Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
besarnya tingkat kesalahan, tetapi besarnya tingkat kesalahan dapat dinyatakan dalam bentuk
kesalahan relatif (Triatmodjo, 1992). Kesalahan relatif adalah kesalahan absolut dibagi nilai
eksaknya. Nilai eksak tersebut hanya dapat diketahui apabila suatu fungsi bisa diselesaikan
secara analitik. Dalam metode numerik, nilai eksak tidak dapat diketahui. Untuk itu kesalahan
dinyatakan berdasarkan pada nilai pendekatan terbaik dari nilai eksak, sehingga kesalahan
mempunyai bentuk sebagai berikut :
dengan adalah kesalahan terhadap nilai terbaik dan p* adalah nilai perkiraan terbaik Indeks a
menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai perkiraan. Di dalam metode
numerik, sering dilakukan pendekatan secara berulang-ulang. Pada pendekatan tersebut
perkiraan sekarang dibuat berdasarkan perkiraan sebelumnya. Dalam hal ini, kesalahan adalah
perbedaan antara perkiraan sebelumnya dan perkiraan sekarang, dan kesalahan relatif diberikan
dalam bentuk, sebagai berikut:
dengan p*n adalah nilai perkiraan pada perulangan ke-n dan p*n+1 adalah nilai perkiraan pada
perulangan ke-n+1 (Triatmodjo, 1992).
2.3. Persamaan Diferensial Biasa
Penyelesaian suatu persamaan diferensial dengan metode numerik menghasilkan tabel nilai
nilai fungsi pada beberapa nilai variabel bebasnya, namun tidak dinyatakan secara eksplisit
dalam bentuk rumus fungsi. Salah satu metode numerik untuk menyelesaikan persamaan
persamaan diferensial biasa, yakni persamaan persamaan diferensial yang hanya memuat satu
variabel bebas (Sahid, 2012).
Persamaan differensial adalah pesamaan yang memuat turunan satu (atau beberapa ) fungsi
yang tidak diketahui. Suatu persamaan diferensial yang terdiri dari satu variabel bebas saja
dinamakan perasamaan diferensial biasa (Ordinary Differential Equation-ODE). Sedangkan
persamaan diferensial yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas dinamakan persamaan
diferensial parsial (Partial Differential Equation-PDE). Pada pembahasan makalah kami akan
membahas persamaan diferensial biasa (ODE) dengan metode Euler dan metode heun.
Penyelesaian persamaan diferensial biasa (ODE) mempunyai bentuk umum yaitu:
dy
f x, y
dx
Penyelesaian PDB secara umerik berarti menghitung nilai fungsi di x r+1 = xr + h, dengan h
adalah ukuran langkah (step) setiap lelaran. Pada metode analitik, nilai awal berfungsi untuk
memperoleh solusi yang unik, sedangkan pada metode numeric nilai awal (initial value) pada
ersamaan di atas berfungsi untuk memulai lelaran (Sahid, 2012).
2.4. Metode Euler
Diberikan PDB orde satu, y' = dy/dx = f(x,y) dan y(x0) = y0 . Misalkan yr = y(xr) adalah
hampiran nilai y di xr yang dihitung dengan metode Euler. Dalam hal ini xr = x0 + rh, dengan r =
0,1,2,...n. Metoda Euler diturunkan dengan menguraikan y(xr+1) di sekitar xr ke dalam deret
Taylor:
menyatakan persamaan metode Euler atau metode Euler-Cauchy. Metode Euler disebut juga
metode orde-pertama. Metode Euler memberikan hampiran solusi yang buruk, sehingga dalam
masalah praktek metode ini kurang disukai, namun metode ini membantu untuk memahami
gagasan dasar metode penyelesaian PDB dengan orde yang lebih tinggi. Metode Euler
memberikan hampiran solusi yang buruk, sehingga dalam masalah praktek metode ini kurang
disukai, namun metode ini membantu untuk memahami gagasan dasar metode penyelesaian PDB
dengan orde yang lebih tinggi (Sutarno dan Rachmatin, 2005).
2.5. Metode Heun
Metode Heun adalah salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
berbagai persoalan matematika yang mempunyai masalah nilai awal. Masalah nilai awal
merupakan masalah penyelesaian suatu persamaan diferensial dengan syarat awal yang telah
diketahui. Misal diberikan persamaan diferensial orde satu yaitu:
Heun juga merupakan salah satu metode satu langkah di dalam metode numerik. Metode
numerik adalah suatu metode penyelesaian persamaan matematis secara pendekatan karena
penyelesaian secara analitis sulit untuk diperoleh. Penyelesaian persamaan matematis dengan
menggunakan metode numerik menghasilkan angka (numerik) yang bukan suatu fungsi. Metode
Heun merupakan metode satu langkah (one-step) karena untuk menaksir nilai y (t n+1)dibutuhkan
satu buah taksiran nilai sebelumnya yaitu y (tn) (Oktaviani et al., 2014).
Metode Heun merupakan modifikasi dari metode Euler. Modifikasi dilakukan dalam
memperkirakan kemiringan . Metode ini memperkirakan dua turunan pada interval, yaitu pada
ujung awal dan akhir. Kedua turunan tesebut kemudian diratakan untuk mendapatkan perkiraan
kemiringan yang lebih baik.
Berdasarkan metode Euler, kemiringan pada ujung awal dari interval adalah:
(1)
Kemiringan tesebut digunakan untuk menghitung nilai yi + 1 dengan ekstrapolasi linier sehingga:
yi0 1 yi f ( xi , yi ) x
(2)
Gambar1. Metode Heun
yi0 1
Nilai
yi' 1 f ( xi 1 , yi0 1 )
(3)
Kedua kemiringan yang diberikan oleh persamaan (1) dan persamaan (3), kemudian
diratakan untuk memperoleh kemiringan pada interval, yaitu:
y'
yi' yi0 1
2
f ( x i 1 , yi0 1 )
2
+ 1
yi 1 yi
f ( xi , yi ) f ( x i 1 , yi0 1 )
2
x
(4)
Metode Heun ini disebut juga metode prediktor-korektor. Persamaan (2) disebut dengan
persamaan prediktor, sedang persamaan (4) disebut dengan persamaan korektor. Pada metode
Heun, solusi dari metode Euler dijadikan sebagai solusi perkiraan awal (predictor). Metode
Heun adalah sebagai berikut:
(Asri,
2015).
2.6. Metode Range Kutta
Pada metode Euler memberikan hasil yang kurang teliti maka untuk mendapatkan hasil yang
lebih teliti perlu diperhitungkan suku yang lebih banyak dari deret Taylor atau dengan
menggunakan interval x yang kecil. Kedua cara tersebut tidak menguntungkan. Penghitungan
suku yang lebih banyak memerlukan turunan yang lebih tinggi dari fungsi nilai y (x), sedang
penggunaan x yang kecil menyebabkan waktu hitungan lebih panjang.
Metode Runge-Kutta memberikan hasil ketelitian yang lebih besar dan tidak memerlukan
turunan dari fungsi, bentuk umum dari metode Runge-Kutta adalah:
yi 1 yi ( xi , y i , x) x
(5)
dengan (xi, yi, x) adalah fungsi pertambahan yang merupakan kemiringan rerata pada interval.
Fungsi pertambahan dapat ditulis dalam bentuk umum:
a1k1 a2 k 2 ... an k n
(6)
(7a)
(7b)
(7c)
(7d)
yi 1 yi f ( x i , yi ) x
yang sama dengan metode Euler.
Di dalam metode Runge-Kutta, setelah nilai n ditetapkan, kemudian nilai a, p dan q dicari
dengan menyamakan persamaan (5) dengan suku-suku dari deret Taylor.
(Asri, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Asri, Rishal. 2015. Komputasi Elektro. Jurusan Teknik Elektro ISTA, Yogyakarta.
Djojodihardjo, Harono. 2000. Metode Numerik. Jakarta: Gramedia.
Sahid. 2012. Metode Numerik. Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Santoso, Fransiskus Gatot Iman. 2011. Analisis Perbandingan Metode Numerik Dalam
Menyelesaikan Persamaan-Persamaan Serentak. Widya Warta No. 01.
Sutarno, Heri dan Dewi Rachmatin. 2005. Metode Numerik Dengan Pendekatan Algoritmik. PT
Sinar Baru Algensindo.
Triatmojo, Bambang. 1992. Metode Numerik. Yogjakarta: Peta Offset.