Laporan Pengukuran Dan Penilaian Faktor Fisika (Getaran)
Laporan Pengukuran Dan Penilaian Faktor Fisika (Getaran)
Laporan Pengukuran Dan Penilaian Faktor Fisika (Getaran)
Kelompok VI
(Kelas A)
Kelompok VI
Dosen Pengampu
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kendaraan bermotor menggunakan motor bakar sebagai mesin
penggeraknya. Motor bakar merupakan salah satu jenis pengerak yang
mengunakan hasil ledakan dari pembakaran di dalam silinder untuk dirubah
menjadi energi mekanik. Menurut sistem penyalaannya motor bakar terdiri
dari dua jenis yaitu spark ignition engines (motor bensin) dan compression
ignition engines (motor diesel). Pada motor bensin sistem penyalaan bahan
bakar terjadi karena adanya loncatan bunga api busi, sedangkan pada motor
diesel pembakaran bahan bakar dilakukan dengan sendirinya akibat adanya
tekanan dan temperatur yang tinggi dalam ruang bakar yang kemudian di
injeksikan bahan bakar melalui nosel.
Mesin merupakan suatu struktur yang memiliki massa dan kekakuan.
Sehingga memiliki kemampuan untuk bergetar atau mengalami vibrasi.
Getaran yang terjadi pada mesin dapat disebabkan oleh eksitasi getaran yang
berasal dari lingkungan luar atau dari dalam mesin itu sendiri. Getaran mesin
dari dalam disebabkan oleh komponen mesin yang mempunyai sifat bahan
elastis, ketika komponen mesin bergerak secara berputar atau translation
dapat menimbulkan getaran. Sedangkan getaran dari luar dapat disebabkan
oleh besarnya kecepatan putaran mesin (RPM), komponen mesin (bearing)
yang sudah mengalami kerenggangan, pemakaian pelumas yang sudah
mengalami kerusakan, sehingga menimbulkan getaran yang kuat (getaran
tidak normal) jika mesin berputar pada putaran mesin tinggi.
Getaran yang ditimbulkan dari mesin pada kendaraan bermotor akan
memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan jika getarannya melebihi
ambang batas. Namun hal ini tidak bisa dihindari, karena setiap hari kita
memakai kendaraan untuk beraktivitas. Salah satu cara untuk mengurangi
dampaknya adalah dengan memakai bantalan atau alat peredam getaran.
1
2
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat getaran pada mobil prodi D3 Hiperkes dan KK
FK UNS.
2. Untuk mengetahui cara melakukan pengukuran menggunakan vibration
meter
3. Untuk menganalisis kesesuaian hasil pengukuran dengan aturan
mengenai nilai ambang batas getaran.
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui tingkat getaran pada mobil prodi D3 Hiperkes dan KK
FK UNS.
2. Dapat mengetahui cara melakukan pengukuran menggunakan vibration
meter.
3. Dapat menganalisis kesesuaian hasil pengukuran dengan aturan mengenai
nilai ambang batas getaran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Getaran
Getaran adalah suatu factor fisik yang bekerja pada manusia dengan
penjalaran ( Transmission ) dari pada tenaga mekanik yang berasal dari
sumber goyangan ( osilattor ). Getaran kerja adalah getaran mekanis
yang ada ditempat kerja dan berpengaruh terhadap tenaga kerja.
Pemaparan getaran biasanya berhubungan dengan proses industri,
keadaan yang paling parah sering terjadi di bidang kehutanan,
pertambangan, dan penggalian dengan dentuman, palu, alat-alat
pengebor, dan pekerjaan-pekerjaan di bidang industri besi dan baja.
Getaran dihasilkan oleh :
a. Mesin-mesin diesel, mesin produksi
b. Kendaraan-kendaraan, Tractor, truk, bus, tank dll
c. Alat-alat kerja tangan ( hand tool ) dengan menggunakan mesin :
jack hammer ( pembuka jalan ), pneumatic hammer ( pabrik besi
), jack lec drill ( pengebor batu gunung, karang dll )
2. Klasifikasi Getaran Berdasarkan Dampak
a. Getaran Seluruh tubuh/ Umum ( Whole body vibration )
Getaran ini berpengaruh terhadap seluruh tubuh, dihasilkan karena
seluruh masa tubuh berhadapan dengan getaran mekanis dan
dihantarkan melalui bagian tubuh tenaga kerja yang menopang
seluruh tubuh. Misalnya : getaran permukaan penyangga pada mesin
traktor, kaki saat berdiri, pantat pada saat duduk, punggung saat
bersandar. Getaran ini mempunyai frekwensi 0-80 Hz.
b. Getaran pada Sebagian Alat Tubuh/Setempat (Tool Hand
vibration )
Misalnya getaran yang terjadi pada lengan/tangan, frekuensinya
yaitu 8-1 kHz Pengaruh getaran terhadap tenaga kerja. Getaran ini
3
4
5. Sumber Getaran
a) Alam
Merupakan fenomena geologi yang mengakibatkan
gelombang(gerakan bumi) sehingga menimbulkan getaran. Yang
bersumber dari getaran tektonik dan getaran vulkanik.
b) Aktivitas Manusia
Getaran berasal dari gerakan/gesekan mesin dan alat-alat kerja
lain yang menimbulkan getaran. Contoh sumbernya adalah
mesin-mesin produksi, mesin bor pneumatik, pahat, gerenda,
gergaji serta aktivitas mesin yang menimbulkan gesekan dan
getaran.
6. Prinsip Pengukuran Getaran
Komponen dari suatu sistem pengukuran getaran terdiri dari elemen-
elemen mekanik atau kombinasi elemen mekanik, elektrik dan optik.
Sistem yang biasa dipakai adalah vibration pick up untuk
mentransformasikan gerakan mekanik menjadi suatu signal elektrik,
lalu signal tersebut diperkuat dengan mempergunakan amplifier dan
untuk menyeleksi serta mengukur getaran dalam spesifik range
6
B. Peraturan Perundang-undangan
1. PERMENAKERTRANS RI Nomor PER.13/MEN/X/2011
tentang nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di
tempat kerja
2. ISO 2371 tentang getaran mekanis
3. VDI 256 tentang getaran mekanis.
4. KEPMENEG LH No.49 Tahun 1996 tentang getaran mekanis di
lingkungan.
BAB III
HASIL
8
9
3. Cara Kerja
a) Mula-mula cek baterai dengan menekan tombol MEAS. Bila
muncul titik dobel pada display berarti beterai harus diganti.
b) Tekan MEAS atau power ON kurang lebih 10 detik.
c) Pilih skala pengukuran dan jenis pengukuran yang sesuai.
d) Untuk pengukuran Acceleration, gunakan frekuensi High (1000
t0 15000 Hz)
e) Selama pengukuran berlangsung, tombol MEAS ditekan dan
tahan. Ujung sensor alat ditempelkan pada objek yang diukur
dengan posisi tegak lurus. Nila getaran mekanis ditunjukkan
pada display.
f) Lepas alat dari objek dan catat angka pada display.
g) Tekan tombol MEAS kembali untuk pengukuran selanjutnya.
4. Prosedur Pengukuran
a) Persiapan
1) Pastikan keadaan alat dalam kondisi baik.
2) Cek batterei pada alat dengan menekan tombol MEAS. Bila
muncul titik dobel pada display berarti beterai harus diganti.
10
m/s²
TITIK
RATA-
PENUKURAN 1 2 3 2
RATA
Stir Mobil 1,71 1,71 1,40 1,32 1,54
Dashbor 0,36 0,38 0,38 0,40 0,37
Sandaran Duduk 0, 15 0, 18 0,12 0,14 0,59
11
12
sandaran duduk belum sesuai dan melebihi NAB, hal tersebut dapat terjadi
mungkin karena posisi pada saat pengukuran yang salah.
D. Getaran pada Perseneleng Mobil
Paparan getaran pada perseneleng mobil dapat mengenai lengan dan tangan
pekerja. Sehingga sesuai Permenakertrans No PER.13/MEN/X/2011 nilai
ambang batas getaran untuk pemaparan lengan dan tangan dengan pemajanan 4
jam dan kurang dari 8 jam kerja /hari adalah 4 m/s². Sedangkan hasil
pengukuran yang dilakukan pada perseneleng mobil adalah 0,12 m/s². Dari hasil
pengukuran tersebut jika dibandingkan dengan Permenakertrans No
PER.13/MEN/X/2011 pasal 7, maka getaran pada perseneleng mobil sudah
sesuai dan tidak melebihi NAB.
E. Getaran pada Pedal
Paparan getaran pada pedal dapat mengenai atau kontak langsung dengan tubuh
pekerja. Sehingga sesuai pasal 7 Permenakertrans No PER.13/MEN/X/2011
NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh tubuh
ditetapkan sebesar 0,5 meter per detik kuadrat (m/det²). Sedangkan hasil
pengukuran yang dilakukan pada pedal adalah 0,66 m/s². Dari hasil pengukuran
tersebut jika dibandingkan dengan Permenakertrans No PER.13/MEN/X/2011
Pasal 7, maka getaran pada pedal belum sesuai dan melebihi NAB, hal tersebut
dapat terjadi mungkin karena posisi pada saat pengukuran yang salah.
F. Getaran pada Lantai Mobil
Paparan getaran pada lantai mobil dapat mengenai atau kontak langsung dengan
tubuh pekerja. Sehingga sesuai pasal 7 Permenakertrans No
PER.13/MEN/X/2011 NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak
langsung pada seluruh tubuh ditetapkan sebesar 0,5 meter per detik kuadrat
(m/det²). Sedangkan hasil pengukuran yang dilakukan pada lantai mobil adalah
0,16 m/s². Dari hasil pengukuran tersebut jika dibandingkan dengan
permenakertrans No PER.13/MEN/X/2011 pasal 7, maka getaran pada lantai
mobil sudah sesuai dan tidak melebihi NAB.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pengukuran getaran dilakukan pada Mobil ELV Prodi yang sedang
dinyalakan. Beberapa bagian yang diukur tingkat getaranya adalah getaran
pada stir mobil, dashbor, sandaran duduk, persneling, pedal dan lantai mobil.
Dari hasil pengukuran yang telah didapatkan dari enam bagian mobil
menyatakan bahwa empat bagian mobil aman yaitu pada bagian stir,
dashbor, persneling, dan lantai mobil tidak melebihi nilai ambang batas.
Sedangkan dua bagian yaitu sandaran dan pedal mobil melebihi nilai ambang
batas.
B. Saran
1. Adanya beberapa bagian mobil yang melebihi NAB maka perlu
pengecekan ulang yang lebih akurat dari pihak Prodi atau pihak
bewenang lainya untuk memastikan keakuratan hasil pengukuran
mahasiswa.
2. Apabila hasil telah akurat, maka perlu adanya penanganan lebih
mengenai bagian yang terbukti menghasilkan getaran yang melebihi
NAB sehingga tidak menimbulkan risiko bagi yang memakainya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Heru S & Haryono. 2007. Hygiene Lingkungan Kerja. Jogjakarta: Mitra Cendekia
Press.
Illana Respati. 2015. Perbedaan Getaran Mesin Gerinda dan Mesin Amplas
Terhadap Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja CV. Manggala
Jati Klaten. Skripsi diploma IV Kesehatan Keselamatan Kerja FK UNS.
14