Tugas Akhir Assembling Berkas Rekam Medis
Tugas Akhir Assembling Berkas Rekam Medis
Tugas Akhir Assembling Berkas Rekam Medis
BAB I ........................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
BAB II....................................................................................................................... 7
2.1.4. Kinerja......................................................................................... 9
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................. 18
3.5.2. Sampel........................................................................................... 20
3.4.2. Tabulating adalah menyususn dan menghitung data hasil penelitian untuk
kemudian disajikan dalam bentuk tabel .......................................................... 22
2
DAFTAR PUSTAKA ................................................ Error! Bookmark not defined.
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
rekam medis, menyerahkan dokumen rekam medis yang sudah lengkap ke
fungsi pengkode, dan menyerahkan sensus harian ke fungsi analisis dan
pelaporan.
1.2. Pembatasan Masalah
Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah :“Analisi Kepatuhan
Petugas Assembling Terhadap Standar Operasional Prosedur Tentang Tugas
Assembling diunit Rekam Medis Rumah Sakit”
1.3. Perumusan Masalah
Bagaimana kepatuhan petugas assembling terhadap Standar
Operasional Prosedur (SOP) tentang tugas petugas assembling di unit rekam
medis di Rumah Sakit
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Mendeksripsikan kepatuhan dan karakterisitik pengetahuan petugas
assembling terhapat Standar Operasional Prosedur tentang tugas assembling
di unit rekam medis Rumah Sakit
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan karakteristik petugas
2. Mendeskripsikan tentang Standar Operasional Prosedur
(SOP)
3. Mendeskripsikan tentang kepatuhan petugas
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
rumah
sakit dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
guna peningkatan pelayanan kesehatan
1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan
1.5.2.1. Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan
bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat umumnya.
1.5.2.2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain.
5
1.5.2.3. Sebagai bukti bahwa peneliti telah menyelesaikan
tugas akhir
1.5.2.3. sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Program
DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
1.5.3. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi penulis
khususnya melakukan penelitian di bidang rekam medis.
1.6. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang,rumusan masalah,tujuan,manfaat dan
sistematika penulisan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Kepatuhan
2.1.1 Pengertian Kepatuhan
Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah atau
aturan. Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan atau berdisiplin.
Kepatuhan adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau
pasrah pada tujuan yang telah ditentukan. Kepatuhan pada program
kesehatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan dengan
begitu dapat langsung diukur.[5]
2.1.2. Dimensi Kepatuhan
seseorang dapat disebut patuh kepada perintah orang lain atau
aturan jika memiliki tiga dimensi dibawah ini :
2.1.2.1 Mempercayai (belief) Seseorang akan bisa lebih patuh
apabila mereka percaya bahwa kekuasaan mempunya
hak untuk meminta atau memerintah. Dan jika mereka
percaya bahawa diri mereka diperlakukan secara adil
oleh pemimpin atau orang yang memberi perintah,
percaya pada motif pemimpin dan menganggap bahwa
individu tersebut termasuk bagian dari organisasi atau
kelompok yang ada dan memiliki aturan yang harus
diikuti.
2.1.2.2. Menerima (accept) yaitu individu yang patuh akan mau
menerima apa yang telah dipercayainya. Riset yang
dilakukan (dalam Taylor, Peplau, & O.Sears, 2009)
menunjukkan bahwa kemungkinan seseorang untuk
patuh terhadap perintah lebih besar jika orang tersebut
mendapat manfaat ataupun keuntungan.
2.1.2.3. Melakukan (act) adalah suatu bentuk tingkah laku atau
tindakan dari kepatuhan tersebut. Dengan melakukan
sesuatu yang diperintahkan atau menjalankan suatu
aturan dengan baik, maka individu tersebut bisa
7
dikatakan telah memenuhi salah satu dimensi
kepatuhan.
Dimensi-dimensi tersebut, kemudian dikategorikan dalam dua
kategori yaitu belive dan accept merupakan dimensi kepatuhan yang
terkait dengan sikap, sedangkan act merupakan dimesi kpeatuhan yang
terkait dengan tingkah laku patuh seseorang.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan terhadap
peraturan.
Kepatuhan seseorang terhadap peraturan dapat timbul
disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya sikap
kepatuhan tersebut. Hal ini mempengaruhi timbulnya kepatuhan
(obedience) antara lain :
2.1.3.1 Indoctrination
Sejak kecil manusia dididik agar mematuhi
kaedah-kaedah yang berlaku dalam masyarakat.melalui
proses sosialisasi manusia dididik untuk mengenal,
mengetahui, serta mematuhi kaidah-kaidah tersebut.
2.1.3.2. Habituation
Proses sosialisasi telah dialami sejak kecil, lama
kelamaaan menjadi suatu kebiasaan untuk mematuhi
kaidahkaidah yang berlaku.
2.1.3.3. Utility
Pada dasarnya manusia mempunyai kecenderungan untuk
hidup pantas dan teratur. Akan tetapi apa yang pantas dan
teratur untuk seseorang, belum tentu pantas dan teratur
bagi orang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu patokan
tentang kepantasan dan keteraturan tersebut yang
dinamakan kaidah. Dengan demikian maka, salah satu
faktor yang menyebabkan orang taat pada kaidah adalah
karena kegunaan kaidah tersebut.
2.1.3.4. Group identification
8
Salah satu sebab seseorang patuh pada kaidah adalah
karena kepatuhan tersebut merupakan salah satu sarana
untuk mengadakan identifikasidengan kelompok.
2.1.4. Kinerja
Kinerja merupakan catatan mengenai akibat yang dihasilkan
pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu
yang berhubungan dengan tujuan organisasi. kinerja yang baik
merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktifitas
kerja yang tinggi tercapainya kinerja yang baik tidak terlepas dari
kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Kinerja seseorang yang
merupakan gabungan dari kemampuan. Kinerja dapat pula diartikan
sebagai kesuksesan masing-masing karyawan bergantung fungsi dari
pekerjaan yang spesifik dalam bentuk aktifitas selama kurun
waktutertentu.dengan kata lain ukuran kesuksesan kinerja didasarkan
pada ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaanya.
Kinerja akan dapat memenuhi standar apabila permintaan akan
informasi ditangani segera. Standar kinerja sifat esensialnya mungkin
tidak akan mengalami perubahan dari satu periode evaluasi ke priode
selanjutnya kalau tuga-tugas utamanya tetap tidak berubah, walaupun
mungkin disesuaikan apabila suatu situasi baru timbul.
2.1.5. Standar Operasional Prosedur (SOP) / Prosedur Kerja
Pencatatan dan pengolahan data medis untuk menghasilkan
informasi yang akurat bagi pelayanan kesehatan hendaknya didasarkan
pada standar dan pedoman atau prosedur. Prosedur kerja disusun untuk
memberikan peunjuk yang jelas pada langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam menyelesaikan kegiatan.
2.1.5.1. Pengertian
Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat
instruksi/ langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, dimana
standar prosedure operasional memberikan langkah yang
9
benar dan terbaik berdasarkan consensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan
yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan
standar profesi.
2.1.5.2. Tujuan SOP
Tujuan SOP Agar berbagai kerja rutin terlaksana dengan
efisien, efektivitas, konsisten atau seragam dan aman,
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standart yang berlaku.
2.1.5.3. Manfaat SOP
2.1.5.3.1. Akan diperoleh acuan yang jelas untuk memastikan staf
rumah sakit melaksanakan pekerjan.
2.1.5.3.2. Adanya konsistensi dalam pelaksanaan .
2.1.5.3.3. Adanya kemampuan menelusuri kembali.
2.1.5.3.4. Memungkinkan pengendali pencegahan untuk
perbaikan terus menerus.
2.1.5.3.5. Memenuhi persyaratan standar pelayanan rumah sakit
atau akreditasi.
2.1.5.3.6. Memungkinkan pertumbuhan dan pengembangan
terhaadap citra sarana kesehatan.
2.1.5.3.7. Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan
mutu lebih lanjut dengan membakukan proses dan
hubungan antar fungsi.
10
2.1.6.1. Perekam medis adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan sesuai
ketentuan peraturan perundang-udangan.
2.1.6.2. Surat tanda registrasi rekam medis yang selanjutnya
disingkat STR perekam medis adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah kepada perekam medis yang telah
memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2.1.6.3. Surat izin kerja perekam medis yang selanjutnya disingkat
SIK perekam medis yaitu bukti tertulis yang diberikan untuk
menjalankan pekerjaan perekam medis dan informasi
kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.
2.1.6.4. Standar profesi perekam medis adalah batasan
kemampuanminimal yang harus dimiliki / dikuasai olh
perekam medis dan informasi kesehatan secara profesional
yang diatur oleh organisasi profesi.
Berdasarkan pendidikan perekam medis dikualifikasikan
sebagai
berikut :
2.1.6.4.1. Standar kelulusan diploma tiga sebagai ahli
madya rekam medis dan informasi kesehatan
2.1.6.4.2. Standar kelulusan diploma empat sebagai sarjana
terapanrekam medis dan informasi kesehatan.
2.1.6.4.3. Standar kelulusan sarjana sebagai sarjana rekam
medis dan informasi kesehatan.
2.1.6.4.4. Standar kelulusan megister sebagai megister
rekam medis dan informasi kesehtan.
2.1.7. Kebijakan
Kebijakan rekam medis adalah rangkaian konsep menjadi
garis besar dan dasar bagi rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
serta konsisten dengan tujuan organisasi. Kebijakan sebagai dasar
pelaksanaan pelayanan rekam medis yang berkaitan dengan rekam
11
medis dan pedoman tertulis yang ditetapkan oleh kepala unit rekam
medis kebijakan rekam medis antara lain tentang penyimpanan DRM
aktif dan inaktif, retensi, pemusnahan DRM serta pemeliharaan DRM .
Kebijakan tertulis tentang rekam medis harus tersedia sebagai acuan
dalam melaksanakan tugas disetiap unit rekam medis. Dalam rangka
penetapan kebijakan kearsipan di tingkat nasional, dilakukan
pengaturan :
2.1.7.1. Arah, tujuan, dan sasaran, kewenangan, aspek dan jenis,
metode dan tata cara pembinaan kearsipan.
2.1.7.2. Sistem pengelolaan arsip dinamis dan pengelolaan arsip
statis.
2.1.7.3. Standar fungsi penjamin mutu sumber daya manusia
kearsipan.
2.1.8. Mutu
Adalah suatu konsep yang diterakan dan dipratikkan dengan
cara dan gaya yang sama pada setiap keadaan. Mutu dapat dicapai
jika layanan yang terjangkau dapat diberikan dengan cara yang pantas,
efisien, dan hemat biaya. Mutu merupakan sebuah produk atau layanna
yang memadai, mudah dijangkau, efisien, efektif, dan aman, sehingga
terus- menerus dievaluasi dan ditingkatkan.
Dalam mutu pelayanan terdapat konsep zero defect, konsep
tersebut menetapkan empat keharusan dalam mutu yaitu :
2.1.8.1. mutu adalah kepatuhan pada persyaratan.
2.1.8.2. Mutu dihasilkan dari suatu sisitem yang disebut pencegahan.
Proses pencegahn itu harus diawali oleh suatu mekanisme
yang mendeteksi area- area masalah ppotensial dan
menyusun mettode untuk mencegah masalah tersebut
terjadi.
2.1.8.3. Standar kinerja adalah tidak membuat kesalahan. Kesalahna
dalam batas tertentu dapat diterima asehinga mutu kinerja
masih dapat diterima
12
2.1.8.4. Kepatuhan terhadap standar mengakibatkan perlu dilakukan
langkah penilaian mutu
13
standart layanan kesehatan dan tindakan koreksi jika
terjadi penyimpangan.
2.2. Konsep Rumah Sakit
2.2.1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009Tentang Rumah Sakit Pasal 1, Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secaraparipurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawatdarurat.
2.2.2. Tujuan Rekam Medis
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 3, pengaturan penyelenggaraan
Rumah Sakitbertujuan:
2.2.2.1 Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
2.2.2.2 Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat, lingkungan Rumah Sakit dan sumber daya
manusia di Rumah Sakit.
2.2.2.3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelasyanan Rumah Sakit, dan
2.2.2.4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,
sumber dayamanusia Rumah Sakit, dan Rumah Sakit.
2.2.3. Manfaat dan Kegunaan Rekam Medis
2.2.3.1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
2.2.3.2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis
2.2.3.3. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
14
2.2.3.4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahan bidang kesehatan.
2.3. Konsep Rekam Medis
2.3.1. Pengertian Rekam Medis
Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang
dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah
diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh
dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan
kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan.Bentuk Rekam Medis
dalam berupa manual yaitu tertulis lengkap dan jelas dan dalam bentuk
elektronik sesuai ketentuan.Rekam medis terdiri dari catatan-catatan
data pasien yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Catatan-catatan
tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi pasien karena dengan data
yang lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan
keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya.
Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai aturan
yang berlaku.
2.3.2. Tujuan Rekam Medis
Menurut Hatta (2009) tujuan Rekam Medis dibagi dalam
kelompok besar,yaitu tujuan primer dan tujuan sekunder
15
untuk kepentingan spesifik,yaitu untuk kepentingan
edukasi,riset,peraturan,dan pembuatan kebijakan.
2.3.3. Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek ,antara
lain:
2.3.3.1. Aspek Administrasi
Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai
administrasi, karena isinya menyangkut tindakan
berdasarkan wawenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan. Seiring dangan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang
teknologi informasi yang sudah memasuki bidang
kesehatan, maka penggunaannya di dalam rekam medis
saat ini sangat diperlukan karena kita melihat proses
pengobatan dan tindakan yang diberikan atas diri seorang
pasien dapat diakses sacara Iangsung oleh bagian yang
berwenang atas pemeriksaan tersebut. Kemudian
pengolahan data-data medis secara komputerisasi juga
akan memudahkan samua pihak yang berwenang dalam
hal ini petugas administrasi di suatu instansi pelayanan
kesehatan dapat segera mengetahui rincian biaya yang
harus dikeluarkan oleh pasien selama pasien yang
menjalani pengobatan di rumah sakit.
16
bukti untuk menegakkan keadilan, Rekam Medis adalah
milik Dokter dan Rumah Sakit sedangkan isinya yang
terdiri dari Identitas Pasien, Pemeriksaan, Pengobatan,
Tindakan dan Pelayanan Iain yang telah diberikan kepada
pasien adalah sebagai informasi yang dapat dimiliki oleh
pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI N0.29 Tahun
2004 Pasal 46 ayat (1), Penjelasan).
17
Iaporan rumah sakit. Perkembangan ilmu pangetahuan
dan teknologi informasi dapat diaplikasikan penerapannya
didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis
yang cukup efektif dan efisien. Pendokumentasian data
medis seorang pasien dapat diiaksanakan dengan mudah
dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah
ditetapkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Karakteristik Petugas
1,Umur
2,Jenis kelamin
SOP KEPATUHAN
3,Tingkat pendidikan
N
4,Pengetahuan
18
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.3.3. kepatuhan
19
1 Karakterisitik petugas Ciri khas seseorang petugas yang bisa
membedakan antara petugas satu dengan
yang lain .Ciri khas tersebut meliputi:
3.5.1. Populasi
3.5.2. Sampel
20
Adalah adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini yaitu
petugas assembling
3.6.2.1. Wawancara
21
3.6.2.2. Observasi
22
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk merubah data hasil
penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan untuk
menarik kesimpulan hasil penel
Wikipedia.2013.PengertianWaktuTunggu.http://id.wikipedia.org/wiki/defen
isiWaktu_Tunggu.
23
Tjiptono, F. 2011.Service, Quality & Satisfaction Edisi 3. Yogyakarta :
Andi.
Whiting, Anita and Naveen Donthu. 2009. Closing The Gap Between
Perceived And Actual Wait Time In A Call Center. The Journal Of Services
Marketing.
24
25