Asuhan Keperawatan Gerontologi
Asuhan Keperawatan Gerontologi
Asuhan Keperawatan Gerontologi
DENGAN SKABIES
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontologi
Dosen: Budhi Ernawan S. Kp
Disusun oleh :
Irwan suryanto : 04. 03. 0183
Islachudin : 04. 03. 0184
Siti nurkhasanah : 04. 03. 0185
Dina nurvitasari : 04. 03. 0168
Purwanto : 04. 03
B. Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum arthropoda, kelas arachnida, ordo
ackarima, super famili sarcopes. Pada manusia disebut sarcoptes scabiei var,
hominis. Secara morfologi merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini traslusen, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350
mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200
mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai
alat melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
keempat berakhir dengan alat perekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih bisa hidup
beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh betina. Tungau betina yang telah
dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3
millimeter sehari sambil meletakkan telurnya 2-4 butir sehari samapi mencapai
jumlah 40 atau 50. bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.
Telur akan menetas biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat
juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 macam
bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Siklus hidupnya dari larva sampai
dewasa memerlukan waktu 8-12 hari.
Tungau ini mudah menyebar dari orang ke orang melalui kontak fisik dan
sering menyerang seluruh penghuni dalam satu rumah.
D. Manifetasi klinik
Ada 4 tanda cardinal :
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh
aktifitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruhnya terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang
berdekatan akan deserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan
Hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun terkena
infeksi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai
pembawa (Carrier).
3. Adanya terowongan (Kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata
panjang 1 cm , pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel. Jika
timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimort (pustul, ekskoriasi, dan
lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat stratum korneum
yang tipis, yaitu : sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku
bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mamae (wanita). Umbilikus,
bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 kardinal tersebut.
E. Pemeriksaan diagnostic
Diagnosis dipastikan dengan menemukan Sarcoptes scabiei atau produk
samping kutu tersebut dari kulit. Sample jaringan superficial epidermis dikerok
pada daerah diatas terowongan atau papula dengan menggunakan mata pisau skapel
yang kecil. Hasil kerokan diletakkan pada slide mikroskop dan diperiksa lewat
mikroskop dengan pembesaran rendah untuk melihat kutu pada setiap stadium
(dewasa, telur, cangkang telur, larva, nimfa) dan butiran fesesnya.
F.Penatalaksanaan
Pasien diminta mandi dengan air hangat dan memakai sabun.
Untuk menghilangkan debris yang melepas dari krusta dan kemudian kulit
dibiarkan kering benar serta menjadi dingin.
Preparat skabisida, seperti lindane (kwell) atau krotamiton (krim atau
lotion Eurax).
Dioleskan tipis-tipis pada permukaan kulit mulai dari leher ke bawah dengan
hanya meninggalkan daerah muka dan kulit kepala (yang pada skabies tidak
terkena) dan dibiarkan selama 12-24 jam dan sesudah itu, dan dicuci bersih, dan
disarankan terapi ini diulangi sesudah 1 minggu sebab 1 kali sudah dapat
memberikan efek kuratif.dipakai segera sesudah mandi.
Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
Pasien harus mengenakan pakaian bersih dan tidur di atas seprei yang baru
dicuci di binatu (sprei, sarung bantal dll).pakaian harus dicuci dengan air yang
sangat panas dan dikeringkan dengan alat pengering panas karena kutu Skabies
dapat hidup sampai 36 jam pada linen. Setelah terapi dilakukan, salep di oleskan
seperti kortikosteroid topikal pada lesi kulit karena skabisida dapat mengiritasi
kulit dan hipersensitif jika diberikan terlalu banyak, serta tidak sering mandi
dengan air panas (karena tindakan ini membuat kulit menjadi kering serta
menimbulkan gatal). Semua anggota keluarga atau yang berhubungan erat harus
di obati secara bersamaan untuk menghilangkan kutu Skabies.
Pertimbangan gerontologik
Meskipun pasien yang lebih tua akan merasakan gatal yang sangat hebat,
reaksi inflamasi tampak nyata pada orang yang lebih muda jarang terjadi.
Skabies mungkin tidak dikenali pada orang yang berusia lanjut dan keluhan
gatal bisa saja keliru dikaitkan dengan kulit orang tua yang kering atau dengan
ansietas.
Petugas kesehatan harus mengenakan sarung tangan ketika melakukan
perawatan bagi pasien dengan kecurigaan Skabies sampai diagnosisnya
dipastikan dan terapi selesai dilakukan. Dianjurkan agar semua residen, staff
perawat dan keluarga pasien diobati secara bersamaan untuk mencegah infeksi
ulang.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTOLOGI
DENGAN SKABIES
I. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pasien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan, dan
keperawatan pasien baik mental, sosial dan lingkungan.
(isi kapan pengkajian dilakukan, jam berapa, siapa yang melakukan, data
diperoleh dari pasien, keluarga, catatan medik, perawat, dokter atau tim kesehatan
yang lain).
A. Identitas diri klien
1. pasien (diisi lengkap) : nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan,agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, tgl mrs, no.cm,
alamat.
2. penanggung jawab(diisi lengkap) : nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
B. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan akan berisi informasi yang spesifik mengenai awitan, tanda
dan gejala, lokasi dan durasi nyeri, gatal-gatal, ruam atau ganguan rasa nyaman
lainnya yang dialami pasien.
Adakah riwayat alergi kulit, reaksi alergik terhadap makanan, obat serta zat
kimia, masalah kulit sebelumnya dan riwayat kanker kulit. Nama-nama
kosmetika, sabun, sampo atau produk personal higiene lainnya juga harus
ditanyakan jika terdapat masalah kulit yang terjadi setelah memakai produk
tersebut. Pemeriksaan fisik
C. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diserita oleh klien.
D. Riwayat kesetan keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang memiliki hubungan dengan
penderitaan/penyakit klien baik bersifat genetis maupun tidak.
E. Pemeriksaan fisik (cephalokaudal)
1. keluhan utama yang dirasakan saat pengkajian
2. tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu) &
kesadaran.
3. kepala & leher
rambut, kulit, mata, telinga, hidung, mulut, gigi & leher.
4. thorax (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi).
5. abdomen(inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi).
6. inguinal & genetalia
7. ekstremitas (atas &bawah)
F. Pola fungsi kesehatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2. Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
3. Pola nutrisi dan metabolik
Program diet rs (intake makanan/intake cairan)
4. Pola eliminasi (bab &bak)
5. Pola aktifitas & latihan
Makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilitas ditempat tidur,
berpindah, ambulasi/rom.
6. Pola tidur & istirahat
7. Pola kognitif & perseptual
Penglihatan, pendengaran, pengecapan, sensasi.
8. Pola persepsi diri
9. Pola seksual dan reproduksi
10. Pola peran hubungan
11. Pola koping stress
12. Pola nilai & keyakinan.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang bisa diangkat pada kasus Skabies adalah :
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sensasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera (lesi kulit)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri eraksi
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit
II. INTERVENSI
N DIAGNOSA PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
1 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Lindungi kulit 1. maserasi pada
integritas kulit pendekatan proses yang sehat kulit yang sehat
berhubungan keperawatan terhadap dapat
dengan perubahan gangguan integritas kemungkinan menyebabkan
sensasi kulit dapat maserasi (hidrasi pecahnya kulit
diminimalkan stratum korneum dan perluasan
dengan kreteria : yang berlebihan). kelainan primer.
klien 2. Hilangkan 2. Friksi dan
memperlihatkan kelembaban dari maserasi
mempertahanka kulit dengan memainkan
n integritas menutulkan untuk peranan yang
kulitnya. menghisap dan penting dalam
Tidak ada menghindari proses terjadinya
maserasi. friksi. sebagian penyakit
Tidak ada tanda- 3. Jaga dengan kulit.
tanda cedera cermat terhadap 3. Penderita dapat
termal. risiko terjadinya mengalami
Tidak ada cedera termal penurunan
infeksi. akibat penggunaan sensitivitas
Memberikan kompres hangat terhadap panas.
obat topikal dengan suhu yang
yang terlalu tinggi dan
diprogramkan. akibat cedera
Menggunakan panas yang tidak
obat yang terasa (bantalan 4. Banyak masalah
diresepkan pemanas, kosmetika pada
sesuai jadwal. radiator). hakekatnya
4. Nasihati pasien kelainan
untuk malignitas kulit
menggunakan dapat dikaitkan
kosmetik dan dengan kerusakan
preparat tabir kulit kronik.
surya.
2 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Periksa 1. Pemahaman
berhubungan tindakan daerah yang tentang luas dan
dengan agen cidera keperawatan terlibat. karakteristik
(lesi kulit) diharapkan nyeri kkulit meliputi
dapat berkurang bantuan dalam
atau hilang, dengan menyusun
kreteria : a. Upaya rencana
Klien kan untuk intervensi.
mengatakan menemukan a. Mem
nyeri berkurang penyebab bantu
atau hilang. gangguan rasa mengidentifik
Mengutarak nyaman. asi tindakan
an dengan kata- b. Menc yang tepat
kata bahwa gatal atat hasil-hasil untuk
telah reda. observasi memberi
Memperliha secara rinci kenyamanan.
tkan tidak dengan b. Desk
adanya gejala memakai ripsi yang
ekskoriasi kulit terminologi akurat tentang
karena garukan. deskriptif. erupsi kulit
Mematuhi diperlukan
terapi yang untuk
diprogramkan. diagnosis dan
Mempertaha pengobatan.
nkan Banyak
keadekuatan c. Meng kondisi kulit
hidrasi dan antisipasi tampak
lubrikasi kulit. reaksi alergi serupa tetapi
Menunjukka yang mungkin mempunyai
n kulit utuh; kulit terjadi; etiologi yang
menunjukkan mendapatkan berbeda.
kemampuan riwayat Respons
dalam pemakaian inflamasi
penampilan yang obat. kutan
sehat. mungkin mati
2. Kendalikan pada pasien
faktor-faktor lansia.
iritan. c. Rua
m
a. Pertah menyeluruh
ankan terutama
kelembaban dengan
kira-kira 60%; awitan yang
gunakan alat mendadak
pelembab. dapat
b. Pertah menunjukkan
ankan reaksi alergi
lingkungan terhadap obat.
dingin. 2. Rasa gatal
c. Gunak diperburuk oleh
an sabun panas, kimia dan
ringan (Dove) fisik.
atau sabun a. Deng
yang dibuat an
untuk kulit kelembaban
sensitif rendah,kulit
(Neutrogena, akan
Avveno). kehilangan
d. Lepas air.
kan kelebihan b. Kesej
pakaian atau ukan
peralatan mengurangi
ditempat tidur. gatal.
e. Cuci c. Upay
linen tempat a ini
tidur dan mencakup
pakaian tidak adanya
dengan sabun larutan
ringan. deterjen,zat
f. Henti pewarna atau
kan pemajanan bahan
berulang pengeras.
terhadap d. Meni
deterjen, ngkatkan
pembersih, lingkungan
dan pelarut. yang sejuk.
e. Sabu
3. Menggunaka n yang keras
n tindakan dapat
perawatan kulit menimbulkan
untuk iritasai kulit.
mempertahankan
integritas kulit dan f. Setia
meningkatkan p substansi
kenyamanan yang
pasien. menghilangka
a. Melak n air,lipid atau
sanakan protein dari
kompres epidermis
penyejuk akan
dengan air mengubah
suam-suam fungsi barier
kuku atau kulit.
kompres 3. Kulit
dingin guna merupakan barier
meredakan yang penting
rasa gatal. yang harus
b. Meng dipertahankan
atasi keutuhannya agar
kekeringan dapat berfungsi
(serosis) dengan benar.
sebagaimana
dipreskripsika a. Pengi
n. satan air yang
bertahap dari
kasa kompres
akan
menyejukkan
kulit dan akan
meredakan
c. Meng pruritus.
oleskan losion
dan krim kulit b. Kulit
segera setelah yang kering
mandi. dapat
menimbulkan
gejala
d. Menja kemerahan,ga
ga agar kuku tal,
selalu deskuamasi
terpangkas. dan pada
bentuk yang
e. Meng lebih berat,
gunakan pembengkaka
terapi topikal n,
seperti yang pembentukan
dipreskripsika lepuh,
n. keretakan dan
f. Memb pembentukan
antu pasien eksudat.
untuk c. Hidra
menerima si yang efektif
terapi yang pada
lama yang pembentukan
diperlukan stratum
untuk korneum
beberapa mencegah
kelainan kulit. gangguan
g. Menas lapisan barier
ehati pasien pada kulit.
untuk d. Pemo
menghindari tongan kuku
pemakaian akan
salep atau mengurangi
losion yang kerusakan
dibeli tanpa kulit karena
resep dokter. garukan.
e. Tinda
kan ini
membantu
meredakan
gejala.
f. Tinda
kan koping
biasanya akan
meningkatkan
kenyamanan.
g. Masa
lah pasien
dapat
disebabkan
oleh iritasi
atau
sensitisasi
karena
pengobatan
sendiri.