Kti Lengkap PDF Sri Mulya Ningsih
Kti Lengkap PDF Sri Mulya Ningsih
Kti Lengkap PDF Sri Mulya Ningsih
Oleh :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iii
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
2018
iv
MOTTO
Angan-Angan
v
ABSTRAK
Sri Mulya Ningsih, Nim : P00320015047 “Studi Asuhan Keperawatan pada
Pasien Gastritis dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman di Ruang
Perawatan RSAD. DR. R. Ismoyo Kota Kendari ”. Dibimbing oleh Bapak
Muslimin L, A.Kep, S.pd, M.Si dan Bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes.
Gastritis adalah suatu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung
yang berkembang bila mekanisme proktektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau
bahan iritan, gastritis disebut radang lambung dapat menyerang setiap orang
dengan segala usia. Ada sejumlah gejala yang biasa dirasakan penderita gastritis
seperti perut terasa nyeri, mual, perih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut
(ulu hati). Biasanya, nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu
badan naik, keluar keringat dingin, dan sering bersendawa terutama dalam
keadaan lapar (Nian, 2015). Penderita Gastritis RSAD.Dr.R Ismoyo berdasarkan
data pasien rawat inap pada tahun 2015 dari bulan Januari sampai Desember
sebanyak 148 kasus/pasien, pada tahun 2016 dari bulan Januari sampai Desember
berjumlah 200 kasus/pasien, dan pada tahun 2017 dari bulan Januari sampai
Desember berjumlah 94 kasus/pasien. Studi kasus ini bertujuan untuk
Menggambarkan proses asuhan keperawatan pada pasien Gastritis dalam
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di ruang perawatan RSAD. Dr. R. Ismoyo.
Desain studi kasus yang digunakan menggunakan studi kasus deskriptif. Subjek
pada studi kasus ini yaitu pasien baru yang terdiagnosa gastritis. Data diperoleh
dengan melakukan pengkajian secara langsung dan wawancara kepada pasien
serta melihat catatan rekam medic pasien yang ada di Rumah Sakit. Hasil studi
kasus diperoleh bahwa dengan menggunakan teknik nonfarmakologi (teknik
relaksasi napas dalam) selama 4 hari nyeri akut teratasi dan kolaborasi dalam
pemberian analgesic. Setelah melakukan Studi Kasus melalui pendekatan proses
keperawatan di Ruang Perawatan RSAD. DR. R. Ismoyo Kota Kendari dari
tanggal 24 – 27 Juli 2018 dengan mengacu pada tujuan yang dicapai. Peneliti
menyarankan, bagi klien agar selalu menjaga keadaannya, bagi RSAD. DR. R.
Ismoyo Kota Kendari diharapkan mampu memberikan pelayanan yang
komprehensif, bagi perawat latihan teknik relaksasi napas dalam ini dapat
dijadikan salah satu intervensi keperawatan serta dimasukan kedalam discharge
planning sebagai tindakan mandiri klien ketika berada dirumah apabila klien
merasakan nyeri.
vi
KATAPENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat
dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
bimbingan dan dukungan dari Bapak Muslimin L, A.Kep, S,pd, M.Si, dan Bapak
Indriono Hadi, S,Kep, Ns, M.Kes. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
4. Bapak Muslimin L, A.Kep, S.Pd., M.Si dan Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,
5. Ibu Lena Atoy, SST, MPH, Ibu Dali, SKM, M.Kes dan Ibu Fitri Wijayati,
S.Kep, Ns, M.Kep. selaku dosen penguji I, penguji II, dan penguji III yang
vii
telah membimbing saya dan memberikan masukan-masukan sehingga Karya
Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan
7. Kepada Kantor Badan Riset Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin
8. Direktur RSAD. DR. R. Ismoyo Kota Kendari yang telah memberikan izin
9. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan bimbingan
Kesehatan Kendari dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu persatu,
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik
yang telah disumbangkan dari semua pihak selama penyusunan Karya Tulis
viii
DAFTAR ISI
ix
F. Metode pengumpulan Data..............................................................................39
G. Analisisdatadanpenyajiandata..........................................................................40
H. Etika Penelitian................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah
menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan
nyeri perut maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi
mukosa dan sub mukosa pada lambung. Pada orang awam penyakit gastritis
ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat menimbulkan perdarahan
lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker lambung
dengan bakteri atau bahan iritan, gastritis disebut radang lambung dapat
menyerang setiap orang dengan segala usia. Ada sejumlah gejala yang biasa
dirasakan penderita gastritis seperti perut terasa nyeri, mual, perih (kembung
dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati). Biasanya, nafsu makan menurun
secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin, dan
1
Ada berbagai kasus yang menyebabkan terjadinya gastritis yaitu
berat, iskemia dan syok, konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam/basa,
biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya. Rusaknya
mukosa oleh enzim atau garam empedu dapat menurunkan ambang nyeri.
banyak hal. Nyeri dapat timbul karena efek dari penyakit- penyakit tertentu
atau akibat dari cedera. Jika hal ini terjadi, konsep keperawatan diarahkan
2013).
nyeri merupakan suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan
2
Badan kesehatan dunia (World Health Organization)WHO 2013,
22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis 29,5%. Di dunia,
insiden gastritis sekitar 1,821 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden
pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi
dari pada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik.
dunia akibat kejadian gastritis di rawat inap yaitu 17-21% dari kasus yang ada
pada tahun 2012. Di Amerika, kejadian gastritis dikatakan sekitar 22% dari
seluruh populasi dengan insiden 1,1 kasus per 1000 penduduk per tahun.
kasus 218.500 kasus. (Depkes RI, 2013). Dimedan angka kejadian infeksi
dan posisi ke 6 rawat jalan di rumah sakit. Rata-rata pasien yang datang di
3
Data dari RSUD Sulawesi Tenggara tahun 2012 tercatat 22.785
menunjukkan jumlah kasus gastritis mencapai 6.939 jumlah kasus, pada tahun
2013 tercatat sebanyak 7.446 jumlah kasus, dan pada tahun 2014
merasakan.
rawat inap pada tahun 2015 dari bulan Januari sampai Desember sebanyak
148 kasus/pasien , pada tahun 2016 dari bulan Januari sampai Desember
berjumlah 200 kasus/pasien, dan pada tahun 2017 dari bulan Januari sampai
RSAD.Dr.R Ismoyo”.
4
B. Rumusan Masalah
kasus ini adalah “ bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Gastritis dalam
Ismoyo”?
1. Tujuan umum
Ismoyo
2. Tujuan khusus
5
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Masyrakat/pasien
3. Bagi Penulis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.Dua
jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superfical akut dan
2. Etiologi
dan jika diabaikan akan menjadi kronik (Sudoyo Aru, dkk 2009)
a. Gastritis akut
gastritis erosiva)
7
b. Gastritis kronik
pylori(H.pylori).
c. Gastritis bacterial
3. Manifestasi klinis
perdarahan aktif.
de jong)
4. Pemeriksaan penunjang
bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
8
b. Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien
terjadinya infeksi.
e. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-
ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih
5. Patofisiologi
pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCL ke mukosa
9
sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya lambung dapat
inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan di isi
oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan
terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh
(vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus. Sementara vitamin B12
perdarahan.
6. Penatalaksanaan
a. Gastritis akut
10
yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi
b. gastritis kronis
disertai sel parietal dan chief cell.Dinding lambung menjadi tipis dan
tipe B (Antral).
11
tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh
faktor intrinsik. Tidak adanya sel parietal dan chief cell dapat
12
(pepto bismol). Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami
8. Discharge planning
penyembuhan tukak.
d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur, namun hindari
sayur dan buah yang sifat asam (misal: jeruk, lemon, grapefruit,
nanas, tomato)
13
f. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercepat aliran
rileks.
14
9. Pathway
OBAT-OBATAN
10. (NISAD, H. phylori Kafein
aspirin, sulfanomida
steroid, digitalis)
11.
Melekatpadaetikellam Meproduksibikarbonat
12. bung (HCO3)
Mengganggupembentukansa
watmukosalambung
13.
16.
Me barrier
lambungterhadapasam
17.
dan pepsin pmenmmmm
Kekurangan volume
cairan
Inflamasi
ErosiMukosalambung
Perdarahan
Nyeri Epigastrium
Me tonus
Mukosalambungkehila
danperistaltic lambung
nganintegritasjaringan
Me sensoriuntukmakan
Reflukisi duodenum
kelambung
Anoreksia
Doronganekspulsiisila
Mual
mbungkemulut
Muntah
NyeriAkut Ketidakseimbangannu
trisikurangdarikebutu
hantubuh Kekurangan
VolumeCairan
15
10. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
a. Oris (Mulut)
1. Dentis (gigi)
terdiri dari:
keras.
2. Lingua (Lidah)
16
a) Radiks lingua (pangkal lidah), pada bagian belakang
a. Faring
17
1) Bagian superior disebut nasofaring bermuara tuba yang
eustachius.
lapisan berotot.
b. Esofagus (Kerongkongan)
18
melingkar sirkuler (untuk meremas makanan) dan lapisan
c. Gaster (Lambung)
viseralis.
19
Lapisan yang beragam ini memungkinkan makanan
duodenum.
klorida).
20
Fungsi lambung adalah sebagai berikut :
sfingter pilorus.
3. Memproduksi rennin.
21
memungkinkan terjadinya proses pencernaan secara
2) Jejunum panjangnya 7 m.
3) Ileum panjangnya 1 m.
22
untuk menjaga makanan yang sudah masuk ke dalam usus
besar.
3) Distensi colon.
4) Hormon gastrin.
f. Rektum
23
1) Infant: 2,48 cm.
2) Toddler: 4 cm.
4) Sekolah: 10 cm.
Lusiana, 2010)
1. Definisi nyeri
dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja saat
pasienlah yang tau tentang nyeri yang ia rasakan. Bahkan nyeri adalah
sesuatu yang sangat subjektif , tidak ada ukuran yang objektif padanya,
sehingga hanyalah orang yang merasakannya yang paling akurat dan tepat
24
2. Fisiologi Nyeri
a. stimulus
ujung saraf bebas pada kulit yang berespon terhadap stimulus yang
stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta
mekanik.
b. Reseptor Nyeri
stimulus nyeri.
c. Pathways Nyeri
transduksi, dimana hal ini terjadi ketika nosiseptor yang terletak pada
reseptor sebelimnya.
25
Fast pain dicetuskan oleh reseptor tipe mekanisme atau termal
paku, sesaat setelah kejadian orang tersebut dalam waktu kurang dari
persarafan serabut C.
26
membawa impuls fant pain. di bagian thalamus dan korteks serebri
3. Klasifikasi Nyeri
Nyeri secara umum dibagi dua yaitu, nyeri akut dan nyeri kronik
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
27
durasi singkat (dari beberapa detik sampai 6 bulan) ringan sampai
bedah trauma.
nyeri :
28
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Kebudayaan
flaskerud, 1991).
29
d. Makna nyeri
mungkin terasa ringan, sedang atau bisa jadi merupakan nyeri yang
f. Perhatian
dan masase.
g. Ansietas (kecemasan)
30
nyeri, akan tetapi nyeri juga dapat menimbulkan perasaan ansietas.
persepsi nyerinya.
h. Keletihan
individu
i. Pengalaman sebelumnya
Nyaman (nyeri)
1. Pengkajian
dapat dilakukan adalah adanya riwayat nyeri; keluhan nyeri seperti lokasi
nyeri.
31
b. Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat.
verbal yang lebih bersifat objektif. Skala ini merupakan sebuah garis
tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis. Pada alat ukur ini,
diurutkan dari tidak ada nyeri sampai nyeri paling hebat. Perawat
ketiga adalah Skala analog visual, ini merupakan alat pengukuran yang
32
tingkat keparahan nyeri yang di rasakan klien.Dalam pengukuran skala
individu.(Prasetyo, 2010).
Skala Keterangan
0 Tidak Nyeri
1 -3 Nyeri Ringan
a. Pola kesehatan
1) Aktivitas / Istirahat
aktivitas).
2) Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
33
Tanda : hipotensi (termasuk postural), takikardia, distrimia
3) Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan
4) Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena
Tanda:
2) distensil
setelah perdarahan
34
4) karakteristik feses :diare, darah warna gelap, kecoklatan
penggunaan antasida).
5) Makanan / Caiaran
Gejala :
1) anoreksia: mual, muntah (muntah yang memanjang
luka duodenal)
kronis)
6) Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing /sakit kepala karena sinar,
kelemahan
35
7) Nyeri / kenyamanan
Gejala :
1) Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
8) Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal :ASA
36
9) Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang
2. Diagnosa Keperawatan
37
(skala, intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
& NANDA (NIC- NOC) edisi revisi Jilid 2 (2015) hal. 306
5. Evaluasi keperawatan
38
BAB III
Kriteria Inklusi :
Kendari
39
2015). Kriteria ekslusi : Pasien yang mengalami cacat fisik yang dapat
C. Fokus Studi
Kendari di Ruang Mawar Kamar Kelas II. A pada klien Ny. W dengan
hasil Data Subjektif : Klien mengatakan nyeri ulu hati. Data Objektif:
40
Vital : 100/60 mmHg, Nadi (N) : 80 x/menit, Suhu (S) : 37°C, Pernafasan
(P): 20 x/menit.
4. Nyeri akut merupaka nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
1. Jenis Data
a. Data primer
41
penelitian ini di peroleh dari hasil observasi dan wawancara langsung
b. Data sekunder
Tenggara
Kendari
a. Analisi data
42
keperawatan yang telah dilakukan pada hasil awal dan akhir dengan teori
b. Penyajian Data
respon dari subjek studi kasus yang merupakan data pendukung dari
penelitian.
H. Etika penelitian
izin kepada instansi tempat studi kasus dalam hal ini RSAD. Dr R. Ismoyo.
43
3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)
4. Beneficiemci
nyamanan fisik.
5. Full disclosure
secara suka rela tentang partisipasinya dalam penelitian ini dan keputusan
lengkapnya.
44
BAB IV
1. Pengkajian
dilakukan pada tanggal 24Juli 2018 pukul 13:40 WITA dengan No.
berikut ini :
juli 2018 dirawat di Ruang Mawar Kelas II.A. Keluhan utama yaitu
klien mengatakan nyeri pada ulu hati yang di alami sejak satu hari yang
45
Klien mengatakan ada riwayat penyakit maag, klien mengatakan
juga tidak pernah di rawat di rumah sakit dan dirinya juga tidak alergi
(TD) : 100/60 mmHg, Nadi (N) : 80x/menit, Suhu (S) : 37°C, Pernafasan
(P): 20x/menit.
bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada deviasi septum hidung,
hasil auskultasi suara nafas bronki dan tidak ditemukan suara nafas
tambahan.
dilakukan palpasi tidak ada nyeri tekan pada daerah dada, peneliti
melakukan auskultasi suara jantung normal, akral teraba dingin, CRT >
3 detik.
pendengaran kiri dan kanan normal, bibir tampak kering, tidak terdapat
kiri agak rabun, perabaan panas, dingin, abdomen: bentuk simetris, datar,
46
adanya nyeri tekan pada abdomen (ulu hati), terdapat suara timpani,
tidak ada stomatitis, dan tidak terdapat nyeri tekan pada tenggorokan,
feses cair.
jenis menu makan nasi, buah-buahan dan sayur, klien tidak mempunyai
Sedangkan pola makan saat sakit klien mengatakan pagi hanya makan
bubur habis 1/4 porsi karena klien merasa mual setiap kali mau makan
Untuk pola minum klien sebelum sakit frekuensi klien minum 6-8
gelas/hari dihabiskan, jenis minuman klien air putih dan teh, minuman
yang disukai air putih, minuman yang tidak disukai yaitu minuman
beralkohol. Sedangkan pola minum saat sakit frekuensi minum klien 3-5
47
gelas/hari dihabiskan, jenis minuman air putih.Selama dirumah sakit
Pola istirahat dan aktivitas klien sebelum sakit untuk tidur siang
dan tidur malam baik, sedangkan saat sakit, tidur siang dan tidur malam
sakit klien juga sering dibesuk oleh kerabat dan tetangga.Beberapa kali
dan berharap agar cepat sembuh dari penyakitnya, dan selama dirawat
48
a. Klasifikasi Data
No Data Masalah
1 DS:
- Klien mengatakan nyeri pada uluh
hati
- Klien mengatakan pusing
- Kien mengatakan mual muntah
setiap kali makan
DO:
- Keadaan umum lemah
- Klien nampak meringis
- Klien terlihat gelisah
- Klien mual muntah Nyeri akut
- P (paliatif): Nyeri dirasakan ketika
telat makan
- Q (Qualitatif): Seperti tusuk-tusuk
- R (Regio): Ulu hati
- S (Severe): Skala sedang (4)
- T (Time): Hilang timbul
- Tanda-Tanda Vital:
- TD: 100/60 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 37OC
- P :20 x/menit
b. Analisa Data
49
Tabel 4.2 Analisa Data
DO: Iflamasi
- Keadaan umum
lemah
- Klien nampak Nyeri Epigastrium
meringis
- Klien terlihat gelisah
- Klien mual muntah
- P (paliatif): Nyeri Nyeri Akut
dirasakan ketika telat
makan
- Q (Qualitatif):
Seperti tusuk-tusuk
- R (Regio): Ulu hati
- S (Scale): Skala
sedang (4)
- T (Time): Hilang
timbul
- Tanda-Tanda Vital:
- TD : 100/60 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 37OC
- P: 20x/menit
2. Diagnosa Keperawatan
DS:
50
2. Klien mengatakan pusing
DO:
3. Intervensi Keperawatan
51
bantuan) nyeri tidak
berhasi
2. Melaporkan 5. Berikan
bahwa nyeri Health
berkurang Education
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
3. Mampu
mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
4. Mengatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
52
Q: Seperti tertusuk- memegang
13. 40 tusuk perut sebelah
R: Ulu hati kiri bagian
S: Skala sedang (4) atas
T: Hilang timbul - P: nyeri
dirasakan
2. Berkolaborasi ketika telat
dengan tim medis makan
14.10 Jika ada keluhan - Q: Seperti
dan tindakan tertusuk-tusuk
mengatasi nyeri - R: Ulu hati
tidak berhasil. - S: Skala
Hasil: sedang (4)
14.40 Terpasang Ringer - T: Hilang
laktat 20 timbul
tetes/menit - TD: 100/60
Pantoprazol 1 gr/ mmHg
12 jam - N :
15.10 Ketorolac 30 mg/IV 80x/menit
/12 jam - S : 37OC
- P: 20x/menit
3. Mengatur posisi A:
pasien yang - Masalah
membuat nyaman belum teratasi
Hasil: P:
Pasien diberi posisi - Intervensi
semi fowler dilanjutkan
4. Memberikan Health
Education
Hasil:
Pasian dan
keluarga mengerti
tentang penjelasan
mengenai cara
makan yang teratur
5. Mengajarkan teknik
non farmakologi
(teknik napas
dalam)
Hasil:
Pasien mengerti apa
yang diajarkan oleh
perawat dan pasien
antusiasi untuk
mempraktekkan
53
teknik relaksasi
napas dalam
bersama keluarga
54
keluarga mengerti
tentang penjelasan
mengenai cara
makan yang teratur
5. Mengajarkan teknik
non farmakologi
(teknik napas
dalam)
Hasil:
Pasien mengerti apa
yang diajarkan oleh
perawat dan pasien
antusiasi untuk
mempraktekkan
teknik relaksasi
napas dalam
bersama keluarga
55
80x/menit
15.20 3. Mengatur posisi - S : 36OC
pasien yang - P: 20x/menit
membuat nyaman A:
Hasil: - Masalah
Pasien diberi posisi sebagian
semi fowler teratasi
4. Memberikan Health P:
Education - Intervensi
Hasil: dilanjutkan
Pasian dan
keluarga mengerti
tentang penjelasan
mengenai cara
makan yang teratur
5. Mengajarkan teknik
non farmakologi
(teknik napas
dalam)
Hasil:
Pasien mengerti apa
yang diajarkan oleh
perawat dan pasien
antusiasi untuk
mempraktekkan
teknik relaksasi
napas dalam
bersama keluarga
56
dengan tim medis mmHg
Jika ada keluhan - N :80x/menit
dan tindakan - S : 36OC
14.45 mengatasi nyeri - P : 20x/menit
tidak berhasil. A:
Hasil: - Masalah
Terpasang Ringer teratasi
14.55 laktat 20 P:
tetes/menit - Intervensi
Pantoprazol 1 gr/ dihentikan
12 jam (pasien boleh
Ketorolac 30 mg/IV pulang)
15.10 /12 jam
3. Mengatur posisi
pasien yang
membuat nyaman
Hasil:
Pasien diberi posisi
supinasi
4. Memberikan Health
Education
Hasil:
Pasian dan
keluarga mengerti
tentang penjelasan
mengenai cara
makan yang teratur
5. Mengajarkan teknik
non farmakologi
(teknik napas
dalam)
Hasil:
Pasien mengerti apa
yang diajarkan oleh
perawat dan pasien
antusiasi untuk
mempraktekkan
teknik relaksasi
napas dalam
bersama keluarga
57
B. Pembahasan
Berdasarkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dan hasil studi
kasus yang penulis lakukan dari tanggal 24-27 Juli 2018, maka pada bagian
ini penulis akan membahas tentang perbandingan antara teori dan praktek
kebutuhan rasa nyaman di ruang mawar kamar kelas II.A. RSAD. Dr. R.
klien baik data subjektif maupun objektif. Tekhnik pengumpulan data yang
mendapatkan hambatan yang cukup berarti karena klien cukup kooperatif dan
teori pada tahap pengkajian pasienGastritis, keluhan utama ialah nyeri ulu
hati, mual, muntah pusing, diare, nyeri tekan pada ulu hati, mukosa bibir
kering, turgor kulit menurun, ekspresi wajah tampak lemah, terdapat suara
timpani, bising usus terdengar 8kali/menit, gigi mudah goyah, gusi mudah
keruh, kelembaban dan suhu kulit di sekitar ulkus dan gangren, tekstur
58
rambut dan kuku, Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah dan
retensi urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih,
disorientasi. Data yang ada pada teori tetapi tidak ada pada studi kasus,
begitupun pada data yang ada pada studi kasus tetapi tidak ada dalam teori
adalah adanya rasa panas atau sakit saat berkemih, perubahan tinggi badan,
dan berdarah. Sedangkan, semua data yang ada pada kasus terdapat pada
memberikan respon baik bio, psiko, social dan spiritual terhadap stimulus
serta kemungkinan data-data yang ada dalam kasus masih merupakan gejala
awal dari penyakit sehingga data-data yang ada pada teori tidak semua
59
dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi
tanggung gugat perawat. Berdasarkan pengkajian dan analisa data pada kasus
yang dilakukan pada Ny.W diagnosa yang diangkat penulis yaitu Nyeri akut.
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan. Dalam
ditemukan data klien mengatakan nyeri pada ulu hati, setelah pengkajian
RSAD. Dr. R. Ismoyo Kota Kendari didapatkan hasil: klien nyeri pada uluh
hati akibat gastritis, keadan umum lemah, klien nampak meringis, klien
terlihat gelisah, skala nyeri sedang (4), P: nyeri dirasakan ketika telat makan,
20 x/menit.
pada saat pengkajian, interprestasi data, dan hasil analisa data serta tidak
adalah makhluk unik, dalam hal ini respon individu terhadap stress atau
pula.
60
Intervensi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan
dimana tujuan yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari
teori yang telah didapatkan untuk diterapkan secara aktual pada pasien Ny. W
Atur posisi pasien yang Membuat nyaman, Kolaborasi dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasi, Berikan Health Educatio.
61
a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
oleh penulis.
diagnosis yang ditegakkan yaitu Nyeri akut dan dievaluasi pada hari jum’at
datasubyektif pasien mengatakan tidak ada nyeri pada ulu hati dan data
obyektif keadaan umum pasien baik, ekspresi wajah pasien nampak rileks,
klien Nampak tenang, skala nyeri 0 (tidak ada) , Tekanan darah: 100/80
62
63
BAB V
A. Kesimpulan
pasien
kepada pasien
64
B. Saran
peneliti menyarankan :
obat secara teratur sesuai dengan indikasi yang di anjurkan serta chek up
yang dianjurkan pada klien dengan kasus gastritis, dan mengkonsumsi obat
spritual, kultural kepada klien. Petugas kesehatan baik itu perawat agar
pada status kesehatan klien. Juga diperlukan adanya kerja sama yang baik
klien.
65
3. Bagi Peneliti
66
DAFTAR PUSTAKA
medik
https://www.scribd.com/doc/185320116/KDM-Teknik-Relaksasi-Pernapasan-
Dalam
6 Tahun 2014
Prasetyo, S.N ( 2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta : Graha
ilmu.
Suratun dan Lusianah. (2010). keperawatan klien gangguan sistem
Sani,W. dkk. (2016). Analisa Faktro Kejadian Penyakit Gastritis. Jurnal Ilmiah
Tanggal Pengkajian :
No. Register :
Diagnosa Media :
I. BIODATA
A. Identitas Klien
1. Nama Lengkap :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur / Tanggal Lahir :
4. Status Perkawinan :
5. Agama :
6. Suku Bangsa :
7. Pendidikan :
8. Pekerjaan :
9. Pendapatan :
10. Alamat :
B. Identitas Penanggung
1. Nama Lengkap :
2. Jenis Kelamin :
3. Pekerjaan :
4. Hubungan dengan klien :
5. Alamat :
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda – Tanda Vital
1. Tekanan darah :
2. Pernafasan :
3. Nadi :
4. Suhu badan :
B. Kepala
1. Bentuk kepala :
2. Keadaan rambut :
3. Keadaan kulit kepala :
4. Nyeri kepala / pusing :
5. Komentar :
C. Penglihatan / Mata
1. Ketajaman penglihatan / visus :
2. Peradangan :
3. Sclera :
4. Pupil :
5. Gerak bola mata :
6. Kongjungtiva :
7. Lapang pandang :
8. Refleks kornea :
9. Rasa nyeri :
10. Pemakaian alat bantu :
11. Komentar :
D. Pendengaran / Telinga
1. Struktur :
2. Nyeri :
3. Cairan :
4. Tanda peradangan :
5. Fungsi pendengaran :
E. Hidung / Penciuman
1. Struktur :
2. Polip :
3. Sinus :
4. Perdarahan :
5. Peradangan :
6. Fungsi penciuman :
7. Komentar :
F. Mulut
1. Keadaan gigi :
2. Problem menelan :
3. Bicara :
4. Rongga mulut :
5. Fungsi mengunyah :
6. Fugsi pengecap :
7. Komentar :
G. Leher
1. Vena jugularis :
2. Arteri karotis :
3. Pembesaran tyroid :
4. Pembesaran limfe :
5. Komentar :
H. Pernafasan
1. Bentuk dada :
2. Pergerakan / pengembangan thoraks :
3. Batuk :
4. Sputum :
5. Vocal fremitus :
6. Resonansi :
7. Bunyi nafas :
8. Bunyi nafas tambahan :
9. Komentar :
I. Jantung
1. Ukuran jantung :
2. Denyut jantung :
3. Nyeri dada :
4. Palpitasi :
5. Bunyi jantung :
6. Komentar :
J. Abdomen
1. Warna kulit :
2. Bayangan peristaltik :
3. Keadaan permukaan abdomen :
4. Gerak abdomen :
5. Pembesaran abdomen :
6. Keadaan perkusi abdomen :
7. Nyeri tekan :
8. Peristaltik :
9. Komentar :
K. Perkemihan
1. Edema kelopak mata :
2. Nyeri pinggang / punggung :
3. Keadaan kandung kemih :
4. Bau mulut amoniak :
5. Komentar :
L. Reproduksi
1. Siklus menstruasi :
2. Keadaan organ kelamin luar :
3. Pembesaran prostat :
4. Kehamilan :
5. Perdarahan :
6. Komentar :
M. Status neurologis
1. Tingkat keasadaran :
2. Koordinasi :
3. Memori :
4. Orientasi :
5. Kelumpuhan :
6. Gangguan sensasi :
7. Kejang-kejang :
N. Muskeloskeletal
1. Kekuatan otot :
2. Tonus otot :
3. Kekakuan sendi :
4. Trauma :
5. Nyeri :
6. Pola aktivitas :
7. Komentar :
O. Kulit
1. Tekstur / integritas :
2. Turgor :
3. Warna :
4. Kelembapan :
5. Lesi :
6. Komentar :
P. Kelamin
1. Penonjolan :
2. Pembesaran kelenjar tyroid :
3. Aktivitas :
4. Perubahan suara :
5. Tremor :
6. Pigmentasi kulit :
7. Komentar :
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium :
B. Studi diagnostic :
Kendari, ......................................
ANALISA DATA
No. Symptom Etiologi Problem
1.
2.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan dan
Diagnosa Intervensi
No Kriteria Hasil Rasional
Keperawatan (NIC)
(NOC)
1.
2.
1.
2.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR