Tinjauan Pustaka

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

I.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Metode Numerik


Metode numerik merupakan salah satu cabang atau bidang ilmu matematika. Metode
numerik adalah teknik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang diformulasikan
secara matematis dengan cara operasi hitungan (Triatmodjo, 1992). Pada dasarnya metode
numerik merupakan metode untuk menentukan penyelesaian numeris, dalam hal ini nilai
pendekatan real dari suatu model matematis. Di dalam metode numerik ini dilakukan operasi
hitungan yang berulang-ulang untuk menyelesaikan penyelesaian numeriknya. Penyelesaian
numerik ditentukan dengan melakukan prosedur perulangan (iterasi) tertentu, sehingga setiap
hasil akan lebih teliti dari perkiraan sebelumnya. Dengan melakukan prosedur perulangan yang
dianggap cukup akhirnya diperoleh hasil perkiraan yang mendekati nilai eksak. Nilai eksak
tersebut hanya dapat diketahui apabila suatu fungsi f(x) bisa diselesaikan secara analitis (Santoso,
2011).
Pada umumnya metode numerik tidak mengutamakan diperolehnya nilai yang eksak
(tepat), tetapi mengusahakan perumusan metode yang menghasilkan nilai pendekatan yang
berbeda dari nilai yang eksak sebesar suatu nilai yang dapat diterima berdasarkan pertimbangan
praktis, tetapi cukup dapat memberikan penghayatan pada persoalan yang dihadapi. Banyak
metode dalam metode numerik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu persamaan
metematika. Setiap metode memiliki prosedur yang berbeda dalam menentukan nilai
pendekatannya (Santoso, 2011).
2.2. Kesalahan (Error)
Penyelesaian secara numeris suatu persamaan matematika hanya memberikan nilai
perkiraan yang mendekati nilai eksak (tepat) dari penyelesaian analitis. Berarti dalam
penyelesaian numerik tersebut terdapat kesalahan terhadap nilai eksak. Kesalahan terhadap nilai
eksak dibedakan menjadi dua, yaitu kesalahan dasar, dan kesalahan absolut dan relatif.
Kesalahan dasar merupakan kesalahan yang paling dasar dalam perhitungan numerik yang tidak
dapat dipisahkan. Ada 3 macam kesalahan dasar dalam perhitungan numerik, yaitu kesalahan
bawaan (inheren), kesalahan pembulatan, dan kesalahan pemotongan (Djojodihardjo, 2000) .
Kesalahan absolut suatu bilangan adalah selisih antara nilai eksak (dengan anggapan telah
diketahui) dengan suatu pendekatan pada nilai eksak. Kesalahan absolut tidak menunjukkan

besarnya tingkat kesalahan, tetapi besarnya tingkat kesalahan dapat dinyatakan dalam bentuk
kesalahan relatif (Triatmodjo, 1992). Kesalahan relatif adalah kesalahan absolut dibagi nilai
eksaknya. Nilai eksak tersebut hanya dapat diketahui apabila suatu fungsi bisa diselesaikan
secara analitik. Dalam metode numerik, nilai eksak tidak dapat diketahui. Untuk itu kesalahan
dinyatakan berdasarkan pada nilai pendekatan terbaik dari nilai eksak, sehingga kesalahan
mempunyai bentuk sebagai berikut :

dengan adalah kesalahan terhadap nilai terbaik dan p* adalah nilai perkiraan terbaik Indeks a
menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai perkiraan. Di dalam metode
numerik, sering dilakukan pendekatan secara berulang-ulang. Pada pendekatan tersebut
perkiraan sekarang dibuat berdasarkan perkiraan sebelumnya. Dalam hal ini, kesalahan adalah
perbedaan antara perkiraan sebelumnya dan perkiraan sekarang, dan kesalahan relatif diberikan
dalam bentuk, sebagai berikut:

dengan p*n adalah nilai perkiraan pada perulangan ke-n dan p*n+1 adalah nilai perkiraan pada
perulangan ke-n+1 (Triatmodjo, 1992).
2.3. Persamaan Diferensial Biasa
Penyelesaian suatu persamaan diferensial dengan metode numerik menghasilkan tabel nilai
nilai fungsi pada beberapa nilai variabel bebasnya, namun tidak dinyatakan secara eksplisit
dalam bentuk rumus fungsi. Salah satu metode numerik untuk menyelesaikan persamaan
persamaan diferensial biasa, yakni persamaan persamaan diferensial yang hanya memuat satu
variabel bebas (Sahid, 2012).
Persamaan differensial adalah pesamaan yang memuat turunan satu (atau beberapa ) fungsi
yang tidak diketahui. Suatu persamaan diferensial yang terdiri dari satu variabel bebas saja
dinamakan perasamaan diferensial biasa (Ordinary Differential Equation-ODE). Sedangkan
persamaan diferensial yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas dinamakan persamaan
diferensial parsial (Partial Differential Equation-PDE). Pada pembahasan makalah kami akan
membahas persamaan diferensial biasa (ODE) dengan metode Euler dan metode heun.
Penyelesaian persamaan diferensial biasa (ODE) mempunyai bentuk umum yaitu:

dy
f x, y
dx
Penyelesaian PDB secara umerik berarti menghitung nilai fungsi di x r+1 = xr + h, dengan h
adalah ukuran langkah (step) setiap lelaran. Pada metode analitik, nilai awal berfungsi untuk
memperoleh solusi yang unik, sedangkan pada metode numeric nilai awal (initial value) pada
ersamaan di atas berfungsi untuk memulai lelaran (Sahid, 2012).
2.4. Metode Euler
Diberikan PDB orde satu, y' = dy/dx = f(x,y) dan y(x0) = y0 . Misalkan yr = y(xr) adalah
hampiran nilai y di xr yang dihitung dengan metode Euler. Dalam hal ini xr = x0 + rh, dengan r =
0,1,2,...n. Metoda Euler diturunkan dengan menguraikan y(xr+1) di sekitar xr ke dalam deret
Taylor:

Dua suku pertama persamaan tersebut adalah

menyatakan persamaan metode Euler atau metode Euler-Cauchy. Metode Euler disebut juga
metode orde-pertama. Metode Euler memberikan hampiran solusi yang buruk, sehingga dalam
masalah praktek metode ini kurang disukai, namun metode ini membantu untuk memahami
gagasan dasar metode penyelesaian PDB dengan orde yang lebih tinggi. Metode Euler
memberikan hampiran solusi yang buruk, sehingga dalam masalah praktek metode ini kurang
disukai, namun metode ini membantu untuk memahami gagasan dasar metode penyelesaian PDB
dengan orde yang lebih tinggi (Sutarno dan Rachmatin, 2005).
2.5. Metode Heun
Metode Heun adalah salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
berbagai persoalan matematika yang mempunyai masalah nilai awal. Masalah nilai awal
merupakan masalah penyelesaian suatu persamaan diferensial dengan syarat awal yang telah
diketahui. Misal diberikan persamaan diferensial orde satu yaitu:

Penyelesaian tersebut memberikan banyak kemungkinan untuk berbagai nilai koefisien.


Penyelesaian tunggal dapat diperoleh jika terdapat nilai x tertentu untuk fungsi y (x). Metode

Heun juga merupakan salah satu metode satu langkah di dalam metode numerik. Metode
numerik adalah suatu metode penyelesaian persamaan matematis secara pendekatan karena
penyelesaian secara analitis sulit untuk diperoleh. Penyelesaian persamaan matematis dengan
menggunakan metode numerik menghasilkan angka (numerik) yang bukan suatu fungsi. Metode
Heun merupakan metode satu langkah (one-step) karena untuk menaksir nilai y (t n+1)dibutuhkan
satu buah taksiran nilai sebelumnya yaitu y (tn) (Oktaviani et al., 2014).
Metode Heun merupakan modifikasi dari metode Euler. Modifikasi dilakukan dalam
memperkirakan kemiringan . Metode ini memperkirakan dua turunan pada interval, yaitu pada
ujung awal dan akhir. Kedua turunan tesebut kemudian diratakan untuk mendapatkan perkiraan
kemiringan yang lebih baik.
Berdasarkan metode Euler, kemiringan pada ujung awal dari interval adalah:
(1)
Kemiringan tesebut digunakan untuk menghitung nilai yi + 1 dengan ekstrapolasi linier sehingga:

yi0 1 yi f ( xi , yi ) x

(2)
Gambar1. Metode Heun
yi0 1

Nilai

dari persamaan (2) tersebut kemudian digunakan untuk memperkirakan

kemiringan pada ujung akhir interval, yaitu:

yi' 1 f ( xi 1 , yi0 1 )

(3)
Kedua kemiringan yang diberikan oleh persamaan (1) dan persamaan (3), kemudian
diratakan untuk memperoleh kemiringan pada interval, yaitu:

y'

yi' yi0 1
2

f ( x i 1 , yi0 1 )
2

Kemiringan rerata tersebut kemudian digunakan untuk ekstrapolasi linier dari yi ke yi

+ 1

dengan menggunakan metode Euler:

yi 1 yi

f ( xi , yi ) f ( x i 1 , yi0 1 )
2

x
(4)

Metode Heun ini disebut juga metode prediktor-korektor. Persamaan (2) disebut dengan
persamaan prediktor, sedang persamaan (4) disebut dengan persamaan korektor. Pada metode
Heun, solusi dari metode Euler dijadikan sebagai solusi perkiraan awal (predictor). Metode
Heun adalah sebagai berikut:

(Asri,
2015).
2.6. Metode Range Kutta
Pada metode Euler memberikan hasil yang kurang teliti maka untuk mendapatkan hasil yang
lebih teliti perlu diperhitungkan suku yang lebih banyak dari deret Taylor atau dengan
menggunakan interval x yang kecil. Kedua cara tersebut tidak menguntungkan. Penghitungan
suku yang lebih banyak memerlukan turunan yang lebih tinggi dari fungsi nilai y (x), sedang
penggunaan x yang kecil menyebabkan waktu hitungan lebih panjang.
Metode Runge-Kutta memberikan hasil ketelitian yang lebih besar dan tidak memerlukan
turunan dari fungsi, bentuk umum dari metode Runge-Kutta adalah:

yi 1 yi ( xi , y i , x) x
(5)

dengan (xi, yi, x) adalah fungsi pertambahan yang merupakan kemiringan rerata pada interval.
Fungsi pertambahan dapat ditulis dalam bentuk umum:
a1k1 a2 k 2 ... an k n

(6)

dengan a adalah konstanta dan k adalah:


k1 = f (xi, yi)

(7a)

k2 = f (xi + p1x, yi + q11 k1x)

(7b)

k3 = f (xi + p2x, yi + q21 k1x + q22 k2x)

(7c)

kn = f (xi + pn 1x, yi + qn 1, 1 k1x + qn 1, 2 k2x + + qn 1, n 1 kn 1x)

(7d)

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai k mempunyai hubungan berurutan.


Nilai k1 muncul dalam persamaan untuk menghitung k2, yang juga muncul dalam persamaan
untuk menghitung k3, dan seterusnya. Hubungan yang berurutan ini membuat metode RungeKutta adalah efisien dalam hitungan.
Ada beberapa tipe metode Runge-Kutta yang tergantung pada nilai n yang digunakan.
Untuk n = 1, yang disebut Runge-Kutta order satu, persamaan (8.20) menjadi:
a1k1 a1 f ( xi , yi )

Untuk a1 = 1 maka persamaan (5) menjadi:

yi 1 yi f ( x i , yi ) x
yang sama dengan metode Euler.
Di dalam metode Runge-Kutta, setelah nilai n ditetapkan, kemudian nilai a, p dan q dicari
dengan menyamakan persamaan (5) dengan suku-suku dari deret Taylor.
(Asri, 2015).

DAFTAR PUSTAKA
Asri, Rishal. 2015. Komputasi Elektro. Jurusan Teknik Elektro ISTA, Yogyakarta.
Djojodihardjo, Harono. 2000. Metode Numerik. Jakarta: Gramedia.
Sahid. 2012. Metode Numerik. Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Santoso, Fransiskus Gatot Iman. 2011. Analisis Perbandingan Metode Numerik Dalam
Menyelesaikan Persamaan-Persamaan Serentak. Widya Warta No. 01.
Sutarno, Heri dan Dewi Rachmatin. 2005. Metode Numerik Dengan Pendekatan Algoritmik. PT
Sinar Baru Algensindo.
Triatmojo, Bambang. 1992. Metode Numerik. Yogjakarta: Peta Offset.

Anda mungkin juga menyukai