Traumatologi Forensik (Pleno)
Traumatologi Forensik (Pleno)
Traumatologi Forensik (Pleno)
11
TRAUMATOLOGI FORENSIK
TUTORIAL E
Anggota Kelompok:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2017
1
I. Definisi
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan atas
jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Jadi traumatologi merupakan
ilmu yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan
tubuh manusia yang masih hidup.
Kekerasan yang mengenai tubuh seseorang dapat menimbulkan efek pada fisik
maupun psikisnya. Efek fisik berupa luka- luka yang kalau di periksa dengan teliti akan dapat
di ketahui jenis penyebabnya yaitu :
A. Benda–benda Mekanik
I. Benda Tajam
Ciri- ciri umum dari luka benda tajam adalah sebagai berikut :
2
II. Benda Tumpul
a. Memar (kontusi)
3
Memar Lebam mayat
4
Bentuk luka lecet kadang–kadang dapat memberi petunjuk tentang benda
penyebabnya; seperti misalnnya kuku, ban mobil, tali atau ikat pinggang. Luka lecet
juga dapat terjadi sesudah orang meninggal dunia, dengan tanda – tanda sebagai
berikut :
Pemeriksaan mikroskopik tidak di temukan adanya sisa- sia epitel dan tidak di
temukan reaksi jaringan.
Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak
rata
5
Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat
dengan tulang ( misalnya daerah kepala, muka atau
ekstremitas )
Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk dari luka
tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya. Jika benda tumpul
yang mempunyai permukaan bulat atau persegi dipukulkan pada kepala maka luka
robek yang terjadi tidak berbentuk bulat atau persegi. Kekerasan akibat benda tajam
dapat menimbulkan luka yang bentuknya tergantung dari cara benda tajam itu
mengenai sasaran. Jika diiriskan akan mengakibatkan luka iris, jika di tusukan akan
mengakibatkan luka tusuk dan jika di bacokan (di ayunkan dengan tenaga yang
kuat) akan mengakibatkan luka bacok.
Kekerasan akibat benda tumpul dapat menyebabkan luka memar, luka lecet atau
luka robek.
6
f. Sekitar luka Tidak ada luka lain Ada luka lecet atau memar
B. Benda Fisik
7
II. Benda bersuhu rendah
Kekerasan oleh benda bersuhu dingin (rendah) biasanya
dialami oleh bagian tubuh yang terbuka, seperti misalnya tangan, kaki,
telinga atau hidung. Mula-mula pada daerah tersebut akan terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah superficial sehingga terlihat pucat.
Selanjutnya akan terjadi paralisis kontrol vasomotor yang
menyebabkan daerah tersebut berubah menjadi kemerahan. Pada
keadaan yang lebih berat akan berubah menjadi gangren.
IV. Petir
Petir terjadi karena adanya loncatan arus listrik di awan yang
tegangannya dapat mencapai 10 mega volt dengan kuat arus sekitar
100.000 A ke tanah. Luka-luka karena sambaran petir pada hakekatnya
merupakan luka-luka gabungan akibat listrik, panas dan ledakan
udara. Luka akibat panas berupa luka bakar dan luka akibat ledakan
udara berupa luka-luka yang mirip dengan luka akibat persentuhan
dengan beda tumpul.
Dapat terjadi kematian akibat efek arus listrik yang
melumpuhkan susunan saraf pusat, menyebabkan fibrilasi ventrikel.
Kematian juga dapat terjadi karena efek ledakan atau efek dari gas
panas yang ditimbulkannya. Pada korban mati sering ditemukan
adanya arborecent mark (percabangan pembuluh darah terlihat seperti
percabangan pohon), metalisasi benda-benda dari logam yang dipakai,
magnetisasi benda-benda dari logam yang dipakai. Pakaian korban
terbakar atau robek-robek.
V. Tekanan (barotrauma)
9
Trauma akibat perubahan tekanan pada medium yang ada di
sekitar tubuh manusia dapat menimbulkan kelainan atau gangguan
yang sering disebut disbarisme yang terdiri atas 2 macam, yaitu:
a. Hiperbarik:
Sindroma ini disebabkan oleh tekanan tinggi, antara lain:
Turun dari ketinggian secara mendadak (saat pesawat
mendarat atau turun gunung)
Berada di kedalaman air: pada penyelam bebas, scuba
diving (menyelam dengan tangki oksigen), snorkling
(menyelam dengan tube di mulut) penyelam dengan
pakaian khusus.
Gejala yang ditimbulkan oleh perubahan tekanan tersebut dapat berupa:
Barotraumas pulmoner: pneumotoraks, emboli udara atau
emfisema interstitialis.
Barotalgia: rasa nyeri, membran tympani pecah, perdarahan,
vertigo, dizziness.
Barodontalgia: pengumpulan gas yang menyebabkan rasa nyeri
atau bahkan meletus.
Narkosis nitrogen: amnesia, disorientasi.
b. Hipobarik
Sindroma ini disebabkan oleh perubahan tekanan rendah, antara
lain:
Naik tempat tinggi secara mendadak saat pesawat
mengudara atau saat pesawat meluncur ke ruang
angkasa.
Berada di ruangan bertekanan rendah, misalnya dalam
decompression chamber.
10
Rongga perut terasa kembung
Luka akibat tembakan senjata api pada dasarnya merupakan luka yang
disebabkan oleh trauma benda mekanik (benda tumpul) dan fisik (panas),
yaitu anak peluru yang jalannya giroskopik (berputar/mengebor).
I. Golongan asam
11
Termasuk zat kimia korosif dari golongan asam antara lain:
Cara kerja zat kimia korosif dari golongan ini sehingga mengakibatkan
luka, ialah:
Ciri-ciri luka yang terjadi akibat zat-zat asam korosif tersebut ialah:
Terlihat kering
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Luka. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.2, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2004.
Idries, Abdul Mun'im. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa Aksara: Jakarta
1997.
13