Artikel

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN BERBASIS

SAK ETAP
PADA LAPORAN KEUANGAN KSU MEDAN REJEKI JEMBER

Ellyana vidyawati1, Yulinartati2, Nina Martiana3


[email protected]

ABSTRAK
Indonesia telah menetapkan suatu standar akuntansi keuangan untuk badan usaha
koperasi dalam menyusun laporan keuangan. Standar itu terkandung dalam SAK
ETAP yang mengatur tentang akuntansi perkoperasian. Objek dalam penelitian ini
adalah KSU Medan Rejeki Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian pengakuan pendapatan dan beban pada laporan keuangan tahun 2015-
2016 berbasis SAK ETAP. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Data yang
digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data adalah pengumpalan
data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah KSU
Medan Rejeki belum menerapkan SAK ETAP dengan baik, dimana pendapatan jasa
yang diterima oleh KSU Medan Rejeki Jember belum dipisahkan antara pendapatan
dari anggota dan non anggota yang nantinya akan mempengaruhi hasil partisipasi
bruto terhadap laba atau sisa hasil usaha yang diberikan kepada anggota serta metode
yang digunakan masih cash basis. Pengakuan beban sudah tergolong baik karena
sebagian sudah menggunakan metode accrual basis, namun beban bunga pinjaman
dan beban pajak pada KSU Medan Rejeki tidak disajikan dalam laporan Perhitungan
Hasil Usaha yang mana hal tersebut tidak sesuai dengan SAK ETAP karena akan
mempengaruhi sisa hasil usaha bersih koperasi.
Kata kunci : pengakuan pendapatan, pengakuan beban, dan SAK ETAP.

PENDAHULUAN
Standar Akuntansi merupakan hal penting dalam penyusunan laporan
keuangan. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar akuntansi harus diatur
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan semua pihak yang
berkepentingan. Salah satu standar akuntansi yang berlaku di Indonesia adalah
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), yang
disahkan Dewan Standar Akuntansi Keuangan- Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK-
IAI) pada tanggal 19 Mei 2009. SAK ETAP merupakan standar yang lebih sederhana
dibandingkan dengan SAK yang berlaku umum, sehingga diharapkan dapat lebih
mudah untuk dipahami. Kehadiran SAK ETAP diharapkan dapat memberikan
kemudahan untuk koperasi, UMKM, dan entitas tanpa akuntabilitas lainnya dalam
menyajikan laporan keuangan.
Dalam menyusun laporan keuangan yang wajar ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, salah satunya komponen laporan keuangan yaitu laporan laba
rugi. Dimana dalam laporan laba rugi tercermin kinerja keuangan yang mencakup
pendapatan dan beban. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai
dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba
persaham (IAI, 2013). Pendapatan merupakan indikator untuk pembentukan laba,
beban juga merupakan faktor yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.
Pengakuan beban dalam laporan laba rugi berkaitan dengan manfaat ekonomi dan
penurunan aset atau kenaikan kewajiban telah terjadi.
KSU Medan Rejeki merupakan salah satu koperasi yang berada di Jember,
dalam hal pengungkapan terhadap akun- akun dalam laporan keuangan koperasi
sudah menerapkan SAK ETAP meskipun belum secara sempurna menerapkannya.
Adapun penerapan pengakuan pendapatan dan beban pada KSU Medan Rejeki masih
belum sesuai dengan SAK ETAP karena pengakuan pendapatan dan beban masih
mengacu pada format yang pernah diajarkan Dinas Koperasi pada tahun 2004,
sehingga berakibat pada penilaian pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan
SAK yang berlaku dan berakibat pada ketidak wajaran nilai sisa hasil usaha koperasi
yang tersaji dalam laporan laba rugi koperasi.
Mengingat pentingnya arti pendapatan dan beban bagi suatu koperasi, serta
masalah- masalah yang mungkin timbul dalam pengakuan pendapatan dan beban
pada koperasi akan berpengaruh besar terhadap laba rugi usaha KSU Medan Rejeki
yang mempengaruhi kualitas kinerja keuangan koperasi sehingga akan berdampak
pada pengambilan keputusan dalam pengelolaan suatu usaha, penelitian ini akan
membahas tentang pengauan ndapatan dan beban di KSU medan Rejeki sesuai SA
ETAP.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi menurut Undang- undang No. 25 Tahun 1992 adalah
bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi bukan
perkumpulan modal akan tetapi perkumpulan dari orang- orang yang akan menjadi
anggota koperasi.
koperasi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Koperasi dibentuk oleh anggota atas dasar kepentingan ekonomi yang sama
2. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai kemandirian,
kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi, tanggung jawab sosial serta
kepedulian terhadap orang lain
3. Koperasi didirikan, diatur, dikelola, diawasi serta dimanfaatkan oleh anggotanya
4. Tugas pokok koperasi adalah melayani kebutuhan ekonomi anggotanya dalam
rangka memajukan kesejahteraan anggota
5. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka
kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan dalam Laporan Keuangan
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
kemudahan untuk dipahami oleh pengguna.
2. Relevan
Informasi keuangan harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses
pengambilan keputusan dan membantu dalam melakukan evaluasi.
3. Materialitas
Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam laporan keuangan.
sedangkan jumlahnya tidak mataerial dapat digabungkan sepanjang memiliki sifat
atau funngsi yang sejenis. Informasi dianggap material jika kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat mempengaruhi keputusan yang
diambil.
4. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias (jika
dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan suatu keputusan atau kebijakan
untuk tujuan mencapai suatu hasil tertentu).
5. Substansi mengungguli bentuk
Transaksi dan peristiwa dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi.
6. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau
penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan
lebih rendah.
7. Kelengkapan
agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya.
8. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan koperasi antara periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
9. Tepat waktu
Informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan
dalam jangka waktu pengambilan keputusan
10. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.
Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat
informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.
Elemen Laporan Keuangan Menurut SAK ETAP
1. neraca;
2. laporan laba rugi (Perhitungan Hasil Usaha);
3. laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:
a. seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
b. perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik;
4. laporan arus kas; dan
5. catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Pengukuran dasar Laporan Keuangan
1. Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoeh aset pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang , atau diterima atau
sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
2. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau
untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan yang memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
Dasar Akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, dengan menggunakan dasar
akrual, kecuali laporan arus kas. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset,
kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban (unsurunsur laporan keuangan) ketika
memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Serba Usaha Medan Rejeki yang
beralamat di Jl. Letjen Sutoyo No. 162 Sumbersari, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember.
Jenis dan Sumber Data

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis data
documenter. sumber data yang digunakan menurut (Indriantoro dan Supomo,2014)
yaitu data primer dan data sekunder.
Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berisi beberapa cara atau metode yang dilakukan
oleh peneliti untuk memperoleh data yaitu, wawancara dan dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014), tahapan- tahapan


analisis data dalam penelitian kualitatif antara lain yaitu pengumpuan data (data
collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), verifikasi
dan penegasan kesimpulan (conclution drawing and verification)

Teknik Analisis Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data sehingga sesuai dengan tujuan dan maksud
penelitian, maka dalam penelitian ini digunakan teknik trianggulasi sumber, yang
berarti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara serta
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan perhitungan hasil usahaKSU Medan Rejeki Jember per 31 desember 2016

TAHUN 2016 TAHUN 2015


URAIAN
(Rp) (Rp)
PENDAPATAN USAHA

pendapatan bunga pinjaman 384,255,600 373,063,700

pendapatan administrasi 102,362,900 99,381,475

pendapatan lain- lain - -

TOTAL PENDAPATAN 486,618,500 472,445,175

BEBAN USAHA

beban bunga :

- -
 bunga simpanan
- -
 bunga pinjaman
- -
 jumlah beban bunga
.beban administrasi dan umum :

211,279,000 207,137,000
 gaji karyawan
- -
 Lembur
101,586,800 99,94,900
 Transport
5,000,000 5,000,000
 sewa kantor
6,084,700 5,965,400
 alat tulis kantor
28,318,900 27,494,150
 perbaikan inventaris
- -
 penyusutan aktiva tetap
- -
 penghapusan pinjaman
15,000,000 15.000.000
 kantor/ organisasi
104,514,350 97,677,000
 operasional lainnya
jumlah beban adm. & umum 471,783.750 457,868,450

TOTAL BEBAN 471,783,750 457,868,450

SISA HASIL USAHA 14,834,750 14,576,725

Sumber: Laporan Pertanggung jawaban Pengurus Tahun 2015- 2016 KSU Medan Rejeki
Kebijakan Akuntansi Pengakuan Pendapatan dan Beban KSU Medan Rejeki
Jember
Berikut ini yang merupakan penjelasan hasil analisis terhadap prinsip-prinsip
akuntansi perkoperasian yang diterapkan di KSU Medan Rejeki Jember. Menurut
prinsip akuntansi setiap transaksi baik itu transaksi pendapatan dan pengeluaran
seperti biaya- biaya/ beban diakui pada saat transaksi itu terjadi. Berikut ini akan
disajikan pengakuan pendapatan dan beban pada KSU Medan Rejeki Jember:
1. Pengakuan pendapatan
Metode pengakuan pendapatan pada KSU Medan Rejeki Jember
menggunakan cash basis untuk pencatatan dalam satu periode. Sehingga dalam suatu
transaksi pendapatan diakui dan dicatat pada saat transaksi itu terjadi. Hal ini tidak
sesuai dengan dengan ketententuan yang berlaku untuk koperasi yaitu SAK ETAP.
 Pendapatan bunga
Pendapatan bunga sebesar 2% perbulan, selama setahun pada KSU Medan
Rejeki Jember dicatat berdasarkan cash basis. Sesuai standar akuntansi keuangan
seharusnya menggunakan accrual basis untuk pengakuan pendapatan. Hal ini
berakibat pada nilai pendapatan bunga yang tidak andal, karena pendapatan bunga
hanya dicatat sebesar Rp 384,225,600 dan hal ini sudah berbeda nilai dengan
perhitungan yang telah dilakukan terkait jumlah pendapatan bunga secara cash basis
yaitu Rp 482,835,055, sehingga terdapat selisih Rp 98,579,455, selisih ini yang
bersumber dari kekurang tahunan koperasi yaitu adanya piutang tak tertagih yang
tidak di hitung oleh pihak koperasi.

Maka jurnal koreksi untuk mengoreksi penyisihan piutang tak tertagih yang
seharusnya tidak disertakan sebagai pengurang pendapatan bunga, yaitu:

Penyisihan piutang tak tertagih Rp 98,579.455

Pendapatan bunga Rp 98,579.455

. KSU Medan Rejeki Jember masih belum sepenuhnya sesuai dengan SAK-
ETAP karena belum memisahkan antara pendapatan anggota dengan non anggota.
Sedangkan pada realita yang ada KSU Medan Rejeki Jember tidak hanya melayani
anggota tetapi juga melayani non anggota, berdasarkan perhitungan diperoleh
pendapatan bunga anggota Rp 82,894,153 dan pendapatan bunga non anggota Rp
301,331,447.
 Pendapatan administrasi
Berdasarkan tabel 4.2, Pengakuan pendapatan administrasi yang diterapkan
KSU Medan Rejeki Jember sudah sesuai dengan SAK ETAP. Pendapatan
administrasi pada KSU Medan Rejeki Jember berasal dari biaya transaksi atas
pinjaman yang dilakukan nasabah di potong sebesar 5% dari jumlah pinjaman setiap
nasabah pada awal transaksi peminjaman. Sehingga tidak ada perbedaan nilai apabila
menggunakan accrual basis maupun cash bassis. Berikut ini pendapatan administrasi
yang diperoleh dari anggota sebesar Rp 22,084,125 dan pendapatan administrasi dari
non anggota sebesar Rp 80,278,775.

 Pendapatan lain-lain
Pada KSU Medan Rejeki Jember tidak terdapat pendapatan lain-lain sehingga
tidak dapat disimpulkan apakah pendapatan lain-lain sesuai dengan SAK ETAP atau
tidak, akan tetapi sampai saat ini tidak ada pendapatan lain-lain karena koperasi
hanya berfokus pada transaksi peminjaman saja. Sehingga boleh juga tidak
menyertakan akun pendapatan lain- lain pada laporan laba PHU koperasi.

2. Pengakuan beban
a. Pengakuan beban bunga :
 Beban bunga simpanan
Berdasarkan tabel 4.6, KSU Medan Rejeki Jember dalam beban bunga
simpanan tidak ada pengakuan secara nominal. Hal ini dikarenakan koperasi tidak
melayani jasa simpanan nasabah sehingga tidak ada beban bunga yang harus di
bayarkan koperasi. Sehingga akun beban bunga simpanan dapat pula tidak
dicantumkan dalam laporan PHU koperasi.

 Beban bunga pinjaman


Berdasarkan tabel 4.6, KSU Medan Rejeki Jember dalam pengakuan beban
bunga pinjaman tidak ada didalam laporan PHU koperasi. Namun, kenyataannya
koperasi tersebut mempunyai pinjaman ke pada bank yaitu dengan periode 3 tahun
sebesar Rp 500,000,000. Sehingga hal tersebut harus dicantumkan ke dalam laporan
keuangan koperasi, supaya dapat mencerminkan bagaimana kondisi yang sebenarnya
terkait pelaporan keuangan terhadap para anggota RAT. Sehingga setiap tahun harus
dicatat beban bunga 4,8% pertahun.

Jadi jurnal koreksi untuk mengakui adanya pinjaman pada tahun 2016, yaitu:
Kas Rp 500,000.000

Hutang bank Rp 500.000,000

Untuk mengoreksi pelunasan hutang bank serta bunga, jurnal koreksinya yaitu:

Beban bunga Rp 24,000,0000

Hutang Bank Rp 166,666,667

Kas Rp 190,666,667

b. Pengakuan beban administrasi dan umum


 Beban gaji karyawan
Nilai beban gaji pada tabel 4.6, KSU Medan Rejeki Jember setelah ditelusuri
baik dengan wawancara dan melihat bukti transaksi bahwa pencatatan serta
pembagian beban gaji dilakukan setiap akhir bulan. Sehingga hal tersebut sudah
sesuai dengan SAK ETAP karena pencatatan sudah dilakukan secara akrual dimana
beban gaji dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode sebelum beban gaji
tersebut di berikan kepada karyawan.

 Beban lembur
Nilai pada tabel 4.6, beban lembur sebesar RP 0, hal ini dikarenakan pada
KSU Medan Rejeki tidak ada jam lembur bagi karyawannya. Sehingga akun beban
beban lembur dapat pula tidak dicantumkan dalam laporan laba rugi.

 Beban transport
Nilai beban transport pada tabel 4.6, KSU Medan Rejeki Jember didasarkan
pada jumlah uang yang diberikan perusahaan kepada karyawan dimana dana itu
digunakan untuk keperluan transport karyawan menuju nasabah. Sehingga nilai beban
transport tersebut sudah sesuai berdasarkan SAK ETAP karena semua biaya yang
keluar sebagai beban sudah dicacat sebesar nilai nominalnya serta tidak bertentangan
dengan accrual basis.

 Beban ATK
Nilai pada tabel 4.6, KSU Medan Rejeki dalam pencatatan untuk beban ATK
memang belum terlalu sesuai dengan SAK ETAP, karena pembelian ATK oleh KSU
Medan Rejeki Jember langsung dianggap sebagai beban tanpa dicatat sebagai
perlengkapan terlebih dahulu, namun karena sisa ATK setiap akhir periode jumlahnya
tidak material maka berdasarkan pertimbangkan biaya dan manfaat, apabila
menggunakan appraisal serta pengorbananan waktu yang digunakan maka lebih
banyak biaya dari pada manfaat sehingga semua pembelian ATK dianggap langsung
menjadi beban ATK.

 Beban sewa kantor


Nilai Beban sewa kantor pada tabel 4.6, KSU Medan Rejeki Jember dalam
pencatatan sudah sesuai dengan SAK ETAP karena pembayaran dilakukan setiap
awal tahun. Sehingga semua pembayaran di awal tahun yang awalnya dianggap
sebagai beban sewa kantor dibayar dimuka, habis disusutkan menjadi beban sewa
kantor di akhir tahun.

 Beban perbaikan inventaris


Nilai perbaikan inventaris pada tabel 4.6 KSU Medan Rejeki Jember dalam
pencatatan untuk beban perbaikan inventaris tidak sesuai dengan SAK ETAP,
Pengakuan beban ini dianggap berjalan dari tahun ke tahun, sehingga nominalnya
terus bertambah. Seharusnya pengakuan beban pada laporan laba rugi bersifat
periodik sehingga nilai perbaikan inventaris pada koperasi tidak relevan. Sehingga
nilai perbaikan inventaris yang terjadi pada periode 2016 dikurangi dengan nilai
perbaikan inventaris pada tahun 2015, diperoleh nilai inventaris sebesar Rp 824,750
untuk tahun 2016.

 Beban penyusutan aktiva tetap


Nilai beban penyusutan aktiva tetap pada 4.6 KSU Medan Rejeki Jember
dalam pencatatan untuk beban penyusutan aktiva tetap tidak relevan dantidak sesuai
dengan SAK ETAP, karena terbukti aset masih dapat digunakan dalam kegiatan
operasional sehingga aset perlu dilakukan revaluasi (penilaian ulang aset tetap) untuk
mengetahui nilai wajar aset tersebut.

Berdasarkan nilai revaluasi aset maka didapat:

Meja kerja : Rp 5,000,000

Kursi kerja : Rp 1,000,000

Brankas : Rp 850,000

Lemari : Rp 200,000
Papan pantau : Rp 75,000

- Jumlah perabot : Rp 7,125,000 estimasi 10 thn = Rp 712,500


- komputer : Rp 2,000,000 estimasi 10 thn = Rp 200,000
- Sepeda Motor : Rp 4,000,000 estimasi 10 thn Rp 400,000
Jadi jurnal koreksi untuk menilai kembali asset:

Akumulasi depresiasi Rp10,024,994

Peralatan kantor- Perabot Rp 1,849,995


Kendaraan Rp 8,174,999

Peralatan kantor- Komputer Rp 2,000,000

Peralatan kantor- Perabot Rp 7,124,995

Kendaraan Rp 3,999,999

Surplus revaluasi Rp 13,124,994

Pencatatan jurnal penyusutan tahun 2016 tidak ada jurnal karena estimasi revaluasi
dilakukan akhir tahun jadi belum terjadi penyusutan Rp 0 selama tahun 2016.

 Beban penghapusan pinjaman


Berdasarkan tabel 4.6, KSU Medan Rejeki Jember tidak terdapat beban
penghapusan pinjaman akan tetapi pada kenyataannya pada tahun 2016 terdapat
beberapa kreditur yang tidak mampu lagi membayar piutangnya sehingga piutangnya
perlu dihapuskan yaitu senilai Rp 20,031,768. Beban penghapusan pinjaman tidak
sesuai dengan SAK ETAP. Sehingga jurnal koreksinya adalah.

Beban kerugian piutang Rp 20,031,768

Piutang Rp 20,031,768

 Beban Kantor/ organisasi


Nilai pada tabel 4.6, KSU Medan Rejeki Jember dalam pencatatan untuk
beban kantor/ organisasi tidak sesuai dengan SAK ETAP karena berdasarkan hasil
wawancara pengakuan beban ini dianggap berjalan dari tahun ke tahun, sehingga
nominalnya terus bertambah. Sementara itu pengakuan beban pada laporan laba rugi
bersifat periodik. Dan pada Koperasi nilai beban kantor/ organisasi pada tahun 2015
ke 2016 tidak ada perubahan jumlah nominal, sehingga dapat disimpulkan bahwa
selama tahun 2016 pada koperasi tidak ada pengeluaran untuk beban kantor/
organisasi.

 Beban operasional lainnya


Nilai beban operasional lainnya pada tabel 4.6 KSU Medan Rejeki Jember
dalam pencatatan untuk beban operasional lain tidak sesuai dengan SAK ETAP.
Pengakuan beban ini dianggap berjalan dari tahun ke tahun, sehingga nominalnya
terus bertambah. Padahal pengakuan beban pada laporan laba rugi bersifat periodik
sehingga nilai perbaikan operasional lainnya tidak relevan. Sehingga nilai perbaikan
operasional lainnya yang terjadi pada periode 2016 dikurangkan dengan nilai
perbaikan operasional lainnya tahun 2015 dan didapat nilai sebesar Rp 6,837,350
untuk tahun 2016.

 Pengakuan beban pajak:


KSU Medan Rejeki untuk pengakuan beban pajak belum sesuai dengan SAK
ETAP, karena pihak koperasi tidak mencantumkan beban pajak pada laporan PHU
koperasi. Sesuai dengan SAK ETAP paragraf 24.4 bahwa entitas harus
mengungkapkan secara terpisah komponen- komponen utama pajak penghasilan.
Namun, pada kenyataannya pihak koperasi setiap tahun selalu membayar pajak
berdasarkan perhitungan pph badan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 46 tahun
2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau
diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu dengan perhitungan
total pendapatan kotor sebesar Rp 486,618,500 dikalikan 1%, dan diperoleh beban
pajak sebesar Rp 4,866,185

Sehingga diperlukan jurnal koreksi untuk beban pajak :

Beban pajak Rp 4,866,185

Kas Rp 4,866,185

Berikut hasil rekontruksi Laporan Keuangan KSU Medan Rejeki 2016 sesuai SAK
ETAP

URAIAN TAHUN 2016 Rp


PENDAPATAN USAHA

1. pendapatan bunga

82,894,153
- Anggota
301,331,447
- Non anggota
2. pendapatan administrasi

22,084,125
- anggota
80,278,775
- non anggota
3. pendapatan lain- lain -

TOTAL PENDAPATAN 486,618,500

BEBAN OPERASIONAL

4. beban usaha :

bunga simpanan -

bunga pinjaman 24,000,000

beban administrasi dan umum :

211,279,000
- gaji karyawan
-
- lembur
101,586,800
- transport
5,000,000
- sewa kantor
6,084,700
- alat tulis kantor
824,750
- perbaikan inventaris
-
- penyusutan aktiva tetap
20,031,768
- penghapusan pinjaman
-
5. kantor/ organisasi
6. operasional lainnya 6,837,350

TOTAL BEBAN 375,644,368


SISA HASIL USAHA 110,974,150

pajak penghasilan Badan 4,866,185

SISA HASIL USAHA-Netto 106,107,965

Sumber: data diolah sesuai SAK ETAP

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang perlakuan
akuntansi dan beban berdasarkan SAK ETAP dan implikasinya pada laporan
keuangan KSU Medan Rejeki Jember, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengakuan pendapatan pada KSU Medan Rejeki Jember berdasarkan dari hasil
penelitian cenderung menggunakan metode cash basis dan untuk pengakuan
beban pada KSU Medan Rejeki Jember sebagian sudah didasarkan pada
perlakuan secara akrual dan sebagian masih menggunakan metode tahun berjalan
yang mana hal tersebut seharusnya tidak diperbolehkan dalam pencatatan laporan
laba rugi.
2. Secara umum KSU Medan Rejeki Jember masih belum sesuai dengan SAK
ETAP dalam menyajikan laporan keuangan, hal tersebut didasari karena pihak
koperasi belum mengetahui adanya peraturan tentang SAK ETAP.
- Pengakuan pendapatan bunga dan pendapatan administrasi pada koperasi
masih belum sesuai dengan peraturan SAK ETAP karena metode yang
digunakan cenderung cash basis, karena berdasarkan SAK ETAP pengakuan
pendapatan harus menggunakan metode accrual basis.
- Pengakuan beban pada koperasi secara umum belum sesuai dengan SAK
ETAP karena dalam pengakuan terhadap beban meliputi beban bunga
pinjaman pihak koperasi tidak mencatat pada laporan PHU yang pada
kenyataannya koperasi mempunyai pinjaman pada bank, beban perbaikan
inventaris, beban penyusutan aktiva tetap,beban penghapusan pinjaman,
beban kantor/ organisasi, dan beban operasional lainnya pada koperasi terjadi
ketidak relevanan dalam pengakuannya dan pencatatan nominal yang
didasarakan pada tahun berjalan dari tahun ke tahun yang seharusnya hal
tersebut tidak diperbolehkan dalam pencatatan pengakuan beban pada
laporan laba rugi koperasi. Sehingga hal tersebut tidak sesuai dengan SAK
ETAP .
- Koperasi tidak menyajikan pos beban pajak. Namun pada kenyataannya
pihak koperasi melakukan pembayaran atas beban pajak. Hal tersebut tentu
tidak sesuai dengan SAK ETAP .
Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan dan beberapa kesimpulan serta keterbatasan
pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:
1. Saran untuk KSU Medan Rejeki Jember
Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan pada laporan keuangan
KSU Medan Rejeki, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain:
a. Penyusunan laporan PHU KSU Medan Rejeki seharusnya disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang sesuai dengan koperasi yaitu SAK ETAP.
Selain itu KSU Medan Rejeki Jember perlu meningkatkan kesadaran pengurus
koperasi akan pentingkannya laporan keuangan bagi penilaian kinerja koperasi
karena hal ini dapat menjadi acuan dalam peningkatan kinerja KSU Medan Rejeki
Jember. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti sosialisasi- sosialisasi terkait
perkembangan dan pembaharuan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan.
b. KSU Medan Rejeki Jember membuat laporan keuangan secara lengkap. Selain
menyusun laporan Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca juga membuat laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas , dan catatan atas laporan keuangan dimana
laporan ini digunakan untuk memperjelas kinerjan keuangan koperasi.
2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Adapun saran-saran yang dapat diberikan pada penelitian selanjutnya agar
mendapatkan hasil yang lebih baik antara lain sebagai berikut:
a. Peneliti dapat merekonstruksi sistem akuntansi, kebijakan akuntansi, dan
penyusunan laporan keuangan agar lebih lengkap dan lebih memberikan hasil
yang lebih baik.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) atau koperasi lainnya yang sudah memiliki
beberapa unit usaha , bukan hanya satu init usaha. Hal ini agar hasil yang
didapatkan memiliki kandungan manfaat yang lebih baik dengan perlakuan
akuntansi yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, Beth Sianne. 2013. Evaluasi Atas Penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Pada Laporan
Keuangan Koperasi Di Kota Bandar Lampung (Studi Kasus Pada KPRI di
Kota Bandar Lampung). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Andriani, L, Atmadja, A.T. Dan Sinarwati, N.K. 2014. Analisis Penerapan


Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP pada UMKM (Sebuah studi
intrepetatif pada Peggy Salon). Jurnal Pendidikan.

Arsani, Kadek. Dan Putra I, Wayan. 2013, Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan
Beban Berbasis SAK ETAP dan Implikasinya pada Laporan Keuangan
KSP Duta Sejahtera. Universitas Udayana.

Avriyanty, N, Ryan. 2016. Penerapan SAK ETAP pada Laporan Keuangan Simpan
Pinjam Koperasi Wanita “ Sekarsari” di Kelurahan Tamansari. Universitas
Muhammadiyah Jember.

Effendi, R. 2013. Accounting principles prinsip – prinsip akuntansi berbasis SAK


ETAP. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Fadfli, Mohammad. 2015. Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP di


KSU Kencana Makmur Lamongan. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang.

Hilali, Syarifudin. 2016. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Mengenai Penyajian Laporan Keuangan
Pada KUD Bina Tani Kec. Tamanan Kab. Bondowoso. Universitas
Muhammadiyah Jember.
Http://www.diskopjatim.go.id/index.php?option=com_jfaq&task=detail&id=86&Ite
mid=122

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik. Cetakan Kedua . Jakarta.

Indriantoro, Nur. Dan Supomo, Bambang. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Koperasi Serba Usaha “Medan Rejeki”. 2017. Laporan Keuangan Periode 2016.
Jember.

Martini, Dwi. 2011. Perbedaan PSAK Umum dan PSAK ETAP.


https://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/artikel-psak/revaluasiaset-
tetap/.

Meireny, Silvia . 2015. Analisis penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK


ETAP: Studi kasus pada Koperasi Pasar Gondanglegi. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Moleong, LJ. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyani , 2012. Analisis Penerapan Standart Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Koperasi Mandiri Jaya
Tanjungpinang dan Koperasi Karyawan Plaza Hotel Tanjungpinang.

Mustika Sari, Novi. 2016. Analisis Penyajian Pendapatan Dan Beban Berbasis
SAK ETAP Pada Koperasi Balido. Politeknik Negeri Sriwijaya.

Nilam,Agus,Wendi. 2012. Analsis Akuntansi Atas Pendapatan dan Biaya pada PT


Cahaya Bangun Energi di Samarinda. Universitas Mulawarman.

Ulfah, Putri. 2013. Penerapan Akuntansi SAK ETAP pada Koperasi X. Depok:
Universitas Indonesia.

Sakorida. 2013. Akuntansi Koperasi Berbasis SAK ETAP Pada Koperasi Petani
Karet Karya Harapan (KOPTAN-KKH) Rokan Hulu.

Sugiyarso, Gervasius. 2011. Akuntansi Koperasi. Yogyakarta: CAPS.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung: Alfabeta.
Sen, Yung. 2010. Perancangan Sistem Perbankan Berbasis Usaha Kecil Menengah
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik. Dalam Jurnal Sistem Informasi, 5(2): hal: 169-177.\

Undang- Undang No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian.

Veronica, S. dan Rudiantoro. 2011. Kualitas Laporan Keuangan UMKM serta


Prospek Implementasi SAK ETAP. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Vebiyanti, Vyta. 2016. Analisis Penerapan SAK ETAP padaLaporan Keuangan


Entitas Koperasi( Studi Kasus pada Koperasi Kelompok Tani Jaya Makmur
di Banyuwangi). Skripsi. Jember: Universitas Jember.

Yulinartati. 2013. Penerapan SAK ETAP pada Entitas Koperasi (Studi Kasus Pada
KUD Tri Karsa Jaya Kec. Bangsalsari Kab. Jember). Jember: Universitas
Muhammadiyah Jember.

Anda mungkin juga menyukai