03 Modul Praktek Inventor PDF
03 Modul Praktek Inventor PDF
03 Modul Praktek Inventor PDF
PENDAHULUAN
Pada modul ini kita akan coba membahas bagaimana mengenal user interface dari
Autodesk Invetor, pembuatan part/komponen, pembuatan assembly, pembuatan presentation
(exploded view) dan pembuatan gambar kerja (manufacturing drawing).
Untuk bisa mengenal konsep pemodelan di Autodesk Inventor perhatikanlah diagram
dibawah ini :
Part
Assembly Manufacturing Drawing
Presentation /
Exploded View
Politeknik Manufaktur Astra Page 3
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Dimana hal yang pertama harus kita lakukan adalah pembuatan sebuah part yang
kemudian dijadikan menjadi sebuah assembly selanjutnya dari assembly bisa dibuatkan
menjadi sebuah exploded view (presentation). Dimana ketiga bagian ini bisa dijadikan
sebuah gambar kerja/manufacturing drawing. Adapun format file yang dikenal didalam
1. Part (*.ipt)
2. Assembly (*.iam)
3. Presentation (*.ipn)
5. Project (*.ipj)
Politeknik Manufaktur Astra Page 4
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
BAB I
USER INTERFACE
Sebelum kita masuk kedalam pembahasan inti ada baiknya kita mengenal terlebih
memperhatikan gambar 1 :
Gambar 1
icon-icon
Politeknik Manufaktur Astra Page 5
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
2. Graphic Windows berfungsi untuk melihat proses pembuatan sketch dan melihat
3. Object History berfungsi untuk melihat urutan tentang proses pembuatan sebuah
5. View Cube berfungsi untuk menampilkan tampilan sebuah modeling dimana kita bisa
tampilan sebuah modeling baik dari sisi tampak depan, samping, isometric dan sisi-
Untuk pembahasan masalah user interface tidak akan diperlebar dan hanya
dicukupkan pada penjelasannya ini saja. Untuk lebih lengkapnya bisa melihat HELP (F1) pada
Politeknik Manufaktur Astra Page 6
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
BAB II
PART
Untuk proses pembuatan part adalah beberapa hal yang harus diketahui sehingga
kita bisa mengetahui konsep dasar pembuatan modeling di Autodesk Inventor. Dan jika
dibuatkan dalam bentuk diagram akan terbentuk seperti penjelasan dibawah ini.
Dimana pembuatan sketch selalu berada pada sebuah plane kemudian dirubah menjadi
feature. Selanjutnya dibuat sketch tambahan pada sebuah plane atau permukaan datar
yang nantinya akan dijadikan feature. Dari beberapa feature inilah akan terbentuk sebuah
modeling part.
Jadi hal yang harus diketahui untuk pembuatan modeling part adalah :
2.1 Sketching
Politeknik Manufaktur Astra Page 7
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
1. 2D Skecth
Didalam 2D Sketch ini sketsa yang dihasilkan dalam bentuk 2D dimana hanya
2. 3D Sketch
bekerja. Hal ini sering dilakukan untuk membuat sebuah contour tertentu
Pada module ini akan lebih dititik beratkan pada pembuatan 2D sketch. Bila
digambarkan dalam alur maka pembuatan 2D sketch akan tampak seperti keterangan
dibawah ini :
Dimana sebuah 2D sketch selalu membutuhkan sebuah work plane/datum untuk melakukan
proses sketching. Pada 2D sketch terdapat constraint yang menghubungkan antar geometry.
Sehingga bila ditarik sebuah logika pembuatan sketch yaitu selalu pada sebuah plane dan
memiliki constraint.
2.1.1. 2D Sketch
Pada saat awal pembuatan part secara default Autodesk Inventor akan
mengarahkan kita pada x-y plane. Akan tetapi kita bisa merubah settingan
Politeknik Manufaktur Astra Page 8
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
(Frame Sketch on new part creation) No new sketch. Yang akan kita ulas pada
Inventor dan satuan yang akan digunakan ada metric. Adapun cara untuk
1. Buat sebuah part dengan cara memilih file → new →(tab) metric →standar
(mm).ipt atau pada tampilan ribbon toolbar bisa dilakukan dengan mengklik
icon yang disediakan. Perhatikan gambar 2. Maka akan muncul dialog box
new file dan pada tab metric pilih standard(mm).ipt. Perhatikan gambar 3.
Gambar 2
Gambar 3
Politeknik Manufaktur Astra Page 9
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
2. Pada object history expand origin dengan cara mengklik tanda (+) dan
aktifkan ketiga plane default dengan cara mengklik ketiganya kemudian klik
Gambar 4
3. Rubah view pada graphic windows menjadi isometric dengan cara klik kanan
di graphic windows dan pilih home view (F6). Perhatikan gambar 5 atau
dengan mengarahkan cursor pada View Cube dan klik tanda rumah.
Perhatikan gambar 6.
Gambar 5
Politeknik Manufaktur Astra Page 10
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 6
pembuatan sketch. Untuk latihan pilih x – y plane. Kemudian klik icon view
face (page up) agar pandangan menjadi normal dengan plane terpilih.
Perhatikan gambar 8.
Gambar 7
Gambar 8
5. Kemudian klik icon view face (page up) dan pilih plane yang menjadi tempat
sketching agar proses tampilan sketch tegak lurus dengan arah pandangan.
lines, Minor grid lines, Axes. Tampilan ini agak sedikit menggangu proses
Politeknik Manufaktur Astra Page 11
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Display) Uncheck grid lines, Minor grid lines, Axes. Selanjutnya kita bisa
a) Horizontal
Gambar 9
b) Vertical
Gambar 10
c) Perpendicular
pada posisi tegak lurus. Dimana salah satu geometry menjadi acuan.
Politeknik Manufaktur Astra Page 12
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 11
d) Parallel
Gambar 12
e) Tangent
Politeknik Manufaktur Astra Page 13
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 13
f) Smooth
Gambar 14
g) Coincident
15.
Gambar 15
Politeknik Manufaktur Astra Page 14
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
h) Concentric
gambar 16.
Gambar 16
i) Collinear
Gambar 17
j) Equal
Gambar 18
Politeknik Manufaktur Astra Page 15
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
k) Fix
l) Symmetry
gambar 19.
Gambar 19
7. Jikalau pembuatan sketch selesai kita bisa mengklik kanan mouse dan pilih
origin/Center point (titik nol) dikarenakan akan sangat berguna untuk proses
coba buat sebuah sketch geometry seperti tampak pada gambar 20.
Politeknik Manufaktur Astra Page 16
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 20
Ada 2 feature dasar yang harus diketahui untuk pembuatan base feature :
1. Extrude
2. Revolve
Politeknik Manufaktur Astra Page 17
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
2.2.1. Extrude
SOLID
SURFACE
Gambar 21
2.2.2. Revolve
Politeknik Manufaktur Astra Page 18
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
gambar 22.
SOLID
SURFACE
Gambar 22
Feature ini bisa digunakan untuk menempatkan sebuah sketch dan sebagai acuan
bekerjanya feature lain. Untuk membuat sebuah plane bisa dilakukan dengan cara
mengklik icon atau dengan menekan tanda “ ] “ pada keyboard. Ada beberapa
Politeknik Manufaktur Astra Page 19
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 3
1 2
Gambar 23
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih sisi
Gambar 24
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih sisi
dan point untuk menghasilkan plane yang tegak lurus sisi. Perhatikan gambar 25.
Gambar 25
Politeknik Manufaktur Astra Page 20
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Dengan metoda untuk membuat sebuah work plane ini diharuskan memilih 2 sisi
Sisi/Edge Sisi/Edge
Gambar 26
Dengan metoda untuk membuat sebuah work plane ini diharuskan memilih 1
Permukaan Rata
Gambar 27
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1
28.
Politeknik Manufaktur Astra Page 21
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Sisi/Edge
Permukaan Rata
Gambar 28
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1
gambar 29.
Gambar 29
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1
Permukaan Rata
Geometry Radius
Gambar 30
Politeknik Manufaktur Astra Page 22
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 1
Gambar 31
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih
sebuah kurva dan point tempat akan diletakkannya work plane. Perhatikan
gambar 32.
Gambar 32
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work plane diharuskan memilih 2
permukaan/plane yang parallel dan work plane yang dihasilkan berada ditengah-
Politeknik Manufaktur Astra Page 23
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 33
Feature ini biasa digunakan sebagai sumbu putar, feature pembantu untuk
pembuatan plane, lubang (hole) dan pattern. Untuk mengeksekusi feature ini bisa
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis diharuskan memilih
Gambar 34
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan 2 buah
Politeknik Manufaktur Astra Page 24
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 35
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan 2 buah work
plane . Dimana work axis yang dihasilkan merupakan perpotongan antar 2 buah
Gambar 36
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan sebuah work
plane dan point. Dimana work axis yang dihasilkan tegak lurus terhadap plane
Politeknik Manufaktur Astra Page 25
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 37
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan sebuah sisi
lurus/edge. Dimana work axis yang dihasilkan segaris dengan sisi yang dipilih.
Gambar 38
Dengan metoda ini untuk membuat sebuah work axis dibutuhkan sebuah sketch
baik dalam bentuk 2D/3D sketch dalam bentuk line diluar bentuk line tidak bisa
digunakan untuk membentuk work axis . Dimana work axis yang dihasilkan
Politeknik Manufaktur Astra Page 26
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 39
Feature ini bisa digunakan sebagai referensi point dengan mengambil sebuah vertex
atau snap point pada sketch/edge, persilangan antara curve/sketch dengan plane
dan persilangan antar 3 work plane . Untuk membuat sebuah work point bisa
dilakukan dengan cara mengklik icon atau dengan menekan tanda “.”
Gambar 40
2.6 Feature
Pada pembahasan di sub bab ini dibatasi hanya pada feature-feature dasar yang
sering digunakan untuk membuat sebuah modeling sederhana. Feature yang akan
Politeknik Manufaktur Astra Page 27
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
1. Extrude
7. Hole and Thread
2. Revolve
8. Pattern
3. Swept
9. Mirror
4. Rib
10. Loft
5. Chamfer
11. Shell
6. Fillet
2.6.1 Extrude
base feature. Pada pembahasan subbab kali ini akan membahas lebih jauh
mengenai extrude. Pada feature extrude ada 3 cara yang bisa digunakan
keduanya.
Politeknik Manufaktur Astra Page 28
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
feature ini:
2. To next yaitu batasan diambil sampai dimana tidak ada lagi solid yang
5. All yaitu batasan yang diambil adalah sampai keselurahan feature dengan
Politeknik Manufaktur Astra Page 29
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 43
2.6.2 Revolve
base feature. Pada pembahasan subbab kali ini akan membahas lebih jauh
mengenai revolve. Pada feature extrude ada 3 cara yang bisa digunakan
untuk membuat sebuah model sama seperti pembuatan extrude yaitu join,
Dan pada feature revolve sama terdapat 5 batasan dan keseluruhan batasan
hampir sama juga dengan extrude hanya satu yang berbeda yaitu :
1. Angle yaitu batasan ini membutuhkan berapa besarnya sudut putar untuk
Politeknik Manufaktur Astra Page 30
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Angle To Next To
From to All
Gambar 44
2.6.3 Swept
Feature ini digunakan membuat solid dimana sketch profile akan terbentuk
mengikuti sketch path, path & guide rail dan path & guide surface. Untuk
1. Path : dengan cara ini dibutuhkan satu buah sketch yang dijadikan sebagai
2. Path & guide rail : dengan cara ini dibutuhkan 2 buah sketch dimana salah
Politeknik Manufaktur Astra Page 31
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 45
2.6.4 Rib
Sketch Rib
Gambar 46
2.6.5 Chamfer
Feature ini digunakan untuk mebuang sisi tajam dari sebuah model dengan
1. Distance. Dengan cara ini dibutuh jarak yang ingin dibentuk dan hasil
Politeknik Manufaktur Astra Page 32
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
2. Distance and Angle. Dengan cara ini dibutuhkan jarak yang ingin dibentuk
3. Two distance. Dengan cara ini dibutuhkan 2 ukuran yang berbeda untuk
membentuk sisi miring. Dimana posisi bisa dibalik dengan menekan icon
2.6.6 Fillet
Feature ini digunakan untuk mebuang sisi tajam dari sebuah model dengan
dengan cara mengklik icon atau menggunakan shortcut (F). Ada 3 metode
1. Edge fillet. Dengan cara ini dibutuh jarak yang ingin dibentuk dan hasil
2. Face. Dengan cara ini dibutuhkan jarak yang ingin dibentuk dan 2
Politeknik Manufaktur Astra Page 33
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
sebagai sisi yang akan dibentuk radius dan 1 permukaan sebagai center
radius.
dengan/tanpa. Dan Thread digunakan untuk membuat ulir luar dari sebuah
menggunakan icon .
1. From Sketch. Dengan metoda ini dibutuhkan sebuah point atau lebih
lubang
Politeknik Manufaktur Astra Page 34
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
yang akan dibuat menjadi satu titik sumbu/center dengan geometri yang
tempat peletakan lubang dan sebuah work axis/edge untuk arah dari
pengeboran.
radius. Bisa diambil dari shaft ataupun lubang untuk panjang ulir bisa
50.
Gambar 50
2.6.8 Pattern
Politeknik Manufaktur Astra Page 35
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
referensi atau lebih baik berupa sketch, edge dan work axis. Untuk
mengeksekusi feature dengan mengklik icon .
2.6.9 Mirror
arah dari aslinya. Dimana dibutuhkan sebuah plane atau permukaan rata
52.
Politeknik Manufaktur Astra Page 36
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
2.6.10 Loft
geometri atau lebih. Dimana 2 sketch atau lebih dijadikan sebagai profile
sections dan 1 sketch atau lebih digunakan sebagai rails (alur bentuk
Politeknik Manufaktur Astra Page 37
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
2.6.11 Shell
gambar 54.
Gambar 54
Politeknik Manufaktur Astra Page 38
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
BAB III
MANAJEMEN DATA
Pada bab ini kita akan coba membahas bagaimana melakukan manajemen data
dengan fasilitas Autodesk Inventor yang bernama project. Disini kita akan belajar bagaimana
cara pembuat sebuah project dan membuat klasifikasi folder berdasarkan kebutuhan.
Didalam sebuah desain biasanya selalu terdapat part yang akan dibuat assembly kemudian
dibuat explode view (presentation) dan selanjutnya dibentuk menjadi gambar kerja. Dan
tidak lepas pula ada data-data perhitungan atau data-data spesifikasi material. Dalam
pembahasan ini misal kita akan membuat sebuah desain dengan nama project Vacuum
2. Sub Assembly. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa sub
assembly part
3. Main Assembly. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa main
assembly utama
4. Drawing. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa gambar kerja dan
5. Ext Data. Folder ini digunakan untuk menyimpan data-data berupa hasil perhitungan,
Politeknik Manufaktur Astra Page 39
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
3. Pada dialog box Inventor Project Wizard pilih new single user project (misal project
Gambar 55
4. Tekan tombol next dan buat nama project kemudian tentukan letak penyimpanan
Gambar 56
5. Tekan tombol next. Jikalau ada library yang akan dimasukan dalam project tentukan
library yang akan digunakan. Jikalau tidak tekan tombol finish. Perhatikan gambar
57.
Politeknik Manufaktur Astra Page 40
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 57
6. Pada Frequently Used Subfolders klik kanan dan pilih add path dan tuliskan nama-
Gambar 58
7. Expand Folder Options dengan mengklik tanda (+) pada pilihan content center rubah
folder default Inventor kedalam project yang sedang dibuat. Hal ini berguna untuk
ini berguna ketika file dalam satu project dipindahkan kesuatu tempat atau diberikan
Gambar 59
8. Klik tombol Apply dan Save untuk menyimpan settingan yang sudah dibuat.
Politeknik Manufaktur Astra Page 41
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
9. Tekan tombol Done untuk untuk menutup dialog box Inventor Project Wizard.
Cobalah buat beberapa part/komponen sesuai dengan contoh soal dibawah ini :
Gambar 60
Gambar 61
Politeknik Manufaktur Astra Page 42
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 62
Gambar 63
Politeknik Manufaktur Astra Page 43
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 64
Gambar 65
Politeknik Manufaktur Astra Page 44
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 66
Gambar 67
Untuk mendesain hinge baik dari top hinge, bottom hinge dan hinge shaft akan dibahas
pada foldernya masing-masing. Misal file part disimpan kedalam folder part. Perhatikan
gambar 68.
Politeknik Manufaktur Astra Page 45
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 68
Politeknik Manufaktur Astra Page 46
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
BAB IV
ASSEMBLY
Pada bab ini akan membahas bagaimana membuat sebuah assembly dengan merangkai
part-part yang sudah dibuatnya. Ada 2 konsep yang bisa digunakan dalam membuat sebuah
assembly :
1. Bottom-Up. Pada konsep ini untuk membuat sebuah assembly dibuat dengan
2. Top-Down. Pada konsep ini untuk membuat sebuah assembly dilakukan dengan cara
merangkai part dengan membuat part/komponen baru didalam assembly. Jadi part
dibuat didalam sebuah file assembly yang selanjutnya akan terbentuk sebuah bentuk
Pada sub bab ini akan coba dibahas bagaimana melakukan proses perakitan
1. Buat sebuah file assembly baru (*.iam). Dengan mengklik File→ New →
Politeknik Manufaktur Astra Page 47
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 69
2. Ambil salah satu part yang menjadi acuan dalam merakit part-part dengan
mengklik icon place component atau dengan shortcut . Pada contoh ini part
3. Ambil part-part lain dengan cara yang sudah diterangkan sebelumnya. Part bisa
assembly. Jikalau sudah lancar silahkan ambil part secara keseluruhan. Pada
contoh kali ini ambillah Left Side Cover.ipt. Perhatikan gambar 70.
Gambar 70
Politeknik Manufaktur Astra Page 48
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
a.1. mate-mate
Gambar 71
a.2. mate-flush
Politeknik Manufaktur Astra Page 49
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 72
dan yang tetap sebagai referensi kedua. Adapun icon direct angle
gambar 73.
Gambar 73
Politeknik Manufaktur Astra Page 50
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 74
c.1.Inside
Politeknik Manufaktur Astra Page 51
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 75
c.2. outside
Gambar 76
Politeknik Manufaktur Astra Page 52
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
d.1. Opposed
Gambar 77
5. Rangkailah part-part seperti base, left side cover, right side cover, front cover dan
back cover hingga menjadi satu rangkaian sub assembly dan simpanlah dengan nama
Politeknik Manufaktur Astra Page 53
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 78
6. Buatlah file assembly baru dengan nama handle.iam sebagai sub assembly dengan
merangkai part handle shaft dan bracket handle. Perhatikan gambar 79.
Gambar 79
Politeknik Manufaktur Astra Page 54
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Untuk perkatikan hinge ini akan digunakan metode top down dimana definisinya sudah
dijelaskan sebelumnya. Pada sub bab ini akan menjelaskan bagaimana cara membuat
1. Buatlah sebuah file assembly baru untuk dijadikan main assembly dengan nama
Vacuum Chamber.iam.
2. Masukkan Bottom VC.iam dan Top Cover.ipt hingga menjadi bentuk seperti
gambar 80.
Gambar 80
3. Buat sebuah work plane sejauh 100 mm untuk menentukan letak hinge.
Gambar 81
Politeknik Manufaktur Astra Page 55
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
4. Buatlah part baru dengan mengklik icon create component atau dengan
short cut (N). Dan pilih work plane yang dibuat pada point 4 sebagai referensi.
Simpan file dengan nama bottom hinge.ipt dan klik browse template untuk
Gambar 82
5. Buatlah sketch dengan mengambil salah satu sisi part assembly sebagai referensi.
Gambar 83
Politeknik Manufaktur Astra Page 56
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
6. Extrude sketch dengan posisi extents mid plane dan masukan angka misal 30
mm.
7. Buat sketh pada posisi tengah bottom hinge untuk membuat lubang slot top
Gambar 84
Politeknik Manufaktur Astra Page 57
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 85
10. Buat chamfer pada keselurahan sisi dengan kemiringan 0.5 mm. Perhatikan
gambar 86.
Gambar 86
11. Ketika modeling bottom hinge selesai tekan icon return untuk keluar dari
Politeknik Manufaktur Astra Page 58
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 87
13. Pilih plane pada bottom hinge untuk membuat sketch. Perhatikan gambar 88.
Gambar 88
Gambar 89
Politeknik Manufaktur Astra Page 59
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
16. Buat sketh baru pada sisi kiri/kanan dan extrude sejauh 5 mm. Perhatikan
gambar 90.
Gambar 90
18. Buatlah lubang tembus pada bagian bawah dengan dia. 6 mm concentric
19. Chamfer sisi lubang dengan kemiringan 0.5 mm. Perhatikan gambar 91.
Gambar 91
20. Tekan icon return untuk kembali ke proses assembly dan save file.
21. Hilangkan bottom hinge dan top hinge pada Vacuum Chambaer.iam karena akan
gambar 92.
Politeknik Manufaktur Astra Page 60
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 92
Pada subbab ini akan membahas bagaimana cara merakit hinge. Adapun caranya
sebagai berikut :
1. Buatlah sebuah file assembly baru dan simpan dengan nama hinge.iam pada
4. Buat sebuah part baru dengan naman hinge shaft dengan ukuran seperti tampak
Gambar 93
Politeknik Manufaktur Astra Page 61
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
7. Masukan part hinge shaft kedalam sub assembly hinge.iam dan gunakan
Gambar 94
Pada pembahasan sebelumnya sudah dibahas sedikit mengenai proses main assembly
vacuum chamber. Dan pada pembahasan ini akan dibahas lebih lanjut untuk melengkapi
2. Masukan sub assembly hinge.iam. Agar dapat bergerak sehingga bisa disesuaikan
dengan top cover klik kanan hinge.iam paba browser dan pilih flexible.
Gambar 95
Politeknik Manufaktur Astra Page 62
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
3. Atur jarak pemasangan hinge.iam dengan top cover seperti tampak pada gambar
96.
Gambar 96
4. Buat lubang untuk baut L M5x0.8 pada hinge menggunakan bolted connection.
Untuk mengeksekusi perintah tersebut klik icon . Dan untuk jarak lubang
Gambar 97
Politeknik Manufaktur Astra Page 63
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
sebelah.
6. Buat lubang lubang untuk baut L M5x0.8 pada bagian atas hinge menggunakan
Gambar 98
7. Pasang kembali hinge.iam kedalam vacuum chamber.iam dengan cara drag and
drop dari history browser ke dalam graphic windows dengan jarak sama seperti
ambillah baut L ISO 4762 dan dekatkan pada lubang yang akan diberikan baut.
Maka secara otomatis Inventor akan menganailsa baut yang pas dengan lubang
Politeknik Manufaktur Astra Page 64
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 99
9. Lengkapi semua lubang pada hinge dan back cover menggunakan baut M 5 x 20.
10. Gunakan kembali place from content center untuk memberikan baut pada
lubang side cover baik left maupun right. Ketika sudah didapatkan ukuran yang
sesuai klik kanan mouse kemudian klik icon bolted connect untuk mem-pattern
part. Dikarenakan lubang pada left dan side cover menggunakan feature pattern
untuk menggandakannya check tanda pattern pada dialog box bolted connection
agar baut terpasang pada lubang secara otomatis. Perhatikan gambar 100.
Gambar 100
Politeknik Manufaktur Astra Page 65
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
11. Simpan sususan baut dan lubang menjadi sebuah standard dengan mengklik icon
dan klik tombol add kemudian berikan penamaan. Perhatikan gambar 101.
Gambar 101
12. Untuk pemberian susuan baut yang serupa selanjutnya hanya dengan mengatur
posisi sesuai kebutuhan dan klik tombol set pada frame templates library di
13. Lengkapi semua kebutuhan baut pada perakitan vacuum chamber. Perhatikan
gambar 102.
14. Dan pasanglah handle pada posisi tengah-tengah dari top cover hingga proses
Gambar 102
Politeknik Manufaktur Astra Page 66
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Pada subbab ini membahas analisa dari sebuah perakitan. Adapun cara penganalisaan
1. Dekatkan cursor pada top cover atau handle dan klik salah satunya kemudian klik
2. Jikalau part tersebut tidak bergerak maka ada constaint yang mengikat part
tersebut.
3. Pilih top cover pada browser. Cari constraint yang mengikat sehingga part tidak
mau bergerak kemudian klik kanan constraint dan pilih suppress. Perhatikan
gambar 103.
Gambar 103
4. Cobalah langkah no.1 apakah sudah bergerak. Jikalau sudah bergerak berarti part
Politeknik Manufaktur Astra Page 67
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
5. Berikan constraint angle untuk menutup top cover dan berikan nilai 180 untuk
menutup top cover (nilai bisa berbeda sesuai dengan pengambilan referensi
Gambar 104
6. Pada browser carilah icon constraint angle. Klik kanan dan pilih drive constraint.
Gambar 105
7. Pada dialog box drive constraint aturlah posisi gerakan top cover dan klik tombol
Politeknik Manufaktur Astra Page 68
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 106
8. Jikalau sudah berhasil bergerak berarti proses perakitan sudah mendekati selesai
Inventor mempunyai salah satu feature yang bernama collision detection dimana
dengan feature ini dapat menganalisa benturan antar part sehingga mengurangi
2. Klik tombol untuk melihat options selanjutnya pada dialog box drive
constraint.
Gambar 107
Politeknik Manufaktur Astra Page 69
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
gambar 108.
Gambar 108
6. Terjadi benturan antara back cover.ipt dengan top cover.ipt pada sudut 179.1
7. Untuk mengatasi hal ini maka sisi back cover yang berhubungan dengan top
benturan. Pada modul ini akan diberikan nilai 3 mm dengan cara membuka file
back cover atau dengan double klik Bottom VC.iam pada browser kemudian
lakukan kembali pada back cover.ipt hingga masuk pada panel part. Perhatikan
gambar 109.
Gambar 109
Politeknik Manufaktur Astra Page 70
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
8. Lakukan kembali langkah no.5 sampai tidak ada lagi benturan antar part.
Dengan feature ini secara otomatis data kebutuhan mengenai part atau komponen akan
tersusun dan terdata secara terukur. Dimana proses pembagian data dapat dilihat dalam
2 model :
1. Structure. Dengan konsep ini data assembly terlihat berdasarkan data perakitan
yang tampak di object history dimana data berupa sub assembly akan terbaca
didalamnya. Akan tetapi data tersebut dapat dirubah dengan mengedit part list
2. Part Only. Dengan konsep ini data assembly terlihat berdasarkan data part atau
Adapun cara untuk melihat bill of material pada sebuah assembly yaitu dengan mengklik
icon Bill of Material . Dan untuk melihat data dalam bentuk structure atau part only
bisa dengan mengklik icon view options dan memilih Enable BOM View. Perhatikan
gambar 110.
Politeknik Manufaktur Astra Page 71
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 110
Politeknik Manufaktur Astra Page 72
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
BAB V
PRESENTATION/EXPLODED VIEW
Pada bab sebelumnya sudah dibahas mengenai proses assembly dan pada bab ini
akan dibahas bagaimana cara membuat presentasi (exploded view). Adapun cara
1. Klik icon new pilih tab metric kemudian pilih standard (mm).ipn.
2. Ambil data assembly atau sub assembly yang akan dibuatkan exploded view-nya
3. Klik icon Tweaks Component untuk memisahkan part yang satu dengan lainnya.
Pada dialog box Tweak Component terdapat icon derection , component, Trail Origin
dan penunjukan koordinat x,y dan z. Derection berfungsi untuk mengambil salah
satu data dari edge/axis, point atau permukaan untuk mendapatkan arah pergerakan
sebuah part. Component digunakan untuk memilih part yang akan dipisahkan. Trail
origin berfungsi untuk menentukan titik origin (tidak dipilih tidak mengapa karena
komponen akan tetap bergerak). Koordinat x,y atau z untuk menentukan arah
gambar 111.
Politeknik Manufaktur Astra Page 73
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 111
4. Lakukanlah langkah no.3 pada semua part hingga assembly akan tampak kurang
Gambar 112
Politeknik Manufaktur Astra Page 74
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
5. Untuk melihat animasi proses perakitan dengan cara mengklik icon animate .
6. Urutan posisi pergerakan part dapat diatur dengan mengklik icon . Kemudian
posisi urutan (sequence) dapat ditukar posisinya dengan mengklik tombol move up
dan move down. Dan bisa pula dengan menggabungkan antar sequence dengan
Gambar 113
7. Posisi view pun dapat dirubah dengan mengklik icon filter pada browser kemudian
Gambar 114
8. Expand Task, pilih salah satu urutan klik kanan dan pilih edit. Perhatikan gambar 115.
Politeknik Manufaktur Astra Page 75
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 115
9. Atur view menggunakan view cube. Kemudian tekan tombol set camera untuk
Gambar 116
10. Lakukanlah langkah no.9 untuk sequence yang lainnya dengan tampilan sesuai
dengan kebutuhan.
Politeknik Manufaktur Astra Page 76
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
BAB VI
MANUFACTURING DRAWING
Pada bab-bab sebelumnya sudah dibahas mengenai cara pembuatan part, assembly dan
exploded view. Pada bab ini akan dibahas bagaimana cara untuk membuat gambar kerja
(manufacturing drawing) di Inventor baik dari sisi pendetailan dan pemberian anotasi.
Pembuatan detail drawing dari bentuk 3D ke 2D sangat mudah untuk dilakukan adapun
1. Klik icon new pilih tab metric kemudian pilih iso.dwg atau iso.idw. Pada bab ini
2. Ukuran kertas dapat diatur dengan cara mengklik kanan icon sheet kemudian
Gambar 117
Politeknik Manufaktur Astra Page 77
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
3. Pad dialog box Edit Sheet atur ukuran kertas gambar sesuai dengan kebutuhan.
Pada latihan ini akan digunakan ukuran A3. Perhatikan gambar 118.
Gambar 118
4. Klik icon base untuk memasukan part atau assembly yang akan dibuat
menjadi gambar kerja. Untuk contoh ambillah part base untuk dibuat detail
Begitupula dengan tampilan gambar kerja yang diinginkan. Bisa hidden line,
Gambar 119
Politeknik Manufaktur Astra Page 78
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
5. Untuk merubah proyeksi klik tab Manage kemudian klik icon Style editor.
6. Klik icon Default Standard (ISO) pilih tab View Preferences dan rubah posisi
Gambar 120
7. Klik tombol save lalu tombol done untuk keluar dari dialog box.
8. Klik icon projected pada tab Place View untuk membuat tampak baik
samping, atas maupun isometric. Pilih view base dan posisikan tampak sesuai
Gambar 121
Politeknik Manufaktur Astra Page 79
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
9. Untuk membuat gambar potongan gunakan feature section. Klik icon section
kemudian pilih view dan tentukan titik peletakan garis potongan. Tentukan
Gambar 122
10. Untuk membuat detail suatu geometry gunakan feature detail. Klik icon detail
kemudian pilih view tentukan skala yang akan digunakan dan bagian yang
Politeknik Manufaktur Astra Page 80
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
11. Untuk geometri-geometri yang telampau panjang hingga tidak memenuhi ukuran
kertas gunakan feature break. Klik icon break pilih view dan tentukan
Gambar 124
12. Untuk membuat lubang detail lubang yang tidak terkena garis potongan gunakan
feature break out. Yang pertama kali harus dilakukan adalah membuat sketch
pada view yang akan dibuat coakan berupa spline tertutup. Klik icon break out
pilih view yang sudah diberikan sketch. Ada beberapa metoda yang bisa
Politeknik Manufaktur Astra Page 81
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
referensi jarak coakan dari geometri. Sketch cukup berupa garis lurus.
Politeknik Manufaktur Astra Page 82
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Politeknik Manufaktur Astra Page 83
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
13. Untuk membuat detail part atau assembly pada lembaran baru klik icon new
sheet atau klik kanan pada browser pilih new sheet. Perhatikan gambar
Pemberian notasi atau keterangan merupakan hal yang sangat dibutuhkan sebagai
komunikasi antara engineering dengan bagian produksi. 2 hal yang terpenting adalah
Gambar 129
Politeknik Manufaktur Astra Page 84
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 130
akan diberikan dimensi. Pilih salah satu point sebagai referensi origin
131.
Gambar 131
Politeknik Manufaktur Astra Page 85
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
salah part atau feature dan pilih dimensi yang akan diambil. Perhatikan
perubahan dimensi part langsung pada gambar kerja yang akan berakibat
langsung pada model part yang dirubah dengan cara klik kanan dimensi
dan pilih edit model dimension. Dan berikan nilai yang di inginkan.
Gambar 132
Gambar 133
Ada beberapa jenis teks keterangan yang bisa digunakan antara lain :
Politeknik Manufaktur Astra Page 86
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
masing part. Bisa diberikan secara manual dengan pemilihan satu persatu
atau secara otomatis. Pada sub bab ini akan digunakan cara otomatis. Klik
icon Auto Balloon pilih view selanjutnya pilih part yang akan
Gambar 134
2. Part list digunakan untuk membuat table keterangan mengenai part apa
dibutuhkan. Klik icon part list pilih view dan tentukan tempat
Gambar 135
Politeknik Manufaktur Astra Page 87
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 136
137.
Gambar 137
Politeknik Manufaktur Astra Page 88
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
c. Klik finish sketch dan simpan nama border sesuai dengan yang
d. Klik 2 kali nama border agar bisa masuk kedalam layout gambar.
Gambar 138
informasi kepada pihak lain. Pada latihan ini akan dibuat sebuah title blok
a. Expand folder Drawing Resources dan pada folder Title Blocks klik
kanan dan pilih define new title block. Perhatikan gambar 139.
Gambar 139
Politeknik Manufaktur Astra Page 89
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 140
Gambar 141
Politeknik Manufaktur Astra Page 90
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Gambar 142
mengambil title block yang sudah dibuat double klik nama title
Gambar 143
Politeknik Manufaktur Astra Page 91
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
Pada akhirnya gambar kerja akan tampak seperti pada gambar 144.
Gambar 144
Politeknik Manufaktur Astra Page 92
Modul Praktek Tutorial Dasar Autodesk Inventor
SELESAI
Politeknik Manufaktur Astra Page 93