Kti Almania Resta
Kti Almania Resta
Kti Almania Resta
A DENGAN DIAGNOSA CA
OLEH :
ALMANIA RESTA
NIM. P00320018053
NIM : P00320018053
Bahteramas.
Almania Resta
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
B. PENDIDIKAN
v
MOTTO
~ Almania Resta ~
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatnya, penulis bisa dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN DIAGNOSA CA
COLON DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KENYAMANAN DI
RUANG RAHA MONGKILO RSUD BAHTERAMAS. Karya tulis ilmiah ini
dibuat sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III politeknik kesehatan
jurusan keperawatan.
Penulis mengucap terimakasih yang tak terhingga kepada kedua
pembimbing saya Ibu Sitti Muhsinah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB selaku
pembimbing I dan Ibu Dian Yuniar Syanti Rahayu, SKM.,M.Kes selaku
pembimbing II yang juga senantiasa memberikan bimbingan dan masukan dalam
proses pembuatan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
vii
8. Kepada kedua orang tua saya yang tercinta, bapak saya Jamain dan ibu saya
Risna Yana yang senantiasa memberi dukungan dan mendidik saya dan kepada
saudaraku Sarah Anatul Mila, Adelia Sam Azizah, Iqramdha, dan Arsyillah
Khairunnisa yang telah memberikan semangat dan motivasi selalu beri
semangat kepada saya hingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
9. Terimakasih kepada sahabat saya faisa,lisda,hasrina,stevani,nining,nisa,
werdiana,rahma,anita,riko dan seseorang yang spesial Muhammad ikbal yang
selalu support saya dan selalu membantu saya dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
Penulis
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
x
B. Pembahasan ................................................................................... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 83
B. Saran .............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Consent)
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
insidens kanker kolon di seluruh dunia menempati urutan ketiga 1360 dari
jumlah kasus 1,8 per100.000 penduduk dan jumlah ini semakin meningkat
51% dari seluruh pasien dan pasien dibawah 40 tahun mencapai 28,17%
penenlitian oleh Mersy dan Luciana Rotty (2019) dimana pada tahun 2018, Ca
kasus 30.017 (8,6% dari seluruh kasus kanker Di Indonesia). Sedangkan pada
penderita Ca Colon adalah 17,2 per 100.000 penduduk dan angka ini
1
muda dari pada pasien Ca Colon Di Negara Maju. Lebih dari 30% kasus
didapat pada pasien yang berumur 40 tahun atau lebih muda, sedangkan Di
Negara maju pasien yang umurnya kurang dari 50 tahun hanya 2-8% saja.
prevalensi Ca Colon mencapai 3,1% (731 kasus), pada tahun 2019 mencapai
3,7% (811 kasus), dan pada tahun 2020 mencapai 3,5-4,2% (Dinkes Sultra drg.
Sulawesi tenggara,jumlah pasien cancer colon dari tahun 2018 hingga 2020
berjumlah 63 orang dan jumlah kematian sebanyak 7 orang. Yakni pada tahun
peningkatan kasus yakni sebesar 32 kasus dan 4 orang kasus meninggal, dan
pada tahun 2020 jumlah kasus cancer colon mengalami penurunan yaitu 9
kasus dan tidak ada jumlah kematian ( SIMRS RSUD prov. Sultra).
kondisi fisik,mental dan sosial yang terbebas dari gangguan penyakit sehingga
pengelolaan lingkungan sekitar dan aktivitas harian yang tercermin dalam gaya
hidup sehat. Gaya hidup sehat merupakan gaya hidup masyarakat yang
2
asupan nutrisi yang cukup, sehingga tercapai standar kesehatan yang baik
Colon(Astuti, Rafli, & Zeffira, 2019). Ca atau kanker (Cancer) adalah penyakit
akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah jadi
sel kanker. Kolon atau Colon merupakan bagian dari usus besar pada system
pencernaan yang berbentuk tabung muscular yang memiliki panjang sekitar 1,5
m dan berdiameter 5 cm. Ca Colon adalah kanker yang menyerang bagian usus
besar, yakni bagian akhir dari sistem pencernaan.Sebagian besar kasus kanker
yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari
pria. Banyak faktor lain yang dapat meningkatkan risiko individual untuk
Manifestasi klinis Ca Colon adalah perubahan pada pola buang air besar
Pendarahan pada buang air besar atau ditemukannya darah di feses. Rasa tidak
nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram, gas atau rasa sakit
buang air besar.Rasa cepat lelah, lesu lemah atau letih.Turunnya berat badan
3
Penatalaksanaan pada pasien Ca Colon pada dilakukan tindakan
operasi, namun apabila kanker beresiko tinggi seperti kanker terlihat abnormal,
efek samping yang mungkin terjadi, namun apabila kanker telah menyebar
pasien Ca Colon adalah nyeri pada daerah abdomen, kenyamanan pasien yang
terganggu akibat nyeri, kualitas istirahat dan tidur yang tidak terkontrol,
4
kolaborasi. Tindakan terapeutik perawat yaitu berikan teknik non
yang dicapai dengan teknik yang disengaja (Smeltzer & Bare, 2019).Teknik
relaksasi nafas dalam mampu menurunkan nyeri pada pasien post operasi, hal
ini terjadi karena relatif kecilnya peran otot-otot skeletal dalam neyri pasca
operasi atau kebutuhan pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
peran perawat sangat penting untuk memberikan intervensi agar nyeri yang
teknik relaksasi napas dalam efektif dalam penurunan intensitas dan skala
nyeri yang dilakukan selama 3 hari dengan intensitas 3 kali sehari pada pasien
nyeri abdomen sehingga terjadi penurunan skala nyeri dari skala 8 (berat)
menurun menjadi skala 2 (ringan). Hal ini terjadi karena penerapan tekinik
5
Penelitian lain juga dilakukan oleh Gusrina Komara Putri (2019)
penurunan skala nyeri yang dirasakan pasien, dimana skala nyeri yang
dirasakan klien skala nyeri sedang (skala 6) dan setelah dilakukan teknik
relaksasi napas dalam terjadi penurunan skala nyeri menjadi ringan dan
B. Rumusan Masalah
1. TujuanUmum
6
2. Tujuan khusus
Colon.
7
2. Bagi pengembang ilmu dan teknologi keperawatan
3. Bagi peneliti
kesehatan Ca Colon.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
aspek, yaitu:
sosial.
bantuan.
9
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
adalah rasa nyaman bebas dari rasa nyeri.Hal ini disebabkan karena kondisi
perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan
2. Konsep Nyeri
suatu prores patologis dalam tubuh. Nyeri adalah segala sesuatu yang
dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang
3. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri akut biasanya nyeri ini merupakan sensasi nyeri yang dirasakan
dalam periode waktu yang singkat kurang lebih 6 bulan dan biasanya
b. Nyeri alih adalah nyeri yang berasal dari satu bagian tubuh, tetapi
10
c. Nyeri kanker adalah nyeri yang dihasilkan dari beberapa keganasan.
Sering kali nyeri kanker sangat hebat dan terkadang susah diatasi, dan
kronis.
d. Nyeri kronis juga bisa disebut (nyeri neuropatik) nyeri ini sebagai
atau lebih) dan dapat terjadi seumur hidup klien (Rosdahl & Kowalski,
2019).
b. Neuropatik : nyeri yang berasal dari lesi saraf perifer atau sentral.
dan menjalar.
d. Sentral : nyeri yang berasal dari lesi pada susunan saraf pusat (SSP).
4. Fisiologi Nyeri
sederhana adalah teori Gate Control yang dikemukakan oleh Melezack dan
11
menghalangi masuknya implus nyeri menuju otak.Pada mekanisme nyeri
dengan cara menutup gerbang itu. Impuls yang berkonduksi pada serabut
berdiameter besar bukan hanya menutup gerbang saja, tetapi bisa langsung
dalam uji coba yang dilakukan oleh Melezack dan Well, pada 8 orang
memakai listrik berkekuatan 0,1 m-sec, 100 cps guna merangsang saraf
yang lebih tebal sehingga rasa nyeri tersbut menghilang. Uji coba ini
membuktikan bahwa teori gate control benar.Jika ada suatu zat dapat
tak tentu arah untuk mengurangi rasa nyeri.Dan sedangkan sebagian lainnya
12
mengeluarkan banyak keringat ketika mengalami nyeri (Mubarak &
Chayatin, 2018).
a. Etnik dan nilai budaya Latar belakang etnik dan budaya ini merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi
nyeri. Sebagai contoh, individu dari salah satu budaya tertenu cenderung
lain justru lebih memilih memendam perasaan mereka dan tidak ingin
individu lansia lebih tinggi karena penyakit akut atau kronis yang mereka
13
keluarga dan orang-orang terdekat juga menjadi salah satu faktor penting
akan lebih merasakan nyeri yang lebih berat dibandingkan individu yang
e. Ansietas dan stress Ansietas sering kali timbul bersamaan ketika nyeri
mengontrol nyeri yang mereka rasakan maka nyeri yang mereka rasakan
14
7. Intensitas Nyeri
tes, sekala, skor, atau tingkatan angka dibuat untuk membantu dalam
cara, tes, atau skala pengukur nyeri. Namun, perlu diingat bahwa semua tes
15
Keterangan gambar:
Mc. Gill dilakukan dengan meminta penderita untuk memilih salah satu
nyeri yang sangat ia rasakan. Skala nyeri menurut Mc. Gilll dapat
Cara ini diterapkan pada pasien yang tidak dapat menyebutkan intensitas
16
Gambar 2.2: Pengukuran Skala Nyeri Skala Wajah
Sumber: Haswita & Sulistyawati (2019)
Keterangan gambar:
a. Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Keluhan utama
17
3) Riwayat kesehatan sekarang
sebelumnya.
6) Pengkajian nyeri
mencangkup lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri,
pengkajian nyeri:
18
S : Severity atau keparahan, yaitu intenstias nyeri.
T : Time atau waktu, yaitu jangka waktu serangan dan frekuensi nyeri.
7) Riwayat nyeri
nyeri dan situasi tersebut dengan cara atau kata-kata mereka sendiri.
atau 0-10. Angka „0‟ menandakan tidak adanya nyeri dan angka
menggambarkan nyerinya.
19
e) Faktor presipitasi: terkadang, aktivitas tertentu dapat memicu
diwaktu senggang.
budaya.
lelah, depresi, atau perasaan gagal pada diri pasien (Mubarak &
Chayatin, 2020).
20
8) Pemerikasaan fisik
a) Ukur suhu tubuh, tekanan darah, nadi, serta tinggi dan berat badan
etiologi nyeri.
b. Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri akut
a) Definisi
21
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
b) Penyebab
neoplasma )
fisik berlebihan )
(1) Subjektif
(2) Objektif
nyeri )
(c) Gelisah
(1) Objektif
22
(d) Proses berfikit terganggu
(g) diaforesis
a) Definisi
sosial.
b) Penyebab
23
d) Gejala dan Tanda Minor
(1) Subjektif
(2) Objektif
(e) Iritabilitas
c. Rencana Keperawatan
1) Nyeri Akut
a) Manajemen nyeri
Tindakan observasi:
intensitas nyeri
24
(4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
diberikan
Tindakan terapeutik:
Tindakan edukasi:
Kolaborasi:
25
b) Terapi relaksasi
kecemasan.
Tindakan observasi:
kognitif
sebelumnya
Tindakan terapeutik:
teknik relaksasi
26
Tindakan edukasi:
progresif)
d. Implementasi
atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari
27
e. Evaluasi
diberikan.
1. Definisi Ca Colon
28
2. Anatomi Fisiologi
Usus besar memanjang dari ujung akhir dari ileum sampai anus.
dari saekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar
daripada usus kecil, yaitu sekitar 6.5 cm (2.5 inci). Makin dekat anus
diameternya akan semakin kecil. Usus besar terdiri dari bagian yaitu
dan rektum.
1) Caecum
usus besar. Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm.
29
tidak mempunyai mesenterium. Terdapat perlekatan ke fossa iliaka di
retrocaecalis.
2) Kolon asenden
3) Kolon Transversum
regio umbilikus.
4) Kolon desenden
bagian kiri, dari atas ke bawah, dari depan fleksura lienalis sampai di
peritoneum.
30
5) Kolon sigmoid
6) Rektum
superior kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian distal rektum
rektum kedunia luar. Spinkter ani eksterna terdiri dari 3 sling : atas,
31
3. Etiologi
usia lebih dari 50 tahun, riwayat menderita polip, riwayat menderita infeksi
usus besar (colitis ulcerative atau penyakit Chron), dan memiliki anggota
keluarga yang mempunyai riwayat polip atau kanker usus besar. Faktor
risiko lain adalah pola hidup yang tidak sehat yang dapat meningkatkan
terjadinya Ca Colon. Diperkirakan, satu dari lima kasus kanker usus besar
perubahan adenoma menjadi kanker usus besar. Faktor risiko tinggi lain
akan mengikat sisa makanan dan membuat feses lebih berat sehingga
32
4. Patofisiologi
lambat, sebagian besar tumbuh dalam waktu 5-10 tahun atau lebih untuk
tebal dan besar, serta menyebabkan nekrosis dan ulkus. Sedangkat tumor
pada usus kiri bermula sebagai massa kecil yang menyebabkan ulkus pada
sering berasal dari penyebaran tumor.Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja
sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area sekunder seperti hepar, paru-
paru, otak, tulang, dan ginjal. “Penyemaian” dari tumor ke area lain dari
rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau
33
Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi pada area rektal
(dua kali lebih banyak). Tumor bowel maligna menyebar dengan cara
5. Manisfestasi Klinis
a. Perubahan pada pola buang air besar termasuk diare, atau konstipasi atau
perubahan pada lamanya saat buang air besar, dimana pola ini
perubahan pola itu terjadi sebagai perubahan bentuk dari feses atau
kotoran dari hari ke hari (kadang- kadang keras, lalu lunak, dan
seterusnya).
c. Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram, gas
34
d. Perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah buang air
besar.
f. Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan sebabnya
6. Pemeriksaan Penunjang
35
CEA serum, bagaimanapun berhubungan dengan beberapa
c. Radiologi
36
sebesar 0,02 %. Jika terdapat kemungkinan perforasi, maka sebuah
yang digunakan untuk evaluasi, staging dan tindak lanjut pasien dengan
d. Kolonoskopi
37
merupakan komplikasi utama dari kolonoskopi terapeutik, sedangkan
7. Penatalaksanaan
a. Stadium 0 (TisN0M0)
eksisi local
b. Stadium I (T1-2N0M0)
adjuvan
dapat direseksi
38
C. Analisis Tindakan Keperawatan : Teori Teknik Relaksasi Nafas Dalam
1. Definisi Relaksasi
(Kozier, 2020).
post operasi, hal ini terjadi karena relatif kecilnya peran otot-otot skeletal
dalam neyri pasca operasi atau kebutuhan pasien untuk melakukan teknik
39
3. Jenis Relaksasi
Letakkan kaki terpisah satu sama lain dengan jari-jari kaki agak
meregang lurus kea rah luar, letakkan pada lengan pada sisi tanpa
dan dibawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak
menggantung.
pada lantai, letakkan kaki terpisah satu sama lain, gantungkan lengan
pada sisi atau letakkan pada lengan kursi dan pertahankan kepala sejajar
40
4. Langkah Teknik Relaksasi Nafas Dalam
dalam yaitu :
b. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
lahan.
daerah nyeri.
g. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas dangkal dan cepat.
41
D. Konsep Keperawatan Tentang Ca Colon
1. Pengkajian
2) Jenis kelamin : kanker usus ini lebih banyak menyerang pada laki –
laki.
tahun
hanya kata “ya” atau “tidak” atau hanya dengan anggukan kepala atau
gelengan.
pernah menderita penyakit lain. Orang yang sudah pernah terkena kanker
usus besar dapat terkena kanker usus besar untuk kedua kalinya.Selain
atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena
42
kemungkinan terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara
Pada riwayat sosial ekonomi pasien terkait makanan dan nutrisi yang
g. Riwayat Psikologi
klien tahu tentang penyakitnya, tanda dan gejala apa yang sering muncul,
i. Nutrisi metabolik
yang dikonsumsi.
j. Eliminasi
Pola buang air besar atau buang air kecil : teratur, frekuensi, warna,
43
k. Aktivitas dan latihan
Kualitas tidur klien, kebiasaan tidur klien, kebiasaan sebelum tidur klien.
persepsi terkait dengan penyakit yang dialami dilihat dari sudut pandang
44
s. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
t. Pemeriksaan penunjang
5) Radiologi
6) Kolonoskopi
b. Nyeri akut
c. Nyeri kronis
d. Deficit nutrisi
45
BAB III
RSUD Bahteramas.
D. Definisi Operasional
1. Ca colon atau kanker kolon adalah kanker usus besar yang berupa benjolan
kenyamanan seseorang dari rasa nyeri yang dirasakan baik dari agen
46
3. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu terapi non-farmakologi
Bahteramas.
Sumber data yang di gunakan dalam studi kasus ini adalah data perimer
dan dan data sekunder, data perimer diperoleh dengan cara melakukan
1. Data perimer
Data perimer adalah data yang secara langsung diambil langsung dari
diperoleh dari:
a. Wawancara
b. Observasi
47
1. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Auskultasi
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
48
teori yang sudah ada dibuku atau hasil penelitian lain untuk kepentingan
penelitian.
hasil awal dan akhir dengan teori dan penelitian terdahulu (Nursalam, 2019).
H. Etika Penelitian
permohonan izin kepeda instansi tempat pembuatan Studi kasus dalam hal ini
disertai judul Studi Kasus ini apa bilah responden menerima atau menolak,
49
2. Anonymity (tanpa nama)
4. Baneficience
5. Full disclosure
keputusan secara suka rela tentang partisipasinya dalam penelitian ini dan
selengkap-lengkapnya.
50
BAB IV
1. Pengkajian
terakhir S1, bekerja sebagai Pendeta, pendapatan perbulan kurang lebih Rp.
pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga, hubungan dengan klien sebagai istri,
a. Riwayat Kesehatan
51
Pada pengkajian riwayat kesehatan masa lalu klien mengatakan
tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama. Klien
menular.
b. Pemeriksaan Fisik
kepala hormosefali atau tidak ada kelainan, keadaan kulit kepala bersih,
tidak ada nyeri kepala, klien tidak merasa pusing, distribusi rambut
anemis, reflex pupil normal, ketajaman mata baik, pergerakan bola mata
baik, lapang pandang baik, tidak ada diplopia, tidak ada photopobia,
52
tidak ada nistagmus, reflex kornea baik, tidak ada nyeri pada kedua
mata.
tidak ada skret atau serumen, ketajaman pendengaran baik, tinnitus baik,
perdarahan, tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, dan tidak ada
kelembapan bibir baik, posisi uvula baik, mukosa bibir baik, keadaan
tonsil baik, stomatitis baik, warna lidah merah mudah, tidak ada tremor
pada lidah, kebersihan lidah bersih, tidak ada bau mulut, kelengkapan
gigi sudah tidak lengkap, kebersihan gigi bersih, terdapat karies pada
gigi, suara parau tidak ada, tidak ada kesulitan menelan, kemampuan
dinding dada, tidak ada tanda jejas, taktir fremitus getaran kiri dan
kanan, tidak ada massa, tidak ada dispnea, tidak ada ortopnea, suara
nafas vesicular, bunyi nafas tambahan tidak adaa, tidak ada nyeri pada
dada.
53
Pemeriksaan thoraks bagian jantung didapatkan hasil uktus kordis
normal, ukuran jantung normal, tidak ada nyeri pada dada, tidak ada
tidak ada distensi abdomen, tidak ada ostomy, tidak ada tanda jejas,
abdomen.
keadaan putin susu baik, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, dan
reflex tendon trisep normal, reflex lutut baik, tidak ada kaku kuduk,
haemoroid, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri pada anus.
matang, tidak terdapat purpura atau ekimosis, tidak terdapat atropi, tidak
ada hipertropi, tidak ada lesi atau luka, pigmentasi baik, tidak ada
deformitas sendi, tidak ada deformitas tulang, tidak ada tremor, tidak ada
54
varises, tidak ada edema, turgor kulit baik, kelembapan kulit baik,
normal, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada kekakuan tulang, tonus otos
normal, kekuatan sendi baik, tidak ada nyeri, dan tidak terjadi
diaphoresis.
c. Kebutuhan Nutrisi
55
d. Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
e. Kebutuhan Eliminasi
56
berkemih
Dorongan berkemih Tidak Tidak
Inkontinensia urin Tidak Tidak
Total produksi urin ± 500 ± 500
Lain-lain - -
57
Kegiatan pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Perasaan waktu bangun Baik Tidak nyenyak
tidur
Kesulitan memulai tidur Tidak Ya
Mudah terbangun Tidak Ya
Penyebab gangguan tidur Tidak ada Klien mengatakan
sulit tidur karena
nyeri pada perut
Perasaan mengantuk Ya Ya
f. Kebutuhan Aktivitas
58
g. Kebutuhan Perawatan Diri
1) Mandi
2) Berpakaian
59
mengambil pakaian
Kemampaun mengenakan Baik Kurang Baik
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampaun mengenakan Baik Kurang Baik
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampaun melepaskan Baik Baik
pakaian pada bagian tubuh
atas
Kemampaun melepaskan Baik Baik
pakaian pada bagian tubuh
bawah
Kemampaun mengancing Baik Baik
atau menggunakan resleting
Lain-lain - -
3) Makan
60
4) Eliminasi
h. Kebutuhan Keamanan :
13 Lain-lain : -
61
i. Kebutuhan Kenyamanan
1 Keluhan nyeri :
Klien mengatakan nyeri pada daerah perut bagian kanan atas dan
bawah.
2 Pencetus nyeri : -
tertusuk-tusuk
menerus
j. Kebutuhan Seksualitas
62
k. Kebutuhan Psikososial
segera sembuh
dirawat : Baik
l. Kebutuhan Spiritual
63
e. Pemeriksaan Penunjang Hasil Laboratorium
64
2. Klasifikasi Data
Umur : 42 tahun
No. RM : 58 - 12 – 78
DS :
a. Klien mengatakan nyeri pada daerah perut bagian kanan atas dan bawah
b. Klien mengatakan sulit untuk tidur
c. Klien mengatakan nyeri saat bergerak
d. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk
e. Klien mengatakan mengatakan nyerinya terus-menerus
f. Klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan 7
g. Klien mengatakan cemas karena akan operasi
h. Klien mengatakan takut mengalami kegagalan
i. Klien mengatakan nafsu makan berkurang
j. Klien mengatakan mengalami penurunan berat badan dari 65 turun ke 58
DO :
65
3. Analisa Data
66
4. Intervensi Keperawatan
a. Klasifikasi Data
Umur : 42 tahun
No. RM : 58 - 12 – 78
67
menerus meredakan nyeri
f. Klien mengatakan 3. Anjurkan
skala nyeri yang menggunakan
dirasakan 7 analgetik secara
DO : tepat
a. Klien nampak 4. Ajarkan teknik
lemah nonfarmakologi
b. Klien nampak yaitu teknik
gelisah relaksasi napas
c. Klien nampak dalam
meringis Kolaborasi
d. Klien nampak 1. Kolaborasi dengan
memegang daerah tim medis lain dalam
yang nyeri pemberian analgetik
e. Tanda-tanda vital :
TD : 120/80
mmhg
S : 35,6 oC
N : 88 x/m
P : 22 x/m
68
5. Implementasi Keperawatan
a. Klasifikasi Data
Umur : 42 tahun
No. RM : 58 - 12 – 78
69
10.00 TENS, hypnosis, akupressur, Nadi : 88
terapi music, biofeedback, x/menit
terapi pijat, aromaterapi, RR : 22 x/menit
teknik imajinasi terbimbing, S: 36,50C
kompres hangat/dingin, A : nyeri akut belum
terapi bermain) teratasi
Hasil : Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam P : intervensi 1, 2, 3,
4,5,7,8 dan
4. Mengontrol lingkungan yang 9dilanjutkan
memperberat rasa nyeri
10.30 Hasil : nampak tidak ada
kegaduhan diruangan klien
5. Menelaskan penyebab,
10.40 periode, dan pemicu nyeri
Hasil : klien nampak
mengerti apa yang dijelaskan
7. Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Hasil :
11.15 a. Klien nampak meminum
obat secara teratur
b. Analgetik klien diatur
sesuai jadwal pemberian
obat oleh perawat
8. Mengajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
11.45 Hasil :
a. Klien nampak mengikuti
teknik relaksasi yang
diajarkan
b. Klien belum mampu
mengontrol nyeri
70
c. Klien belum
membiasakan untuk
mengurangi nyeri
dengan teknik relaksasi
nafas dala saat nyeri
9. Berkolaborasi dengan tim
medis lain dalam pemberian
analgetik
11.50 Hasil :
a. Injeksi Ceftriaxone / 12
jam
b. Injeksi Ranitidine 1
amp/12 jam
c. Paracetamol tablet 500
mg 3x1
71
g. Skala nyeri 5 memegang daerah
2. Mengidentifikasi respon yang nyeri
nyeri non verbal 2. Skala nyeri 5
Hasil : 3. Klien nampak
a. Klien nampak gelisah gelisah
b. Klien nampak meringis 4. Klien nampak
09.10 meringis
3. Menganjurkan 5. TTV :
menggunakan analgetik TD : 120/60
secara tepat mmHg
Hasil : Nadi : 95
a. Klien nampak meminum x/menit
obat secara teratur RR : 20 x/menit
b. Analgetik klien diatur S: 360C
10.00 sesuai jadwal pemberian
obat oleh perawat
4. Mengajarkan teknik A : nyeri akut belum
nonfarmakologi untuk teratasi
mengurangi rasa nyeri
Hasil : P: Intervensi 1,2,3,4,
a. Klien nampak dan 5 dilanjutkan
mengikuti teknik
relaksasi yang
diajarkan
b. Klien belum mampu
10.30 mengontrol nyeri
c. Klien belum
membiasakan untuk
mengurangi nyeri
dengan teknik relaksasi
nafas dala saat nyeri
5. Berkolaborasi dengan tim
medis lain dalam
pemberian analgetik
Hasil :
a. Injeksi Ceftriaxone / 12
jam
b. Injeksi Ranitidine 1
amp/12 jam
c. Paracetamol tablet 500
mg 3x1
72
d. Implementasi hari ketiga
73
b. Analgetik klien diatur meringis
sesuai jadwal pemberian 5. TTV :
obat oleh perawat TD : 120/60
4. Mengajarkan teknik mmHg
nonfarmakologi untuk Nadi : 95
10.30 mengurangi rasa nyeri x/menit
Hasil : RR : 20
a. Klien nampak mengikuti x/menit
teknik relaksasi yang S: 360C
diajarkan
b. Klien sudah mampu A : nyeri akut belum
mengontrol nyeri teratasi
c. Klien sudah bisamelakukan
teknik relaksasi nafas P: Intervensi 1,2,3,4,
dalamsaat nyeri datang dan 5 dilanjutkan
5. Berkolaborasi dengan tim
medis lain dalam pemberian
10.40 analgetik
Hasil :
a. Injeksi Ceftriaxone / 12 jam
b. Injeksi Ranitidine 1
amp/12 jam
c. Paracetamol tablet 500 mg
3x1
74
e. Implementasi Hari Ke-4
75
pemberian obat oleh
perawat
10.30 4. Mengajarkan
teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa
nyeri
Hasil :
a. Klien nampak
mengikuti teknik
relaksasi yang
diajarkan
b. Klien belum
mampu mengontrol
nyeri
c. Klien belum
membiasakan
untuk mengurangi
nyeri dengan
teknik relaksasi
nafas dala saat
nyeri
11.00 5. Berkolaborasi
dengan tim medis lain
dalam pemberian
analgetik
Hasil :
a. Injeksi Ceftriaxone
/ 12 jam
b. Injeksi Ranitidine 1
amp/12 jam
c. Paracetamol tablet
500 mg 3x1
76
B.Pembahasan
Berdasarkan hasil studi kasus dan tujuan penulisan studi kasus ini,
maka penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dengan hasil
1. Tahap pengkajian
objektif tentang keadaan kesehatan pasien. Adapun data yang didapat pada
tahap pengkajian yaitu : pada studi kasus ditemukan data meliputi Klien
mengatakan nyeri pada daerah kepala, klien mengatakan sulit untuk tidur,
klien nampak lemah, klien nampak gelisah, klien nampak meringis, klien
nampak memegang daerah yang nyeri, skala nyeri 7, tanda-tanda vital :TD :
Jika dibandingan teori dengan studi kasus suda pasti ada kesenjangan
anatara teori dan studi kasus, karena data pada teori tidak semua ada di studi
kasus, begitupun sebaliknya data yang ada pada studi kasus tidak semua
77
2. Diagnosa Keperawatan
mengatakan nyeri pada daerah kepala, klien mengatakan sulit untuk tidur,
objektif klien nampak lemah, klien nampak gelisah, klien nampak meringis,
klien nampak memegang daerah yang nyeri, skala nyeri 7, tanda-tanda vital
semua diagnosa keperawatan yang ada dalam teori terdapat pada pasien.
Adapun diagnosa keperawatan yang tidak terdapat pada studi kasus ini
sesuai dengan data pengkajian atau kondisi pasien yaitu nyeri akut
78
Diagnosa yang diangkat penulis didukung oleh penelitian yang
adalah nyeri pada abdomen sehingga diagnose yang diangkat adalah nyeri
akut.
3. Inervensi Keperawatan
79
:jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, jelaskan strategi meredakan
dengan tim medis lain dalam pemberian analgetik (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017).
4. Implementasi Keperawatan
telah dibuat dengan memperhatikan aspek tujuan dan kriteria hasil dalam
80
dengan tim medis lain dalam pemberian analgetik. Implementasi yang
5. Evaluasi Keperawatan
Kamis, 25 Februari 2021 pukul 11.50 WITA yaitu data subjektif :klien
sudah tidak merasa nyeri, klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan 2.
Rabu, 24 Februari 2021 pukul 11.50 WITA yaitu data subjektif :klien sudah
tidak cemas lagi untuk operasi karena dukungan keluarga dan penjelasan
yang diberika tiap hari. Data objektif : klien nampak lebih tenang, TTV :
P : Intervensi dihentikan.
81
Evaluasi keperawatan untuk diagnosa deficit nutrisi pada hari ketiga
Rabu, 24 Februari 2021 pukul 11.50 WITA yaitu data subjektif : klien
penurunan berat badan selama sakit, klien mengatakan makan sudah 3 kali
sehari. Data objektif :porsi makan dihabiskan, klien nampak makan 3 kali
sehari, BB sebelum sakit : 65 kg, BB setelah sakit 58,8 kg, TTV :TD :
82
BAB V
A. Kesimpulan
25Februari 2021 dengan mengacu pada tujuan yang dicapai, maka penulis
spiritual, dan kultural harus dikaji dan melibatkan kerja sama keluarga
untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat karena setiap individu
dengan kondisi dan keadaan klien pada saat itu serta berdasarkan teori
klien. Diagnosa yang diangkat berdasarkan data yang diperoleh yaitu nyeri
akut.
83
3. Pada tahap perencanaan, penulis membuat dan menyusun rencana tindakan
yang disusun berdasarkan aplikasi dari teori SDKI, dan disesuaikan dengan
berdasarkan aplikasi teori SDKI, SLKI, dan SIKI sehingga tidak terjadi
selama 4hari dan kemudian dievaluasi akhir pada tanggal 25 Februari 2021
B. Saran
84
2. Bagi Rumah Sakit
pada status kesehatan klien. Juga diperlukan adanya kerja sama yang baik
klien.
3. Bagi Peneliti
antara teori dan kasus nyata tentang masalah aman dan nyaman pada
pasien Ca Colon.
85
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Rafli, & Zeffira. (2019). Asuhan Keperawatan Dengan Kasus Kanker
Kolon. Diperoleh pada tanggal 22 Maret 2021 dari
http://repository.poltekeskupang.ac.id
Rosdahl & Kowalski. (2020). Manajemen Nyeri. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Sayuti. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y Dengan Post Laparatomi dan
Kolostomi atas indikasi Ca Colon Di Ruangan Abun Suri Lantai 2 RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi. Diperoleh tanggal 22 Maret 2021 dari
http://repo.stikesperintis.ac.id
2. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
lahan.
daerah nyeri.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Lakukan kontrak untuk latihan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Rapikan alat dan pasien
5. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respon pasien
3. Paraf dan nama perawat
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6