Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga Penunjang Pasar Modal
A. PENDAHULUAN
Perkembangan industri dari era ke era mengalami perubahan sesuai dengan kondisi
dan perubahan aspek kehidupan. Perkembangan tersebut mempengaruhi pembangunan di
segala bidang. Misalkan saja ketika pada periode Perang Dunia yang membawa beberapa
industri berkembang untuk fokus memproduksi segala alat yang berhubungan tentang perang,
sehingga banyak bermunculan perusahaan dalam bidang tersebut.
Berdasarkan uraian yang telah tercantum diatas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
C. TINJAUAN TEORITIS
Untuk mengetahui skema tentang kegiatan pasar modal maka diperlukan gambaran
tentang Mekanisme Pasar Modal. Dari mekanisme tersebut maka dapat disimpulkan
bagaimana tentang lembaga penunjang pasar modal tersebut.
Proses pencarian dana dalam masyarakat berbentuk investasi pasar modal tidak
seolah-olah dilaksanakan tanpa prosedur. Kegiatan pasar modal menurut regulasinya diatur
oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995. Dalam Pasal 1 dijelaskan bahwa Pasar Modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek. Untuk menjadi bagian dari bursa efek, perusahaan harus
mempunyai status menjadi PT terbuka dan melaksanakan penawaran umum / go public.
Go Public atau sering disebut juga Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran
saham yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat (publik). Dengan menawarkan
saham kepada publik, maka perusahaan tersebut akan tercatat di bursa menjadi perusahaan
publik / terbuka.
Penawaran umum mewajibkan emiten untuk menjalankan prinsip-prinsip keterbukaan
(disclosure) terhadap segala macam aspek dalam PT. Maksudnya bahwa dalam proses
penawaran umum, segala informasi tentang Perusahaan Terbuka tersebut hendaknya
dicantumkan informasi yang terbuka luas untuk masyarakat.
Sesuai yang telah ditetapkan bahwa syarat umum untuk melakukan penawaran umum
yaitu :
a. Perusahaan merupakan badan hukum yang sah dan telah mentaati peraturan
pemerintah
b. Perusahaan telah mencapai skala usaha tertentu atau relatif cukup besar yang
menyangkut perputaran uang lebih dari ratusan miliar rupiah.
c. Perusahaan menunjukkan kinerja yang baik berdasarkan bukti-bukti konkret
yang diperlihatkan dalam bentuk berbagai materi.
d. Perusahaan sudah diaudit dan dinyatakan sehat oleh auditor public
e. Perusahaan tidak sedang dalam masalah
f. Perusahaan taat membayar pajak
g. Mempunyai reputasi yang baik, serta bermasa depan cemerlang
h. Ada pihak yang memberi jaminan terhadap perusahaan yang akan go public
Kebijakan pengembangan pasar modal tidak tertumpu pada pemilik modal yang besar
saja, namun berlaku adil untuk pemilik modal yang kecil, hal ini sesaiu dengan prinsip
ekonomi kekeluargaan seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945
khususnya pasal 33 yang berbunyi :
Kegiatan transaksi bursa efek terjadi dalam pasar abstrak yang terdiri atas :
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para
pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit sebelum saham tersebut belum
diperdagangkan di pasar sekunder. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin
emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang
bersangkutan.
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor
setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya
90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat.
Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk
menghimpun investor lembaga dan perseorangan.
Unsur selanjutnya dalam mekanisme pasar modal adalah pihak pihak yang terkait
dalam pasar modal termasuk lembaga penunjang pasar modal. Apabila digambarkan dengan
tabel maka sistematika pasar modal sebagai berikut :
INVESTOR INVESTOR
BURSA EFEK
PERUSAHAAN PERUSAHAAN EFEK
EFEK SISTEM TAWAR
MENAWAR KUSTODIAN BANK
KUSTODIAN
BANK LKP
EFEK
EFEK EFEK
LPP
PEMINDAH BUKUAN
BIRO ADMINISTRASI
EFEK
D. PEMBAHASAN
Pada umumnya Biro administrasi efek menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995
adalah Pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan
Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan Efek. Biro Administrasi Efek memegang
peranan penting dalam kegiatan pasar modal dalam kaitannya dengan pendokumentasian
secara tertulis. Dokumentasi dalam pasar modal meruopakan hal yang sangat penting dalam
suatu perusahaan secara internal karena menyangkut masalah formil.
Semua pemegang saham dan banyaknya saham yang dimilikinya dicatat di dalam
daftar yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Tujuan dilaksanakannya pencatatan
dalam DPS ini adalah agar perseroan mempunyai dokumen administratif dan mudah untuk
mengetahui dengan pasti siapa pemilik saham di suatu perseroan. Selain itu juga untuk
mengetahui apakah pemegang saham di suatu perseroan juga merupakan pemegang saham di
perseroan lain. Supaya tetap rinci dan terbarukan setiap terjadi peralihan saham segera
dilakukan pencatatan perubahan susunan pemegang sahamnya sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Apabila seseorang telah memiliki saham akan tetapi belum tercatat dan terdaftar
namanya dalam DPS, maka tidak bisa mendapatakan hanya untuk :
a. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
b. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi
c. Menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang ini.
Dalam hal ini peranan pencatatan maka sangatlah penting, maka dari itu peranan
adanya Biro Administrasi Efek tidak dapat diabaikan keberadaanya karena dalam uraian
tersebut jelas terlihat fungsi pentingya sebuah dokumentasi formil.
Menurut ketentuan KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
NOMOR KEP-35/PM/1996 TENTANG PERIZINAN BIRO ADMINISTRASI EFEK,
Emiten dan Biro Administrasi Efek bertanggung jawab baik sendiri-sendiri maupun
bersamasama kepada setiap pemegang Efek atas kerugian yang terjadi sebagai akibat
kelalaiannya dalam melakukan tugasnya sebagaimana yang ditetapkan dalam kontrak antara
Emiten dan Biro Administrasi Efek dan atau melampaui batas waktu penyelesaian
administrasi Efek. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya pencatatan tersebut menimbulkan
konsekuensi bagi Biro Administrasi Efek karena berkaitan dengan masalah formil tersebut.
Selain hal tersebut secara umum pengaruh peranan Biro Administrasi Efek menurut
KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-
35/PM/1996 TENTANG PERIZINAN BIRO ADMINISTRASI EFEK adalah dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan jasa pengadministrasian Efek, pemindahan pemilikan,
penyerahan atau penerimaan surat Efek serta mengenai biaya yang dipungut untuk jasa
tersebut.
Dari uraian tersebut, mengingat pentingnya pernanan dalam hal pembukuan maka
Biro Administrasi Efek wajib menjaga sebaik-baiknya setiap Efek maupun catatan
pembukuan dalam pengelolaannya dan wajib membuat salinan dari catatan pembukuan yang
disimpan ditempat yang terpisah dan aman.
Melaksanakn pembukuan
Transfer & pencatatan
Pembayaran deviden
Pembagian hak opsi
Emisi sertifikat
Laporan tahunan untuk emiten
administrasi Efek sendiri wajib menyampaikan pelaporan sesuai dengan Peraturan Nomor
1. Laporan yang wajib disampaikan dalam bentuk cetak sebagaimana dimaksud dalam
angka 2 dan angka 3 Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan ini wajib
setiap Pemodal, dan data perubahan kepemilikan Efek dalam bentuk warkat
sebagaimana dimaksud dalam angka 10 huruf a, angka 10 huruf b, dan angka 10 huruf
c Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan ini wajib disampaikan sejak tanggal 1
Januari 2013.
3. Laporan data kepemilikan saham Emiten atau Perusahaan Publik oleh direktur dan
dalam angka 10 huruf d Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan ini wajib
Laporan yang harus dilakukan oleh Biro adminitrasi efek dalam bentuk cetak antara
lain :
1. Laporan kegiatan operasional tahunan yang telah diperiksa oleh Akuntan yang
terdaftar di Bapepam dan LK dengan berpedoman pada Formulir Nomor
X.H.1-1 peraturan ini yang meliputi:
a. kegiatan registrasi;
b. registrasi kepemilikan 5% (lima perseratus) atau lebih saham Emiten atau
Perusahaan Publik;
c. komposisi pemilik surat Efek berdasarkan status pemilik;
d. komposisi denominasi surat Efek; dan penyebaran Efek.
2. Laporan keuangan tahunan Biro Administrasi Efek yang telah diaudit oleh
Akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK.
3. Laporan peristiwa penting, antara lain:
a. hasil penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Biro Administrasi
Efek;
b. perubahan anggaran dasar Biro Administrasi Efek;
c. laporan Efek warkat yang hilang beserta penanganannya; dan
d. laporan adanya pengaduan, klaim, atau gugatan Pemodal atas hak yang
melekat pada Efek yang dimilikinya beserta penanganannya.
4. Laporan bulanan kepemilikan saham atas Emiten atau Perusahaan Publik dan
rekapitulasi yang telah dilaporkan, dengan menggunakan Formulir Nomor
X.H.1-2 peraturan ini.