Pertemuan 7 - Analisis Laporan Keuangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

DOSEN MATA KULIAH

Dr. Heni Nurani SE.,M.Si.,Ak.,CA

Disusun oleh

Mutiara Sari (5211161013)


Syahda Daisi (5211161021)
Yeni Rimayanti (5211161027)
Riri Mardiana (5211161031)

KELAS : A

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2018
ii

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam memahami Analisis Laporan Keuangan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Mohon maaf apabila dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Cimahi, Oktober 2018

Penyusun

ii
iii

iii
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Analisis Ratio...................................................................................................................3
2.2 Analisis Arus Kas Dan Analisis Lainnya.........................................................................6
2.3 Business Modeling.........................................................................................................10
2.4 Planning Tools................................................................................................................14
2.5 Capital Budgeting...........................................................................................................16
BAB III....................................................................................................................................22
SIMPULAN............................................................................................................................22
Kesimpulan...........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23
Y
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsure-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan
perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis terhadap laporan
keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat keuntungan
dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan beberapa
tolak ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang merupakan
perbandingan di antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alat
utama yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan.
Melalui analisis rasio dapat dihasilkan pengukuran dalam bentuk rasio atau relatif
dan bukan dalam angka yang absolut. Dengan demikian dapat mempermudah dalam
melihat perubahanperubahan yang terjadi, apakah menunjukkan arah yang tetap,
meningkat atau bahkan menurun. Faktor-faktor yang paling utama untuk mendapatkan
perhatian analisis adalah tingkat likuiditas, profitabilitas atau rentabilitas, solvabilitas dan
aktivitas. Likuiditas dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Profitabilitas dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Solvabilitas
dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban jangka panjang. Aktivitas dapat mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan
dalam menggunakan sumber dayanya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan analisis ratio?

2. Apa yang dimaksud dengan Analisis Cash Flow/ Arus kas ?

3. Apa yang dimaksud dengan Business Modeling?


i
4. Apa yang dimaksud dengan Planning Tools?

5. Apa yang dimaksud Capital Budgeting?

i
1.3 Tujuan

1. Mengetahui analisis ratio

2. Mengetahui Analisis Cash Flow atau Arus kas

3. Mengetahui Business Modeling.

4. Mengetahui Planning Tools

5. Mengetahui Capital Budgeting


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Ratio

Analisis ratio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk
menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Input dasar untuk analisa rasio keuangan adalah
laporan rugi laba dan neraca pada suatu periode tertentu yang akan dievaluasi. Rasio
merupakan alat untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari, dalam hal ini
adalah kondisi financial perusahaan. Analisa ratio digunakan untuk membandingkan berbagai
perkiraan dalam kategori berbeda, yaitu perkiraan antara perkiraan satu dengan yang lainnya,
baik perkiraan antar R/L, maupun R/L dengan neraca.

Analisa rasio tidak hanya menggunakan rumus terhadap data keuangan, tetapi juga
mengintrepretasikan nilai rasio tersebut dengan menggunakan beberapa analisa, yaitu:

a. Analisa antar perusahaan


Rasio perbandingan antar perusahaan yang berbeda pada waktu yang sama yaitu
membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan pembanding dimana nilai ratio
perusahaan dibandingkan dengan nilai rasio perusahaan pembanding dengan tujuan untuk
perbaikan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah terjadi penyimpangan terhadap standar
industri.

b. Analisa berkala dari waktu ke waktu atau analisa deret berkala


Hal ini dilakukan berdasarkan pada teori bahwa perusahaan harus dievaluasi keadaan
masa lalunya untuk mengetahui arah perkembangannya serta tindakan apa yang sesuai yang
harus dilakukan perusahaan untuk jangka menengah dan panjang.

c. Analisa gabungan
Pendekatan yang lebih informatif terhadap analisa rasio adalah gabungan dari analisa
antar perusahaan dan analisa deret berkala. Dalam analisa gabungan terdapat kaitan antara
analisa retio perusahaan dengan trend dari industri. Pada umumnya semakin rendah ratio
mencerminkan rata-rata penagihan perusahaan semakin baik.
Dengan menggunakan hasil analisis rasio, dapat mengetahui kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan (strength dan weakness) perusahaan pada masa lalu sebagai dasar
penetapan strategi pada masa datang. Artinya, tujuan analisis adalah untuk mengetahui posisi
keuangan pada masa lalu dan sekarang yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan tentang kebijakan masa datang.

Jenis-Jenis Analisis Rasio


Pada umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah awal dalam analisis
keuangan guna menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Ukuran yang
digunakan adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara dua data keuangan. Beberapa
rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu diantaranya:
1. Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Dimana kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar.
b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), merupakan kemampuan untuk membayar
utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan
efek yang dapat segera diuangkan.
c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva
lancar, kemudian membagi sisanya dengan hutang lancar Dimana kemampuan untuk
membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid
(quick assets).

2. Rasio aktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber –


sumber daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan menjadi penjualan
atau kas. Rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan dengan aktiva pendukung
terjadinya penjualan artinya rasio ini menganggap bahwa suatu perbandingan yang
“layak” harus ada antara penjualan dan berbagai aktiva misalnya : persediaan, piutang,
aktiva tetap, dan lain-lain. Rasio produksi meliputi :
a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang selama satu tahun yang dapat dihitung dengan cara membagi
penjualan kredit dengan rata-rata piutang.
b. Inventaory ratio, menhitung kemampuan persediaan berputar selama satu tahun yang
diukur dengan menggunakan inventory turnover dan waktu rata-rata persediaan
tertahan di gudang. Semakin kecil angka, maka semakin baik karena resiko yang
semakin kecil.
c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu tahun untuk
menghasilkan penjualan.

3. Rasio Leverage, menunjukkan penjaminan utang, baik dengan menggunakan total


aktiva maupun modal sendiri.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana dari kreditur yang dihitung
dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva. Dimana beberapa bagian dari
keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari
aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Secara sistematis dapat ditulis sebagai
perbandingan antara total utang dengan modal.
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.

Long term debt to equity ratio = Utang jangka panjang


Modal sendiri
d. Tangible assets debt coverage, merupakan besarnya aktiva tetap tangible yang
digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya.
Tangible assets debt coverage = Jumlah aktiva – Intangibles – utang lancar
Hutang jangka panjang
e. Time interest earned, dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang
tanpa menyulitkan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan.
Dimana besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas, digunakan untuk mengukur seberapa efekif pengelolaan


perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan sebagai berikut:
a. Gross profit margin, menunjukkan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba
kotor.
b. Net profit margin, kemampuan setiap rupiah penjualan untuk menghasilkan laba
bersih (Earning After Tax, EAT)
c. Return on total assets, menunjukkan kemampuan total aktiva menghasilkan laba
sebelum dipotong bunga dan pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment, kemampuan aktiva rata-rata dalam menghasilkan laba
setelah pajak.
e. Return on equity, Kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan
bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.

5. Rasio pasar, diterapkan untuk perusahaan yang telah go public dan mengukur
kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada pemegang saham dan
calon investor. Rasio pasar mencerminkan penilaian pemgang saham dari segala aspek
atas kinerja masa lalu perusahaan dan harapan kinerja di masa yang akan datang.
a. Earning per share, menunjukkan jumlah pendapatan bersih yang tersedia untuk
pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
b. Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham.
Jika rasio ini lebih rendah dari pada rasio industri sejenis, bisa merupakan indikasi
bahwa investasi pada saham perusahaan ini lebih beresiko daripada rata -rata industri.
Rasio harga pasar pada umumnya digunakan untuk melihat saham perusahaan dan
mengukur jumlah uang dimana investor bersedia membayar untuk setiap rupiah
pendapatan perusahaan. Besarnya rasio harga pasar menunjukkan tingkat kepercayaan
investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan.
c. Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai buku
saham, juga merupakan indikasi bahwa para investor menghargai perusahaan. Ratio
harga pasar per nilai buku menunjukkan bagaimana penilaian investor terhadap
kinerja perusahaan. Ratio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan terhadap
nilai buku atau nilai akutansi. Untuk menghitungnya pertama harus dihitung nilai
buku per lembar saham biasa.
Niali buku per lembar saham biasa = Ekuitas saham biasa
Jumlah lembar saham biasa yang beredar
2.2 Analisis Arus Kas Dan Analisis Lainnya

Analisis arus kas merupakan alat analisis keuangan untuk mengetahui


penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada sebuah entitas selama periode
tertentu yang dikelompokkan dari kegiatan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
perusahaaan aktivitas operasi (operating) adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
(principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. aktivitas investasi (investing) aktivitas
perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak setara kas.
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan peminjaman.

Analisis arus kas ini juga merupakan suatu upaya untuk dapat menginterpretasi
laporan arus kas sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan para
stakeholder perusahaan. Berbagai teknik dan metode yang dapat digunakan dalam
menganalisis arus kas perusahaan meliputi: analisis horizontal, analisis vertikal (analisis
common-size), analisis cross-section, dan analisis rasio keuangan.

Teknik Analisis Arus Kas

Sebagaimana telah diketahui bahwa laporan arus kas serta laporan keuangan lainnya
hanya menyajikan data sehingga belum dapat memberikan informasi yang berarti bagi
para stakeholder. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik atau metode guna melakukan
interpretasi dan analisis terhadap posisi arus kas. Dalam melakukan analisis arus kas
perusahaan dapat digunakan beberapa metode antara lain: analisis horizontal, analisis
vertikal atau analisis common-size, analisis cross-section, serta analisis rasio.

Analisis Horizontal Arus Kas Perusahaan

Analisis horizontal (horizontal analysis) merupakan suatu metode yang digunakan


untuk membandingkan nilai arus kas setiap aktivitas bisnis antara dua periode atau lebih.
Analisis ini juga biasa disebut analisis tren yang berguna untuk mengetahui
perkembangan arus kas setiap aktivitas bisnis, baik aktivitas operasi, aktivitas investasi,
maupun aktivitas pendanaan

Analisis Vertikal Arus Kas Perusahaan

Analisis vertikal merupakan suatu teknik atau metode yang membandingkan arus kas
dari ketiga aktivitas bisnis perusahaan untuk periode. Ketiga aktivitas bisnis perusahaan
yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan saling terkait satu
sama lain. Pada Analisis vertikal ini dapat digunakan metode common-size yang
menggambarkan keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar antara ketiga
aktivitas bisnis tersebut.

Analisis Cross-section Arus Kas Perusahaan

Analisis cross-section merupakan suatu analisis eksternal. Pada pendekatan ini


dilakukan perbandingan cash flow suatu perusahaan yang dianalisis dengan perusahaan
lain atau rata-rata industri. Analisis ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui daya
saing suatu perusahaan dipandang dari aspek keuangan. Perusahaan yang dipilih sebagai
patokan adalah perusahaan yang dianggap sebagai pesaing terkuat, sementara rata-rata
industri adalah kelompok perusahaan pada industri yang sama.

Penggunaan analisis cross-section pada analisis arus kas pada dasarnya mencakup
seluruh aspek laporan arus kas yang dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain atau
rata-rata industri. Namun demikian, untuk lebih memudahkan melakukan analisis maka
ruang lingkup analisis dibatasi pada aspek-aspek utama saja, seperti nilai sub total setiap
aktivitas bisnis atau nilai akhir keseluruhan arus kas perusahaan.

Analisis Rasio Arus Kas Perusahaan

Rasio keuangan perusahaan merupakan suatu teknik atau metode yang


membandingkan antar komponen dalam laporan keuangan perusahaan. Sehubungan
dengan analisis arus kas, berbagai rasio keuangan dapat digunakan adalah:

1. Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar


Rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar digunakan untuk mengukur
likuiditas keuangan perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar
arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi kewajiban lancar
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin likuid perusahaan. Untuk
menghitung besarnya rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar (RAKOKL)
digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan :

2.  Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban


Rasio arus kas operasi terhadap total kewajiban digunakan untuk mengukur
solvabilitas keuangan perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar
arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan untuk menutupi seluruh kewajiban
perusahaan, baik kewajiban lancar maupun kewajiban tidak lancar. Semakin tinggi
rasio ini maka semakin solvabel perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus
kas operasi terhadap total kewajiban (RAKOTK) digunakan rumus sebagaimana
ditunjukkan pada Persamaan :

3. Rasio arus kas operasi terhadap total aktiva


Rasio arus kas operasi terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur solvabilitas
keuangan perusahaan. Secara khusus, rasio ini mengukur seberapa besar arus kas
operasi yang dihasilkan perusahaan untuk membiayai seluruh aktiva perusahaan, baik
aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin
solvabel perusahaan. Untuk menghitung besarnya rasio arus kas operasi terhadap total
aktiva (RAKOTA) digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan :

4. Rasio kecukupan arus kas


Rasio kecukupan arus kas (RKAK) atau cash flow adequacy ratio (CFAR) merupakan
suatu teknik analisis yang mengukur seberapa besar kas dari aktivitas operasi yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan yang meliputi pengeluaran
modal, investasi pada persediaan, dan dividen tunai. Semakin besar nilai rasio ini
maka semakin baik bagi perusahaan. Untuk menghitung rasio kecukupan arus kas
(RKAK) dapat digunakan rumus pada Persamaan :

Untuk menghitung rasio kecukupan arus kas sebagaimana ditunjukkan persamaan di atas
menggunakan data tiga tahun dalam rangka meminimalisir pengaruh siklis. Namun
demikian, apabila data tidak tersedia tiga tahun maka untuk kepentingan tertentu dapat
menggunakan data dua tahun.
5. Rasio re-investasi kas
Rasio re-investasi kas (RRK) atau cash reinvestment ratio (CRR) merupakan suatu
teknik analisis yang mengukur seberapa besar investasi dalam aktiva yang
menggambarkan arus kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam
perusahaan untuk mengganti aktiva dan mendukung pertumbuhan operasi perusahaan.
Semakin besar nilai rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Untuk menghitung
rasio re-investasi kas (RRK) dapat digunakan rumus pada persamaan :

Analisis Arus Kas dan Respon Stakeholder Perusahaan


Arus kas perusahaan menunjukkan perubahan posisi kas perusahaan. Arus kas
perusahaan memberikan arti bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) sehingga
mereka akan merespon secara berbeda. Apabila keadaan arus kas tinggi maka respon
para stakeholders secara singkat digambarkan sebagai berikut :
1) Investor cenderung merespon positif
2) Kreditor cenderung merespon positif
3) Suplier cenderung merespon positif
4) Karyawan cenderung merespon positif

2.3 Business Modeling

Pemodelan bisnis atau business modeling adalah studi tentang organisasi atau
bagaimana sebuah organisasi menciptakan, menawarkan dan menangkap nilai (value).
Ketika kita sedang melakukan pemodelan bisnis, kita sedang menguji struktur
organisasi, memperlihatkan peranan-peranan di dalam organisasi, dan bagaimana
mereka terhubungkan satu dengan yang lainnya. Juga menguji aliran kerja (work flow)
dalam organisasi, proses utama di dalam organisasi, bagaimana mereka bekerja,
seberapa efektif dan efisien cara kerja yang mereka lakukan. Demikian juga akan
dilakukan pengujian entitas yang ada di luar organisasi, individu atau oerusahaan lain
yang saling berhubungan dengan bisnis organisasi.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membangun pemodelan bisnis antara lain:
 Mengidentifikasi aktor bisnis dan pekerja bisnis
 Mengidentifikasi use case bisnis
 Membuat diagram use case bisnis
 Membuat aliran kerja (work flow)
Konsep pemodelan bisnis, antara lain:
1. Aktor bisnis
Actor Bisnis Adalah seorang atau business actor adalah seorang atau sesuatu yang ada di
luar organisasi dan berinteraksi dengan organisasi yang terlibat dalam kegiatan bisnis
organisasi.
2. Pekerja bisnis
Pekerja bisnis atau bussines worker adalah suatu peranan di dalam organisasi, bukan
posisi. Pemodelan pekerja bisnis digunakan untuk memahami peranan di dalam bisnis dan
bagaimana peran tersebut berinteraksi dengan proses bisnis organisasi.
3. Use Case bisnis
Use case bisnis dan bussines use case adalah model yang digunakan untuk
menggambarkan proses bisnis organisasi.
4. Relasi Asosiasi (Association)
Relasi asosiasi adalah relasi antara aktor bisnis atau pekerja bisnis dan use case bisnis. Ia
mengidentifiaksikan bahwa aktor atau pekerja bisnis tertentu berkomunikasi terhadap
fungsionalitas yang disediakan dalam use case bisnis.
5. Relasi Generalisasi (Generalization)
Relasi Generalisasi digunakan ketika ada dua atau lebih aktor bisnis, pekerja bisnis atau
use case bisnis yang sangat serupa.
6. Entitas bisnis
Entitas bisnis adalah objek yang digunakan oleh organisasi utnuk melakukan aktivitas
bisnis atau yang organisasi hasilkan saat melakukan aktifitas bisnis.
7. Diagram Use Case bisnis
Diagram use case bisnis menunjukkan interaksi antara use case bisnis, aktor bisnis, dan
pekerja bisnis dalam sebiah organisasi.
8. Diagram Aktivitas
Diagram aktivitas adalah sebuah cara untuk memodelkan aliran kerja dari use case bisnis
dalam bentuk grafik.
9. Unit Organisasi
Unit organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan pekerja bisnis atau elemen-elemen
pemodelan bisnis lainnya. Mekanisme ini dapat digunakan untuk mengelompokkan
model-model bisnis.

Dan dalam buku Business Model Generation oleh Alexander Osterwalder


menjelaskan dengan baik dan sederhana apa yang dimaksud dengan model bisnis secara
sederhana dan mudah untuk dimengerti. Intinya bahwa model bisnis itu terdiri dari 9
elemen yang disebut sebagai 9 building blocks, yaitu:

1. Value Proposition
Value Proposition adalah alasan mengapa sekelompok pelanggan memilih suatu
nilai manfaat tertentu yang ditawarkan bila dibandingkan dengan nilai manfaat yang
ditawarkan perusahaan lain. Value Propositions yang ditawarkan bisa sama dengan
yang lain namun beda atribut dan fitur atau bisa juga sebuah penawaran yang baru
yang lebih inovatif . Menjelaskan mengenai penawaran produk dan jasa/layanan
yang mempunyai keunggulan/nilai lebih (value) yang akan diberikan kepada
segmen konsumen baik bersifat kuantitatif (harga dan efisiensi) maupun kualitatif
(pengalaman konsumen). Keunggulan/nilai lebih (value) yang ditawarkan dapat
berupa produk baru, mutu produk/jasa yang lebih baik, desain yang unik, status atau
brand, harga yang lebih murah/kompetitif, kemudahan akses dan lain-lain.
2. Customer Segments
Customer segments adalah pembagian kelompok yang terdiri dari orang-orang atau
organisasi yang ingin dibidik oleh perusahaan.  Segmen konsumen yang akan
dilayani yaitu kelompok/group konsumen atau organisasi yang berbeda-beda yang
ingin disasar dan dilayani oleh perusahaan
Jenis-jenis segmen, misalnya:
 Mass Market (konsumen massal), tidak ada segmen khusus yang disasar oleh
perusahaan. Kriteria produk/jasa disediakan untuk semua dengan
mempertimbangkan umumnya konsumen yang disasar mempunyai keinginan
yang umumnya sama, contohnya: produk elektronik.
 Niche Market: yaitu segmen konsumen yang mempunyai
kebutuhan/karakteristik khusus misalnya: supplier dengan prinsipal
automotive
 Segmented: Segmen konsumen khusus yang mempunyai kriteria lebih
spesifik. misalnya berdasarkan jenis kelamin, usia, pendapatan dan lain-lain,
misalnya: jam tangan, dll.

Pelanggan yang dimaksud adalah


 Kelompok pelanggan yang memiliki keinginan akan sebuah penawaran yang
berbeda

 Kelompok pelangan yang dapat dijangkau dengan channel yang berbeda

 Kelompok pelanggan yang memiliki keinginan customer relationship yang


berbeda

 Kelompok pelanggan yang memiliki keinginan profitabilitas yang berbeda

 dan kelompok pelanggan yang mampu membayar akan semua hal tersebut diatas

3. Channels
Channels menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan mengkomunikasikan dan
mendeliver nilai proposisi tertentu yang ditawarkan ke sebuah kelompok pelanggan
Channels adalah “touch point” sebuah organisasi dengan pelanggan yang berperan sangat
penting dalam membangun customer experience.
Beberapa Fungsi Channels:
 Membangun awareness diantara pelanggan tentang penawaran sebuah produk
atau jasa
 Bagaimana membantu pelanggan memilih Value Proposition dari sebuah
perusahaan

 Memungkinkannya untuk sebuah kelompok pelanggan membeli produk atau


jasa yang spesifik

 Bagaimana men-deliver sebuah produk atau jasa

 Menyediakan “post-purchase” customer suppor

4. Customer Relationship
Cara menjaga hubungan baik dengan customer atau bagaimana perusahaan/organisasi
membangun hubungan target konsumen.
Tujuan Customer Relationship adalah:
- Akuisisi pelanggan baru
- Mempertahankan pelanggan lama
- Meningkatkan penjualan ke pelanggan lama
5. Revenue Streams

Revenue Streams menggambarkan bagaimana organisasi memperoleh uang.

Dua jenis Revenue Stream:


a. Transaction Revenues: Pelanggan membayar 1 (satu) kali.
b. Recurring Revenues: Pelanggan membayar berulang kali untuk jasa yang
ditawarkan (Value proposition) atau atas jasa purna jual.
6. Key Resources
Sumber Daya utama yang dimiliki asset-aset atau sumber daya yang penting yang
dimiliki orgasasi/perusahaan yang diperlukan agar bisnis dapat berjalan dengan lancar.
Terdiri dari aset fisik, infrastruktur, uang, intektual SDM, budaya tata nilai yang bisa
dimiliki oleh organisasi/perusahaan sendiri atau disediakan oleh Key Partners (mitra).

7. Key Activities

8. Key Partnerships

9. Cost Structure

2.4 Planning Tools

Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran


organisasi. Proses perencanaan juga melibatkan aspek prilaku yaitu partisipasi dalam
pengembangan sistem perencanaan, penetapan tujuan, dan pemilihan alat untuk
pencapaian tujuan. Perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk
mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian
dan ketidakstabilan lingkungan yang dihadapi organisasi, maka diperlukan sistem
perencanaan yang semakin kompleks dan canggih. Faktor politik dan ekonomi sangat
dominan dalam mempengaruhi tingkat ketidakstabilan organisasi. Sementara itu, tingkat
ketidakpastian yang dihadapi sektor publik di masa yang akan datang semakin tinggi
tidak terlepas dari pengaruh pesatnya teknologi informasi.
Pada tahun 1976, sebuah organisasi yang bernama Union of Japanese Scientists and
Engineers (JUSE) yaitu organisasi yang terdiri dari gabungan para ilmuwan dan Insinyur
Jepang melihat perlu adanya alat-alat untuk mempromosikan inovasi, memperlancar
komunikasi dan mendukung keberhasilan perencanaan proyek-proyek besar. Sebuah tim yang
ditugaskan untuk melakukan penelitian ini kemudian mengembangkan Tujuh alat
Pengendalian Kualitas baru yang dikenal dengan Tujuh Alat Manajemen dan Perencanaan
(Seven Management and Planning Tools) atau hanya disebut dengan Seven Management
Tools.

Alat-alat perencanaan (Planning Tools) merupakan alat yang digunakan untuk :

 Menentukan Sasaran

 Menentukan Standar

 Mengalokasikan Sumber Daya

 Menentukan Penjadwalan

 Menentukan Prioritas Kerja

Tujuh Alat Manajemen dan Perencanaan (Seven Management dan Planning Tools) ini
diantaranya adalah :

1. Affinity Diagram (Diagram Afinitas)


Affinity Diagram digunakan untuk melakukan pengumpulan ide-ide, masalah, opini
dan gagasan yang berjumlah besar kemudian mengelompokannya sesuai dengan hubungan
alamiahnya. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang Antropologi Jepang yang
bernama Kawakita Jiro pada tahun 1960-an sehingga Affinity Diagram juga dikenal sebagai
Metode KJ. Pengumpulan ide-ide, masalah, gagasan maupun opini ini dilakukan dengan cara
Brainstorming (curah pendapat).

2. Relations Diagram (Diagram Hubungan)


Relations Diagram atau Diagram Hubungan adalah alat yang digunakan untuk
menunjukan hubungan sebab akibat yang saling terkait dan faktor-faktor yang terlibat dari
berbagai masalah yang kompleks. Relations Diagram ini juga dapat membantu kita dalam
menganalisis hubungan alamiah di antara berbagai aspek yang berbeda dari suatu situasi yang
kompleks. Relations Diagram (Diagram Hubungan) juga disebut dengan Network Diagram
(Diagram Jaringan Kerja).

3. Tree Diagram (Diagram Pohon)


Tree Diagram atau Diagram Pohon adalah suatu alat yang digunakan untuk
memecahkan masalah atau kategori yang luas menjadi tingkatan atau sub-komponen yang
lebih rinci dan detail. Tree Diagram merincikan suatu keadaan umum menjadi lebih spesifik.
Tree Diagram ini dikenal juga dengan nama Systematic Diagram (Diagram Sistematik) atau
Hierarchy Diagram (Diagram Hirarki).

4. Matrix Diagram
Matrix Diagram menunjukan hubungan antara 2,3 atau 4 kelompok informasi
sehingga dapat memberikan informasi tentang kondisi hubungan tersebut seperti kekuatan
hubungan, pengukuran dan peranan dari berbagai individu.

5. Matrix Data Analysis Chart


Matrix Data Analysis Chart merupakan alat yang digunakan untuk mengambilkan
data yang ditampilkan dalam diagram X,Y standar sehingga lebih mudah untuk menunjukan
kekuatan hubungan antar variable yang dibandingkan. Matrix Analisis Data membantu dalam
mengklasifikasikan tem-item dengan cara mengidentifikasikan 2 karakteristik utama yang
umum dengan semua item yang diteliti.

6. Arrow Diagram (Diagram Panah)


Arrow Diagram digunakan dalam menunjukan urutan tugas yang harus dikerjakan
dalam suatu proyek , rentang waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas, perencanaan
jadwal keseluruhan proyek dan kemungkinan masalah-masalah yang akan muncul serta
solusi-solusi untuk permasalahan tersebut. Arrow Diagram ini juga sering disebut dengan
Activity Network Diagram.

7. Process Decision Program Chart (PDPC)

Process Decision Program Chart atau PDPC ini merupakan alat perencanaan yang
digunakan untuk merincikan tugas-tugas ke dalam bentuk Hirarki atau Diagram Pohon (Tree
Diagram). Process Decision Program Chart (PDPC) mengidentifikasikan resiko, konsekuensi
kegagalan dan tindak kontigensi yang harus dilakukan.
2.5 Capital Budgeting

Capital Budgeting adalah proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang
yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan yang merupakan keseluruhan
proses analisis proyek-proyek yang pengembangannya diharapkan akan berlanjut lebih
dari 1 tahun dan menentukan proyek mana yang akan dimasukkan dalam capital budget.
Capital Budgeting menunjukan kepada keseluruhan proses pengumpulan, pengevaluasian,
penyeleksi dan penentuan alternative penanaman modal yang akan memberikan
penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari setahun (capital
expenditure).

Proses Capital Budgeting

Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:

1) Pembuatan Proposal
Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis.
Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa
uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.

2) Kajian dan Analisa

Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka mencapai
tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting serta mengevaluasi
kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan
menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat
diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.
Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah
analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang
ditujukan untuk para pengambil keputusan.

3) Pengambilan Keputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal
menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran.
Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai
dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan
akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.

4)Implementasi

Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera
dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung
dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang
ketat.

5) Follow Up (tindak lanjut)


Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan
operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang
diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang
dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk
menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek
tersebut.

Jenis Proyek

Perusahaan-perusahaan mungkin akan dikonfrontir dengan beberapa bentuk keputusan


yang berbeda satu sama lain. Sehubung dengan proyek-proyek yang sedang dievaluasinya.
Proyek-proyek tersebut pada umumnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu:

1) Indenpendent Project adalah proyek atau investasi yang berdiri sendiri,dalam


pengertian bahwa diterimanya usulan investasi yang satu tidak akan mempengaruhi
atau menghilangkan kesempatan diterimanya usulan proyek yang lain.

2) Mutually Exclusive Projects adalah proyek-proyek yang mempunyai fungsi yang


sama.Diterimanya salah satu proyek atau kelompok proyek yang mutually exclusive
akan menghilangkan kesempatan kelompok mutually exclusive yang lain.
Pendekatan Terhadap Keputusan Capital Budgeting
Ada dua pendekatan utama dalam pengambilan keputusan capital budgeting.Pendeketan-
pendekatan tersebut dipengaruhi oleh keadaan keuangan perusahaan.

a. Accept-reject Approach
Meliputi pengevaluasian proposal capital expenditure untuk menentukan apakah proposal-
proposal tersebut dapat diterima atau tidak.Pendekatan ini cukup sederhana karena hanya
membandingkan criteria yang dimiliki oleh masing-masing proposal dengan criteria
minimum yang sudah ditetapkan sebelumnya.Pendekatan ini akan sangat sesuai untuk
perusahaan-perusahaan yang mempinyai dana yang tidak terbatas.

b. Ranking Approach
Meranking proyek-proyek berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan
sebelumnya,misalnya,proyek-proyek akan diranking berdasarkan rate of returnny amasing-
masing.Proyek dengan rate of return tertinggi akan diranking nomor 1 dan yang rate of
returnnya terendah akan ditetapkan di urutan terakhir.

Metode-Metode Evaluasi Proyek

a. Payback Period
Periode pengembalian merupakan banyaknya tahun yang dibutuhkan untuk
mengambalikan pengeluaran kas yang pertama dari proyek penganggaran modal. Kriteria ini
mengukur seberapa cepat proyek ini akan mengembalikan biaya investasi awalnya, ini
berkaitan dengan arus kas bebas, yang mengukur waktu yang sebenarnya dari suatu manfaat,
bukan keuntungan akuntansi.

Kriteria:

 Jika hanya ada 1 usulan,pilih yang umurnya kurang dari umur investasi

 Jika lebih dari 1 usulan,apabila usulan tersebut adalah mutually exclusive,maka yang
diterima adalah yang umurnya kurang dari umur investasi dan terendah; sedangkan
apabila usulan tersebut bersifat independent,maka yang diterima adalah yang umurnya
kurang dari umur investasi.
b. Discounted Payback Period
Suatu metode untuk menentukan berapa lama suatu investasi akan kembali dengan
mendiskontokan cash inflow sebesar cost of capital (COC). Periode pengembalian diskonto
yaitu banyaknya tahun yang diperlukan untuk mengembalikan pengeluaran awal dari arus kas
bebas yang didiskontokan.

 Terima, bila pengembalian diskonto ≤ periode pengembalian diskonto maksimum


yang dapat diterima.

 Tolak, bila pengembalian diskonto > periode pengembalian diskonto maksimum yang
dapat diterima.

Kerugian :

 Mengabaikan arus kas bebas yang terjadi setelah periode pengembalian diskonto.

 Pemilihan periode pengembalian diskonto maksimum bersifat arbitrer.

Keunggulan :

 Menggunakan arus kas bebas

 Mudah dihitung dan dipahami

 Mempertimbangkan nilai waktu dan uang

c. Net Present Value (NPV)


Nilai bersih sekarang (NPV) dari suatu usulan investasi sama dengan nilai sekarang dari
arus kas bebas dikurangi pengeluaran investasi awal.Nilai bersih sekarang pada suatu proyek,
memberikan suatu ukuran nilai bersih (net value) dari proposal investasi yang terkait dengan
nilai dolar sekarang. Karena semua arus kas didiskontokan kembali ke nilai sekarang,
membandingkan berbedaan antara nilai sekarang dari arus kas bebas tahunan dan
pengeluaran awal adalah memadai.

Kriteria:

 Jika hanya ada 1 usulan, apabila proyek menghasilkan NPV > 0.


 Jika lebih 1 usulan,apabila mutually exclusive,maka yang diterima adalah proyek
dengan NPV > 0 dan tertinggi ;apabila independent,maka yang diterima adalah
proyek dengan NPV > 0.

d. Internal Rate of Return (IRR)


Metode yang mencari suatu tingkat bunga yang membuat PV dari cash inflow/proceeds
akan sama dengan nilai outflow/nilai investasi. IRR didefinisikan sebagai tingkat diskonto
yang menyamai NPV arus kas bersih masa depan proyek dengan pengeluaran kas awal
proyek.

Kriteria:

 Jika hanya ada 1 usulan,pilih yang IRR > cost of capital

 Jika ada lebih dari 1 usulan, apabila mutually exclusive,yang diterima adalah yang
IRR > COC dan tertinggi,dan apabila independent, yang diterima adalah yang IRR >
COC

Kelebihan metode IRR:

 Memerhatikan nilai waktu dari uang.


 Memerhatikan semua cash inflow.proceeds yang akan diperoleh dari investasi
tersebut.

Kelemahan metode IRR:

 Membutuhkan banyak waktu


 Bisa menghasilan IRR ganda

e. Modified Internal Rate of Return (MIRR)

Suatu cara dalam mengatasi konflik NPV dan IRR(untuk proyek yang mutually exclusive)
dan mengatasi kelemahan IRR dibanding NPV (meniadakan IRR ganda).
f. Profitability Index/Cost Benefit Ratio
Indeks Profitabilitas adalah rasio antara nilai sekarang dan arus kas bebas masa depan
terhadap pengeluaran awal.

Kriteria:

 Jika ada 1 usulan,Pilih proyek yang menghasilkan PI > 1


 Jika ada lebih dari 1 usulan,maka mutually exclusive,diterima jika PI > 1 dan
tertinggi. Independent diterima jika PI > 1

Kekurangan :
 Membutuhkan pikiran jangka panjang terinci dari arus kas bebas proyek

Keunggulan :

 Menggunakan arus kas bebas


 Memperhitungkan nilai waktu dan uang
 Konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang
saham
BAB III

SIMPULAN

Kesimpulan

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta
unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan
perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis keuangan sangat
penting untuk diterapkan dalam sistem suatu perusahaan. Karena dengan menggunakan
analisis keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang
dicapai perusahaan dalam suatu periode.
DAFTAR PUSTAKA

http://gudangilmusyariah.blogspot.com/2015/03/pengertian-capital-budgeting.html

https://julrahmatiyalfajri.wordpress.com/2014/12/22/anggaran-modal-capital-budgeting/

https://www.produksielektronik.com/tujuh-alat-manajemen-perencanaan/

http://ziajaljayo.blogspot.com/2011/12/akuntansi-sebagai-alat-perencanaan-dan.html?m=1

http://dwiretno.lecture.ub.ac.id/files/2009/10/analisa-ratio.doc

https://www.scribd.com/document/337598098/MAKALAH-Bisnis-Modeling-Jeri

23

Anda mungkin juga menyukai