Laporan Fisika Komputasi 13 (Lutfi 17-31)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI

Judul :
Persamaan Differensial Parsial (PDP)

Oleh
Lutfiatus Sa’adah
171810201031

Praktikum ke : 13
Hari/Tanggal : Jum’at, 30 November 2018
Tempat/Waktu : Lab Komputasi/07.00-09.40

LABORATORIUM KOMPUTASI
PROGRAM STUDI FISIKA (S1)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Identitas Praktikum
1 JUDUL PRAKTIKUM : Persamaan Differensial Parsial (PDP)

2 PRAKTIKUM KE : 13
3 NIM : 171810201031
4 Rekan Kerja Praktikum : 1
5 Nama Mahasiswa : Latifah Rahmawati
6 NIM : 171810201033
7 Nama Dosen Pengampu : Dr. Artoto Arkundato
8 Nama Asisten : Fajar Alfian Yusuf
10 Nama Asisten : Andik Dwi Prasetya
11 Nama Asisten : Dimas Sony
BAB 1. TEORI

1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum Fisika Komputasi : Persamaan Differensial Parsial
(PDP) adalah
1. Mempelajari script dan mencari solusi dalam menyelesaikan Persamaan
Diferensial Parsial (PDP).
2. Mempelajari script dan mencari solusi Persamaan Diferensial Parsial
(PDP) dalam menyelesaikan permasalahan fisika.

1.2 Teori
Metode numerik selalu digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
Fisika baik yang mudah maupun kompleks. Metode ini digunakan untuk
keperluan menterjemahkan fenomena fisis kedalam bentuk matematika diskrit ,
mengolahnya kembali dan menyelesaikannya di dalam komputer. Berbeda dengan
pendekatan teoretik yang banyak melandaskan penyelesaiannya pada banyak
asumsi dan pendekatan, penyelesaian numerik saat ini cenderung menyelesaikan
masalah dengan cara memodelkan secara lebih detail keadaan fenomena yang
sesungguhnya(Nugroho,2013).
Perbedaan antara metode analitik dan metode numerik terletak pada solusi
yang digunakan serta yang dihasilkan. Solusi dari metode numerik selalu
berbentuk angka. Sedangkan pada metode analitik biasanya dalam bentuk fungsi
matematik yang selanjutnya dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam
bentuk angka atau numerik. Selain itu solusi dari metode numerik menghasilkan
solusi hampiran. Sedangkan metode analitik menghasilkan solusi sejati
(Sudiadi,2015).
Menurut Gunawan (2016), Persamaan diferensial parsial (PDP) merupakan
sebuah persamaan yang memfokuskan pada hubungan antara sebuah fungsi yang
belum diketahui 𝑢(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ) berdemensi 𝑛 ≥ 2, dan turunan parsial fungsi
terhadap variabel-variabel bebasnya. Bentuk umum dari PDP diberikan sebagai
berikut:
𝜕𝑢 𝜕𝑢 𝜕 2 𝑢 𝜕 2𝑢
𝐹 (𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛, 𝑢, ,… , , ,… , ,… ) = 0
𝜕𝑥1 𝜕𝑥𝑛 𝜕𝑥1 𝑥1 𝜕𝑥1 𝑥𝑛
PDP biasanya memiliki variabel bebas untuk ruang dan /atau waktu. Variabel
bebas untuk ruang biasanya dinotasikan sebagai (𝑥, 𝑦, 𝑧) atau dengan tambahan
variabel waktu menjadi (𝑥, 𝑦, 𝑧, 𝑡) . Berikut beberapa contoh PDP sederhana
dnegan u sebagai fungsi yang belum diketahui (Unknown function) dan hanya
memiliki dua variabel bebas:
𝜕 2𝑢 𝜕 2𝑢
+ =0 (2.1.1)
𝜕 2𝑥 𝜕 2𝑦
𝜕𝑢 𝜕 2𝑢
−𝛼 2 = 0 (2.1.2)
𝜕𝑡 𝜕 𝑥
𝜕 2𝑢 2
𝜕 2𝑢
− 𝑐 =0 (2.1.3)
𝜕 2𝑡 𝜕 2𝑥
2
Dengan 𝜕𝑢⁄𝜕𝑡, 𝜕 𝑢⁄𝜕 2 𝑥 menyatakan turunan parsial tehadap variable waktu orde

satu dan ruang orde dua secara berurutan.Persamaan (2.1.1-2.1.3) merupakan


persamaan diferensial parsial satu dimensi mengacu pada domain spesial.
Persamaan (2.1.1) secara umum dikenal dengan nama persamaan Laplace,
persamaan (2.1.2) adalah persamaan difusi atau konduktivitas panas, dan
persamaan (2.1.3) dikenal sebagai persamaan gelombang. Secara umum, solusi
PDP adalah nontrival, akan tetapi ketika sebuah solusi ditemukan, akan sangat
mudah untuk membuktikan apakah fungsi tersebut merupakan solusi atau bukan.
PDP dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu persamaan diferensial eliptik,
parabolik, dan hiperbolik. Contoh masalah eliptik di bidang fisika adalah problem
distribusi panas pada kondisi steady-state di dalam obyek 2-dimensi dan 3-
dimensi. PDP elitik dinyatakan dalam persamaan Poisson dan Laplace. Fenomena
fisis yang bisa dijelaskan oleh persamaan parabolik adalah masalah aliran panas
dalam suatu objek. PDP hiperbolik biasanya digunakan untuk menjelaskan
fenomena gelombang (Suparno, 2008).

BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 Hasil
Hasil dari praktikum Persamaan Differensial Parsial (PDP) adalah sebagai
berikut:
2.1 Persamaan Diferensial Parsial pada Heated Plate
1. Hasil compile dari script heated_plate.cpp

2. Hasil plot dari script heated_plate.cpp data “sol100500.dat” pada sumbu x


dan sumbu y.
3. Hasil Plot dari script heated_plate.cpp data “sol100500.dat” pada sebaran
suhu
4. Flowchart pada program heated_plate.cpp
Start
Masukkan
Koefisien
Persamaan
Linear
Masukkan Nilai
Epsilon

HitungSolusiPersamaa
nDiferensialParsial
Laplace Heated Plate
denganMetodeIterasi
Gauss-Seidel

CetakSolusiSiste
mPersamaanDifer
ensialParsialdala
m File sol100500

End
Masukkan
Koefisien
Persamaan
Linear

2.2 Persamaan Diferensial Parsial Pada Persamaan Difusi


1. Hasil compile dari script diffusion.py dengan hasil output file Forward_euler
2. Folwchart pada program difussion.py.
Start
Masukkan
Koefisien
Persamaan
Linear
Masukkan
JumlahPersamaa
n Linear

Masukkan
KoefisienPersama
an Linear

HitungSolusiPersamaa
nDiferensialParsialden
ganMetode Forward
Euler

CetakSolusi PDP
dalam File
Forward_Euler

End
Masukkan
Koefisien
Persamaan
Linear

2.3 Persamaan Diferensial Parsial pada Persamaan Laplace


1. Hasil compile dari script laplace.py dengan hasil output file laplace
2. Flowchart dari program laplace.py.
Start
Masukkan
Koefisien
Persamaan
Linear
Masukkan Nilai
Epsilon

HitungSolusiPersamaa
nDiferensialParsial
Laplace Heated Plate
denganMetodeIterasi
Gauss-Seidel

CetakSolusiSiste
mPersamaanDifer
ensialParsialdala
m File sol100500

End
Masukkan
Koefisien
Persamaan
Linear

2.2 Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami dan mempelajari suatu
penyelesaian dalam persamaan diferensial parsial (PDB) dengan menggunakan
metode numerik. Praktikum kali ini bertujuan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan fisika yang berkaitan dengan distribusi panas pada suatu pelat.
Penyelesaian permasalahan ini diselesaikan dengan menggunakan persamaan
diferensial parsial, yaitu dengan persamaan Laplace dan Persamaan Difusi.
Persamaan Diferensial Parsial (PDP) yang digunakan pada praktikum ini adalah
PDP jenis eliptik dan parabolik. PDP jenis eliptik digunakan untuk menyelesaikan
suatu permasalahan fisika dengan menggunkan persamaan Laplace dan PDP jenis
parabolik digunakan untuk mencari bentuk solusi dari permasalahan fisika dengan
menggunakan persamaan fisika.
Percobaan pertama, skrip program pertama yang dikompile adalah skrip
program untuk menyelesaikan permasalahan fisika yang berkaitan dengan
distribusi panas pada suatu pelat. Permasalahan ini merupakan persamaan
Laplace. Program yang digunakan ditulis dalam bahasa C++. Metode numerik
yang digunakan adalah metode iterasi gauss-seidel. Metode iterasi adalah metode
perhitungan berulang hingga kondisi konvergen terpenuhi. Array dalam program
ini telah didefinisikan, yaitu 100 dan 500. Array diumpamakan sebagai ukuran
pelat yang akan dihitung. Hasil kompilasi disimpan dalam file sol100500.dat.
Data ini dapat diplotting menggunakan gnuplot. Hasil plotting menunjukkan
sebaran suhu pada sumbu x, sumbu y, dan sebaran suhu keseluruhan dalam plat
berbentuk segiempat berukuran 100x500.
Percobaan kedua, skrip program selanjutnya yang dikompile adalah skrip
program persamaan Laplace, namun ditulis dalam bahasa Python. Metode
numerik yang digunakan dalam program ini juga berbeda. Metode yang
digunakan adalah metode relaksasi. Metode relaksasi muncul akibat beda hingga
yang terdapat pada PDP eliptik. Beda hingga merupakan suku-suku terakhir yang
biasanya otomatis diabaikan. Iterasi pada metode ini akan terus dilakukan hingga
menemukan solusi yang tepat. Iterasi akan berhenti lebih lama karena tidak ada
suku yang diabaikan, sehingga kondisi konvergen lebih sulit dicapai. Batas iterasi
diberikan ketika menggunakan metode ini. Praktikum yang telah dilakukan
menggunakan program ini untuk menghitung distribusi panas dalam pelat ukuran
50x50, dengan batas iterasi sebanyak 100 kali. Hasil kompilasi program disimpan
dalam file laplace. Metode relaksasi memberikan hasil yang lebih akurat
dibanding metode iterasi gauss-seidel karena tidak mengabaikan mesh point,
namun proses perhitungannya sangat lambat sehingga hanya digunakan untuk
permasalahan fisika dengan ukuran pelat yang lebih kecil.
Percobaan ketiga, skrip program terakhir yang dikompile adalah skrip
program yang menyelesaikan persamaan diferensial parsial (PDP) jenis parabolik.
Permasalahan ini merupakan persamaan difusi. Metode numerik yang digunakan
dalam program ini adalah metode numeric Forward-Euler. Skrip program dibuat
dalam bahasa python. Program yang dibuat sebenarnya memuat tiga metode yang
dapat dipilih, yaitu Forward-Euler, Backward-Euler, dan Crank-Nicolson.
Praktikum yang dilakukan hanya memfokuskan pada penyelesaian persamaan
difusi menggunakan metode Forward-Euler. Perhitungan dilakukan dengan
metode iterasi dari ekspansi persamaan Taylor, mirip dengan PDP eliptik. Nilai
meshpoint ditentukan oleh pengguna program. Jumlah iterasi didapatkan dengan
rumus T/dt. Nilai T dan dt dimasukkan oleh pengguna. Hasil kompilasi disimpan
dalam file Forward_Euler.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Persamaan Differensial Parsial
(PDP) adalah sebagai berikut :
1. Penyelesaian persamaan diferensial parsial dengan menggunakan PDP
jenis eliptik dan jenis parabolik, dimana PDP eliptik digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan fisika pada persamaan Laplace dan PDP
parabolik digunakan pada penyelesaikan persamaan Difusi.
2. Penyelesaian permasalahan fisika distribusi panas pada sebuah pelat
digunakan penyelesaian PDP dengan metode numerik gauss-seidel. Pada
penyelesaian PDP persamaan difusi digunakan metode numerik Forward-
Euler dimana iterasi yang didapat dari ekspansi persamaan Taylor. Pada
penyelesaian PDP persamaan Laplace untuk penyelesaian permasalahan
distribusi panas pada sebuah pelat digunakan metode numerik relaksasi,
dimana metode ini terdapat pada PDP jenis eliptik yang disebabkan
adanya beda hingga. Hasil dari metode relaksasi lebih akurat namun
prosesnya lebih lama dari metode lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Putu Harry. 2016. Pengantar Persamaan Diferensial Parsial Untuk


Sains dan Teknik. Bandung: Telkom University
Nugroho, Fahrudin. 2013. Pemrograman dan Metode Numerik (Untuk Fisika).
Yogyakarta: UGM Press
Sudiadi. 2015. Metode Numerik. Palembang: STMIK MDP
Suparno, Supriyanto. 2008. Komputasi untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Fisika-
FMIPA UI.

Anda mungkin juga menyukai