 4𝑦0
+ 𝑦0 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥0 = = 2 + 2𝑦0
4 4

Berarti (2 + 2𝑦0 )2 + 4𝑦02 = 4

8𝑦02 + 8𝑦0 = 0

𝑦0 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦0 = −1

untuk 𝑦0 = 0, 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑥0 =2

untuk 𝑦0 = −1, 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑥0 = 0

jadi titik-titik singgungnya adalaha 𝑆1 (2,0)𝑑𝑎𝑛 𝑆2 (0, −1)

2𝑥
Persamaan garis singgung di 𝑆1 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 4
+ 0. 𝑦 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 2

0𝑥
Persamaan garis singgung di 𝑆2 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 4
+ 𝑦 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 = −1

C. SIFAT UTAMA GAIS SINGGUNG PADA ELIPS

Setelah kita dapat mencari persamaan garis singgung


pada elips, kita akan melihat sifat garis singgung pada
elips.

Sifat utama garis singgung pada elips adalah sebagai


berikut: Garis singgung di suatu titik pada elips
membagi dua sama besar sudut antara garis yang melalui
titik itu dengan titik api yag satu dan garis yang melalui
titik tersebut dengan titik api lainnya. (lihat Gambar 3.4). Keberlakuan sifat ini akan kita buktikan
sebagai berikut.

𝑥2 𝑦2
Misalkan persamaan garis elipsnya + = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑇(𝑥1 , 𝑦2 ) suatu titik pada elips
𝑎2 𝑏2

Persamaan garis singgung pada elips di titik T adalah


𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ 2 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎2 𝑦1 𝑦 = 𝑎2 𝑏 2 − 𝑏 2 𝑥1 𝑥
𝑎2 𝑏

𝑏2 𝑥
Berarti tg 𝛽 = − 𝑎2 𝑦1
1

𝑦1 𝑦1
Dengan mudah kita mendapatkan tg 𝛾 = dan tg 𝛿 =
𝑥1 − 𝑐 𝑥1 − 𝑐

𝑡𝑔 𝛽− 𝑡𝑔 𝛾
Jadi, tg 𝑎2 = 𝑡𝑔(𝛽 − 𝛾) =
1+𝑡𝑔𝛽 𝑡𝑔𝛾

𝑏 𝑥 𝑦
− 22 1 − 1 𝑏2 (𝑐𝑥1 −𝑎2 ) 𝑏2
𝑎 𝑦1 𝑥1−𝑐
= 𝑏2 𝑦
= 𝑐𝑦1 (𝑐𝑥1 −𝑎2 )
= 𝑐𝑦
1− ( 2 . 1 ) 1
𝑎 𝑦1 𝑥 1 − 𝑐

𝑏2
Dengan cara serupa, kita akan mmeperoleh tg𝑎2 = . 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖,
𝑐𝑦1

𝑡𝑔𝑎1 = tg𝑎2 . 𝐽𝑎𝑑𝑖 𝑎1 = 𝑎2 … … … … … . . 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖.

D. PERSAMAAN TALI BUSUR ELIPS

Perhatikan lagi Gambar 3.3. kita mempunyai dua garis singgung dan melelui satu titik T di luar
elips.

𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
Misalkan persamaan elipsnya 𝑎2
+ 𝑏2
= 1dan titik-titik 𝐴1 (𝑥 ′ . 𝑦 ′ ) 𝑑𝑎𝑛 𝐴2 (𝑥 ′′ . 𝑦 ′′ ) merupakan titik-titik

singgung dari garis-garis singgung elips yang melalui titik T(𝑥 ′ . 𝑦 ′ )di luar elips.

𝑥′𝑥 𝑦′𝑦
Persamaan garis singgung di 𝐴1 adalah 𝑎2
+ 𝑏2
=1

𝑥 ′ 𝑥𝐼 𝑦 ′ 𝑦𝐼
Karena T pada garis singgung maka 𝑎2
+ 𝑏2
= 1 … … … … … . . (1)

𝑥 ′′ 𝑥 𝑦 ′′ 𝑦
Persamaan garis singgung di 𝐴2 adalah 𝑎2
+ 𝑏2
=1

𝑥 ′′ 𝑥 𝑦 ′′ 𝑦
Karena T pada garis singgung maka + = 1 … … … … … (2)
𝑎2 𝑏2

Dari (1) dan (2) kita dapat menyimpulkan bahwa titik-titik 𝐴1 dan 𝐴2 terletak pada garis dengan
𝑥′ 𝑥 𝑦′ 𝑦
persamaan 𝑎2
+ 𝑏2
=1
Persamaan ini disebut Persamaan talibusur singgung dari titik T (𝑥′ . 𝑦′ ) .

𝑥′ 𝑥 𝑦′ 𝑦
Tanpa memperhatikan letak titik T(𝑥′ . 𝑦′ ). Persamaan + =1
𝑎2 𝑏2

𝑥2 𝑦2
disebut persamaan garis kutub dari T terhadap elips 𝑎2 + 𝑏2 = 1

jika T di luar elips maka garis kutub menjadi tali buusr singgung

jika T pada elips maka garis kutub menjadi garis singgung

jika T di dalam elips maka garis kutub tidak memotong elips.

Beberapa sifat garis kutub pada elips:

1. Jika titik Q terletak pada garis kutub p dari titik P maka garis kutub q dari titik Q meleui P.
2. Jika suatu titik P menjalani suatu garis q, maka garis kutub dari titik P berputar pada Q, yaitu
kutub dari garis q.

Berikut ini akan kita turunkan definisi elips yang lain.

𝑥2 𝑦2
Misalkan T(x,y) sebarang titik pada elips 𝑎2 + 𝑏2 = 1

Maka, jarak T terhadap titik api 𝐹1 (c,0) adalah 𝑑1 =√(𝑥 − 𝑐)2 + 𝑦 2

dan jarak T terhadap titik api 𝐹2 (-c,0) adalah 𝑑2 =√(𝑥 + 𝑐)2 + 𝑦 2

Berarti 𝑑22 − 𝑑12 = 4𝑥𝑐

Karena T pada elips maka 𝑑1 + 𝑑2 = 2𝑎 … … … … … … … (3)

4𝑐𝑥 2𝑐𝑥
Akibatnya (𝑑1 + 𝑑2 ) = 2𝑎 = 𝑎
… … … … … … … … (4)

𝑐 𝑎2
Dari (3) dan (4) kita memperoleh 𝑑1 = 𝑎 ( 𝑐 − 𝑥)
𝑐 𝑎2
𝑑2 = 𝑎 ( 𝑐 + 𝑥)

𝑐
Pandang garis-garis x = ±
𝑎

𝑐 𝑎2 𝑐
Maka 𝑑1 = 𝑎 ( 𝑐 − 𝑥)= 𝑎 menyatakan

𝑎2
Jarak T ke garis x = 𝑐
dan

𝑐 𝑎2 𝑐
𝑑2 = ( + 𝑥) = menyatakan jarak
𝑎 𝑐 𝑎

𝑎2
T ke garis x = − 𝑐

Garis-garis kutub dari titik-titik api 𝐹1 (c,0)dan 𝐹2 (-c,0)adalah berturut-turut

𝑎2 𝑎2
x= 𝑐
𝑑𝑎𝑛 𝑥 = − 𝑐

𝑎2
Garis-garis x = ± 𝑐
disebut garis-garis arah atau direktris dari elips.

Jadi garis-garis arah dari elips adalah garis kutub dari titik-titik apinya. Berdasarkan hal di atas, kita dapat
mendefinisikan elips sebagai berikut.

DEFINISI 3.2

Elips adalah hinpunana titik-titik yang perbandingan jaraknya terhadap suatu titik dan suatu garis
tertentu besarnya tetap. Nilai perbandingan itu lebih kecil dari 1 dinamakan eksentristik (keeksentrikan)
numerik yang disimbolkan dengan e.
Contoh 3.5:

Tentukan persamaan elips yang titik-titik apinya simentris terhadap sumbu Y dan titik O yang
1
memenuhi syarat bahwa jarak antar kedua garis-garis arahnya 32 dan eksentristas numeriknya e = 2

Peneyelesaian.

Karena titik-titik api elips simetris terhadap simbu Y dan titik O, maka persamaan garis-garis arah
𝑎2
elips adalah x = ±
𝑐

𝑎2 1
Berarti jarak antara kedua garis arah adalah 2. 𝑐 = 32 atau c = 16 𝑎2

𝑐 1 1
Karena 𝑎 = e = 2 maka e = 2 a

1 1
Jadi 16 𝑎2 = 2 a atau 𝑎2 - 8a = 0.

Karena a>0 maka a = 8 dan akibatnya c = 4, 𝑏 2 = 𝑎2 − 𝑐 2 = 64 – 16 = 48.

𝑥2 𝑦2
Jadi persamaan elipsnya adalah 64 + 48 = 1.

Sekarang kita perhatikan lagi Gambar 3.5. Pada gambar tersebut, diketahui bahwa gradien garis
𝑎 2 𝑥1
singgung di T adalah - . Berarti gradien garis normalnya, yaitu garis yang melalui T dan tegak lurus
𝑏2 𝑦1

𝑎2 𝑥
garis singgung, adalah - 𝑏2 𝑦1
1

𝑎2 𝑥
Jadi, persamaan garis normalnya adalah y - 𝑦1 = 𝑏2 𝑦1 (x - 𝑥1 )
1

Misalkan D adalah titik potong garis normal dengan sumbu X, maka 𝑦𝐷 = 0 dan 𝑥𝐷 dapat dicari
sebagai berikut : -𝑏 2 𝑥1 𝑦1 = 𝑎2 𝑦1 𝑥𝐷 − 𝑎2 𝑦1 𝑥1

(𝑎 2 −𝑏2 )𝑥1 𝑦1 𝑐 2 𝑥1
jadi 𝑥𝐷 = 𝑎 2 𝑦1
= 𝑎2
.

𝐶2 𝑎2
𝐷𝐹1 𝐶− 2 𝑥1 𝑐 2 ( 2 −𝑥1 ) 𝑑1
𝑎 𝑐
Akibatnya: 𝐷𝐹2
= 𝐶2
= 𝑎2
= 𝑑2
𝐶+ 2 𝑥1 𝑐 2 ( 2 +𝑥1 )
𝑎 𝑐
Hal ini menunujukkan bahwa dalam ∆𝐹2 𝐹1 𝑇. garis normal adalah garis bagi sudut 𝐹2 𝑇𝐹1 .

Simpulan.

Garis normal di T (𝑥1 . 𝑦1 ) pada elips membagi dua sama besar sudut antara garis hubung T dengan titik-
titik apinya.

Berikut ini kita akan memcari tempat kedudukan titik-titik yang meneuhi syarat-syarat tertentu.

𝑥2 𝑦2
a. Misalkan kita mempunyai persamaan elips + = 1 dan garis y = mx.
𝑎2 𝑏2

Akan dicari tempat kedudukan titik-titik tengah talibuusr-talibusur elips yang sejajar dengan garis y =
mx tersebut.
Pertama kita mencari titik-titik potong garis-garis y = mx + n, (n parameter) dengan elips, kemudian
𝑥2 (𝑚𝑥+𝑛)2
kita mencari titik tengahnya. 𝑎2 + 𝑏2
= 1 atau (𝑏 2 + 𝑎2 𝑚2 )𝑥 2 + 2𝑎2 𝑚𝑛𝑥 + 𝑎2 𝑏 2 = 0.

Absis dari titk-titik potongnya adalah akar-akabr dari persamaan kuadrat dalam x yang terakhir ini,
misalnya 𝑥1 𝑑𝑎𝑛 𝑥2 .
Misalkan titik tengah talibusurnya adalah T, maka
𝑥1 +𝑥2 −2𝑎 2 𝑚𝑚 −𝑎 2 𝑚𝑚
𝑥𝑇 = = =
2 2(𝑏2 +𝑎2 𝑚2 ) 𝑏2 +𝑎 2 𝑚2

−𝑎 2 𝑚2 𝑚 𝑏2 𝑛
dan 𝑦𝑇 = 𝑚𝑥𝑇 + n = =
𝑏2 +𝑎 2 𝑚2 𝑏2 +𝑎2 𝑚2

𝑦𝑇 −𝑏2
berarti 𝑥𝑇
=𝑎 2 𝑚

Dengan menjelaskan koordinat titik T kita memperoleh tempat kedudukan yang kita cari, yaitu

−𝑏2
y= 𝑥
𝑎2 𝑚

Persamaan ini memperlukan persaman suatu garis tengah elips.

−𝑏2 −𝑏2
Garis-garis tengah y = mx dan y = 𝑎2 𝑚
𝑥 disebut garis-garis tengah sekawan, 𝑚1 . 𝑚2= 𝑎2
<0

sehingga 𝑚1 dan 𝑚2 berlawanan tanda. Jadi garis-garis tengah sekawan elips dipisahkan oleh sumb-
sumbu koordinat.

b. Akan dicari tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada elips
𝑥2 𝑦2
𝑎2
+ 𝑏2
= 1 yang salingg tegak lurus

Misalkan gradien garis singgungnya adalah m, maka persamaan garis singgungnya adalah
y = mx ±√𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
1
Garis singgung yang tegak lurus pada garis singgung ini mmepunyai gradien - . sehingga persaanan
𝑚

1 𝑎2
garis singgunya adalah y = - 𝑚 𝑥 ± √𝑚2 + 𝑏 2

karena m suatu paramter , maka tempat kedudukan titik-titik potong kedua garis singgung itu kita
peroleh dengan mengeliminasi m darii kedua esamaan diatas
y – mx = ±√𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
my + x = ±√𝑎2 +𝑏2 𝑚2

setelah kedua persaman dikuadratkan dan kemudian diijumlahkan kita memeperoleh:


(1+𝑚2 )𝑦 2+ (1+𝑚2 )𝑥 2 =(1+𝑚2 )𝑎2 +(1+𝑚2 )𝑏2 atau x2 +y2 = 𝑎2 + 𝑏 2
Jadi, tempat kedudukan yang kita cari mempunyai persamaan x2 +y2 = 𝑎2 + 𝑏 2 persamaan ini adalah
persamaan lingkar an dengan pusat O(0,0) dan jari-jari √𝑎2 +𝑏2
lingkaran ini disebut Lingkaran Orthoptis atau lingkaran Monge

c. Akan dicari tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada elips
𝑥2 𝑦2
𝑎2
+ 𝑏2
= 1 dengan garis-garis yang tegak lurus pada garis singgung tersebut dan melalui titik-titik

apinya.
Mislakan gradien garis singgung adalah m, maka persaman garis singgungnya adalah
y = mx ±√𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
1
Persamaan garis yang melalui titik api dan tegak lurus garis singgung di atas adalah y = - 𝑚 (𝑥 ± 𝑐)

Karena m suatu parameter, maka tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis di tas dapat dicrai
dengan mengeliminasi m dari kedua persaman diats.
y – mx = ±√𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
my + x = ±√𝑎2 +𝑏2 𝑚2

Setelah kedua persamaan dikuadratkan dan dijumlahkan kita memperoleh:


(1+𝑚2 )𝑦 2+ (1+𝑚2 )𝑥 2 =(1+𝑚2 )𝑎2 atau 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎2
Jadi, tempat kedudukan yang kita cari mempunyai persamaan x2 +y2 = 𝑎2
persamaan ini adalah persamaan lingkar an dengan pusat O(0,0) dan jari-jari a.
lingkaran ini disebut Lingkaran titik kaki.

𝑥2 𝑦2
Jika kita mmepunayi garis tengah elips 𝑎2
+ 𝑏2
=1, maka kita dapat menetukan titik-titik ujungnya.

sekarang akan kita cari uujung-ujung garis tengah sekwannya.


Misalkan 𝑃 1 (𝑥1, 𝑦1 ) dan 𝑄1 (−𝑥1 , −𝑦1 ) ujung-ujung tengah itu. Persamaan garis singgung di

𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
𝑃1 adalah 𝑎2
+ 𝑏2
=1
−𝑏2 𝑥1 𝑥
Berarti gradienny aadlah 𝑚1 = 𝑎 2 𝑦1
sedangkan 𝑃1 𝑄1 adalah 𝑚2 = 𝑦1
1

−𝑏2
jadi, 𝑚1 𝑚2 =
𝑎2

Hal ini menujukkan bahwa garis singgung di 𝑃 1 sejajar dengan garis tengah yang sekawan dengan

𝑃 1 𝑄1 .
𝑥1 𝑥
Misalkan 𝑃 2 𝑄2 garis tengah yang sekawan dengan 𝑃 1 𝑄 1 . 𝑀𝑎𝑘𝑎 persamaan garis 𝑃 2 𝑄 2 adalah 𝑎2

𝑦1 𝑦
+ 𝑏2
=0

Koordinat-koordinat 𝑃 2 𝑑𝑎𝑛 𝑄 2 merupakan titik potong 𝑃 2 𝑄2 dengan elips.

𝑦 −𝑥1 𝑏𝑥 𝑥2 −𝑥1 𝑏𝑥
Dari persaman garis 𝑃 2 𝑄2 kita merupakan 𝑏
= 𝑎 2 𝑦1
sehingga 𝑎2 + ( 𝑎 2 𝑦1
)2 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢

𝑥11 𝑏2
(1 + ) =1
𝑎 2 𝑦12

karena 𝑃1 (𝑥1, 𝑦1 ) terletak pada elips, maka 𝑥11 𝑏 2 +𝑎2 𝑦12 = 𝑎2 𝑏 2


𝑥2 𝑎2 𝑏2 𝑎
Jadi, 𝑎2 . 𝑎2 𝑦2 = 1 atau 𝑥1.2 = ± 𝑏 𝑦1
1

𝑏
Sehingga 𝑦1.2 = ± 𝑎 𝑥1
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
Jadi, 𝑃 2 = (− 𝑏 𝑦1 , 𝑎 𝑥1 ) dan 𝑄 2 = (𝑏 𝑦1 , − 𝑎
𝑥1 )

Misalkan O𝑃 1 = 𝑎 1 dan O𝑃 1 =𝑏 1 maka

𝑎2 𝑏2
𝑎12 + 𝑏12 = (𝑥12 + 𝑦12 ) + (𝑏2 𝑦12 + 𝑎2
𝑥12 )

𝑏2 𝑎2
= 𝑥12 2
(1 + 2 ) + 𝑦1 (1 + 2 )
𝑎 𝑏
𝑥12 𝑦12
= (𝑎2 + 𝑏 2 ) ( + )
𝑎2 𝑏2

= 𝑎2 + 𝑏 2

Jadi, 4𝑎12 +4𝑏12 = 4𝑎2 + 4𝑏 2.


Uraian tersebut merupakan bukti dari dahlil berikut ini.

Dahlil I (dari Apollonius)


Jumlah kuadrat dari dua garis tengah sekawan sama dengan jumlah kuadrat sumbu-sumbunya.

perhatikan Gambar 3.6. Dari gambar tersebut dapat ditentukan bahwa 𝛾 = 𝛽 − 𝛼 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 sin 𝛾 =
sin(𝛽 − 𝑎) = sin 𝛽 cos 𝛼 − cos β sin 𝛼

𝑦2 𝑥1 𝑥2 𝑦1 𝑥1 𝑦2 −𝑥2 𝑦1
= . - . = 𝑎1 𝑏1
𝑏1 𝑎1 𝑏1 𝑎1

Luas jajaran genjajng O𝑃1 A𝑃2= 𝑎1 𝑏1 sin 𝛾

𝑥1 𝑦2 −𝑥2 𝑦1
= 𝑎1 𝑏1 . 𝑎1 𝑏1

= 𝑥1 𝑦2 - 𝑥2 𝑦1
𝑏 −𝑎
= 𝑥1 (𝑎 𝑥1 )- ( 𝑏 𝑦1 ) 𝑦1

𝑏 𝑎
= 𝑎 𝑥12 + 𝑏 𝑦12

𝑥2 𝑦2
= ab (𝑎21 + 𝑏21 )

= ab

Jadi, luas jajaran genjang ABCD = 4a.b.

Urian tersebut adalah buukti dari dahlil II berikut ini!

Dahlil II (dari Apollonius)

Luas jajaran genjang yang mengelilingi elips yang sis-sisinya sejajar dengan garis-garis tengah
sekawan sama dengan luas persegi panjang yang sisi-sisinya sejajar dengan sumbu-sumbu elips.

LATIHAN!

Uraikan memperdalam pemahaman Anda mengenai materi diatas kerajakanlah latihan berikut!

1. Tentukan persamana elips yang titik-titik apinya terletak pada sumbu X dan simetris terhadap O yang
memenuhi syarat jarak kedua titik apinya adalah 4 dan jarak kedua garis adalah 5!
𝑥2 𝑦2
2. Tentukan titik-titik pada elips 100 + 36 = 1 yang jarakanya dari titik api sebelah kanan adalah 14!
2
3. Tentuakan persamaan elips yang eksentrisitas e = 3
, salah satu dari apinya F (2,1) dan persamaan

garis arah yang bersesuian dengan titik api ini adalah x – 5= 0!


𝑥2 𝑦2
4. Tentukan nilai m sehingga garis y = -x + m menyinggung elips 20 + 5
= 1!
𝑥2 𝑦2
5. Tentukan titik M pada elips 18 + 8
= 1 yang terdekat dengan garis 2x – 3y + 25 = 0!

Pertunjuk Jawaban Latihan!

Apabila anda mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latohan tersebut, Anda dapat
mengikuti petunjuk peneyelesaian sebagai berikut:
1. Jarak kedua titik api adalah 2c = 4, berarti c = 2.
𝑎2 5
Karena jarak kedua garis arahnya adalah 2 𝑐
= 5 maka 𝑎2 2 c dan
5
Karena c = 2 maka 𝑎2 2 .2 = 5.

pada elips berlaku 𝑏 2 = 𝑎2 − 𝑐 2 , maka 𝑏 2 = 5 – 4 =1.


Karena titik-titik api elips terletak pada sumbu X dan simetris terhadap O
𝑥2 𝑦2
maka persamaan elips berbentuk 𝑎2 + 𝑏2 = 1
𝑥2 𝑦2
Jadi persamana elips yang ditanyakan adalah 5
+ 1
= 1.

𝑥2 𝑦2
2. Persamaan elips 100 + 36 = 1, berarti 𝑎2 = 100, 𝑏 2 = 36.

karena 𝑐 2 = 𝑎2 - 𝑏 2 dan c > 0 ← maka c =8


Jadi, titik api sebelah kanan adalah F (8,0)
Misalkan T(𝑥0, 𝑦0 ) titik pada elips yang menenuhi TF = 14

Maka √(𝑥0 − 8)2 + 𝑦02 = 14 atau 𝑦02 = 196 − (𝑥0 − 8)2


𝑥02 𝑦02
Karena T pada elips maka berlaku + = 1 atau
100 36

36𝑥02 + 100𝑦02 =3600.


Berarti absis titik T memenuhi persamaan
36𝑥02 + 100 {196 – (𝑥0 - 8)2 } = 3600
-64𝑥02 + 1600 𝑥0 + 96000 = 0
-𝑥02 + 25𝑥0 + 150 = 0
(-𝑥0 + 30 )(𝑥0 + 5) = 0

Jadi, 𝑥0 = 30 atau 𝑥0 = −5

Karena a = 10 maka pncak elips yang paling kanan adalah (10,0)

Berarti tidak ada titik pada elips yang absisnya 30

Jadi, 𝑥0 = −5 sehingga 𝑦0 = ±√196 − 169 = ± 3√3

jadi, tiik-titik yang dimaksud adalah (-5,3√3) dan (-5, -3√3).

3. Mislakan T (𝑥1, 𝑦1, ) suatu titik pada elips


Maka berdasarkan definisi 2 berlaku TF = c, jarak T ke garis arah x – 5 = 0
2 𝑥1−5
Berarti √(𝑥1 − 2)2 + (𝑦1 − 1)2 = 3 ǀ 1
ǀ

Setelah kedua ruas dikuadratkan kita memperoleh :


4
(𝑥1 − 2)2 + (𝑦1 − 1)2 = 9
(x – 5)2

9{𝑥12 - 4x + 4 + 𝑦12 - 2𝑦1 +1} = 4 (𝑥12 − 10𝑥1 + 25)


5𝑥12 + 4𝑥1 + 9𝑦12 − 18𝑦1 − 55 = 0.

Dengan menjalankan koordinat titik T kita memperoleh persamaan elips yang dimaksud yaitu
5𝑥12 + 4𝑥 + 9𝑦 2 − 18𝑦1 − 55 = 1.

4. Gradien garis y = -x + p adalah -1


Persaman garis singgung dengan gradien -1 adalah
y = -x ±√20. (−1)2 ± 5. 𝑦 = −𝑥 ± 5
Jadi, haruslah p =±5

5. Titik M merupakan titik singgung dari garis singgung yang sejajar garis 2x – 3y + 25 = 0 dan terdekat
dengan garis tersebut.
2
Gradien garis 2x – 3y + 25 = 0 adalah m = 3
2
Berarti persamaan garis singgung yang gradiennya 3 adalah

2 4
y = 3 𝑥 ± √18. 9 + 8
2
y=3 𝑥 ±4
2
2 𝑥2 ( 𝑥−4))2
3
Absis titik singgung S dari garis singgung y = 3 𝑥 ± 4 memenuhi persamaan 18
+ 8
=1
4 16
8𝑥 2 +18(9 𝑥 2 + 3
𝑥 + 16) = 144

8𝑥 2 +96x +9 = 0
𝑥 2 +6x + 9 = 0
𝑥 = −3
2
Berarti y = 3 (−3) + 4 = 2, sehingga 𝑆1 (−3,2)
2
Absis titik singgung 𝑆2 dari garis singgung y = 3 𝑥 − 4 memenuhi persamaan
2
𝑥2 ( 𝑥−4))2
3
18
+ 8
=1
Setelah dijabarkan seperti di atas, diperoleh x = 3.
2
Berarti y = 3 (3) -4 = -2, sehingga 𝑆2 (3, −2)

Jarak 𝑆2 Ke garis 2x – 3y + 25 = 0 adalah


−6 − 6 + 25 13
𝑑1 = | |= = √13
√4 + 9 √13

Jarak 𝑆2 ke garis 2x – 3y + 25 = 0 adalah


6 + 6 + 25 37
𝑑1 = | |=
√4 + 9 √13

Jadi titik M yang dimaksud adalaj (-3,2).

RANGKUMAN

𝑥2 𝑦2
Persamaan pusat dari elips berbentuk 𝑎2 + 𝑏2 = 1. Pusat elips di O(0,0) titik-titik api 𝐹 1 (c,0) dan

𝐹 2 (-c,0) dengan 𝑐 2 =𝑎2 - 𝑏 2 .

𝑐
Eksentrisitas numerik e = 𝑎 < 1.

Sumbu panjang = 2a dan sumbu pendek = 2b

Untuk elips dengan pusat P (𝛼, 𝛽) dan sumbu-sumbunya sejajar dengan sumbu-sumbunya

(𝑥− 𝛼)2 (𝑦− 𝛽)2


koordinat persamaannya adalah : 𝑎2
+ 𝑏2
= 1.

𝑥2 𝑦2
Persamaan garis singgung pada elips 𝑎2 + 𝑏2 = 1:

a) dengan gradien m, adalah y = mx ±√𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2 .

𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
b) dengan titik singgung T(𝑥1, 𝑦1 ) 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎2
+ 𝑏2
= 1.

Sifat utama garis singgung


Garis singgung di suatu titik pada elips membagi dua sama bsar sudut antara garis yang melalui titik
itu dengan titik api yang satu dan garis yang melalui titik api tersebut dengan titik api lainnya.

𝑥1 𝑦1 𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
Persamaan garis kutub dari T((𝑥1, 𝑦1 ) terhadap elips + = 1. (𝑥1, 𝑦1 ) 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ + = 1.adalah
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2

𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
𝑎2
+ 𝑏2
= 1.

Sifat-sifat garis kutub:

a) Jika titik Q terletak pada garis kutub p dari titik P maka garis kutub q dari titik Q melalui P.
b) Jika suatu titik P menjalani garis q,maka garis kutub p dari titik p berputar pada titik Q, yaitu kutub
dari garis q.

𝑥 𝑦
Persamaan garis arah (direktriks) dari elips 𝑎12 + 𝑏12 = 1 adalah

𝑎2
x=± 𝑐
. Titik-titik pada elips bersifat bahwa perbandingan jaraknya terhadap suatu titik api dari garis
𝑐
arah yang bersesuaian tetap besarnya. yaitu e = 𝑎 < 1.

Garis nornal di T membagi dua sama besar sudut antara garis-garis penghubung T dengan titik-titik api.

Tempat kedudukan titik-titik tengah talibusur-talibusur yang sejajar dengan garis y= mx adalah suatu

−𝑏 2
gars dengan persamana y = 𝑎2 𝑚 x.

−𝑏 2
Garis-garis y = mx dan y = 𝑎2 𝑚 x disebut garis-garis tengah

−𝑏 2
sekawan m dan 𝑎2 𝑚 disebut arah-arah sekawan.

Tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada elips yang saling tegak lurus adalah

berupa lingkaran dengan persamaan 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎 2 + 𝑏 2 lingkaran orthoptis dari Monge.

Tempat kedudukan titik-titik potong garis singgung pada elips dengan garis-garis yang tega lurus
padanya yang ditarik dari titik-titik api adalah berupa lingkaran dengan persamaan 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎 2
lingkaran ini disebut Lingkaran titik kaki.

Dalil I (dari Apollonius)


Jumlah kuadrat dari dua garis tengah sekawan satu dengan jumlah kuadrat smbu-sumbunya.

Dalil II dari Apollonius)

Jumlah jajaran genjang yang mengelilingi elips pada garis-garis tengah sekawan sama dengan luas
persegi pada sumbu-sumbunya.

TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

𝑥2 𝑦2
1) Dari titik C (10,-8) dibuat garis yang menyinggung elips + = 1. Persamaan tali busur yang
25 16

menghubungkan kedua titik singgung itu ialah....


A. 4x + 5y – 4 = 0
B. 4x + 5y – 4 √2 = 0
C. 4x – 5y = 10
D. 4x – 5y + 10 = 0

2) Garis x – y – 5 = 0 menyinggung elips yang titik-titik apinya 𝐹1 (−3, 0)dan 𝐹2 (3, 0). Persamaan elips
yang memenuhi syarat tesebut adalah......
𝑥2 𝑦2
A. + =1
17 8

𝑥2 𝑦2
B. 9
+ 8
=1

𝑥2 𝑦2
C. 17
+ 9
=1

𝑥2 𝑦2
D. + =1
8 9
𝑥2 𝑦2
3) Persamaan garis singgung pada elips 30
+ 24
= 1 yang sejajar dengan garis 4x – 2y + 23 = 0

adalah.....
A. y = -2x – 12
B. y = 2x – 12
C. y = 4x + √504
D. y = -4x + √504

𝑥2 𝑦2
4) Persamaan talibusur elips 8
+ 4
= 1 yang dibagi dua sama panjang oleh titik A (2,1) adalah .....
1
A. y = 2 x
B. y = 2x
C. y – x – 3 = 0
D. y + x – 3 = 0

𝑥2 𝑦2
5) Dari titik api sebelah kanan + = 1 dipancarkan sinar yang mengapit sudut 𝛼(𝑡𝑔𝛼 = −2).
45 20

dengan sumbu X positif. Persamaan garis ynag dilalui sinar pantulannya tersebut adalah....
A. y = -2
B. 2x + 11y – 10 =0
C. y = 4
D. x + 2y – 5 = 0

𝑥2 𝑦2
6) Luas jajaran genjang yang dua titik sudutnya adalah titik-titik api dari elips 9
+ 5
= 1. dan dua titik

lainnya berimpit dengan ujng-ujung sumbu pendek dari elips adalah.....


A. 5√8
B. √5
C. 4√5
D. 2√5

2
7) Eksentrisitas dari elips adalah e = 5
dan jarak dari titik M pada elips ke salah satu garis arahnya

adalah 20. jarak dari M ke titik api yang bersesuaian dengan garis arah ini adalah....
A. 8
B. 20
C. 50
D. 16

8) Suatu elips menyinggung sumbu x di titik A {3,0} dan menyinggung sumbu Y di B {0,-4}. Jika
sumbu-sumbu simetrisnya sejajar sumbu-sumbu koordinat maka persamaan elipsnya adalah....
𝑥2 𝑦2
A. 9
+ 16
=1

(𝑥−3)2 (𝑦+4)2
B. 9
+ 16
=1

𝑥2 𝑦2
C. + =1
16 9

(𝑥+4)2 (𝑦−3)2
D. + =1
16 9

𝑥2 𝑦2
9) Dari titik P (-16,9) dibuat garis singgung pada elips + = 1. Jarak dari titik P ke garis yang
4 3

menghubungkan titik-titik singgung tersebut adalah....


A. 38
3
B. 7 5

C. 18
D. 90

10) Persamaan elips yang sumbu-sumbunya berimpit dengan sumbu koordinat dan yang menyinggung
dua garis 3x – 2y – 20 = 0 dan x + 6y – 20 = 0 adalah.....
𝑥2 𝑦2
A. 40
+ 10
=1

𝑥2 𝑦2
B. 100
+ 40
=1

𝑥2 𝑦2
C. 10
+ 40 =1

𝑥2 𝑦2
D. 40
+ 36
=1
Cocokkanlah jawaban Anda denga Kunci jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
Jumalah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 90% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%. Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
Kegiatan Belajar 2

Hiperbola

Pada kegiatan Belajar 2 ini, kita akan mempelajari hiperbola dan siafat –sifatnya. Berikut ini
batasan (definisi) dari hiperbola.

Definisi 3.3

Hiperbola adalah himpunan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu besarnay
tetap. Jika jarak kedua titik tertentu tersebut adalah d, maka selisih jarak tersebut lebih kecil dari d.
Berdasarkan definisi di atas kita dapat melukis hiperbola titik demi titik. Untuk setiap titik T berlaku
|𝑇𝐹1 − 𝑇𝐹2 |= d.

Keterangan :

1) Tetapkan titik-titik 𝐹1 dan 𝐹2 dan panjang d.


2) Tentukan titik-titik A dan B pada ruas garis sehingga 𝐹1 𝐹2 sehingga
1
|𝐹2 𝐴|= |𝐵𝐹1 |= (|𝐹1 𝐹2 | − 𝑑).
2

3) Titik-titik diperoleh sebagai berikut:


a) Buat lingkaran dengan pusat 𝐹1 dan jari-jari 𝑟1 > |𝐹2 𝐴|
b) Dari 𝐹2 busurkan lingkaran dengan jari-jari 𝑟1 − 𝑑
c) Perpotongan a) dan b) adalah titik-titik 𝑇1
d) Lakukan hal yang sma denagn mengganti peran 𝐹1 𝑑𝑎𝑛 𝐹2
e) 𝐹1 𝑑𝑎𝑛 𝐹2 disebut titik-titik api
f) A dan B disebut titik-titik puncak.

A. PERSAMAAN STANDAR (PUSAT) HIPERBOLA

Berdasarkan definisi 3.3, kita mencari persamaan hiperbola. Misalkan titik-titik api F1(-c,0),
F2(c,0) pada sumbu-x dan sumbu dari F1F2 adalah
sumbu Y. Jika |𝐹1 𝐹2| = 2c maka F1(c , 0) dan F2(-c , 0).
Misalkan selisih jarak yang tetap tersebut adalah 2a, dengan a < c. Ambil T(x , y)
sebarang titik dari himpunan yang dicari, maka dipenuhi |𝑇𝐹2| - |𝑇𝐹1| = 2a.
Berarti √(𝑥 + 𝑐)2 + 𝑦 2 - √(𝑥 + 𝑐)2 + 𝑦 2 = 2a

√(𝑥 + 𝑐)2 + 𝑦 2 = 2a + √(𝑥 + 𝑐)2 + 𝑦 2

Setelah kedua ruas dikuadratkan dan dijabarkan diperoleh


cx – a2 = a √(𝑥 + 𝑐)2 + 𝑦 2 . kemudian kedua ruas dari persamaan dikuadratkan lagi dan
diajabarkan sehingga kita memperoleh
(𝑐 2 − 𝑎2 ) x2 – 𝑎2 𝑦 2 = 𝑎2 (𝑐 2 – 𝑎2 ).....................(**)
Karena a < c maka 𝑐 2 − 𝑎2 > 0 sehingga dapat dituliskan 𝑐 2 − 𝑎2 = 𝑏 2 dan persamaan
(**) menjadi 𝑏 2 𝑥 2 – 𝑎2 𝑦 2 = 𝑎2 𝑏 2 .
Karena T sebarang titik pada himpunan, maka setiap titik dari himpunan tersebut
berlaku:
𝑥2 𝑦2
𝑏 2 𝑥 2 - 𝑎2 𝑦 2 = 𝑎2 𝑏 2 atau - 𝑏2 = 1.
𝑎2

Persamaan diatas disebut persamaan hiperbola.


Titik O(0 , 0) sebagai titik pusat hiperbola.
Titik-titik F1 dan F2 disebut titik-titik api.
Sumbu x dan sumbu y disebut sumbu-sumbu simetri.
Karena titik titik potong hiperbola dengan sumbu x adalah nyata, maka sumbu x disebut
sumbu nyata. Sedangkan titik potong hiperbola dengan sumbu y adalah khayal, sehingga sumbu
y disebut sumbu khayal.
𝐶
Bilangan e = 𝑎 > 1 disebut eksentrisitas numerik.

B. PERSAMAAN HIPERBOLA DENGAN PUSAT P(𝜶, 𝜷)


Persamaan hiperbola yang pusatnya P(𝛼, 𝛽) dan sumbu-sumbunya sejajar dengan sumbu-
sumbu koordinat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
Adapun translasi susunan sumbu sedemikian sehingga O’ berimpit dengan P.

Karena O’ merupakan pusat hiperbola maka persamaan hiperbola terhadap susuanan sumbu
𝑥′2 𝑦′2
X’O’Y’ adalah 𝑎2
+ 𝑏2
= 1.

(𝑥−𝛼)2 (𝑦−𝛽)2
Jadi, persamaan hiperbola terhadap susunan sumbu XOY adalah 𝑎2
- 𝑏2
= 1.

𝑥2 𝑦2
Sekarang kita mencari Titik-titik potong hiperbola 𝑎2 + 𝑏2
= 1. dengan garis y = mx. Absis-absis

titik potongnya dapat kita peroleh dari persamaan


𝑥2 𝑚2 𝑥 2
𝑎2
+ 𝑏2
= 1 atau (𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 ) 𝑥 2 = 𝑎2 𝑏 2
𝑎𝑏 𝑚𝑎𝑏
Berarti x = ± Sehingga y = ±
√𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2

Jadi koordinat-koordinat titik potong adalah


𝑎𝑏 𝑚𝑎𝑏 −𝑎𝑏 −𝑚𝑎𝑏
( . ) dan ( . )
√𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2
Jika b2 – a2m2 > 0 maka ada dua titik potong yang berlainan

Jika b2 – a2m2 < 0 maka tidak ada titik potong atau titik potongnya khayal

Jika b2 – a2m2 = 0 maka titik potongnya di jauh tak terhingga.

𝑏
Hal ini terakhir menyatakan bahwa jika m = ± 𝑎, maka garis y = mx menyinggung
𝑏
hiperbola di jauh tak berhingga. Garis=garis y = ± 𝑎 x disebut asimtot-asimtot

hiperbola.
𝑥 𝑦 𝑥 𝑦
Persamaan asimtot-asimtot dapat dinyatakan juga sebagai − = 0 dan + = 0,
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
𝑥2 𝑦2
sehingga persamaan susunan asimtotnya adalah 𝑎2 − 𝑏2
= 0.

Berikut ini akan kita turunkan definisi hiperbola yang lain. Misalkan P(𝑥1, 𝑦1 ) sebarang titik
𝑥2 𝑦2
pada hiperbola 𝑎2 − 𝑏2
= 1.

Maka jarak P terhadap titik api 𝐹1 (c, 0) adalah 𝑑1 = √(𝑥1 − 𝑐)2 + 𝑦12 dan jarak P terhadap titik

api 𝐹2 (c, 0) adalah 𝑑1 = √(𝑥1 − 𝑐)2 + 𝑦12


Berarti 𝑑12 − 𝑑12 = 4𝑥1 sedangkan 𝑑1 -𝑑1 =2a..............................(1)
2𝑐𝑥1
maka 𝑑2 +𝑑1 = 𝑎
........................................................................(2)

𝑐 𝑎2
Dari (1) dan (2) kita mmeperoleh 𝑑1 = (𝑥1 − )
𝑎 𝑐
𝑐 𝑎2
𝑑2 = (𝑥1 − )
𝑎 𝑐
𝑎2
Pandang garis-garis x = ± 𝑐
𝑐 𝑎2 𝑐 𝑎2
Maka, 𝑑1 = 𝑎
(𝑥1 − 𝑐
) = 𝑎 jarak P ke garis x = 𝑐
𝑐 𝑎2 𝑐 𝑎2
Maka, 𝑑2 = (𝑥1 − ) = jarak P ke garis x =
𝑎 𝑐 𝑎 𝑐
𝑎2
Garis-garis x = ± 𝑐
disebut garis-garis arah atau direktriks dari hiperbola

Berdasarkan hal di atas dapat mendefinisikan hiperbola sebagai berikut.

Definisi 3.4
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang perbandingan jaraknya terhadap suatu
titik dan suatu garis tertentu tetap besarnya dan perbandingan ini lebih besar dari 1. Titik itu
tersebut dinamakan titik api dan garisnya dinamakan garis arah (direktrik).

Contoh 3.6
Carilah persamaan hiperbola, jika titi-titik apinya terletak pada suumbu X, simetris terhadap O dan
4
Persamaan asimtotnya y = ± 3 x, sedangkan jarak antara kedua titik-titik apinya 20.

Penyelesaian!
𝑥2 𝑦2
Misalkan persamaan hiperbola itu 𝑎2
− 𝑏2 = 1.
4 𝑏 4
Karena persamaan asimtotnya y = = ± 3 x, maka 𝑎 = 3
dan karena jarak antara kedua titik-titik apinya 20

maka 2c = 20 atau c = 10.


Pada hiperbola berlaku 𝑏 2 = 𝑐 2 − 𝑎2 dan b > 0
9 2
Jadi, 𝑏 2 = 100 − 16
𝑏 atau b = 8
3
Berarti a = (4 .8) = 6.
𝑥2 𝑦2
Jadi, persamaan hiperbola yang dimaksud adalah − = 1.
36 64

Contoh 3.7
Carilah persamaan hiperbola, jika titi-titik apinya terletak pada suumbu X, simetris terhadap O dan
4 4
Persamaan asimtotnya y = ± x, sedangkan jarak antara kedua titik-titik apinya 12 .
3 5

Penyelesiana!
𝑥2 𝑦2
Misalkan persamaan hiperbola itu adalah 𝑎2 − 𝑏2 = 1.
3 𝑏 3 3
Karena persamaan asimtotnya y = ± x maka = atau b = a.
4 𝑎 4 4
𝑎2 4 5
Jarak kedua garis arahnya adalah 2 = 12 atau c = 𝑎2 .
𝑐 5 32
3 5
Berarti ( 4 𝑎)2 = ( 32 𝑎2 )2 - 𝑎2
5 25
atau ( 32)2 𝑎4 - 16 𝑎2 = 0
25 32 2
𝑎2 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎2 . ( ) = 4.16 = 64
16 5
9
jadi, 𝑏 2 = 16 .64 = 36.

Jadi persamaan hiperbola yang dimaksud adalah


𝑥2 𝑦2
− = 1.
64 36

C. PERSAMAAN HIPERBOLA SINGGUNG HIPERBOLA


Selanjutnya, kita dapat mencari persamaan garis singgung pada hiperbola dengan jalan yang
sama seperti mencari persamaan garis singgung pada ellips.
𝑥2 𝑦2
Persamaan garis singgung pada hiperbola 𝑎2 − 𝑏2 = 1. dengan koefisien arah m adalah

𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2

(𝑥−𝛼)2 (𝑦−𝛽)2
Jika persamaan − = 1, maka persamaan garis singgung dengan koefisien arah m,
𝑎2 𝑏2

adalah

𝑦 − 𝛽 = 𝑚(𝑥 − 𝛼) ± √𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2

𝑥2 𝑦2
Persamaan garis singgung parabola 𝑎2 − 𝑏2 = 1 di titik singgung (x1 , y1) adalah

𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
− 2 =1
𝑎2 𝑏
(𝑥−𝛼)2 (𝑦−𝛽)2
Jika persamaan hiperbolanya 𝑎2
− 𝑏2
= 1, maka persamaan garis singgung di titik

(x1 , y1) adalah

(𝑥1 − 𝛼)(𝑥 − 𝛼) (𝑦1 − 𝛽)(𝑦 − 𝛽)


− =1
𝑎2 𝑏2
Berikut ini akan diberikan sifat utama garis singgung pada hiperbola.

Sifat Utama Garis Singgung


Garis singgung pada suatu titik pada hiperbola membagi dua sama besar sudut-sudut antara
garis-garis yang menghubungkan titik singgung dengan titik api.

Misalkan T((x1 , y1) sebarang titik pada hiperbola dan misalkan d1 = TF1, d2 = TF2 dengan

F1(c,0) dan F2(-c,0).


𝑐 𝑎2 𝑎2
(𝑥 − ) 𝑥1 −
𝑇𝐹1 𝑑1 𝑎 1 𝑐 𝑐
Maka 𝑇𝐹2
= 𝑑2
= 𝑐 𝑎2
= 𝑎2
(𝑥 − ) 𝑥1 −
𝑎 1 𝑐 𝑐

Persamaan garis singgung di T adalah


Misalkan titik potng garis singgung ini dengan sumbu x adalah P, maka koordinat-
a2
koordinatnya yp = 0 dan xp = x1
a2 a2
PF1 C− cx1 −a2 x1 −
x1 c
Berarti PF = a2
= cx 2
= a2
2 C+ 1 +a x1 −
x1 c

PF TF
Jadi PF1 = TF1
2 2

Perbandingan terakhir ini, berarti TP adalah garis bagi sudut dalam segitiga TF1F2 atau F2TP
< 𝐹1 𝑇𝑃 =< 𝐹2 𝑇𝑃(terbukti).
Seperti pada elips, kita memepunyai dua garis singgung yang melalui satu titik T di luar
elips, demikian juga pada hiperbola.
𝑥1 𝑥 𝑥1 𝑥
Tanpa memperhatikan letak titik T(x1, y1), persamaan − =1
𝑎2 𝑏2
𝑥2 𝑦2
disebut persamaan garis kutub dari T terhadap hiperbola 𝑎2 − 𝑏2 = 1.

Jika T di luar hiperbola maka garis kutub menjadi tali busur singgung.
Jika T pada hiperbola maka garis kutub menjadi garis singgung.

Jika T di dalam hiperbola maka garis kutub berupa garis yang tidak memotong hiperbola.

Contoh 3.8

𝑥2 𝑦2
Tentukan persamaan garis singgung pada hiperbola yang sejajar garis − 32 = 1 yang
8

sejajar garis 10x – 3y + 9 = 0.

Penyelesaian
10
Gradien garis 10x – 3y + 9 =0 adalah m = , is singgungnya adaamaka gradiien garis
3
10
singgungnya adalah . Jadi persamaan garis singgungnya adalah
3

10 100
𝑦= 𝑥 ± √16. − 64
3 9
10 32
𝑦= 𝑥±
3 3
𝑦 = 10𝑥 ± 32

Contoh 3.9
𝑥2 𝑦2
Dari titik C (1, -10) dibuat garis singgung pada hiperbola − 32 = 1.
8

Tentukan persamaan garis yang menghubungkan kedua titik singgungnya.

Penyelesaian:
Garis yang menghubungkan kedua titik singgung itu adalah garis kutub. Persamaan garis
kutub dari titik C (1, -10) terhadap hiperbola
𝑥2 𝑦2 1. 𝑥 (−10)𝑦
− = 1 adalah − =1
8 32 8 32
atau

32 𝑥
𝑦= (1 − )
10 8
10𝑦 = 32 − 4𝑥
5𝑦 + 2𝑥 − 16 = 0.

𝑥2 𝑦2
Berikut ini akan dicari syarat agar garis y = mx memotong garis lengkap − 𝑏2 = −1.
𝑎2

Absis-absis titik potong dapat dicari sebagai berikut:


𝑥2 𝑚2 𝑥 2
− = −1 atau (𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 ). 𝑥 2 = −𝑎2 𝑏 2
𝑎2 𝑏2
𝑎𝑏
Berarti x = ± √𝑎2
𝑚2 −𝑏2
𝑥2 𝑦2
Jadi garis y = mx dan garis lengkung 𝑎2 − 𝑏2 = −1 akan:
𝑎 𝑏
(i) berpotongan di dua titik jika 𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2 > 0, yaitu m > 𝑏 atau m < - 𝑎 ;
𝑏 𝑏
(ii) tidak berpotongan jika a2m2 – b2 < 0, yaitu - 𝑎 <m < ;
𝑎
𝑏
(ii) menyinggung di jauh tak hingga jika m = ± 𝑎

𝑥2 𝑦2
Persamaan − 𝑏2 = −1 adalah persamaan suatu hiperbola yang tidak memotong sumbu X
𝑎2

tetapi memotong sumbu Y di titik-titik (0 , b) dan (0 , -b).


Berarti sumbu X sumbu khayalnya. Sedangkan persamaan asimtot-asimtotnya adalah
b b
y= x dan y = − x
a a

Titik-titik apinya adalah F1(0, c)


dan F2(0, -c) dan garis-garis
b2
arahnya adalah y = a
x dan
b2
y=− .
a
Eksentrisitas numeriknya adalah
c
c=
b
𝑥2 𝑦2 𝑥2 𝑦2
Hiperbola-hiperbola 𝑎2 − 𝑏2 = 1 dan 𝑎2 − 𝑏2 = −1 pada suatu susunan sumbu disebut hiperbola

sekawan.
Jika suatu hiperbola a = b, maka hiperbola ini disebut hiperbola sama sisi dan mempunyai
persamaan x2 – y2 = a2.
Karena asimtot-asimtotnya saling tegak lurus, maka hiperbola ini disebut juga hiperbola
orthogonal.

Contoh 3.10
Tentukan persamaan hiperbola yang titik-titik apinyaterletak pada sumbu Y dan simetris
1
terhadap titik O yang memenuhi syarat bahwa jarak kedua garis arahnya 7 dan mempunyai
7

sumbu 2b = 10.

Penyelesaian:
𝑏2 50 7
Jarak kedua arahnya adalah 2 − atau c = 25 𝑏 2
𝑐 7

Karena 2b = 10 maka b 5 dan c = 7


Sehingga a2 = c2 – b2 = 49 -25 = 24
𝑥2 𝑦2
Jadi persamaan hiperbola adalah 24 − 25 = −1.

Selanjutnya berikut ini kita akan mencari tempat kedudukan titik-titik yang memenuhi
syarat-syarat tertentu.
𝑥2 𝑦2
a) Misalkan kita mempunyai persamaan hiperbola 𝑎2 − 𝑏2 = 1 dan garis y = mx

Akan dicari tempat kedudukan titik-titik tngah talibusur-talibusur hiperbola yang sejajar
dengan garis y = mx sebagai berikut:
Mula-mula kita mencari titik-titik potong garis-garis y = mx + n, (n parameter) dengan
hiperbola, kemudian kita mencari titik tengahnya.
𝑥 2 (𝑚𝑥 + 𝑛)2
− = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 (𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 )𝑥 2 − 2𝑎2 𝑚𝑛𝑥 − 𝑎2 𝑛2 − 𝑎2 𝑏 2 = 0.
𝑎2 𝑏2
Absis dari titik-titik potngnya adalah akar-akar dari persamaan kuadrat dalam x tersebut.
Misalkan titik tengah talibusurnya adalah T, maka
𝑥1 − 𝑥2 2𝑎2 𝑚𝑛 𝑎2 𝑚𝑛
𝑥𝑇 = = =
2 2(𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 ) 𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2
dan
𝑎2 𝑚𝑛 𝑛𝑏 2
𝑦𝑇 = 𝑚𝑥𝑇 + 𝑛 = 𝑚 ( 2 )+𝑛= 2
𝑏 − 𝑎2 𝑚2 𝑏 − 𝑎2 𝑚2
𝑦𝑇 𝑏2
Berarti = 𝑎 2 𝑚2
𝑥𝑇

Dengan menjalankan koordinat titik T, kita memperoleh tempat kedudukan titik-titik yang
kita cari, yaitu
𝑏2
𝑦 = 2 2𝑥
𝑎 𝑚
Persamaan ini merupakan persamaan suatu garis tengah hiperbola.
𝑏2
Garis-garis tengah y = mx dan 𝑦 = 𝑎2 𝑚2 𝑥 disebut garis-garis tengah sekawan dengan m1 = m dan
𝑏2
m2 = disebut araharah sekawan.
𝑎 2 𝑚2

b) Dengan cara yang serupa seperti pada elips, kita memperoleh persamaan tempat kedudukan titik-
𝑥2 𝑦2
titik potong garis-garis singgung pada hiperbola − 𝑏2 = 1 yang tegak lurus sesamaanya, yaitu x2
𝑎2

+ y2 = a2 – b2.
Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O(0,0) dan berjari-jari √𝑎2 − 𝑏 2 .
Lingkaran ini disebut lingkaran orthoptis dari Monge.
c) Dengan cara yang serupa seperti yanag dilakukan pada elips, kita memperoleh persamaan temat
𝑥2 𝑦2
kedudukan titik-titik potong dari garis-garis singgung pada hiperbola − = 1 dengan garis-
𝑎2 𝑏2

garis yang tegak lurus padanya dan melalui titik-titik api, yaitu x2 + y2 = a2.
Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O(0,0) dan berjari-jari a.
Lingkaran ini disebut lingkaran titik kaki.

Lingkaran orthoptis dari suatu hiperbola orthogonal berupa lingkaran titikdan garis-garis singgung
pada hiperbola itu yang saling tegak lurus adalah asimtot-asimotnya.
𝑥2 𝑦2
Misalkan P1(x1. y2) dan Q1(-x1. –y1) ujung-ujung garis tengah hiperbola − 𝑏2 = 1. Akan kita cari
𝑎2

ujung-ujung garis tengah sekawannya.

𝑥2 𝑦2 𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
Persamaan garis singgung di P1(x1. y2) pada hiperbola − 𝑏2 = 1 adalah − = 1. Berarti,
𝑎2 𝑎2 𝑏2

gradien garis singgung di P1 adalah

b2 x 𝑦
𝑚1 = a2 y1, sedangkan gradien P1Q1 adalah 𝑚2 = 𝑥1 .
1 1

𝑏2
Jadi, 𝑚1 𝑚2 =
𝑎2

Hal ini menunjukkan bahwa garis singgung di P1 sejajar dengan garis tengah yang sekawan dengan garis
tengah P1Q1.

b2 x
Persamaan garis tengah yang sekawan dengan adalah P1Q1 adalah 𝑦 = a2 y1 x.
1

Absis titik-titik garis inu dengan hiperbola dicari sebagai berikut.

b4 x12 2
b2 x 2 − a2 ( ) x = a2 b2 atau (a2 y12 − b4 x12 )x 2 = a4 y12
a4 y12

`Karena pada hiperbola maka

b4 x12 a2 y12 a
x2 = 4 2 = b 2 atau x = ± b y1 i, dengan i = √−1
a y1

a b −a −b
Berarti, titik-titik potongnya khayal, yaitu (b y1 i, x i, ) dan
a 1
( b y1 i, x i, )
a 1

a b −a −b
Akan tetapi dapat diperiksa bahwa P2(b y1 , x )
a 1
dan Q2( b y1 , x )
a 1

𝑥2 𝑦2
terletak pada hiperbola sekawan − 𝑐 2 = −1.
𝑎2

Jika suatu garis tengah tidak memotong hiperbola, maka yang dimaksud dengan ujung-ujungnya
adalah titik-titik potongnya dengan hiperbola sekawannya.

Misalkan OP1 = a1 dan OP2 = a2. Maka diperoleh

̅̅̅̅̅
OP12 = a21 = x12 + y12 dan
̅̅̅̅̅ a2 b2
OP22 = b12 = 2 y12 + 2 x12
b a

𝑏2 𝑥12 −𝑎2 𝑦12 𝑎 2 𝑥12 −𝑏2 𝑦12


Berarti 𝑎12 − 𝑏12 = 𝑏2
+ 𝑎2

Jadi, 4𝑎12 − 4𝑏12 = 4𝑎2 − 4𝑏 2

Uraian tersebut membuktikan dalil-dalil berikut ini.

Dalil I (dari Apollonius):

Selisih kuadrat garis-garis tengah sekawan suatu hiperbola sama dengan selisih kuadrat sumbu-
sumbunya.

Untuk dalil II dari Apollonius dapat Anda berikut sendiri seperti pada elips.

Dalil II (dari Apollonius):

Luas setiap jajaran genjang pada garis-garis tengah sekawan sama dengan luas persegi panjang
pada sumbu-sumbunya.

LATIHAN

Untuk mmeperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerajakanlah latihan berikut:

1) Eksentrisitas numerik dari suatu hiperbola adalah e = 2 dan jarak titik M dari salah satu titik apinya
adalah 16. Hitunglah jarak titik M ke garis arah yang bersesuaian dengan titik api ini!
𝑥2 𝑦2
2) Dari titik P (2, 3) dibuat garis-garis singgung pada hiperbola − = 1. Tentukan persamaan garis
16 9

ynag menghubungkan kedua titik singgungnya!


𝑥2 𝑦2 1
3) Tentukan titik-titik pada hiperbola − = 1. yang jaraknya dari titik api sebelah kanan adalah 4 !
64 36 2

4) Tentukan persamaan hiperbola yang titik-titik apinya terletak pada sumbu X, simetris terhadap O dan
melalui titik M(-5, 3) dan eksentristas numeriknya e = √2!
5) Tentukan persamaan hhiperbola yang jarak puncak-puncaknya 24 dan titik-titik apinya F1(-10, 2)
F2(16, 2)!

Pertunjuk Jawaban Latihan


Apabila Anda menemui kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan tersebut. anda dapat mengikuti
penyelesaian berikut!

1) Mislakan titik apinya F dan d = jarak M ke garis arah yang bersesuaian dengan F. Berdasarkan
definisi hiperbola yang kedua, berlaku
MF = c.d
16 = 2.d
Berarti d = 8
Jadi jarak M ke garis yang bersesuaian dengan titik api F adalah 8.
2) Garis yang menghubungkan kedua titik singgung itu daalah garis kutub dari P terhadap hiperbola
2x 3y
yaitu − = 1 atau 3x − 8y = 24.
16 9

3) c = √64 + 36 = 10
Titik api hiperbola sebelah kanan F (10, 0)
x21 y21 81
Misalkan − = 1 dan ̅̅̅̅̅̅
MF 2 = (x1 − 10)2 + y12 =
64 36 4
81
𝑥12 ( −(𝑥1 −10)2 )
4
Berarti − =1
64 36

Setelah dijabarkan diperoleh 5𝑥12 − 64𝑥1 + 140 = 0.


14
Berarti (5𝑥12 − 14)(𝑥1 − 10) = 0 yaitu 𝑥1 = atau 𝑥1 = 10.
5

Karena puncak-puncak hiperbola adalah (-8,0) dan (8,0), maka tidak ada titik pada hiperbola yang
14 9
absisnya jadi haruslah x1=10 dan y1= ± .
5 2
9 −9
Jadi titik-titik yang ditanyakan adalah (10, 2) 𝑑𝑎𝑛 (10, 2
)
𝑥2 𝑦2
4) Persamaan hiperbola yang ditanyakan berbentuk 𝑎2 − 𝑏2 = 1.
25 9
Titik M (-5,3) pada hiperbola, berarti 𝑎2 − 𝑏2 = 1 atau 25𝑏2 = 𝑎2 𝑏 2 + 9𝑎2 .
c
Karena e = a = √2 maka c 2 = 2a2 .

Pada hiperbola berlaku c 2 = a2 + b2 maka a2 = b2 .


Akibatnya 25b2 = b2 + 9a2 atau b2 = 16 sehingga a2 = 16.
𝑥2 𝑦2
Jadi persmaan hiperbola yang ditanyakan adalah 16 − 16 = 1. atau 𝑥 2 − 𝑦 2 = 16.

5) Jarak puncak-puncak hiperbola adalah 2a, = 24. Berarti a = 12.


Titik tengah F1F2 adalah O’(3, 2) yang merupakan pusat hiperbola.
1
̅̅̅̅̅̅
Sedangkan c = 2 𝐹 1 𝐹2 = 13.

Pada hiperbola berlaku c 2 = a2 + b2 , maka b2 = 169 − 144 = 25.


(𝑥−3)2 (𝑦−2)2
Jadi persamaannya hiperbola adalah 144
− 25
= 1.

RANGKUMAN

Definisi

Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu
besarnya a tetap. Titik tertentu itu adalah titik-titik api.

Persamaan pusat dari hiperbola adalah

𝑥2 𝑦2
− = 1.
𝑎2 𝑏 2

Pusat hiperbola di O(0,0). Titik-titik api F1(c, 0) dan F2(-c, 0) dengan c2 = a2 + b2. Eksentristis
𝑐
numerik e = 𝑎 > 1.

Sumber panjang = 2a dan sumbu pendek = 2b.

Untuk hiperbola dengan pusat P (𝛼, 𝛽) dan sumbu-sumbunya sejajar dengan sumbu-sumbu koordinat,
persamaannya adalah

(𝑥 − 𝛼)2 (𝑦 − 𝛽)2
− =1
𝑎2 𝑏2

𝑥2 𝑦2
Pada hiperbola dengan persamaan 𝑎2 − 𝑏2 = 1, maka

𝑏
a) Persamaan asimtot-asimtot hiperbola adalah y = ± 𝑥
𝑎
𝑎2
b) Persamaan garis garis arah hiperbola adalah x = ± 𝑐
.

Definisi

Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang perbandingan jaraknya terhadap suatu titik dan
garis tertentu besarnya tetap dan perbandingan ini lebih besar dari 1. Titik tertentu ini adalah titik api dan
garis tertentu ini adalah garis arah yang bersesuaikan dengan titik apainya.
(𝑥−𝛼)2 (𝑦−𝛽)2
Persamaan garis singgung pada hiperbola 𝑎2
− 𝑏2
= 1.

a) dengan gradien m
𝑦 − 𝛽 = 𝑚(𝑥 − 𝛼) ± √𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2
b) dengan titik singgung T
(𝑥1 − 𝛼)(𝑥 − 𝛼) (𝑦1 − 𝛽)(𝑦 − 𝛽)
− = 1.
𝑎2 𝑏2

Sifat utama garis singgung:

Garis singgung di suatu titik pada hiperbola membagidua sama besar sudut-sudut antara garis-garis
yang menghubungkan titik singgung dengan titik-titik api.

Persamaan garis kutub dari titik T (x1, y1) terhadap hiperbola

(x − α)2 (y − β)2 (x1 − α)(x − α) (y1 − β)(y − β)


2
− 2
= 1 adalah − = 1.
a b a2 b2

𝑥2 𝑦2
Hiperbola − = −1 tidak memotong sumbu X tetapi memotong sumbu Y di titik (0, b) dan (0, -b).
𝑎2 𝑏2

𝑏 𝑏2 𝑐
Persamaan asimmtotnya y = ± 𝑎 𝑥, sedangkan persamaan garis-garis arahnya y = ± 𝑐
dan e = 𝑏, titik-titik
apinya F1(0, c) dan F2(0, -c).

𝑥2 𝑦2 𝑥2 𝑦2
Hiperbola-hiperbola 𝑎2
− 𝑏2 = 1 𝑑𝑎𝑛 𝑎2
− 𝑏2 = −1 pada satu susunan sumbu disebut hiperbola
sekawan.

𝑥2 𝑦2
Tempat kedudukan titik-titik tengah talibusur-talibusur hiperbola 𝑎2
− 𝑏2 = 1 yang sejajar dengan
𝑏2
garis y = mx adalah satu garis dengan persamaan y = 𝑥.
𝑎2 𝑚

𝑏2 𝑏2
Garis-garis tengah y = mx dan y = 𝑎2 𝑚
𝑥.disebut garis-garis tengah seawan, m dan 𝑎2 𝑚 disebut arah-
arah sekawan.

Tempat kedudukan titik-titik potong dari garis-garis singgung pada hiperbola


𝑥2 𝑦2
𝑎2
− 𝑏2 = 1 yang tegak lurus sesamanya adalah suatu lingkaran dengan persamaan x2 + y2 = a2 -

b2. Lingakaran ini disebut lingkaran orthopis dari morge.


Tempat kedudukan titik-titik potong dari garis-garis singgung pada hiperbola
𝑥2 𝑦2
𝑎2
− 𝑏2 = 1 dengan garis-garis yang tegak lurus padanya dan melalui titik-titik api adalah suatu

lingkaran dengan persamaan x2 + y2 = a2. Lingakaran ini disebut lingkarantitik kaki.

Dalil I (dari Apollonius):


Selisih kuadrat garis-garis tengah sekawan suatu hiperbola sama dengan selisih kuadrat
sumbu-sumbunya.

Dalil II (dari Apollonius):


Luas jajaran genjang paad garis-garis tengah sekawan sama dengan luas persegi panjang
pada sumbu-sumbunya.

TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Titik-titik A(-3, -5) terletak pada hiperbola yang salah satu titik apinya F(-2, -3) dan garis
arah yang bersesuaian dengan titik api ini adalah x + 1 = 0. Persamaan hiperbola yang
memenuhi syarat di atas adalah.....
A. x2 – 4y – 14x – 40y + 131 = 0
B. –x2 + 4y2 + 6x + 24y + 47 = 0
𝑥2 𝑦2
C. − =1
1 4
(𝑥−7)2 (𝑦+5)2
D. − =1
80 20

𝑥2 𝑦2
2) Agar garis y = x + p menyinggung hiperbola − 36 = 1 maka nilai p adalah.....
9
9
A. 2

B. 9
C. 5
5
D. 2

𝑥2 𝑦2
3) Persamaan garis singgung pada hiperbola 20 − = 1 yang tegak lurus garis 4x + 3y – 7 = 0
5
adalah.....
4
A. y = 3 𝑥 − 10
4 10
B. y = - 𝑥−
3 3

C. 3x + 4y + 10 = 0
D. 3x – 4y – 10 = 0

𝑥2 𝑦2
4) Titik M pada hiperbola 24 − 18 = 1 yang terdekat ke garis 3x + 2y + 1 = 0 adalah....

A. M (6, -3)
B. M (-6, -3)
C. M (-6, 3)
D. M (6, 3)

5) Jika garis 2x – y – 4 = 0 menyinggung hiperbola yang titik-titik apinya F1(-3, 0) dan F2(3, 0)
maka persamaan hiperbolanya adalah.....
𝑥2 𝑦2
A. − =1
5 4
𝑥2 𝑦2
B. − =1
9 4
𝑥2 𝑦2
C. − =1
4 5
𝑥2 𝑦2
D. − =1
5 9

𝑥2 𝑦2
6) Luas daerah segitiga yang dibentuk oleh asimtot-asimtot hiperbola − = 1 dan garis 9x
4 9

+ 2y – 24 = 0 adalah....
A. 24
B. 12
C. 18
D. 9

𝑥2 𝑦2
7) Titik-titik api suatu hiperbola berimpit dengan titik-titik api elips 25
− 9
= 1. Jika

eksentrisitas numerik e = 2 maka persamaan hiperbolanya adalah...


𝑥2 𝑦2
A. − 12 = 1
4
𝑥2 𝑦2
B. − 15 = 1
1
𝑥2 𝑦2
C. − =1
12 4
𝑥2 𝑦2
D. − =1
15 1

𝑥2 𝑦2
8) Persamaan hiperbola yang titik-titik apinya pada puncak-puncak elips 100 − 64 = 1 dan garis-

garis arahnya melalui titik-titik api dari elips in adalah....


𝑥2 𝑦2
A. 36
− 40 = 1
𝑥2 𝑦2
B. − 36 = 1
60
𝑥2 𝑦2
C. − 40 = 1
100
𝑥2 𝑦2
D. − 40 = 1
60

9) Persamaan hiperbola yang sumbu-sumbunya berimpit dengan sumbu koordinat dan


menyinggung dua garis 5x – 6y – 16 = 0 dan 13x – 10y – 48 = 0 adalah....
𝑥2 𝑦2
A. − 16 = 1
20
𝑥2 𝑦2
B. − =1
20 4
𝑥2 𝑦2
C. − =1
16 4
𝑥2 𝑦2
D. − 16 = 1
4

𝑥2 𝑦2
10) Persamaan talibusur hiperbola − = 1 yang dibagi dua sama panjang oleh titik B(6,2)
16 4

adalah....
A. 4y – 3x + 10 = 0
B. 3y – 4x + 24 = 0
C. 3y – 3x + 6 = 0
D. 4y – 3x – 26 = 0
Cocokkanlah jawaban Anda denga Kunci jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = x 100%
Jumalah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali


80 – 90% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%. Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
KEGIATAN BELAJAR 3

Parabola

Pada Kegaiatan Belajar 3 ini, kita akan mempelajari parabola dan sifat-sifatnya. berikut ini
batasan (definisi) dari parabola.

Definisi 3.5

Parabola adalah himpunan titik-titik yang berjarak sama dari suatu titik dan suatu garis
tertentu.

Berdasarkan definisi di atas, kita dapat melukis parabola dengan menempatkan titik demi
titiknya sebagai berikut:

Keterangan:

1. Tetapkan garis g dan titik F.


2. Buat garis melalui titik F tegak lurus g sehingga garis ini memotong g di A.
3. Titik O pada garis AF sehingga |𝐴𝑂| = |𝑂𝐹|.
4. Dari F busurkan lingkaran dengan jari-jari r > OF.
5. Lakukan langkah d dari titik A sehingga memotong AF di B1.
6. Buat garis melalui B1 tegak lurus AF sehingga memotong busur lingkaran pada langkah d di
C1 .
7. C1 titik pada parabola.

A. PERSAMAAN STANDAR (PUNCAK) PARABOLA

Mislakan titik tertentu itu adalah titik F garis tertentu itu adalah garis g. Untuk mencari
persamaan parabola, kita buat sumbu X melalui F dan tegak lurus garis g.

Misalkan perpotongan garis g dan sumbu X adalah titik A. Sumbu Y dibuat melalui titik
tengah |𝐴𝐹| dan tegak lurus sumbu X.

1 1
Misalkan jarak |𝐴𝐹| = p, maka F (2 𝑝, 0) dan persamaan garis g adalah x = - 2 𝑝. Mislakan T

(x, y) sebarang titik pada parabola, maka berlaku |𝑇𝐹| = jarak T ke garis g, yaitu
1 1
√(𝑥— − 𝑝)2 + 𝑦 2 = 𝑥 + 𝑝.
2 2

Setelah kedua ruas dikuadratkan dan dijabarkan kita memperoleh 𝑦 2 = 2 𝑥𝑝. Persamaan ini
dipenuhi oleh setiap titik pada parabola, maka persamaan parabola adalah y = 2 px. Persamaan
ini disebut persamaan puncak parabola.

1
Titik F disebut titik api. Titik O disebut puncak parabola. Garis x = - 2 𝑝. disebut garis arah atau

direktris. Sumbu X merupakan sumbu simetri dari parabola, dan p disebut parameter parabola.
Berdasarkan definisi parabola, eksentrisitas parabola adalah e = 1.

B. PERSAMAAN PARABOLA DENGAN PUNCAK P(𝜶, 𝜷)

Dengan menggunakan translasi susunan sumbu, kita dapat menjabarkan bahwa


persamaan parabola yang puncaknya P(𝛼, 𝛽) dan sumbu simetrinya sejajar sumbu X adalah (y –
𝛽)2 = 2p(x – 𝛼).
Contoh jika sumbu simetri berimpit dengan sumbu X, titik puncak parabola berimpit
dengan titik asal, tetapi parabolanya terletak di tengah bidang sebelah kiri (Gambar 3.12) maka
persamaan parabolanya adalah y2 = - 2px.

Jika sumbu simetri berimpit dengan sumbu Y, titik puncak parabola berimpit dengan titik
O dan parabolanya terletak di setengah bidang sebelah atas (Gambar 3,13) maka persamaan
parabolanya adalah x2 = 2 py.

Jika sumbu simetri berimpit dengan sumbu Y, titik puncak parabola berimpit dengan
titik O dan parabolanya terletak di setengah bidang sebelah bawah (Gambar 3.14) maka
perasamaan adalah x2 = - 2 py.

Contoh 3.11:

Tentukan persamaan parabola yang puncaknya di O, sumbu simetrinya berimpit dengan sumbu
X dan parabolanya terletak di setengah bidang bagian kiri dan melalui titik (-1, 2).

Penyelesaian:

Misalkan persamaan parabolanya y2 = - 2 px.

Karena titik (-1, 2) pada parabola maka 4 = 2p atau p = 2.

Jadi persamaan parabola yang ditanyakan adalah y2 = - 4x

Contoh 3.12:
Tentukan perasamaan parabola yang titik apinya F(7, 2) dan persamaan garis arahnya x – 5 = 0.

Penyelesaian:

Mislakan titik T(x1, y1) suatu titik pada parabola.

Maka berdasarkan definisi parabola harus dipenuhi TF = jarak T ke garis x-5=0, yaitu
√(𝑥1 − 7)2 + (𝑦1 − 2)2 = |𝑥1 − 5|

Kedua ruas dikuadratkan sehingga menjadi

(𝑥1 − 7)2 + (𝑦1 – 5)2

𝑥12 – 14𝑥1 + 49 + 𝑦12 - 4𝑦1 + 4 = 𝑥12 - 10𝑥1 + 25

𝑦12 - 4𝑦1 - 4𝑥1 + 28 = 0

Hubungan ini berlaku untuk setiap titik pada parabola.

Jadi persamaan parabola yang ditanyakan adalah 𝑦 2 - 4y 4x + 28 = 0

C. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG PARABOLA

Selanjutnya kita akan mencari persamaan garis singgung pada parabola dengan gradien m.

Misalkan persamaan parabola 𝑦 2 = 2px dan persaman garis yang gradiennya m adalah y =
mx + n, dengan n parameter. Absis titik-titik potong garis dan parabola tersebut diperoleh
dari persamaan (mx + n)2 = 2px atau 𝑚2 𝑥 2 + (2mn – 2p)x + 𝑛2 = 0

Garis akan menyinggung parabola, jika kedua titik potongnya berimpit atau absis kedua titik
potongnya sama.

𝑝
Ini berarti ini kita memperoleh n = 2𝑚 .

𝑝
Jadi persamaan garis singgung pada parabola (𝑦 2 = 2px) dengan gradien m adalah y = mx + 2𝑚.
Jika persamaan parabolanya (y - 𝛽)2 = 2p (x – 𝛼), maka persamaan garis singgung dengan
𝑝
gradien m adalah (y – 𝛽) = m(x-𝛼) + 2𝑚.

Berikut ini akan dicari persamaan garis singgung pada parabola 𝑦 2 = 2px di titik
singgung T(𝑥1 , 𝑦1 ). Misalkan ypersamaan garis singgung y = mx + n. maka absis titik
singgungnya dapat diperoleh dari persamaan (mx + n)2 = 2px atau 𝑚2 𝑥 2 + (2mn – 2p)x + 𝑛2
= 0. Karena hanya ada satu titik singgung maka absisnya adalah

−(2𝑚𝑛−2𝑝) 𝑝−𝑚𝑛
𝑥1 = = …………………… (i)
2𝑚2 𝑚2

Dan ordinatnya adalah

𝑝−𝑚𝑛 𝑝
𝑦1 = m ( ) + n = 𝑚 ………...............…..(ii)
𝑚2

𝑝
Jadi gradien garis singgungnya adalah m = 𝑦 .
1

𝑦1
Dari persamaan (i) dan (ii) dan 𝑦12 = 2p𝑥1 , kita meperoleh n = .
2

Jadi persamaan garis singgung pada parabola 𝑦 2 = 2px di T (𝑥1 , 𝑦1 ) adalah

𝑝 𝑦1
y=𝑦 𝑥+ atau 𝑦1 𝑦 = px + 𝑦12 atau 𝑦1 𝑦 = p (x+𝑥1 ).
1 2

Ternyata persamaan garis singgung dapat di peroleh dengan aturan Joachim Sthal.

Jika persamaan parabolanya (y – 𝛽)2 = 2p (x – 𝛼), maka persamaan garis singgungnya di


T(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah (𝑦1 – 𝛽)(y – 𝛽) = p(x + 𝑥1 - 2 𝛼).

𝑝
Karena gradien garis singgung di T (𝑥1 , 𝑦1 ) adalah maka gradien normalnya
𝑦1
−𝑦1
adalah . jadi persamaan garis normal di T (𝑥1 , 𝑦1 ) adalah
𝑝

−𝑦1
y - 𝑦1 = (x - 𝑥1 )
𝑝

Sekarang kita akan mencari persamaan garis singgung pada parabola 𝑦 2 = 2px yang melalui T
(𝑥1 , 𝑦1 ) di luar parabola.
Misalkan titik singgungnya S (𝑥0 , 𝑦0 ). Maka persamaan garis singgung di S adalah 𝑦0 y = p (x -
𝑥0 ). Karena garis singgung ini melalui titik T (𝑥1 , 𝑦1 ) maka harus memenuhi (𝑦0 , 𝑦1 ) = p
(𝑥1 + 𝑥0 ) …………....................................................................... (iii)

Karena (𝑥0 , 𝑦0 ) pada parabola, maka 𝑦02 = 2p𝑥0 ………………… (iv)

Dari persamaan (iii) dan (iv) dapat dicari (𝑥0 , 𝑦0 ) sehingga di peroleh juga persamaan garis
singgung yang melalui titik T di luar parabola.

Contoh 3.13:

Tentukan persamaan garis singgung yang melalui titik T(-2,-3) pada parabola 𝑦 2 = 8x.

Penyelesaian:

Misalkan titik singgungnya S (𝑥0 , 𝑦0 ). Maka persamaan garis singgung di S adalah 𝑦0 y = 4 (x -


𝑥0 ). Karena titik T (-2,-3) pada garis singgung, maka harus memenuhi -3𝑦0 = 4 (-2 + 𝑥0 )
atau 4𝑥0 + 3𝑦0 - 8 = 0

1
Karena S pada parabola maka 𝑦02 =8𝑥0 atau 𝑥0 = 8 𝑦02

1
Berarti, 4 (8 𝑦02 ) + 3𝑦0 - 8 = 0 atau 𝑦02 + 6𝑦0 - 16 = 0.

Jadi 𝑦0 = -8 atau 𝑦0 = 2

1
Untuk 𝑦0 = -8 dipeeroleh 𝑥0 = 8 dan untuk 𝑦0 = 2 diperoleh 𝑥0 = 2.

Jadi persamaan garis singgung di 𝑆1= (8,-8) adalah -8y = 4 (x + 8) atau x + 2y + 8= 0

1 1
Persamaan garis singgung di 𝑆2 = (2 , 2) adalah 2y = 4 (x + ) atau 2x –y +1 = 0
2

Contoh 3.14

Tentukan titik A pada parabola 𝑦 2 = 8x yang terdekat dengan garis 2x + 2y – 3 = 0


Penyelesaian:

Gradien 2x + 2y – 3 = 0 adalah m = -1. Titik A yang dicari adalah titik singgung dari garis
singgung pada parabola yang sejajar dengan garis 2x + 2y – 3 = 0. Persamaan garis singgung
pada parabola yan gradiennya m = -1 adalah y = -x – 2. Absis titik potong garis singgung dan
parabola harus memenuhi (-x – 2)2 = 8x atau (x – 2)2 = 0, berarti x = 2 dan y = -2 – 2 = -4

Jadi titik singgung A (2, -4)

Titik A (2, -4) ini merupakan titik pada parabola 𝑦 2 = 8x yang terdekat dengan garis 2x + 2y – 3
=0

Misalkan persamaan parabola 𝑦 2 = 2px. Titik-titik S (𝑥1 , 𝑦1 ) dan T (𝑥2 , 𝑦2 ) merupakan titik-
titik singgung dari garis-garis singgung yang di tarik dari titik P (𝑥0 , 𝑦0 )di luar parabola.
Persamaan garis singgung di S dan di T adalah berturut-turut.

𝑦1 y = p (x + 𝑥1 ) dan 𝑦2 y = p (x + 𝑥2 )

Karena garis-garis singgung tersebut melalui P maka berlaku

(𝑦1 , 𝑦0 ) = p (x + 𝑥0 ) dan (𝑦2 , 𝑦0 ) = p (x + 𝑥2 ).

Ini berarti titik-titik S dan T memenuhi persamaan 𝑦0 y = p (x + 𝑥0 ).

Persamaa ini disebut persamaan garis kutub dari P terhadap parabola 𝑦 2 = 2px.

Jika P pada parabola, maka garis kutub menjadi garis singgung.

Jika P di luar parabola, maka garis kutub menjadi tali busur singgung.

Jika P di dalam parabola, maka garisanutub tidak memotong parabola.

Selanjutnya akan kita tinjau sifat utama dari garis singgung pada parabola

SIFAT UTAMA GARIS SINGGUNG


Garis singgung di suatu titik yang menghubungkan titik singgung dengan titik api dan
garis yang melalui titik singgung yang sejajar dengan sumbu X.

Bukti

Misalkan persamaan parabola 𝑦 2 = 2px dan titik singgungnya T (𝑥1 , 𝑦1 ).

𝑝
Persamaan garis singgung di T adalah 𝑦1 y = p (x + 𝑥1 ). Jadi tg 𝜑 = 𝑦 .
1

Perhatikan gambar 3.15

𝑦1 2𝑦1
tg 𝛼 = 1 = 2𝑥
𝑥 𝑝 1− 𝑝
2

<BTF = 𝛼 − 𝜑

2𝑦1 𝑝
𝑡𝑔 𝛼−𝑡𝑔 𝜑 −
2𝑥1 − 𝑝 𝑦1
tg(𝛼 − 𝜑) = = 2𝑦1 𝑝
1+𝑡𝑔 𝛼 𝑡𝑔 𝜑 1+ .
𝑥1− 𝑝 𝑦1

𝑝(2𝑥1 + 𝑝) 𝑝
= =
𝑦1 (2𝑥1 + 𝑝) 𝑦1

Jadi tg 𝜑 = tg(𝛼 − 𝜑).


Berarti 𝜑 = 𝛼 − 𝜑 atau <TBF = <BTF

Karena AT // BF maka <ATB = <TBF

Jadi, <ATB = <TBF atau garus singgung di suatu titik pada parabola membagi dua sama besar
sudut antara garis yang menghubungkan titik singgung dengan titik api dan garis yang
melalui titiksinggung sejajar dengan sumbu X.

Berikut ini kita akan mencari persamaa tempat kedudukan titik-titik yang memenuhi syarat-
syarat tetentu.

a. Akan dicari tempat kedudukan titik-titik tengah talibusur- talibusur yang sejajar dengan garis

yang gradiennya m.

Misalkan persamaan parabola 𝑦 2 = 2px dan persamaan talibusur- talibusurnya y =mx + n,


dengan n parameter. Absis titik potong parabola dan talibusur memenuhi persamaan (m +
n)2 = 2px atau 𝑚2 𝑛2 + (2mn – 2p)x + 𝑛2 = 0
−(2mn – 2p)= 0 2(𝑝−𝑚𝑛)
Berarti (𝑥1 + 𝑥2 ) = = ..
𝑚2 𝑚2

dan 𝑦𝑇 = m𝑥𝑇 + n atau n = 𝑦𝑇 - m𝑥𝑇 .


p−m( 𝑦𝑇 − 𝑚𝑇)
Berarti, 𝑥𝑇 = = atau 𝑚2 𝑥𝑇 = p - m𝑦𝑇 .
𝑚2
𝑝
Jadi, 𝑦𝑇 = 𝑚

Dengan menjalankan koordinat titik T kita memperoleh persamaan tempat kedudukan titik-
titik tengah talibusur- talibusur yang sejajar dengan garis yang gradiennya m adalah y =
𝑝
𝑚

b. Akan dicari tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis sinngung pada parabola yang

tegak lurus sesamanya.

Misalkan 𝑦 2 = 2px.
𝑝
Persamaan garis singgung dengan gradiennya m adalah y = mx + 2𝑚
1 𝑚𝑝
Persamaan garis singgung yang tegak lurus garis singgung di atas adalah y = 𝑚 x .
2
Absis titik potong kedua garis singgung di atas harus memenuhi
𝑝 1 𝑚𝑝
mx + 2𝑚 = - 𝑚 x 2
1 1 𝑝
atau (𝑚 + ) x = -(𝑚 + )
𝑚 𝑚 𝑚
1
berarti x = - 2p.

jadi persamaan tempat kedudukan titik-titik potong dari garis-garis pada singung hiperbola
yang tegak lurus sesamanya adalah garis
1
x = - 2 p.

persamaan ini merupakan persamaan garis orthoptis dari Marge.


c. Akan dicari persamaan tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis yang melalui titik
1
Misalkan persamaan parabola 𝑦 2 = 2px, maka titik apinya (2 p,0).

Persamaan garis singgung yang gradiennya m adalah


𝑝
y = mx + 2𝑚

persamaan garis melalui F dan tegak lurus garis singing tersebut adalah
1 1
y = - 𝑚 (𝑥 − 𝑝).
2

Dari kedua persamaan tersebut kita peroleh


𝑝 1 1 1
mx + 2𝑚 = -𝑚 (𝑥 − 2 𝑝) atau (𝑚 + )x=0
𝑚

berarti = 0.
jadi, tempat kedudukan tiik-titik potong garis-garis singing melaui titik api dan tegak lurus
garis-garis singgung pada parabola adalah garis x = 0 atau sumbu Y. Garis ini juga
disebut garis titik kaki
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kejakanlah latihan berikut!
1) Tentukan titik api dan persamaan garis arah parabola y2 = 24x!

2) Carilah persamaan garis yang menghubungkan titik M dan titik api parabola y2 = 20x,

jika absis titik M adalh 7!

3) Dari parabola A (5,9) dibuat garis singgung pada parabola y2 = 5x.

Tentukan persamaan talibusur yang menghubungkan titik-titik singgungnya!


4) Te ntukan nilai k sehingga garis y = kx + 2 menyinggung parabola y2 = 4x!

5) Diketahui puncak parabola adalah A (6, -3) dan persamaan garis arahnya 3x – 5y = 1 = 0.

Tentukan titik api dari parabolanya!

Petunjuk jawaban latihan

Jika Anda menemui kesulitan. Anda dapat mengikuti penyelesaian berikut ini.

1) Persamaan parabola y2 = 24x. berarti p = 12

Jadi koordinat titik apinya F (6,0) dan persamaan garis arah parabola x = 6.
2) Persamaan parabola y2 = 2x. berarti p = 1 dan F

Karena titik M pada parabola dan absisnya 7, maka ordinat titik M adalah y = ± √14 .
berarti M1 (7,√14 ) dan M2 (7,−√14 ).
1
𝑦 𝑥−
2
Persamaan garis M1F adalah = 1 atau
√14 7−
2

13y = 2√14 x - √14


1
𝑦 𝑥−
2
Dan persamaan garis M2F adalah = 1 atau 13y = -2√14 x - √14
√14 7−
2

3) Persamaan talibusur yang menghubungkan titik-titik singgungnya adalah persamaan garis

kutub dari A terhadap parabola, yaitu


5
9y = 2 ( x + 5 ) atau 18y = 5x + 25.

4) Misalkan S (𝑥1 , 𝑦1 ) titik singgung pada parabola.

2𝑥 2𝑥1
Maka persamaan singgung di S adalah 𝑦1 y = 2(x + 𝑥1 ) atau y = 𝑦 +
1 𝑦1

Agar garis y = kx + 2 menyinggungkan parabola maka harus dipenuhi


2 2𝑥1
= k dan = 2. Berarti 𝑥1 = 𝑦1 .
𝑦1 𝑦1
1
Karena S pada parbola 𝑥1 = 𝑦1 maka 𝑦1 = 4. Jadi k = 2
5) Titik api parabola terletak pada garis yangn yang melalui puncak parabola tegak lurus

garis arah dan jarak puncak ke titik api sam dengan jarak puncak kea rah garis.

18+15+1
Jarak A ke garis arah adalah d = | | = √34
√9+25

Persamaan garis melalui titik A dan tegak lurus garis arah adalah
5 5
y + 3 = - 3 (x – 6) atau y = - 3 x + 7

misalkan F (𝑥1 , 𝑦1) titik api parabola.


5
Maka 𝑦1 = - 3 𝑥1 + 7 dan AF √(𝑥1 − 6 )2 + (𝑦1 + 3 )2 = √34

5
Berarti √(𝑥1 − 6 )2 + ( − 3 𝑥1 + 7 + 3 )2 = √34

Setelah kedua
Ruas dikuadratkan dan dijabarkan kita memperoleh
𝑥12 + 12𝑥1 + 27 = 0
Jadi 𝑥1 = 9 atau 𝑥1 = 3
Untuk 𝑥1 = 9 diperoleh 𝑦1 = -8 jadi C(9, -8)
Untuk 𝑥1 = 3 diperoleh 𝑦1 = 2 jadi D(3,2)
Karena titik D (3,2) terletak pada garis arah 3x -5y + 1 = 0
Maka titik apinya F (9, -8).

RANGKUMAN
Definisi
Parabola adalah kedudukan tempat titik-titik yang bergerak sama dari suatu titik dan suatu
garis tertentu. Titik tetentu imi disebut titik api dan garis tertentu disebut garis-garis arah
(direkrtiks).
1
F (2 𝑝, 0) adalah tiik api.
1
Garis x = 2 p adalah garis arah adalah (direkrtiks).

p disebut parameter parabola.


Eksentrisitas numeric parabola adalah e = 1.
Untuk parabola dengan puncak P(𝛼, 𝛽) dan sumbu simetrinya sejajar sumbu X,
persamaannya adalah (𝛼, 𝛽)2 = 2p(𝑥 − 𝛼).
Jika sumbu simetri berimpit dengan sumbu X, titik puncak parabola berimpit dengan titik
asal dan parabolanya terletak pada setengah bidang sebelah kiri sumbu Y, maka
persamaan parabolanya y2 = -2px
Jika sumbu simetri berimpit dengan sumbu Y, titik puncak parabola berimpit dengan titik
O dan parabolanya terletak pada setengah bidang sebelah atas sumbu X, maka persamaan
parabolanya y2 = 2py.
Jika sumbu simetri berimpit dengan sumbu Y, titik puncak parabola berimpit dengan titik
O dan parabolanya terletak pada setengah bidang sebelah bawah sumbu X, maka
persamaan parabolanya y2 = -2py.
parabola ( 𝑦 − 𝛽)2 = 2px (𝑥 − 𝛼).
𝑝
a) Dengan gradien m adalah (𝑦 − 𝛽) = m(x −𝛼) + 2𝑚

b) Dengan titik singgung T(𝑥1 , 𝑦1) adalah

( 𝑦1 − 𝛽) (𝑦 − 𝛽) = p (x – 𝑥1 – 𝛼)
Persamaan garis kutub dari P (𝑥1 , 𝑦1 ) terhadap parabola y2 = 2px adalah 𝑦1 y = p(x – 𝑥1 )

Sifat utma garis singgung

Garis singgung disuatu titik pada parabola membagi dua sama besar sudut antara garis
yang menghubungkan titik singgung dengan titik apsumbi dan garis yang melalui titik singgung
sejajar dengan sumbu X.

Tempat kedudukan titik-titik tengah talibusur-talibusur pada parabola y2 = -2px yang sejajar
dengan garis yang gradiennya m adalah suatu garis yang sejajar sumbu X denga persamaan y
𝑝
= 𝑚.

Tempat kedudukan titik potong garis-garis singgung pada parabola y2 = 2px yang
1
saling tegaj lurus dengan persamaan x = - 2 p.

Persamaan ini merupakan persamaan garis arah parabola dan disebut juga garis
orthoptis dari Monge.
Tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis yang melalui titik api dan tegak lurus
garis singgung pada parabola adalah garis x = 0 atau sumbu Y. garis ini disebut juga garis
titik kaki.

TES FORMATIF 3

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1) Persamaan parabola denganpuncak titik asal, simetris terhadap OX dan melalui titik A (9,6)

adalah ……

A. x2 = 4y

B. y2 = 4x

C. y2 = 2x

D. x2 = 2y

2) persamaan parabola yang puncaknya O, terletak di tengah-tengah bidang atas, simetris


1
terhadap OY, dan parameternya p = 4 adalah …….

A. x2 = y

B. y2 = 2x
1
C. x2 = 2y

1
D. y2 = 2x

3
3) dari titik api parabola y2 = 12x dipancarkan sinar yang membentuk sudut lancip 𝛼 (tg 𝛼 = )
4

dengan sumbu X positif. Persamaan garis yang dilalui sinar pantul tersebut adalah …….

A. y = 2

B. x = 18

C. x = 12
D. y = 18
1
4) persamaan garis singgung pada parabola y2 = 6x yang tegak lurus garis y = x + 2 adalah
3

…….
1
A. y = -3x - 2

B. y = -3x – 1
1 9
C. y = 3 x + 2

1 9
D. y = -3 x - 2

5) dari titik A(-1, 2) dibuat garis-garis singgung pada parabola y2 = 10x. persamaan garis yang

menghubungkan titik-titik singgungnya adalah ….

5
A. y = - x - 4

1
B. y = - 2 x – 5

C. –y = 2x + 2

D. 2y =5x – 5

6) Persamaan parabola yang titik apinya F(4,3) dan garis arahnya y + 1 = 0 adalah …

A. y2 = 8x

B. x2 = 2x

C. 8y = x2 – 8x + 24
1 1
D. y = 8 x2 – x + 34

7) titik-titik pada parabola y2 =16x yang jaraknya 13 dari titik api adalah ……….

A. M1 (3, -12) dan M2 (3, 12)

B. M1 (12, 9) dan M2 (-12, 9)

C. M1 (9, 13) dan M2 (9, -13)


D. M1 (9, 12) dan M2 (9, -12)

8) Titik M parabola y2 = 64x yang terdekat dengan garis 4x + 3y – 14 = 0 adalah ….

A. M (3, -16)

B. M (9, -24)

C. M (9, 0)

D. M (3, 16)

9) Dari titik P ( -3, 12) dibuat garis singgung pada parabola y2 = 10x. jarak titik P ke garis yang

menghubungkan titik-titik singgung tersebut adalah …

A. 174
1
B. 113

5
C. 1313

7
D. 1113

10) Persamaan parabola yang puncaknya adalah A (-2, 1) dan persamaan garis arahnya x + 2y -1

= 0 adalah..

A. y2 + 34y - 4xy + 4x2 + 32x + 89 = 0

B. y2 + 34y + 4x2 + 32x + 89 = 0

C. y2 = - 4x2 - 32x - 89

D. 4x2 + 32x + 34y + 89 = 0

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif 3 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar 3.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat penguasaan = ×100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arti tingkat penguasaan: 90-100% = baik sekali

80- 89% = baik

70-79% = cukup

<70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan
belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

Kunci jawaban tes formatif

Tes formatif 1

1) C Gunakan rumus persamaan garis kutub dari suatu titik

2) A Gunakan rumus garis singgungnya yang gradiennya m.

3) B Gunakan rumus garis singgungnya yang gradiennya m.

4) D Gunakan rumus garis-garis tengah sekawan.

5) B Gunakan sifat utama garis singgungnya pada elips.

6) D Gunakan titik-titik api dan titik-titik ujung sumbu pendwk dari elips.

7) A Gunakan definisi 3.2

8) B Tentukan pusat elips, sumbu panjang dan sumbu pendeknya.


9) C Gunakan garis persamaan garis kutub dari suatu titik kemudian hitung jarak dari titik ke

kutub garis tersebut.

10) A Gunakan rumus garis singgung yang panjangnya gradiennya m.

Tes formatif 2

1) B Gunakan definisi 3.4.


5
2) A Gunakan rumus garis singgung yang gradiennya m = .
2

3
3) D Gunakan rumus garis singgung yang gradiennya m = 4.

4) C Cari titik singgung dari garis singgung yang sejajar garis 3x + 2y + 1 = 0

5) A Pusat hiperbola di O dan sumbu-sumbu simetrinya berimpit dengan sumbu-sumbu

koordinat. Carilah a dan b dari garis singgung 2x – y – 4 = 0

6) B Carilah persamaan asimtot-asmtotnya, kemudian carilah perpotongan amitot tersebut

dengan garis 9x + 2y = 0.

7) A tentukan titik-titik api hiperbola, kemudian carilah a dan b dari hubungan c2 =a2 + b2 dan c

= 2.

8) D Carilah c dari puncak-puncak elips dan carilah garis-garis arahnya. Carilah a dari rumus

𝑎2
arah a = ± kemudian carilah b dari hubungan c2 = a2 + b2.
𝑐

𝑥2 𝑦2
9) C Persamaan hiperbola berbentuk - = 1 dan a, b dicari dari persamaan garis singgung
𝑎2 𝑏2

5 13
yang gradiennya 𝑚1 = 6 dan 𝑚2 = 10.

10) A Gunakan runus garis-garis tengah sekawanya.

Tes formatif 3

1) B Subtitusikan A (9,6) kedalam rumus persamaan parabola.


1
2) C Substitusikan p = 4 ke dalam rumus persamaan gelombang.

3) D Gunkan sifat utama garis singgung pada parabola.

4) A Gunakan runus garis singgung yang gradiennya m = -3.

5) D Gunakan rumus garis kutub dari titik A.

6) C Gunakan definisi 3.5.

7) D Carilah titik api parabola kemudian gunaka jarak dua titik.

8) B Carilah titik singgung dari garis singgung yang sejajar dengan garis 4x + 3y -14 = 0

9) C Carilah garis kutub dari P terhadap parabola, kemudian carilah jarak P ke garis kutub

tersebut.

10) A Gunakan definisi 3.5 setelah mendapatkan titik apinya.


Daftar Pustaka

Kletenic D. (TT). Problems in Analytic Geomertry. Moscow: Peace Publisher.

Moeharti. (1974). Ilmu Ukur Analitik Bidang II. Yogyakarta. FKIE IKIP

Yogyakarta.

Edwin J. Pucell, I Nyoman Susila, dkk. (1987). Kalkulus dan Geometri

Analitik Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai