Master Plan Agroeduwisata
Master Plan Agroeduwisata
Master Plan Agroeduwisata
Kerjasama
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
dengan
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2016
HALAMAN PENGESAHAN
2. KetuaPelaksana :
a. Nama : Prof. Ir. Edy Rianto, MSc., PhD.
b. NIP. : 195909141983121001
c. Pangkat/Gol : Pembina Tk. I/ IV-b
d. Jabatan : Guru Besar
Mengetahui,
Dekan Ketua Pelaksana,
Fakultas Peternakan dan Pertanian
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Prof. Dr. Ir. MukhArifin, MSc. Prof. Ir. EdyRianto, MSc., PhD.
NIP. 19610726 198703 1 003 NIP. 195909141983121001
TIM PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Kediri Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat diselesaikan
sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Peternakan
Tim Koordinasi yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat
Nomor 556 – 635 Tahun 2015 yang akan dikembangkan secara terintegrasi melibatkan
dapat berkembang sesuai dengan target dan sasaran pembangunan peternakan yang
berkelanjutan.
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang disusun untuk dapat mengarahkan pelaksanaan
kegiatan serta optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada sehingga memiliki nilai ekonomi
yang tinggi dan berdampak langsung terhadap masyarakat di sekitar lokasi kawasan
Tim menyampaikan terima kasih kepada semua Pihak yang telah terlibat dalam
v
1. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat atas
vi
BAB I.
PENDAHULUAN
dimiliki oleh daerah, sehingga kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah harus
mengacu kepada potensi yang dimiliki dan peluang pengembangnya, baik di subsektor
peternakan maupun sektor pertanian atau lintas sektoral. Terkait dengan hal tersebut, setiap
menjadi komoditas unggulan daerahnya berdasarkan potensi spesifik lokasi kearah yang
lebih baik agar komoditas yang dikembangkan tersebut mampun menjadi penggerak utama
(agroeduwisata) dapat digunakan sebagai model pembanguan ekonomi kearah yang lebih
baik.
Sampai saat ini wisata di Indonesia yang paling besar adalah wisata pantai,
dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi terbesar laut
dan pesisir (pantai). Kecenderungan masyarakat untuk memilih wisata mulai berallih,
masyarakat lebih senang dengan wisata yang berbeda. Salah satu yang mulai dilirik adalah
agroeduwisata, dimana pengunjung dapat berwisata sekaligus belajar mengenai agro atau
pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan
wilayah desanya dianggap sebagai salah satu program yang berhasil diberbagai wilayah.
Bahkan hal ini dapat dikembangkan menjadi obyek wisata. Pengembangan seperti ini dapat
1
Sesuai UU Nomor 10 tahun 2009 yang mengatakan bahwa kepariwisataan
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis,
perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian
dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional. Sedangkan menurut Yoeti (2008)
pembangunan nasional. Lombok merupakan pulau wisata yang terkenal di seluruh dunia
dengan kecantikan pantainya dan desa adatnya. Potensi lain yang dimiliki adalah
pertanian, sehingga ini dapat dilirik sebagai salah satu obyek yang dapat dikembangkan
menjadi wisata. Potensi pertanian berupa sapi, sawah, dan perikanan dapat dikemas dalam
suatu kawasan desa wisata yang menarik dan bermanfaat sebagai ajang mencari ilmu,
konsep argoeduwisata sangat tepat jika dikembangkan di lombok dan bisa berdampak pada
Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
mempunyai posisi strategis sebagai daerah penghasil sumber bibit sapi potong dan ternak
potong nasional. Kontribusi NTB dalam penyediaan bibit sapi rata-rata 12.000 ekor per
tahun.Provinsi NTB ditetapkan oleh Pemerintah sebagai sumber bibit sapi Bali dan
sekaligus sebagai sumber sapi potong, program “Bumi Sejuta Sapi” (BSS) Provinsi NTB
menetapkan ternak sapi sebagai salah satu komoditas unggulan disamping komoditas
lainnya, yaitu jagung dan rumput laut, yang selanjutnya dikemas dalam program
unggulan daerah yang dikenal dengan PIJAR (sapi, jagung, dan rumput laut). Provinsi
NTB sebagai wilayah BSS merupakan wilayah pengembangan peternakan sapi. Kata
“sejuta” bukan merupakan angka mutlak, namun lebih mencerminkan pada visi yang
2
sapi secara optimal melalui inovasi manajemen dan teknologi, kelembagaan, dan
kawasan technopark atas dasar inisiasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang
menggabungkan antara layanan wisata pada umumnya yang dipadukan dengan edukasi
praktis sesuai dengan tema agribisnis berbasis peternakan. Kekuatan utama dari model
pendidikan yang berbasis pada kearifan lokal. Dalam konsep agroeduwisata berbasis
peternakan, dengan memadukan konsep wisata dan konsep edukasi berbasis peternakan
(belajar pengolahan pakan, pembibitan dan budidaya, pengolahan limbah, pasca panen dan
pertanian organik terintegrasi) dan lain-lain, sehingga kawasan Desa Banyumulek dapat
menjadi etalase produk unggulan dan showcase pengembangan PIJAR serta tempat
peternakan terpadu yang berbasis bahan baku dari hulu sampai hilir menggunakan potensi
potensi besar di bidang peternakan terutama peternakan sapi dan pendukung bioresources
lainnya. Kawasan Banyumulek terletak di wilayah Desa Lelede (pemekaran dari Desa
3
memiliki lahan seluas 29 ha berjarak 7 km dari Kota Mataram, sekitar 9 Km dari
1.2. TUJUAN
1. Melakukan pengumpulan data tentang potensi dan permasalahan yang ada pada
Barat.
Tenggara Barat, yang kemudian dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan lokasi
tersebut.
terintegrasi sebagai tujuan wisata, dan sekaligus sebagai pusat agribisnis peternakan
1.3. SASARAN
4
2. Teridentifikasinya kebutuhan pengembangan Kawasan Agroeduwisata desa
Barat.
Tenggara Barat, yang kemudian dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan lokasi
tersebut.
sebagai tujuan wisata yang mendidik bagi masyarakat luas, sekaligus sebagai etalase
Pusat Informasi Teknologi yang menyediakan Paket Teknologi, SDM, Pusat Advokasi
Bisnis dan produk yang dapat dikembangkan menjadi produk komersil dan dapat
1.4. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah Roadmap / DED Kawasan
Banyumulek mencakup
1. Analisis tapak dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan lahan dan ruang terbangun
2. Analisis sosial ekonomi dan budaya dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh :
kawasan;
5
b. Mengetahui tingkat perkembangan ekonomi masyarakat sekitar kawasan melalui
dapat dilakukan secara sinergi guna mendukung pengembangan kawasan secara lintas
sebagai salah satu usaha industri hilir yang berkembang dalam meningkatkan akses
peternakan.
6
BAB II
METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah suatu proses perancangan yang
terdiri dari beberap acara dan langkah yang dilakukan. Diawali dengan mempelajari hal-hal
objek-objek serupa, dan melakukan tinjauan langsung ke lokasi perancangan. Kegiatan ini
dilakukan dengan dasar grounded research melalui survey lapangan, observasi, dan
pengumpulan data wawancara. Hasil analisa digunakan sebagai dasar perancangan baik
untuk penataan tapak, tata ruang kawasan, perancangan elemen-elemen bangunan yang
mempelajari teori yang sesuai dengan permasalahan dan menemukan grand teori yang
minati sesuai dengan standart dari grand teori yang telah disusun sehingga menghasilkan
dari aspek yang terkait untuk perencanaan, yaitu diaplikasikan melalui pendekatan
denganme lakukan kajian terhadap berbagai aspek ada sebagai bagian proses
terlibat dalam proses perencanaan dan implementasi rancangan pra desain penataan. Hal
7
dengan pihak yang berkepentingan (Pelaku, Pemangku Kepentingan di Daerah ,maupun
Nara Sumber ) yang akan dilakukan selama waktu perencanaan. Dalam kesempatan
tersebut diupayakan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan mutu
hasil rancangan.
pragmatis agar diperoleh pemecahan atau arahan perencanaan pra desain yang
8
BAB III
TAHAPAN KEGIATAN
Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, ini meliputi empat
langkah, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pengumpulan data, (3) tahap analisis, (4) tahap
keadaan lokasi.
yang ditentukan
kegiatan
9
Melakukan analisis kebutuhan
10
BAB IV
Ada beberapa data yang perlu didapatkan untuk penyusunan laporan, diantaranya
4.1. Dokumentasi
Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
adalah :
Infrastruktur
peternakan
Pada tahap ini dibutuhkan pendapat narasumber untuk melangkapi data. Narasumber
berasal dari pejabat pemerintahan, wisatawan, pemerintahan, dan warga sekitar. Ada
(Alwasilah, 2014) (Yin, 2014). Dari beberapa jenis wawancara tersebut, dipilihlah
open-ended karena dinilai lebih cocok untuk penyusunan laporan ini ketika tim masih
memperlajari situasi untuk merumuskan pertanyaan yang akan diajukan pada interview
dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan ini bertujuan untuk
11
memperoleh gambaran yang lengkap tentang potensi dan masalah yang mungkin ada dalam
Tahap ini tim mengunjungi lokasi wisata tersebut secara langsung sehingga
memperoleh gambaran langsung sesuai kondisi yang ada dilapangan. Setelah dilakukan
pengambilan data, maka tim dapat menyusun analisis dan menghasilkan konsep desain yang
memperhatikan kondisi setempat serta masukan dari para narasumber dan stakeholder.
12
BAB V
GAMBARAN UMUM
Provisi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau
Sumbawa dengan lebih dari 200 pulau-pulau kecil di sekelilingnya. Provinsi Nusa Tenggara
Barat mempunyai wilayah daratan seluas 20.153,15 km2 (40,87%) dan luas perairan laut
sebesar 29.159,04 km2 (59,13%) dari keseluruhan luas wilayah sebesar 49.312,19 km2 dan
Secara geografis Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak antara 115 o46’ – 119o5’ Bujur
Provinsi Nusa Tenggara barat secara administratif terbagi menjadi 8 kabupaten dan 2
kota yang terdiri atas 116 wilayah kecamatan dan 1.146 desa/kelurahan seperti disajikan pada
Tabel 1.
13
Tabel 1. Jumlah Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan serta Luas
Wilayah di Nusa Tenggara Barat
b. Kependudukan
Jumlah peduduk Nusa Tenggara Barat pada akhir 2012 mencapai 4.587.562 jiwa,
dengan rincian 2.228.493 jiwa laki-laki dan 2.359.069 jiwa perempuan. Jumlah ini
meningkat sebesar 3,03% atau 41.912 jiwa dibandingkan tahun 2011. Sebaran jumlah
penduduk tidak merata pada setiap kabupaten, yang paling padat terdapat di Kabupaten
Lombok Timur dan jumlah penduduk terkecil di Kabupaten Sumbawa Barat. Data Jumlah
14
Jumlah rasio penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia menunjukkan bahwa
penduduk usia produktif (umur 15 – 64 tahun) sebesar 64,91% dan usia tidak produktif
(kurang dari 14 tahun) dan lebih dari 64 tahun sebesar 35, 9% dengan angka ketergantungan
54,06%. Hal ini berarti setiap 1,85 orang usia produktif punya beban untuk menghidupi 1
jiwa. Angka ketergantungan pada tahun 2014 lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yaitu
sebesar 1,29%. Angka ini mengindikasikan adanya peningkatan usia produktif. Peningkatan
usia produktif ini menuntut adanya penyediaan lapangan kerja oleh pemerintah. Besarnya
jumlah penduduk, distribusi berdasar jenis kelamin dan besarnya angka ketergantungan
Tabel 3. Jumlah dan Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur dan
Angka Ketergantungan (Tahun 2014)
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa lebih dari 50% penduduk Nusa Tenggara Barat
merupakan penduduk yang telah tamat Sekolah Dasar dan Menengah. Sekitar 7% penduduk
merupakan lulusan dari perguruan tinggi, baik program Diploma maupun Sarjana dan
selebihnya merupakan penduduk yang belum tamat Sekolah Dasar. Data tersebut
15
Tabel 4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut
Kabupaten/Kota (Tahun 2014)
c. Ketenagakerjaan
Ketersediaan tenaga kerja dan pencari kerja di Nusa Tenggara Barat sebagian besar
didominasi oleh lulusan SMA, SMP dan SD yang mencapai 70,1% dan 29,9% merupakan
lulusan Diploma (D1 sampai D3), sedangkan untuk lulusan Sarjana tidak tercatat sebagai
pencari kerja. Hal ini bisa diartikan semua lulusan sarjana terserap dalam lapangan pekerjaan
yang tersedia. Jumlah angkatan kerja dan pencari kerja di Nusa Tenggara Barat disajikan
pada Tabel 5.
16
Tabel 5. Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan dan
Jenis Kelamin (Tahun 2014)
d. Pertanian
Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang mempunyai wilayah pertanian yang
cukup luas dan tersebar merata di 10 kabupaten dan kota dengan tanah yang cukup subur dan
produktivitas yang cukup tinggi dengan produksi gabah rata-rata 4,88 ton per ha pada tahun
2014. Luas lahan pertanian di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013 mencapai 438.057 ha
dengan total produksi gabah mencapai 1.193.698 ton. Pada tahun 2015, terjadi penurunan
lahan sebesar 4.345 ha, sehingga luasan lahan menjadi 433.713 dengan total produksi gabah
mencapai 2.166.637 ton per tahun. Meskipun luasan lahan pada tahun 2014 lebih kecil
dibandingkan luasan lahan pada tahun 2013, tetapi terjadi peningkatan produksi gabah. Pada
tahun 2013 total produksi gabah mencapai 1.193.698 ton, sedangkan pada tahun 2014 total
produksi gabahn mencapai 2.166.637, sehingga terjadi peningkatan total produksi gabah
sebesar 972.939 ton. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan penguasaan teknologi
pertanian sehingga produktivitas lahan menjadi meningkat. Luas panen, dan produksi padi di
17
Tabel 6. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Padi Sawah dan Ladang
Menurut Kabupaten/Kota (Tahun 2014)
Selain padi, tanaman pangan yang potensial dan menjadi andalan Nusa Tenggara
Barat adalah jagung. Luas panen tanaman jagung di Nusa Tenggara Barat mencapai 126.577
ha dengan produksi jagung sebesar 785.864 ton per tahun. Tidak seperti pada tanaman padi,
luas tanaman jagung dan produksi jagung di Nusa Tenggara Barat pada tahun 2014
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013. Luas panen jagung dan produksi jagung di
18
Tabel 7. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Jagung Menurut
Kabupaten/Kota (Tahun 2014)
e. Peternakan
Sektor Peternakan merupakan salah satu andalan bagi Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam rangka meningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat. kambing dan itik.
Data jenis dan komoditas peternakan di Nusa Tenggara Barat disajikan pada Tabel 8. Ternak
yang menjadi andalan dan potensial untuk dikembangkan dan bahkan sudah menjadi ikon
bagi Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sapi Bali. Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah
dikenal dan diyakini oleh daerah lain mempunyai bibit sapi Bali yang sangat baik dan telah
ditetapkan menjadi sumber bibit sapi Bali. Jenis sapi lain yang juga ada di Nusa Tenggara
Barat yaitu Sapi Sumba Onggol dan sapi Sumba (Zebu). Selain sapi-sapi lokal, di wilayah
Nusa Tenggara Barat juga diintroduksikan sapi eksotik melalui program inseminasi buatan
(IB). Nusa Tenggara Barat sudah ditetapkan merupakan daerah sumber bibit sapi Bali, maka
perlu dipertimbangkan dan perlu adanya kontrol serta zonasi secara khusus untuk introduksi
Selain sapi, Provinsi Nusa Tenggara Barat juga potensial untuk pengembangan ternak
lokal yang lain, yaitu kuda, kerbau, kambing, ayam lokal dan itik. Ternak-ternak tersebut
berkembang dengan baik di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ayam lokal merupakan salah satu
19
ternak andalan bagi keluarga, karena mudah dipelihara, tidak membutuhkan tanah yang luas,
dan sangat mudah dijual apabila keluarga membutuhkan uang, serta dapat menjadi penyangga
gizi keluarga. Di masa mendatang ternak ayam local perlu dikembangkan sebagai salah satu
jenis ternak andalan yang dapat menyangga kebutuhan protein dan perekonomian keluarga
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat kambing Kacang dengan populasi yang
cukup tinggi. Kambing Kacang di provinsi ini masih memiliki ciri-ciri yang sangat khas,
yaitu telinga tegak berdiri dan memliki sepasang “anting-anting” sebesar biji kacang di leher.
Kambing kacang memeliki ketahanan yang tinggi terhadap penyakit. Kambing Kacang
memiliki bentuk tubuh yang kompak; sehingga meskipun tubuhnya kecil, kambing ini
Itik menjadi pilihan sumber telur karena itik mempunyai kemampuan adaptasi
terhadap pakan lokal yang cukup tinggi serta sangat efisien apabila dapat diintegrasikan
dengan sektor pertanian dengan memanfaatkan hasil sisa panen. Hal ini didasari bahwa di
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan daerah pertanian yang cukup baik, terutama di
Kuda merupakan salah satu icon dan mempunyai potensi yang bagus untuk
dikembangkan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal ini mengingat bahwa selama ini Provinsi
Nusa Tenggara Barat, terutama di Sumbawa, secara nasional sudah dikenal sebagai penghasil
Kerbau juga merupakan ternak besar yang potensial untuk dikembangkan, disamping
ternak sapi. Ternak kerbau memiliki ketahanan yang tinggi terhadap kondisi pakan yang
kurang baik.
20
Tabel 8. Populasi Ternak Menurut Kabupaten dan Kota (Tahun 2014)
No Kabupaten/ KOMODITAS
Kota Kuda Sapi Kerbau Kambing Domba Layer Broiler Ayam Itik Puyuh
Buras
1. Lombok Barat 3.193 84.008 5.490 32.473 1.678 204.491 676.674 875.351 112.049 19.499
2. Lombok 1.662 157.048 19.293 96.157 459 50.139 5.228.654 2.491.520 672.196 48.919
Tengah
3. Lombok Timur 5.231 120.762 4.685 91.561 9.704 24.042 1.232.475 1.212.333 139.771 3.230
4. Sumbawa 6.811 106.992 20.294 77.872 271 - 155.561 239.639 41.127 -
5. Dompu 4.391 166.094 14.849 182.024 10.683 300 866.023 369.867 20.401 495
6. Bima 6.006 61.128 13.846 13.032 180 6.711 17.550 74.653 5.129 3.248
7. Sumbawa Barat 478 84.613 442 26.916 - 3.903 8.239 122.306 7.780 1.198
8. Lombok Utara 36.441 216.167 49.752 36.589 1.612 700 1.042.298 921.588 18.112 774
9. Kota Mataram 543 1.801 24 1.819 59 6.171 28.131 59.483 10.520 8.519
10. Kota Bima 952 15.180 466 17.682 112 984 185.262 53.991 15.172 1.493
Jumlah 65.708 1.013.793 129.141 576.125 24.758 297.441 9.440.867 6.420.731 1.042.257 87.375
Bukti bahwa subsektor peternakan merupakan andalan bagi Provinsi Nusa Tenggara
Barat adalah besarnya penjualan beberapa komoditas ternak terutama sapi, kerbau, kuda dan
kambing ke daerah lain di luar Nusa Tenggara Barat. Penjualan keluar daerah baik berupa
ternak yang siap potong maupun ternak sebagai bibit (terutama sapi Bali). Selain menjual
ternak dalam kondisi hidup, Nusa Tenggara Barat sudah melakukan penjualan ternak berupa
produk yang sudah dibekukan (terutama daging) dan hasil samping (berupa kulit). Untuk
lebih meningkatkan daya saing dan nilai ekonomi, seyogianya memang perlu dilakukan
penjualan produk ternak yang sudah merupakan hasil pembekuan atau olahan, kecuali
penjualan ternak untuk bibit. Besarnya penjualan ternak dan produk ternak serta besarnya
jumlah pemotongan di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014 disajikan pada Tabel 9 dan
10.
21
Tabel 9. Banyaknya Pengeluaran Ternak dan Hasil Ternak Menurut Daerah Asal
dan Tujuannya (2014)
22
f. Pariwisata
Pariwisata merupakan sektor andalan dalam menghasilkan devisa bagi Nusa Tenggara
Banyaknya wisatawan baik asing maupun domestik yang berkunjung ke Nusa tenggara Barat
setiap bulan rata-rata lebih dari 40 ribu orang. Jumlah dan distribusi kunjungan wisatawan ke
Provinsi Nusa Tenggara Barat setiap bulan selama tahun 2014 disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Tamu Asing dan Tamu Domestik yang Menginap di Hotel
Berbintang Menurut Kelas Hotel pada Tahun 2014
23
REKOMENDASI
Berdasarkan kondisi eksisting wilayah dan daya dukung, maka beberapa poin yang
peternakan sebagai pusat pengembangan agribisnis komoditi unggulan daerah yang berbasis
PIJAR (sapi, jagung dan rumput laut) dalam rangka percepatan pertumbuhan kawasan
Indonesia Timur serta peningkatan kapasitas ekonomi lokal dan daerah adalah sebagai
berikut :
1. Dalam meningkatkan daya saing sektor peternakan, sudah saatnya dan seharusnya
peningkatan daya saing berbasis pada ternak-ternak lokal yang sudah terbukti mempunyai
keunggulan adaptasi terhadap lingkungan dan pakan lokal yang cukup baik.
2. Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai potensi yang sangat baik sebagai daerah
penghasil bibit sapi Bali. Hal ini sangat didukung oleh jumlah populasi sapi Bali yang
cukup tinggi, sumberdaya alam yang mendukung serta kelembagaan seperti Balai
Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia, Balai Inseminasi Buatan, Balai Rumah Sakit
Hewan dan Laboratorium Veteriner, Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan
Ternak Serading serta Rumah Pemotongan Hewan (walaupun belum aktif) dan kebijakan
pemerintah yang telah menetapkan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai daerah sumber
bibit sapi Bali di Indonesia. Dengan demikian, ke depan perlu dilakukan sistem
perkawinan sapi Bali yang lebih terarah dan perlu dilakukan seleksi guna menciptakan
bibit sapi Bali yang tersertifikasi. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk introduksi sapi
eksotik adalah perlu adanya pengendalian sistem perkawinan atau perlu dilakukan zonasi
sehingga tidak merusak genetik sapi Bali di yang sudah baik di wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
24
3. Selain sapi Bali, komoditas ternak yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat adalah itik, kuda, ayam lokal dan kambing Kacang. Dalam rangka
pengembangan ternak lokal terutama ternak-ternak tersebut, maka perlu didukung adanya
pengembangan ternak itik, kuda, ayam lokal dan kambing Kacang guna meningkatkan
kualitas bibit komoditas tersebut. Sejalan dengan upaya pengembangan perbibitan ternak
itik yang sangat diminati masyarakat konsumen serta mengurangi dampak laju inflasi
yang diakibatkan oleh kekurangan stok telur dan daging unggas ras pada saat musim
tertentu misalnya Hari Besar Keagamaan Nasional perlu dibentuk Kelembagaan yang
Perbibitan dan Pengembangan Ternak Itik yang dibentuk melalui Paraturan Gubernur
25
BAB VI
Kabupaten Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu destinasi wisata baik regional, nasional
maupun internasional, sekaligus mendukung rencana Pemda Nusa Tenggara Barat (NTB)
dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang memiliki komitmen mengembangkan
Technopark adalah sebuah kawasan yang disiapkan secara khusus untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. IPTEK yang telah di
hasilkan oleh lembaga litbang maupun universitas dilakukan upaya peningkatan menjadi
produk komersil yang dapat diproduksi dalam skala besar / industry sehingga dapat
bermanfaat bagi masyarakat secara luas. Konsep Technopark yang berada di daerah
Banyumulek Nusa Tenggara Barat mengusung tema “AgroEduWisata”, tema ini diambil
kawasan peternakan terpadu yang berbasis bahan baku dari hulu ke hilir denganmenggunakan
potensi local daerah yang tersedia.Daerah Banyumulek –NTB terpillih karena memiliki
potensi besar di bidang perternakan terutama peternakan sapi dan pendukung bioresources
lainnya. Peternakan sapi menjadi salah satu pondasi utama dalam mencapai swasembada
daging nasional.
mewujudkan gagasan yang sangat menarik terkait dengan kawasan peternakan sebagai atraksi
wisata, maka perlu adanya masterplan kawasan wisata yang menyeluruh dan terintegrasi
26
antara kegiatan wisata, kegiatan peternakan, dan kegiatan edukasi (Technopark yang saat ini
wisata sekaligus sebagai etalase pusat Informasi Teknologi yang menyediakan paket
Teknologi, SDM, Pusat Advokasi Bisnis, dan produk yang dapat dikembangkan menjadi
bagi kawasan lain yang juga memiliki potensi yang sama dengan agroeduwisata Banyumulek.
6.1. Lokasi
tercatat 29 ha, berjarak 7 km dari Kota Mataram, sekitar 9 km dari Pelabuhan Lembar dan
sekitar 26 km dari Bandara Internasional Lombok (BIL). Dalam rangka meningkatkan dan
(sapi, jagung dan rumput laut) yang didukung pula sebagai pusat pengembangan teknologi
bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang sesuai dengan rencana detil pengelolaan lahan yang ada didalamnya.
Banyumulek ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata Lombok karena desa ini
memiliki potensi sebagai sentra industri gerabah sejak tahun 1990-an, di mana 80%
penduduknya berkecimpung dalam pekerjaan tersebut. Selain dikenal sebagai desa gerabah,
Banyumulek juga memiliki potensi peternakan yang cukup luas dan telah ditetapkan sebagai
27
ke Banyumulek dan melihat letak kawasan agroeduwisata yang sangat strategis maka Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat berencana untuk mengembangkan
kawasan tersebut tidak hanya sebagai kawasan Techno Park (kawasan agroeduwisata berbasis
Adapun beberapa sarana dan kondisi existing yang telah tersedia di kawasan
28
Pabrik pupuk organik dan pabrik pakan ternak sekitar 1 ha,
29
Perkandangan ternak 0,5 ha
30
3. Balai Pengembangan dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia
Rumah dinas
Green House
31
Potensi terbesar kawasan Agroeduwisata adalah jumlah ternak sapi potong. Di
wilayah Nusa Tenggara Barat berkembang dengan baik berbagai jenis sapi, mulai dari sapi
ras bali, Hissar, simental, brangus, limousin, frisian holstein dan sapi-sapi hasil persilangan
dari berbagai jenis sapi tersebut. Populasi ternak sapi di NTB pada tahun 2008 mencapai
546.114 ekor dengan pertumbuhan rata-rata 6,47 persen tiap tahun. Berdasarkan wilayah
penyebarannya, sebanyak 48 persen ternak sapi dipelihara peternak di Pulau Lombok dan
Agroeduwisata Banyumulek.
kawasan agroeduwisata adalah belum adanya rencana masterplan yang menyeluruh dan
terintegrasi antara techno park, kawasan agroeduwisata, dan peternakan, Masih banyak
tersedia lahan kosong yang belun dioptimalkan pemanfaatannya. Lebih lanjut, kondisi dari
beberapa fasilitas yang telah tersedia beberapa telah mengalami penurunan kualitas
bangunan.
pedesaan sebagai daya tarik wisata, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,
alam, pertanian, peternakan, budaya, dan aktivitas masyarakat lokal dan mengacu pada
destinasi wisata adalah dengan mengintegrasikan tiga konsep sekaligus yakni konsep rest
32
area, konsep agrowisata dan konsep edukasi. Adapun realisasi ketiga konsep ini terwujud
Zona rest area terdiri dari kegiatan istirahat, makan minum, membeli souvenir, ke
toilet, massage
Zona agrowisata terdiri dari kegiatan melihat ternak, menikmati potensi agro,
taman bermain anak, menikmati suasana dengan menikmati hidangan hasil agro
Zona edukasi terdiri dari green house, thematic agro, pedok, taman ternak, asrama
pertanian dan peternakan yang terdapat di Banyumulek, konsep agroeduwisata akan sangat
memberikan dampak positif di bidang pertanian, peternakan dan edukasi. Berkaca pada
ditawarkan oleh agroeduwisata Banyumulek akan dibuat semenarik mungkin, inovatif, serta
6.4. Fasilitas
Konsep diatas kemudian diterjemahkan ke dalam fasilitas yang akan disediakan di dalam
kawasan yakni :
Bangunan toilet
Bangunan Restoran
Bangunan Souvenir
Green House
33
Gardu Pandang
Taman Ternak
Asrama
Parkir
6.5. Pengguna
umum, pelajar, peneliti maupun praktisi. Bagi masyarakat umum, kawasan Agroeduwisata
merupakan tempat yang dapat digunakan untuk rekreasi yang menyehatkan, sekaligus
sebagai tempat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pertanian, khususnya
34
BAB VII
Lombok memiliki kekhasan bangunan dengan bentuk lumbung pada bagian atapnya.
Terbuat dari bahan alang-alang, lantai dari kotoran sapi/tanah, bangunan dari kayu, menjadikan
bentuk bangunan ini sebagai ikon kawasan. Pada penyusunan masterplan agroeduwisata di
Lombok (lihat gambar dibawah ini) sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya dan
35
7.2. Site Plan Kawasan
Site plan kawasan direncanakan dengan menerapkan konsep dinamis, atraktif, rekreatif
dan harmonis sesuai dengan tema kawasan yakni agroeduwisata. Dinamis yang dimaksud adalah
bahwa dalam perencanaan kawasan wisata hendaknya menggunakan unsur - unsur organis agar
tercipta suatu kedinamisan dalam perencanaan. Atraktif sekaligus rekreatif adalah perencanaan
yang menarik dengan penempatan elemen – elemen perencanaan sesuai dengan tema dari
masing-masing zoning kawasan. Desain kawasan ini juga mengajak wisatawan untuk menikmati
keseluruhan atraksi yang ada dan dapat melepaskan rasa penat dari kegiatan rutinitas sehari-hari.
sekitarnya.
36
Dari site plan kawasan diatas, dibagi menjadi 3 zonasi diantaranya adalah zona rest area,
Berikut adalah gambar detail kawasan agroedu wisata Banyumulek dilengkapi dengan
statue berbentuk sapi sebagai ikon kawasan agroeduwisata yang identic dengan wisata ternak
jenis sapi potong. Berikut adalah beberapa sequence yang menggambarkan rencana design
Patung sapi direncanakan diletakkan di zona terdepan setelah parkir, dengan harapan dapat
membentuk image bagi wisatawan yang berkunjung bahwa mereka masuk di dalam kawasan rest
area dengan tema peternakan sapi. Patung sapi ini sekaligus menjadi identitas kawasan
agroeduwisata Banyumulek selain desain arsitektur bangunannya yang juga mengusung nilai-
nilai kelokalan Lombok seperti yang terlihat dalam gambar dibawah ini :
37
Nuasana alam Lombok menjadi sangat kental didukung dengan atraksi wisata yang di
penunjang wisata seperti gazebo, restoran, warung souvenir, dan green house juga menggunakan
Banyumulek merupakan kawasan wisata modern karena terdapat unsur-unsur technology dalam
kawasan tersebut, namun tetap didesain dengan konsep kelokalan, sehingga hal ini menjadi
38
Kawasan peternakan yang sudah tersedia saat ini, tetap dipertahankan keberadaannya,
dilakukan penataan untuk exterior kawasan seperti perbaikan dan penataan jalan masuk yang
terintegrasi dengan kawasan wisata sesuai dengan rencana masterplan. Perlu maintenance
terhadap bangunan-bangunan yang sudah ada seperti bangunan kandang, bangunan rumah dinas,
bangunan pengelolaan rumput laut, gudang pakan agar dapat diopimalkan pemanfaatannya.
39
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Konsep Agroeduwisata didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan Beberapa kegiatan agroeduwisata yang ditawarkan memberikan banyak inspirasi
pariwisata yang memanfaatkan potensi alam, pertanian (agro), bagaimana konsep agroeduwisata dikembangkan secara aplikatif.
peternakan, budaya, dan aktivitas masyarakat pedesaan sebagai daya Melihat besarnya potensi pertanian dan peternakan yang terdapat di
tarik wisata, dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, Banyumulek, konsep agroeduwisata akan sangat memberikan dampak positif di
area rekreasi, dan hubungan usaha agrobisnis pedesaan. bidang pertanian, peternakan dan edukasi.
Berkaca pada pengalaman megenai pengembangan agrotourism di Indonesia,
Agroeduwisata dikembangkan berdasarkan konsep pengembangan maka program yang ditawarkan oleh agroeduwisata Banyumulek akan dibuat
wilayah, melalui pemanfaatan potensi alam, pertanian, peternakan, semenarik mungkin, inovatif, serta tetap memperhatikan aspek keberlanjutan.
budaya, dan aktivitas masyarakat lokal dan mengacu pada prinsip-prinsip
pembangunan pariwisata berkelanjutan.
RPH
Bangunan
Pengembangan rumput Green House (Milik LIPI)
laut (milik Lipi)
Zoning secara umum terbagi atas dua bagian, zona realisasi ketiga konsep ini terwujud dalam bentuk pemintakatan
di dalam kawasan agroeduwisata yakni :
rekreatif dan edukatif Zona rest area terdiri dari kegiatan istirahat, makan minum,
membeli souvenir, ke toilet, massage
Zona agrowisata terdiri dari kegiatan melihat ternak,
menikmati potensi agro, taman bermain anak, menikmati
suasana dengan menikmati hidangan hasil agro
Zona edukasi terdiri dari green house, thematic agro, pedok,
taman ternak, asrama
Bagian
bangunan yang
diadopsi adadlh
pada bentuk
atapnya yang
unik
Bale lumbung ditetapkan sebagai ciri khas rumah adat suku sasak dari pulau Lombok. Hal ini
disebabkan bentuknya yang sangat unik dan menarik yaitu berupa rumah panggung dengan ujung
atap yang runcing kemudian melebar sedikit lalu lurus ke bawah dan bagian bawahnya melebar
kembali dengan jarak atap 1,5 - 2,0 meter dari tanah dan diameter 1,5 – 3,0 meter. Atap dan
bubungannya dibuat dari jerami atau alang – alang, dindingnya terbuat dari anyaman bambu
(bedek), lantainya menggunakan papan kayu dan bale lumbung ini disangga oleh empat tiang yang
terbuat dari tanah dan batu sebagai fondasi. Bagian atap dari bale lumbung merupakan suatu
ruangan yang digunakan untuk menaruh padi hasil dari beberapa kepala keluarga. Bentuknya
berupa rumah panggung dimaksudkan untuk menghindari hasil panen rusak akibat banjir dan
serangan tikus.
Akses menuju lokasi dapat dicapai langsung dari jalan utama. Akses mobil dan motor dapat langsung parkir
di kantor parkir yang berada didepan.
Sementara untuk bus dapat menurunkan penumpang di drop out dan berparkir disebrang jalan (parkiran
Bus)
Parkiran Bus
Parkiran
Kendaraan
Pribadi
AGRO EDU-PARK BANYUMULEK – NUSA TENGGARA BARAT
SIRKULASI LINIER ALUR SIRKULASI
Kandang untuk rekreasi
SIRKULASI DIDALAM
Petdok &edukasi Taman Tematik
Information center
Parkir Plaza Resto Plaza Tiketing & Souvenir shop Green House Plaza Akhir
Rest Area
Souvenir Shop Techno Park
Play Ground Mini Zoo
A L
D E
A : Pet-dock B
B : Rest Area
H
C : Playground J
D : Edukasi Sapi C G
K
E : Taman F
N
F : Resto
G : Kolam M
H : Green House
I
I : Green House
J : Parkir
K : Gedung Biru ( Eksisting )
L : Kandang ( Eksisting )
M : Green House LIPI ( Eksisting )
N : Mini Zoo
Pola Sirkulasi
Bentuk pola sirkulasi meliuk-liuk mengikuti pola tata ruang luar selain
bertujuan untuk mengoptimalkan bentuk lahan yang tidak beraturan juga
memberikan kesan dinamis sepanjang perjalanan
A L
D E
A : Paddock B
B : Rest Area
H
C : Playground J
D : Edukasi Sapi C G
K
E : Taman F
N
F : Resto
G : Kolam M
H : Green House
I
I : Green House
J : Parkir
K : Gedung Biru ( Eksisting )
L : Kandang ( Eksisting )
M : Green House LIPI ( Eksisting )
N : Mini Zoo
Sclupture
Patung sapi direncanakan diletakkan
di Plaza depan, dengan harapan
dapat membentuk image bagi
wisatawan yang berkunjung bahwa
mereka masuk di dalam kawasan rest
area bengan tema peternakan sapi.
Patung sapi ini sekaligus menjadi
identitas kawasan agroeduwisata
Banyumulek selain desain arsitektur
bangunannya yang juga mengusung
nilai-nilai kelokalan Lombok
Rumah sakit hewan, kandang sapi, balai, RPH yang ada di belakang tetap dipertahankan dengan akses dari jalan samping yaitu
dr kawasan permukiman banyumulek. Ada tambahan berupa asrama bagi pelajar/pengunjung yang ingin mendalami mengenai
peternakan sapi di wilayah ini. Serta penataan bagi rumah-rumah penjaga yang saat ini masih belum tertata dengan baik.