Pembahasan Pap Smear
Pembahasan Pap Smear
Pembahasan Pap Smear
PENDAHULUAN
1
Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di
dunia.
Alasan para ibu untuk tidak mau melakukan pap smear biasanya adalah
pisikologis. Suatu penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologis Alison, alasan
ibu tidak melakukan Pap Smear adalah bahwa pemeriksaan itu memalukan,
menyusahkan, menyakitkan, dan menggangu. Ketakutan yang lain adalah kalau
Pap Smear akan menyatakan bahwa mereka menderita kanker sehingga mereka
lebih memilih tidak mengetahuinya dan menghindarinya (Evennt, 2004)
Sebagian besar ibu telah yakin bahwa tes Pap Smear adalah untuk
mendeteksi kanker. Banyak ibu yang tidak menggangap diri mereka sendiri
masuk dalam kelompok risiko terkena kanker leher rahim. Hal ini menjadikan
tes tersebut tidak berperan penting bagi mereka sehingga meyakinkan mereka
bahwa tes tersebut tidak di tunjukan bagi mereka dan oleh karena itu, mereka
merasa tidak perlu melakukan tes Pap Smear. Ada juga kelompok ibu gelisah
yang terlalu malu, khawatir atau cemas untuk menjalani Pap Smear (Evennet,
2004).
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari upaya pencegahan kanker serviks dengan pememriksaan
Pap Smear, yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas dan
setelah dilakukan presentasi, diharapkan mahasiswa mampu mendapatkan
gambaran mengenai pemeriksaan Pap Smear.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari pemeriksaan pap smear
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan pap smear
3. Untuk mengetahui manfaat dari pemeriksaan pap smear
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemeriksaan pap smear
5. Untuk mengetahui wanita yang dianjurkan melakukan pemeriksaan pap
smear
6. Untuk mengetahui persiapan sebelum melakukan pemeriksaan pap smear
7. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan pap smear
8. Untuk mengetahui syarat pengambilan bahan pemeriksaan pap smear
9. Untuk mengetahui interpretasi hasil pemeriksaan pap smear
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan apusan Pap Smear saat ini merupakan suatu keharusan bagi
wanita sebagai sarana pencegahan dan deteksi dini kanker serviks.
Pap Test (Pap Smear) merupakan pemeriksaan sitologik epitel porsio dan
endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas
diporsio atau servik uteri. Pap Test (Pap Smear) yaitu suatu pemeriksaan
dengan cara mengusap leher rahim (scrapping) untuk mendapatkan sel-sel
leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar dapat diketahui terjadinya
perubahan atau tidak (Lestadi, 2009).
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding
leher rahim dengan menggunakan mikroskop yang dilakukan dengan cepat,
tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010).
Pap smear adalah upaya pengambilan cairan dari vagina untuk melihat
kelainan sel disekitar leher rahim. Tes pap smear merupakan suatu langkah
skrining, bukan pengobatan, oleh karena itu semakin dini gejala awal penyakit
kanker dapat diketahui, semakin mudah penanganan dan pengobatannya. Pap
smear merupakan salah satu deteksi dini terhadap kanker serviks, yang
prinsipnya mengambil sel epitel yang ada di leher rahim yang kemudian dilihat
kenormalannya (Sumadi, 2010).
4
Kesimpulannya: setiap wanita sangat dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan pap smear ini dapat mendeteksi kasus
kanker serviks secara akurat. Dengan cara mengambil sel epitel yang ada di
leher rahim yang kemudian dilihat kenormalannya melalui mikroskop.
5
besar akan memberi gambaran perubahan sel yang khas pada sediaan pap
smear sesuai dengan organisme penyebabnya. Walaupun kadang-kadang
ada pula organisme yang tidak menimbulkan reaksi yang khas pada sediaan
pap smear.
3. Identifikasi organisme penyebab peradangan
Dalam vagina ditemukan beberapa macam organisme/kuman yang sebagian
merupakan flora normal vagina yang bermanfaat bagi organ tersebut. Pada
umumnya organisme penyebab peradangan pada vagina dan serviks, sulit
diidentifikasi dengan pap smear, sehingga berdasarkan perubahan yang ada
pada sel tersebut, dapat diperkirakan organisme penyebabnya.
4. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher
rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)
pap smear paling banyak dikenal dan digunakan adalah sebagai alat
pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kanker leher rahim.
Pap smaer yang semula dinyatakan hanya sebagai alat skrining deteksi
kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai alat diagnostik prakanker dan
kanker leher rahim yang ampuh dengan ketepatan diagnostik yang tinggi,
yaitu 96% terapi didiagnostik sitologi tidak dapat mengantikan diagnostik
histopatologik sebagai alat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap
diagnosik sitologi kanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan
pemeriksaan histopatologi jaringan biobsi leher rahim, sebelum dilakukan
tindakan sebelumya.
5. Memantau hasil terapi
Memantau hasil terapi hormonal, misalnya infertilitas atau gangguan
endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasus kanker leher rahim yang
telah diobati dengan radiasi, memantau adanya kekambuhan pada kasus
kanker yang telah dioperasi, memantau hasil terapi lesi prakanker atau
kanker leher rahim yang telah diobati dengan elekrokauter kriosurgeri, atau
konisasi.
6
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan Pap Smear
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan pap smear menurut
Fitria, 2007 yaitu:
1. Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering ditemukan pada
usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker
leher rahim. Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses
kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat
saja, tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami
kemunduran, sehingga pada usia lebih lama kemungkinan jatuh sakit (Fitria,
2007).
2. Sosial ekonomi
Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada
sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak mampuan melakukan
pemeriksaan pap smear secara rutin (Fitria, 2007).
3. Paritas
Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan
terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya perubahan sel-sel
abnormal pada leher rahim. Jika jumlah anak menyebabkan perubahan sel
abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang pada
keganasan (Fitria, 2007).
4. Usia wanita saat nikah
Usia menikah < 20 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami
perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel
rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap zat-
zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahanya, jika
belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak
seimbang dan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa merubah sifat
menjadi sel kanker (Fitria, 2007).
7
2.5 Wanita Yang Dianjurkan Melakukan Pemeriksaan Pap Smear
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi wanita dan
berlangsung kira-kira 33 tahun dimana organ reproduksinya berfungsi dengan
baik antara umur 17-48 tahun. Wanita dianjurkan untuk melakukan
pememriksaan pap smear ke dokter baik bagi mereka yang telah melakukan
pertamakali hubungan seksual, maupun yang sudah sering melakukan
hubungan seksual (sudah menikah), dan begitupun bagi mereka yang sama
sekali belum pernah melakukan hubungan seksual.
Pemeriksaan pap smear ini dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker
serviks secara akurat dengan biaya yang tidak terlalu mahal, dan sangat efektif
untuk menrunkan angka kematian pada wanita yang menderita kanker serviks.
Kehamilan tidak mencegah seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan
pap smear karena prosedur pap smear dapat dilakukan secara aman selama
kehamilan. Sehingga wanita hamil juga dapat menjalani test ini. Pemeriksaan
pap smear tidak di rekomendasikan bagi wanita yang telah melakukan
histerektomi (pengangkatan serviks) untuk kondisi yang jinak. Wanita yang
pernah melakukan histerektomi tetapi tanpa pengangkatan (histerektomi
subtotal), sebaiknya melanjutkan skrining sebagimana halnya wanita yang
tidak melakukan histerektomi (Wijaya, 2010).
Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada saat
terjadinya menstruasi, karena darah menstruasi dapat mengganggu keakuratan
hasil dari pemeriksaan pap smear, namun waktu yang tepat untuk melakukan
pemeriksaan pap smear adalah satu atau dua mingu setelah berakhir masa
menstruasi. Untuk wanita yang sudah menopause bisa melakukan pemeriksaan
pap smear kapan saja (Dianada, 2008)
Berikut ini adalah wanita-wanita sasaran test pap smear dan waktu untuk
melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur yang dikemukakan oleh
Sukaca, 2009 yaitu:
1. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau
belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi
2. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti ganti pasangan seksual atau
pernah menderita infeksi HIV atau kutil kelamin
8
3. Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
4. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
5. Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun
6. Sesudah 2 kali pap tes (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa
wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap smear
7. Sesering mungkin melakukan pemeriksaan pap smear, jika hasil pap smear
menunjukkan abnormal sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan
prakanker maupun kanker serviks
9
untuk membantu membuka kelamin wanita. Ujung leher rahim diusap dengan
spatula untuk mengambil cairan yang mengandung sel-sel dinding rahim.
Usapan ini kemudian diperiksa jenis selnya dibawah mikroskop.
Hasil pemeriksaan pap smear biasanya keluar setelah dua atau tiga minggu
pada akhir pemeriksaan pap smear. Pap smear hanyalah sebatas skrining bukan
diagnosis adanya kanker serviks. Jadi apabila hasil pemeriksaan positif yang
berarti terdapat sel-sel abnormal, maka harus dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli. Pemeriksaan tersebut berupa kolposkopi
yaitu pemeriksaan dengan pembesaran (seperti mikroskop) yang digunakan
untuk mengamati secara langsung permukaan serviks dan bagian serviks yang
abnormal. Dengan kolposkopi akan tampak jelas lesi-lesi pada permukaan
serviks, setelah itu dilakukan biopsi pada lesi-lesi tersebut (Wijaya, 2010).
Adapun tempat untuk melakukan pemeriksaan pap smear menurut Sukaca,
2009 tempat pemeriksaan pap smear dapat dilakukan:
1. Rumah sakit pemerintah
2. Rumah sakit swasta
3. Laboratorium swasta, dengan harga yang cukup terjangkau
4. Tempat-tempat yang menyediakan fasilitas pap smear
Bila hasil pada pasien pap smear ternyata positif, maka harus dilanjutkan
dengan pemeriksaan biopsy terarah dan patologi. Pap smear sudah dapat
menemukan kanker leher rahim. Meskipun masih ada tingkat pra kanker
(stadium dini). Dengan pemeriksaan ini bisa memberikan harapan kesembuhan
100%. Sebaliknya pada penderita yang datang terlambat, harapan untuk
sembuhpun terlampau sulit.
10
3. Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai
penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu
walaupun ada perdarahan
4. Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai
pengobatan
5. Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina
dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan
hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.
6. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pap smear merupakan suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher
rahim (scrapping) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa
sel-selnya, agar dapat diketahui terjadinya perubahan atau tidak. Pap smear
suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan
menggunakan mikroskop yang dilakukan dengan cepat, tidak sakit, serta hasil
yang akurat.
Tujuan dari deteksi dini kanker serviks atau pemeriksaan pap smear ini
adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim, untuk
mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker, untuk mengetahui
normal atau tidaknya sel-sel pada serviks, untuk mendeteksi perubana pra
kanker pada serviks, dan untuk mendeteksi infeksi-infeksi yang disebabkan
oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang di tularkan melalui hubungan
seksual
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya
seorang wanita yang telah menikah ataupun yang belum menikah hendaknya
melakukan pemeriksaan pap smear sedini mungkin, mengingat angka kejadian
terjadinya kanker serviks yang saat ini sangat banyak. Adapun manfaat
melakukan pemeriksaan pap smear sedini mungkin yaitu bila terdapat gejala-
gejala kanker maka dapat diketahui segera sehingga dapat dilakukan
pengobatan yang cepat sebelum kanker itu semakin parah.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Ajeng Novita Sari., 2017. Hubungan Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks
Dengan Tindakan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Gonilan.
IJMS-Indonesia Journal On Medical Science-Volume 4 No. 2-2017
13