Traumatologi Forensik (Pleno)

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PLENO BLOK 3.

11

TRAUMATOLOGI FORENSIK

TUTORIAL E

Anggota Kelompok:

1. 41140017 ANTON MAHENDRA

2. 41140024 MARSELLY MARIA ROBOT


3. 41140032 RAI NANA PRAYASITA
4. 41140049 AQUILA MEGA ESTER NELSON
5. 41140056 MARSELLA MARTHA ROBOT
6. 41140057 SEARINO MINTOMARTA PRADESTA S
7. 41140070 JULIAN NATHANAEL
8. 41140084 AFILYA M.K.UDANG
9. 41140088 PATRICK NALLA NUNSIO
10. 41140090 GUSTI MIRAH SUMITRA DEI
11. 41140105 GIOVANI MANUELLA MAPANAWANG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2017

1
I. Definisi
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan atas
jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Jadi traumatologi merupakan
ilmu yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan
tubuh manusia yang masih hidup.

II. Jenis Penyebab Trauma

Kekerasan yang mengenai tubuh seseorang dapat menimbulkan efek pada fisik
maupun psikisnya. Efek fisik berupa luka- luka yang kalau di periksa dengan teliti akan dapat
di ketahui jenis penyebabnya yaitu :

A. Benda–benda Mekanik

I. Benda Tajam

Ciri- ciri umum dari luka benda tajam adalah sebagai berikut :

 Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya


runcing

 Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya


memisahkan, tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk
garis lurus dari sedikit lengkung.

 Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan.

 Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar

2
II. Benda Tumpul

Kekerasan oleh benda keras dan tumpul dapat mengakibatkan berbagai


macam jenis luka, antara lain :

a. Memar (kontusi)

Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai


oleh kerusakan jaringan tanpa disertai diskontinuitas
permukaan kulit. Kerusakan tersebut disebabkan oleh pecahnya
kapiler sehingga darah keluar dan meresap ke jaringan di
sekitarnya. Mula–mula terlihat pembengkakan, berwarna merah
kebiruan. Sesudah 4 sampai 5 hari berubah menjadi kuning
kehijauan dan sesudah lebih dari seminggu menjadi
kekuningan. Pada orang yang menderita penyakit defisiensi
atau menderita kelainan darah, kerusakan yang terjadi akibat
trauma tumpul tersebut akan lebih besar dibandingkan pada
orang normal. Oleh sebab itu, besar kecilnya memar tidak dapat
di jadikan ukuran untuk menentukan besar kecilnya benda
penyebabnya atau keras tidaknya pukulan. Pada wanita atau
orang–orang yang gemuk juga akan mudah terjadi memar.
Dilihat sepintas lalu luka memar terlihat seperti lebam mayat,
tetapi jika di periksa dengan seksama akan dapat dilihat
perbedaan – perbedaanya, yaitu :

Memar Lebam mayat

Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian terendah

Pembengkakan Positif Negatif

Bila ditekan Warna tetap Memucat/menghilang

Mikroskopik Reaksi jaringan (+) Reaksi jaringan (-)

3
Memar Lebam mayat

b. Luka lecet (abrasi)

Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau


lepasnya lapisan luar dari kulit, yang ciri – cirinya adalah :

 Bentuk luka tidak teratur

 Batas luka tidak teratur

 Tepi luka tidak rata

 Kadang – kadang di temukan sedikit perdarahan

 Permukaannya tertutup oleh krusta (serum yang telah


mengering)

 Warna coklat kemerahan

 Pada pemeriksan mikroskopik terlihat adanya beberapa


bagian yang masih di tutupi epitel dan reaksi jaringan
(inflamasi)

4
Bentuk luka lecet kadang–kadang dapat memberi petunjuk tentang benda
penyebabnya; seperti misalnnya kuku, ban mobil, tali atau ikat pinggang. Luka lecet
juga dapat terjadi sesudah orang meninggal dunia, dengan tanda – tanda sebagai
berikut :

 Warna kuning mengkilat

 Lokasi biasanya didaerah penonjolan tulang

 Pemeriksaan mikroskopik tidak di temukan adanya sisa- sia epitel dan tidak di
temukan reaksi jaringan.

c. Luka terbuka / robek (laserasi)

Luka terbuka / robek adalah luka yang disebabkan karena


persentuhan dengan benda tumpul dengan kekuatan yang
mampu merobek seluruh lapisan kulit dan jaringan di
bawahnya, yang ciri–cirinya sebagai berikut :

 Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak
rata

 Bila ditautkan tidak dapat rapat (karena sebagian


jaringan hancur)

 Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan

 Di sekitar garis batas luka di temukan memar

5
 Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat
dengan tulang ( misalnya daerah kepala, muka atau
ekstremitas )

Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk dari luka
tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya. Jika benda tumpul
yang mempunyai permukaan bulat atau persegi dipukulkan pada kepala maka luka
robek yang terjadi tidak berbentuk bulat atau persegi. Kekerasan akibat benda tajam
dapat menimbulkan luka yang bentuknya tergantung dari cara benda tajam itu
mengenai sasaran. Jika diiriskan akan mengakibatkan luka iris, jika di tusukan akan
mengakibatkan luka tusuk dan jika di bacokan (di ayunkan dengan tenaga yang
kuat) akan mengakibatkan luka bacok.

Kekerasan akibat benda tumpul dapat menyebabkan luka memar, luka lecet atau
luka robek.

Perbedaan trauma tajam dan trauma tumpul

Trauma Tajam Tumpul

a. Bentuk luka Teratur Tidak teratur

b. Tepi luka Rata Tidak rata

c. Jembatan jaringan Tidak ada Ada

d. Rambut Ikut terpotong Tidak ikut terpotong

e. Dasar luka Berupa garis atau titik Tidak teratur

6
f. Sekitar luka Tidak ada luka lain Ada luka lecet atau memar

III. Benda Yang Mudah Pecah ( kaca )

Kekerasan oleh benda yang mudah pecah ( misal kaca ), dapat


mengakibatkan luka –luka campuran; yang terdiri atas luka iris, luka
tusuk dan luka lecet. Pada daerah luka atau sekitarnya biasanya
tertinggal fragmen-fragmen dari benda yang mudah pecah itu. Jika
yang menjadi penyebabnya adalah kaca mobil maka luka-luka
campuran yang terjadi hanya terdiri atas luka lecet dan luka iris saja,
sebab kaca mobil sengaja dirancang sedemikian rupa sehingga kalau
pecah akan terurai menjadi bagian-bagian kecil.

B. Benda Fisik

Kekerasan fisik adalah kekerasan yang disebabkan oleh benda-benda fisik,


antara lain:

I. Benda bersuhu tinggi

Kekerasan dengan benda bersuhu tinggi akan menimbulkan


luka bakar yang cirinya amat tergantung pada bendanya, ketinggian
suhunya, serta lamanya berkontak dengan benda tersebut. Api, benda
padat panas atau membara dapat mengakibatkan luka bakar derajat
I,II,III dan IV. Zat cair panas dapat mengakibatkan luka bakar derajat I,
II dan III.

Luka bakar derajat I Luka bakar derajat II

Luka bakar derajat III Luka bakar derajat IV

7
II. Benda bersuhu rendah
Kekerasan oleh benda bersuhu dingin (rendah) biasanya
dialami oleh bagian tubuh yang terbuka, seperti misalnya tangan, kaki,
telinga atau hidung. Mula-mula pada daerah tersebut akan terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah superficial sehingga terlihat pucat.
Selanjutnya akan terjadi paralisis kontrol vasomotor yang
menyebabkan daerah tersebut berubah menjadi kemerahan. Pada
keadaan yang lebih berat akan berubah menjadi gangren.

III. Sengatan listrik


Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat menimbulkan luka
bakar sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi energi panas.
Besarnya pengaruh listrik pada jaringan tersebut tergantung dari
besarnya tegangan (voltase), kuatnya arus (ampere), besarnya tahanan
kulit (ohm), dan kontak serta luasnya daerah yang terkena kontak.
Bentuk luka pada daerah kontak (tempat masuknya arus) berupa
kerusakan jaringan kulit dengan tepi agak menonjol dan di sekitarnya
terdapat daerah pucat, dikelilingi daerah hipereremis. Sering
ditemukan adanya metalisasi.
Pada tempat keluarnya arus dari tubuh juga sering ditemukan
adanya luka. Bahkan kadang-kadang bagian baju atau sepatu yang
dilalui arus listrik ketika meninggalkan tubuh juga ikut
terbakar.Tegangan arus kurang dari 65 volt biasanya tidak
mebahayakan, tetapi tegangan antara 65-1000 volt dapat mematikan.
8
Sedangkan kuat arus (ampere) yang dapat mematikan adalah 100 mA.
Kematian tersebut terjadi akibat fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot
pernapasan atau pusat pernapasan. Sedangkan faktor yang sering
mempengaruhi kefatalan adalah kesadaran seseorang akan adanya
listrik pada benda yang dipegangnya. Bagi orang-orang yang tidak
menyadari adanya arus listrik pada benda yang dipegangnya biasanya
pengaruhnya lebih berat dibanding orang-orang yang pekerjaannya
setiap hari berhubungan dengan listrik.

IV. Petir
Petir terjadi karena adanya loncatan arus listrik di awan yang
tegangannya dapat mencapai 10 mega volt dengan kuat arus sekitar
100.000 A ke tanah. Luka-luka karena sambaran petir pada hakekatnya
merupakan luka-luka gabungan akibat listrik, panas dan ledakan
udara. Luka akibat panas berupa luka bakar dan luka akibat ledakan
udara berupa luka-luka yang mirip dengan luka akibat persentuhan
dengan beda tumpul.
Dapat terjadi kematian akibat efek arus listrik yang
melumpuhkan susunan saraf pusat, menyebabkan fibrilasi ventrikel.
Kematian juga dapat terjadi karena efek ledakan atau efek dari gas
panas yang ditimbulkannya. Pada korban mati sering ditemukan
adanya arborecent mark (percabangan pembuluh darah terlihat seperti
percabangan pohon), metalisasi benda-benda dari logam yang dipakai,
magnetisasi benda-benda dari logam yang dipakai. Pakaian korban
terbakar atau robek-robek.

V. Tekanan (barotrauma)

9
Trauma akibat perubahan tekanan pada medium yang ada di
sekitar tubuh manusia dapat menimbulkan kelainan atau gangguan
yang sering disebut disbarisme yang terdiri atas 2 macam, yaitu:
a. Hiperbarik:
Sindroma ini disebabkan oleh tekanan tinggi, antara lain:
 Turun dari ketinggian secara mendadak (saat pesawat
mendarat atau turun gunung)
 Berada di kedalaman air: pada penyelam bebas, scuba
diving (menyelam dengan tangki oksigen), snorkling
(menyelam dengan tube di mulut) penyelam dengan
pakaian khusus.
Gejala yang ditimbulkan oleh perubahan tekanan tersebut dapat berupa:
 Barotraumas pulmoner: pneumotoraks, emboli udara atau
emfisema interstitialis.
 Barotalgia: rasa nyeri, membran tympani pecah, perdarahan,
vertigo, dizziness.
 Barodontalgia: pengumpulan gas yang menyebabkan rasa nyeri
atau bahkan meletus.
 Narkosis nitrogen: amnesia, disorientasi.
b. Hipobarik
Sindroma ini disebabkan oleh perubahan tekanan rendah, antara
lain:
 Naik tempat tinggi secara mendadak saat pesawat
mengudara atau saat pesawat meluncur ke ruang
angkasa.
 Berada di ruangan bertekanan rendah, misalnya dalam
decompression chamber.

Gejala yang ditimbulkannya disebabkan oleh pembentukan dan


pengumpulan gelembung-gelembung udara di dalam jaringan lunak
atau organ-organ berongga. Gejala tersebut antara lain:

 Sendi-sendi terasa kaku disertai nyeri hebat

 Rongga dada dirasakan tercekik, sesak napas dan batuk yang


hebat.

 Gejala pada susunan saraf tergantung letak emboli dan letak


emfisema subkutan

10
 Rongga perut terasa kembung

 Gigi geligi terasa nyeri.

C. Kombinasi Benda Mekanik dan Fisik

Luka akibat tembakan senjata api pada dasarnya merupakan luka yang
disebabkan oleh trauma benda mekanik (benda tumpul) dan fisik (panas),
yaitu anak peluru yang jalannya giroskopik (berputar/mengebor).

Mengingat lapisan kulit memiliki elastisitas yang kurang baik


dibandingkan lapisan di bawahnya, maka jaringan yang hancur akibat
terjangan anak peluru lebih luas. Akibatnya bentuk luka tembak masuk terdiri
atas lubang, dikelilingi cincin lecet yang diameternya lebih besar. Diameter
cincin tersebut lebih mendekati kaliber pelurunya.

Sedangkan luka akibat senjata yang tidak menggunakan mesiu sebagai


tenaga pendorong anak pelurunya (senjata angin) pada hakekatnya merupakan
luka yang disebabkan oleh persentuhan dengan benda tumpul saja.

Ciri-ciri luka tembak amat bergantung pada jenis senjata yang


ditembakkan, jarak tembakan, arah tembakan, serta posisinya (sebagai tempat
masuk atau keluarnya anak peluru).

D. Zat Kimia Korosif

Zat-zat kimia korosif dapat menimbulkan luka-luka apabila mengenai


tubuh manusia. Ciri-ciri lukanya amat tergantung pada golongan zat kimia
tersebut.

I. Golongan asam

11
Termasuk zat kimia korosif dari golongan asam antara lain:

 Asam mineral, antara lain: H2SO4, HCl dan NO3

 Asam organik, antara lain: asam oksalat, asam formiat dan


asam asetat

 Garam mineral, antara lain: AgNO3 dan zinc chloride

 Halogen, antara lain: F, Cl, Ba dan J

Cara kerja zat kimia korosif dari golongan ini sehingga mengakibatkan
luka, ialah:

 Mengekstraksi air dan jaringan

 Mengkoagulasi protein menjadi albuminat

 Mengubah hemoglobin menjadi acid hematin

Ciri-ciri luka yang terjadi akibat zat-zat asam korosif tersebut ialah:

 Terlihat kering

 Berwarna coklat kehitaman, kecuali yang disebabkan oleh nitrit


acid berwarna kuning kehijauan

 Perabaan keras dan kasar

II. Golongan basa


Zat-zat kimia korosif yang termasuk golongan basa antara lain:
 KOH
 NaOH
 NH4OH
Cara kerja dari zat-zat tersebut sehingga menimbulkan luka adalah:
 Mengadakan ikatan denga protoplasma sehingga membentuk
alkaline albumin dan sabun
 Mengubah hemoglobin menjadi alkaline hematine
Ciri-ciri luka yang terjadi sebagai akibat persentuhan dengan zat-zat
ini adalah:
 Terlihat basah dan edematous
 Berwarna merah kecoklatan
12
 Perabaan lunak dan licin

DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Luka. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.2, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2004.

Dahlan, Sofwan. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Badan Penerbit


Universitas Diponegoro.Semarang.2004.

Budiyanto, Arif. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. Jakarta : 1997.

Idries, Abdul Mun'im. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa Aksara: Jakarta
1997.

13

Anda mungkin juga menyukai