Erdianto (2018)
Erdianto (2018)
Erdianto (2018)
SKRIPSI
Oleh:
SHAHRUL ERDIANTO
NPM : 1404290180
Program Studi : AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
RINGKASAN
i
SUMMARY
ii
RIWAYAT HIDUP
1996, anak pertama dari dua bersaudara, putra dari bapak Edy Rulianto dan Ibu
Saurni
iii
3. Tahun 2017 mengikuti PKL (Praktik Kerja Lapangan) di Pusat Penelitian
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
menyusun skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Berbagai Nutrisi dan Media Tanam
1. Orang tua penulis yang telah memberikan kasih sayang dan mendidik penulis
2. Ibu Ir. Asritanarni Munar, M.P. selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas
pembimbing.
4. Ibu Dr. Ir. Wan Afriani Barus, M.P. selaku ketua Prodi Agroteknologi.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang mendukung
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ...................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP.............................................................................. iii
KATA PENGANTAR.......................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ x
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
Latar Belakang ............................................................................. 1
Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
Hipotesa Penelitian ....................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ..................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5
Botani Tanaman ........................................................................... 5
Morfologi Tanaman ...................................................................... 5
Syarat Tumbuh ............................................................................. 6
Media Tanam ............................................................................... 6
Arang Sekam ......................................................................... 7
Sabut Kelapa ......................................................................... 8
Sekam Padi ............................................................................ 8
Tanah Liat ............................................................................. 8
Sistem Tanam Irigasi Tetes ........................................................... 9
Nutrisi Goodplant ......................................................................... 10
Nutrisi Hydrogarden ..................................................................... 10
BAHAN DAN METODE PENELITIAN ............................................ 12
Waktu dan Tempat ....................................................................... 12
Bahan dan Alat ............................................................................ 12
Metode Penelitian ......................................................................... 12
Pelaksanaan Penelitian.................................................................. 14
Penyemaian .......................................................................... 14
Persiapan Media Tanam ......................................................... 14
Persiapan Sistem Irigasi Tetes................................................ 15
Pembuatan Larutan Nutrisi .................................................... 16
Penanaman ........................................................................... 16
Pemeliharaan ................................................................................ 16
Pengairan .............................................................................. 16
vi
Panen .................................................................................... 16
Parameter pengamatan ................................................................. 17
Tinggi Tanaman (cm) ............................................................ 17
Jumlah Daun (helai) ............................................................... 17
Diameter Batang (mm) .......................................................... 17
Bobot Basah per Tanaman (g) ................................................ 17
Bobot Kering per Tanaman (g)............................................... 17
Serapan Hara N dan P ........................................................... 18
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 19
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 30
Kesimpulan ........................................................................... 30
Saran ............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 31
LAMPIRAN ......................................................................................... 35
vii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
x
23. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Kailan 5 MST .. 47
xi
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
semakin bertambah. Triwulan pertama ini volume impor sayuran dari Cina
berjumlah 45.140,1 ton dengan nilai Rp 268,6 miliar. Impor sayuran pada bulan
Februari 2011 yang hanya 11.459,6 ton. Produksi nasional sayuran masih belum
China yang mirip dengan tanaman sawi dan kembang kol. Kailan mempunyai gizi
yang tinggi dan bermanfaat untuk menghaluskan kulit serta sumber zat besi. Anti
oksidan untuk mencegah kanker dan mencegah infeksi. Sayuran kailan belum
lazim dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Konsumen utama kailan adalah
restaurant, hotel dan masyarakat Tionghoa serta kalangan menengah ke atas. Hal
ini membuat nilai ekonomis dan pemasaran kailan cukup prospektif. Budidaya
tanaman kailan tidak jauh berbeda dengan budidaya sayuran lainnya. Kailan
hidroponik. Sistem hidroponik merupakan salah satu cara bercocok tanam yang
memanfaatkan air sebagai media nutrisi yang akan langsung diserap oleh
tanaman. Salah satu cara menanggulangi keterbatasan lahan yaitu dengan sistem
2
irigasi tetes. Sistem irigasi tetes dapat menghemat pemakaian air, karena dapat
yang mempunyai sumber air yang terbatas. Perlu modal awal yang cukup tinggi,
akan tetapi untuk biaya produksi selanjutnya akan lebih kecil karena tidak
biasa digunakan sebagai sumber hara makro dan mikro. Unsur hara makro
meliputi kalium nitrat, kalsium nitrat, kalium fosfat, dan magnesium sulfat. Hara
unsur mikro penting. Kebutuhan nutrisi untuk budidaya kailan yaitu (N-total) 250
ppm, phospor (P) 75 ppm, kalium (K) 350 ppm, kalsium (Ca) 175 ppm, dan
perlakuan media tanam arang sekam dan nutrisi goodplant berpengaruh nyata
tanaman, jumlah daun, luas daun, kandungan klorifil dan berat basah.
sistem rakit apung, menunjukkan hasil nutrisi goodplant dengan kepekatan nutrisi
meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman, kadar hijau daun,
berat kering tanaman. Hasil penelitian dianalisis dengan uji T taraf 5% berat basah
pertumbuhan gulma sebab alokasi pemberian air pada irigasi tetes hanya diberikan
Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul pengaruh berbagai nutrisi dan
Tujuan Penelitian
tetes.
Hipotesa Penelitian
dengan berbagai jenis media tanam dan nutrisi pada sistem irigasi tetes.
4
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
kubis-kubisan (Brassicaceae) yang berasal dari negeri china dan dipanen ketika
tanaman masih muda. Kailan merupakan jenis tanaman sayuran daun, menurut
Divisi : Sphermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Morfologi
Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas
dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang yang relatif
cabang akar yang kokoh. Cabang akar tumbuh dan menghasilkan akar tersier yang
akan berfungsi menyerap unsur hara dari dalam tanah (Khairani, 2010).
Sekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat tangkai daun yang bertangkai
pendek. Tanaman kailan mempunyai batang tunggal berwarna hijau kebiruan dan
tumbuh semusim ataupun dwi musim.. Kailan memiliki daun yang tebal, datar,
panjang dan melebar seperti caisim, sedangkan warna daun mirip dengan
kalian berwarna putih. Kepala bunga berukuran kecil, mirip dengan bunga pada
brokoli. Bunga kailan terdapat dalam tandan yang muncul dari ujung batang atau
tunas. Kailan berbunga sempurna dengan enam benang sari yang terdapat dalam
Tanaman kailan dapat tumbuh dan beradaptasi pada semua jenis tanah, baik tanah
yang bertekstur ringan sampai berat. Tanaman kailan memerlukan curah hujan
mempunyai suhu di antara 15oC hingga 35oC. Pada suhu yang yang terlalu rendah
tanaman menunjukan gejala nekrosa pada jaringan daun hingga akhirnya mati.
Pada suhu terlalu tinggi tanaman mengalami kelayuan karena mengalami proses
penguapan yang terlalu besar. Kelembaban udara yang baik bagi tanaman kailan
Media Tanam
Media tanam dapat diartikan sebagai tempat tinggal atau rumah bagi
tanaman. Tempat tinggal yang baik adalah yang dapat mendukung pertumbuhan
dan kehidupan tanaman. Tanah sebagai media bercocok tanam memiliki beberapa
kekurangan, yaitu kurang bersih, penggunaan nutrisi oleh tanaman kurang efisien,
7
pemecahan masalah yaitu dengan mencari bahan-bahan selain tanah dan tanpa
membutuhkan lahan yang luas untuk bercocok tanam. Berbagai bahan media
tanaman sehingga produktivitasnya dapat menjadi lebih baik. Media tanam yang
sering digunakan yaitu Arang Sekam, Sabut Kelapa, Sekam Padi, dan Tanah Liat
(Mechram, 2006).
Arang Sekam
parsial dari sekam padi. Arang sekam dibutuhkan dalam dunia pertanian maupun
pembuat kompos, pupuk bokashi, media tanam dan persemaian. Arang sekam
sendiri memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang
sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Arang
kalsium (0,14%). Selain itu juga mengandung unsur lain seperti Fe2O3, K2O,
MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang kecil serta beberapa jenis bahan
karena menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit akibat adanya pengerasan
jaringan. Sekam bakar juga digunakan untuk menambah kadar Kalium dalam
Sabut Kelapa
maupun pupuk organik cair, karena didalam sabut kelapa terdapat unsur hara
makro dan mikro. Kandungan unsur hara yang terdapat dalam sabut kelapa yaitu:
air, 53,83 %, N 0,28% ppm, P 0,1 ppm, K 6,726 ppm, Ca 140 ppm, dan Mg 170
ppm. Unsur - unsur hara tersebut sangat diperlukan bagi tanaman untuk
sebagai media tanam antara lain yaitu: dapat menyimpan air yang mengandung
unsur hara, sifat cocopeat yang senang menampung air dalam pori-pori
Sekam Padi
Sekam padi mengandung 40% selulosa, 30% lignin, dan 20% abu. Sekam
padi memiliki sifat higroskopis, berat jenis rendah dan warna netral. Sekam padi
merupakan material isolasi yang sangat baik karena sekam padi sulit terbakar dan
dapat mencegah kelembapan yang dapat menimbulkan jamur atau fungi, beberapa
sekam padi menyediakan isolasi termal yang sangat baik (Apriliyanni dkk., 2008).
Tanah Liat
Tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral yang mengandung
unsur silika dengan diameter kurang dari 4 mikrometer. Liat terbentuk dari proses
pelapukan batuan silika oleh asam karbonat. Tanah liat memiliki sifat plastis pada
14,78%. Partikel liat memiliki tenaga tarik antar partikel yang sangat kuat jika
pada kondisi kering menyebabkan kekuatan yang sangat tinggi pada suatu
Pemberian air irigasi dapat dilakukan dengan lima cara yaitu penggenangan,
penggunaan alur, sub irigasi dengan menggunakan air dibawah permukaan tanah
perubahan dari kelembaban tanah yang cukup tinggi bisa diatasi dengan
menerapkan sistem irigasi tetes ini. Sehingga dengan pemakaian irigasi tetes
kimia sangat mudah, cukup mencampur pupuk atau bahan kimia yang akan
diberikan ke tanaman di campur dengan air irigasi. Dengan metode ini maka
pupuk atau bahan kima yang dipakai menjadi lebih efisien serta distribusinya
Nutrisi Goodplant
Nutrisi dan media tanam yang berbeda memberikan hasil yang berbeda
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk dalam istilah hidroponik disebut
juga dengan nutrisi. Nutrisi yang diperlukan tanaman meliputi unsur hara makro
dan mikro. Setiap jenis nutrisi hidroponik memiliki komposisi yang berbeda beda.
0,87 %, Zn 0,06 %, Mo 0,023 %. Larutan yang ada pada media harus kaya akan
nitrogen (N). Nutrisi goodplant mengandung unsur nitrogen (N) lebih tinggi
Nutrisi Hydrogarden
1,98 ppm, Fe EDHA 0,42 ppm, Mn EDTA 0,60 ppm, Zn EDTA 0,12 ppm, Cu
EDTA 0,05 ppm, B 0,60 ppm, Mo 0,062 ppm, Na 0,030 ppm. Keunggulan nutrisi
Hydrogarden antara lain daya tumbuh tanaman lebih cepat, efisiensi air karena
penyerapan ion nitrat dan amonium oleh tanaman. Hal ini dimungkinkan
Analisa kadar dan serapan hara N, P, K dilakukan pada masa panen yaitu
segarnya, dikeringkan dalam oven dengan suhu 60o C selama 2 x 24 jam untuk
untuk analisis kadar hara tanaman. Serapan hara adalah jumlah hara yang masuk
ke dalam jaringan tanaman. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil analisis jaringan
tanaman. Serapan hara = kadar hara (%) x bobot kering (g) . Manfaat dari angka
Muhammadiyah Sumatera Utara, Jl. Tuar No. 65. Desa Amplas, Kecamatan
Medan Amplas, dengan ketinggian tempat ± 27 mdpl, pada bulan Juli sampai
(Brassica oleraceae) varietas Yama F1, arang sekam, sekam padi, tanah liat, sabut
Alat yang digunakan adalah elbow, pipa segitiga, stop kontak, soder, lem
pipa, nepel ulir 5 mm, pompa hidroponik, polibeg 20 x 30 cm, ember, pipa, selang
irigasi 5 mm, stick drip 5 mm, meteran, timbangan digital, oven, gergaji, carter,
gunting, tali plastik, box nutrisi, sprayer, TDS meter, timbangan digital, kabel
listrik, kamera.
Metode Penelitian
(Split Plot Design) dengan 3 ulangan. Petak utama (main plot) terdiri dari 2
nutrisi, yaitu N1= Goodplant 10 ml/l air, N2= Hydrogarden 10 ml/l air. Anak petak
(sub plot) terdiri dari 4 media, yaitu M1= Arang sekam, M2= Sabut kelapa, M3=
N1M1 N2M1
N1M2 N2M2
N1M3 N2M3
N1M4 N2M4
Dimana :
Yijk : Nilai pengamatan karena pengaruh faktor M blok ke-i pada taraf ke-j dan
faktor D pada taraf ke-k.
Yik : Pengaruh acak dari petak utama, yang muncul pada taraf ke-i dari faktor
M dalam ulangan ke-k
ijk : Pengaruh Galat karena blok ke-i Perlakuan dan taraf ke-j dari faktor D
ke-k pada blok ke-i
Pelaksanaan Penelitian
Penyemaian
penyemaian dilakukan pengisian tanah pada tray semai menggunakan top soil,
menaburkan benih tanaman kailan. Benih disemprot hingga lembab setiap hari
kemudian diletakkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari selama 1 minggu,
setelah tumbuh 2 helai daun, bibit dipindahkan ke media tanam yang telah
disiapkan.
Media tanam yang digunakan adalah arang sekam, sabut kelapa, sekam
padi dan tanah liat. Faktor media tanam (M) Pada Perlakuan M1 = Arang sekam :
pasir : tanah (1 : 1 : 1), yaitu tanah diambil satu ember, pasir satu ember dan arang
sekam satu ember kemudian media tersebut dicampur hingga merata, media
perlakuan M2 = Sabut kelapa : tanah : pasir : (1 : 1 : 1), yaitu tanah diambil satu
ember, pasir satu ember dan sabut kelapa satu ember kemudian media tersebut
yaitu tanah diambil satu ember, pasir satu ember dan sekam padi satu ember
polibeg dengan jumlah 32 polibeg sampai penuh. Pada perlakuan M4 = Tanah liat
: pasir : tanah (1 : 1 : 1) yaitu tanah diambil satu ember, pasir satu ember dan
15
tanah liat satu ember kemudian media tersebut dicampur hingga merata, media
polibeg ditempatkan pada rumah kaca sesuai denah perlakuan yang telah dibuat.
pipa yang digunakan untuk mengaliri air per plot adalah 1,25 m sebanyak 12 pipa.
Cara kerja,
1. Pipa dipotong sepanjang 1,5 m sebanyak 6 pipa, 2 m sebanyak 2 pipa dan 0,5
diberikan dop.
4. Nepel ulir dimasukkan pada setiap lubang yang sudah disoder pada pipa.
6. Selang irigasi dimasukkan stick drip lalu tancapkan ke media tanam pada
polibeg.
7. Pipa disambung menggunakan elbow dan knee disatukan dengan lem pipa
9. Pompa air dipasang disetiap box nutrisi dan dihubungkan dengan instalasi
listrik
16
10. Box nutrisi diisi dengan 45 L air sumur dan larutkan nutrisi sesuai dengan
perlakuan.
B dalam 1 liter air. Setelah larutan selesai dibuat maka dihitung kepekatan
pada setiap ulangan hingga penuh, larutan dicek setiap minggu dan diisi ulang.
Penanaman
berjumlah dua helai yaitu dengan cara memindahkan bibit dari tray semai ke
polibeg yang sudah diisi dengan media tanam sesuai dengan perlakuan.
Pemeliharaan
Pengairan
Panen
Tanaman kailan dipanen pada umur 35 hari dengan kriteria panen yang
dapat dilihat dari fisik tanaman. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut
Parameter Pengamatan
Pengukuran dilakukan mulai dari satu minggu setelah tanam sampai dengan lima
Jumlah daun tanaman kailan dihitung dari daun tanaman yang sudah
terbuka sempurna. Perhitungan dimulai dari satu minggu setelah tanam sampai
Diameter batang tanaman kailan diukur pada batang dengan jarak dua cm
diatas permukaan tanah dilakukan dua arah kemudian diukur pada ujung batang
atas dengan jarak dua cm dibawah titik tumbuh dilakukan dua arah menggunakan
caliper.
ratakan.
cara menimbang seluruh berat basah tanaman sampel kemudian diovenkan dengan
suhu 650 C selama 48 jam. Selanjutnya sampel dikeluarkan dari oven dan
18
dimasukkan kembali ke dalam oven dengan suhu 650 C selama 12 jam, kemudian
pada penimbangan pertama dan kedua beratnya sama, maka pengeringan telah
sempurna. Bila penimbangan kedua berat keringnya lebih kecil, perlu diulangi
konstan.
menggunakan rumus serapan hara = kadar hara (%) x berat kering (g) setiap
Data tinggi tanaman dan sidik ragam tanaman kailan dapat dilihat pada
lampiran 12 dan 13. Berdasarkan hasil sidik ragam dengan Rancangan Petak
Terpisah (RPT) menunjukkan bahwa masing masing faktor tunggal jenis nutrisi
dan media tanam maupun faktor kombinasi jenis nutrisi dan media tanam pada
sistem irigasi tetes menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata pada semua
parameter yang diukur. Rataan tinggi tanaman kailan umur 5 MST dapat
Tabel 1. Tinggi Tanaman Kailan Umur 5 MST pada Perlakuan Berbagai Nutrisi
dan Media Tanam pada Sistem Irigasi Tetes.
Media Tanam
Nutrisi Rataan
M1 M2 M3 M4
………………..…(cm)…………………
N1 19.25 18.54 19.73 19.70 19.31
N2 17.77 18.18 19.69 18.66 18.58
Rataan 18.51 18.36 19.71 19.18
terlihat bahwa tanaman tertinggi pada pemberian nutrisi Goodplant (10 ml/l air)
dengan media tanam sekam padi yakni dengan tinggi tanaman 19.73 cm.
fase ini baik berbagai jenis media tanam maupun nutrisi sama-sama berkontribusi
baik, sehingga menunjukkan diferensiasi pada tinggi tanaman tidak berbeda jauh.
berhubungan dengan tiga proses penting yaitu pembelahan sel, pemanjangan sel
dan tahap pertama dari diferensiasi sel. Ketiga proses tersebut membutuhkan
yang dibentuk dalam tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan hara bagi tanaman
tersebut.
Data jumlah daun dan sidik ragam tanaman Kailan dapat dilihat pada
lampiran 16 dan 17. Berdasarkan hasil sidik ragam dengan Rancangan Petak
Terpisah (RPT) menunjukkan bahwa berbagai jenis nutrisi pada sistem irigasi
pada parameter jumlah daun. Berbagai jenis media tanam pada sistem irigasi tetes
pengaruh yang tidak berbeda nyata. Rataan jumlah daun tanaman kailan umur 2
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Kailan Umur 2 MST pada Perlakuan Berbagai
Nutrisi dan Media Tanam pada Sistem Irigasi Tetes.
Media Tanam
Nutrisi Rataan
M1 M2 M3 M4
………………..…(Helai)…………………
N1 5.20 4.93 4.93 4.93 5.00
N2 5.20 4.54 5.20 4.93 4.97
Rataan 5.20 b 4.74 a 5.07 b 4.93 a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada baris yang
sama berbeda nyata menurut uji DMRT 5%
terhadap M1 dan M3, namun tidak berbeda nyata dengan M4. Data jumlah daun
tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan M1 yakni 5.20 helai. Sedangkan pada
daun tanaman kailan dengan perlakuan berbagai media tanam pada umur tanaman
5,3
5,2
5,1
Jumlah Daun (helai)
4,9
4,8
4,7
4,6
4,5
M1 M2 M3 M4
Media Tanam
terbanyak untuk parameter jumlah daun dan yang terendah terdapat pada
perlakuan M2. Hal ini dikarenakan perlakuan komposisi media tanam M1 dapat
mengikat air dan unsur hara dengan baik sehingga unsur N tersebut dapat diserap
oleh akar dan ditranslokasikan ke bagian tanaman khususnya daun. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Wahyudin (2004) bahwa unsur hara terutama nitrogen sangat
berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman, kadar nitrogen yang diserap akar
membentuk protein untuk pembentukan daun. Besarnya unsur hara yang diserap
oleh akar akan mempengaruhi jumlah bahan organik dan mineral yang akan
meningkatkan jumlah daun. Selain itu adanya hubungan antara laju pertumbuhan
22
tinggi tanaman terhadap jumlah daun, yaitu semakin tinggi tanaman maka jumlah
daun semakin bertambah. Hal ini didukung oleh pernyataan Rosdiana (2015)
bahwa meningkatnya jumlah daun berkaitan dengan tinggi tanaman. Arang sekam
yang berwarna hitam mampu mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, selain
itu, arang sekam juga mengandung silikat yang berguna dalam pemenuhan unsur
Data diameter batang dan sidik ragam tanaman Kailan dapat dilihat pada
lampiran 24 dan 25. Berdasarkan hasil sidik ragam dengan Rancangan Petak
nutrisi dan media tanam maupun faktor kombinasi jenis nutrisi dan media tanam
pada sistem irigasi tetes menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata pada semua
parameter yang di ukur. Rataan diameter batang tanaman kailan dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3. Diameter Batang Tanaman Kailan pada Perlakuan Berbagai Nutrisi dan
Media Tanam pada Sistem Irigasi Tetes.
Media Tanam
Nutrisi Rataan
M1 M2 M3 M4
………………..…(mm)…………………
N1 7.31 6.49 6.69 7.44 6.98
N2 6.65 6.05 6.83 6.53 6.52
Rataan 6.98 6.27 6.76 6.99
namun terlihat bahwa diameter batang tertinggi terdapat pada nutrisi Goodplant
23
(10 ml/l air) dengan media tanam tanah liat yakni dengan diameter batang
tanaman 7.44 mm. Hal ini karena kandungan unsur hara makro maupun mikro
vegetatif tanaman kailan pada diameter batang. Sehingga tidak ada perbedaan
Data bobot basah tanaman dan sidik ragam tanaman Kailan dapat dilihat
pada lampiran 26 dan 27. Berdasarkan hasil sidik ragam dengan Rancangan Petak
Terpisah (RPT) menunjukkan bahwa masing masing faktor tunggal jenis nutrisi
dan media tanam maupun faktor kombinasi jenis nutrisi dan media tanam pada
sistem irigasi tetes menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata pada semua
parameter yang di ukur. Rataan bobot basah tanaman kailan dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4. Bobot Basah Tanaman Kailan pada Perlakuan Berbagai Nutrisi dan
Media Tanam pada Sistem Irigasi Tetes.
Media Tanam
Nutrisi Rataan
M1 M2 M3 M4
………………..…(g)…………………
N1 21.05 19.68 19.06 20.77 20.14
N2 19.74 18.82 20.29 20.02 19.72
Rataan 20.40 19.25 19.68 20.40
Meskipun secara statistik bobot basah tanaman tidak berbeda nyata namun
terlihat bahwa bobot basah tertinggi pada nutrisi Goodplant (10 ml/l air) dengan
media tanam arang sekam dengan yakni bobot tanaman 21.05 g. Tidak adanya
pengaruh nyata pada taraf perlakuan bobot basah tanaman disebabkan kandungan
nutrisi berbeda jenis memiliki efektivitas yang serupa, begitu juga dengan jenis
media tanam yang tidak memberikan efek dominan pada salah satu taraf.
24
Data bobot kering tanaman dan sidik ragam tanaman Kailan dapat dilihat
pada lampiran 28 dan 29. Berdasarkan hasil sidik ragam dengan Rancangan Petak
Terpisah (RPT) menunjukkan bahwa masing masing faktor tunggal jenis nutrisi
dan media tanam maupun faktor kombinasi jenis nutrisi dan media tanam pada
sistem irigasi tetes menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata pada semua
parameter yang di ukur. Rataan bobot kering tanaman kailan dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5. Bobot Kering Tanaman Kailan pada Perlakuan Berbagai Nutrisi dan
Media Tanam pada Sistem Irigasi Tetes.
Media Tanam
Nutrisi Rataan
M1 M2 M3 M4
………………..…(g)…………………
N1 2.82 2.62 2.55 3.05 2.76
N2 2.80 2.58 2.76 2.78 2.73
Rataan 2.81 2.60 2.66 2.92
namun terlihat bahwa bobot kering tertinggi pada nutrisi Goodplant (10 ml/l air)
dengan media tanam tanah liat yakni bobot kering tanaman 3.05 g. Tidak adanya
pengaruh nyata pada taraf perlakuan bobot kering tanaman kolerasinya dengan
bobot basah tanaman yang tidak berpengaruh nyata, dan disebabkan kandungan
nutrisi berbeda jenis memiliki efektivitas yang serupa, begitu juga dengan jenis
media tanam yang tidak memberikan efek dominan pada salah satu taraf.
Data analisis serapan N dan P dan sidik ragam tanaman Kailan dapat
dilihat pada lampiran 30, 31 32 dan 33. Berdasarkan hasil sidik ragam dengan
sistem irigasi tetes tidak berpengaruh nyata terhadap parameter analisis serapan N
berbeda nyata terhadap M1, M3 dan M4, namun M1 tidak berbeda nyata terhadap
perlakuan M3. Berdasarkan data pada Tabel 6, histogram analisis hara N tanaman
kailan dengan perlakuan berbagai jenis media tanam dapat dilihat pada Gambar 2.
18,00
Analisis Serapan Hara N (%)
16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
M1 M2 M3 M4
Kemampuan media tanam tanah liat di bandingkan media tanam lainnya dalam
mengikat unsur air di dalam tanah merupakan penyebab mengapa media tanam
serapan hara N. Nitrogen yang tersedia hasil dari aplikasi berbagai nutrisi
bentuk amonium (NH4+) sedangkan dalam keadaan oksidasi dalam bentuk nitrat
(NO3-), bila tanah mengandung sebagian mineral bermuatan tidak tetap, maka
amonium dan nitrat dapat teradsopsi oleh kompleks pertukaran kation dan anion.
Tetapi bentuk nitrat mempunyai ikatan yang lemah dibandingkan fosfat dan sulfat,
sehingga nitrat lebih mudah terlepas dari kompleks pertukaran anion dan tercuci.
Menurut Hakim dkk (1986) KTK tanah dipengaruhi oleh fraksi liat dan
bahan organik tanah, bahan organik memiliki gugus fungsional yang dapat
menyumbangkan muatan negatif dari bahan tanah, muatan negatif ini mampu
Mahida (1984) liat memiliki sifat aerasi dan drainase yang buruk, tetapi
kemampuannya dalam menyimpan air dan unsur hara sangat tinggi, Hal ini
membuat amonium dapat bertahan lebih lama dalam tanah. Pada media lain
tidak berbeda nyata terhadap M2, namun berbeda nyata dengan perlakuan M3 dan
M4. Berdasarkan data pada Tabel 7, histogram analisis hara P tanaman kailan
dengan perlakuan berbagai jenis media tanam dapat dilihat pada Gambar 4.
12
Analisis Serapan Hara P (%)
10
0
M1 M2 M3 M4
Media tanam sekam padi memiliki karakter sebagai salah satu media yang baik
memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. sekam bersifat
porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air dan hubungan antara
media tanam sekam padi dengan unsur hara P diperkuat oleh pernyataan yang
28
bersumber dari Houston (1972) bahwa sekam padi mengandung P2O5 sebesar 0.20
- 2.85 %.
Proses dekomposisi menghasilkan asam organik berupa asam humat dan fulvat.
kation. Diduga aktifitas ini meningkatkan pH tanah hal ini sesuai pernyataan
Wahyudi (2009) asam humat dan asam fulvat dari hasil dekomposisi bahan
organik berperan penting dalam mereduksi Al pada tanah sehingga produksi ion
mempunyai peran yang lebih besar dari asam humat dalam pelepasan unsur fosfat
(P) dalam tanah. Kemampuan asam fulvat dalam pelepasan P dalam tanah
disebabkan karena mobilitas tingkat kemasaman total yang lebih besar dua kali
lipat dibandingkan asam humat. Menurut Hardjowigeno (2010) pada tanah masam
banyak unsur P yang berada di dalam tanah, maupun yang diberikan ke tanah
sebagai pupuk, tetapi terikat oleh unsur-unsur Al dan Fe sehingga tidak dapat
digunakan tanaman. Hal ini disebabkan oleh pH tanah yang sangat rendah dan
diikuti oleh terjadinya fiksasi P oleh ion-ion Al, Fe, dan Ca yang akan membentuk
Nilai kejenuhan basa (KB) tanah merupakan persentase dari total KTK
yang diduduki oleh kation-kation basa yaitu Ca, Mg, Na, dan K terhadap jumlah
total kation yang diikat dan dapat dipertukarkan oleh koloid. Kemudian pelepasan
rendah, berarti kompleks jerapan lebih banyak diisi oleh kation-kation asam yaitu
Al3+ dan H. Apabila kation asam terlalu banyak, terutama Al3+ dapat meracuni
Kesimpulan
1. Tidak ada pengaruh jenis nutrisi terhadap serapan hara N dan P tanaman kailan
2. Ada pengaruh berbagai jenis media tanam terhadap jumlah daun, serapan hara
N dan P tanaman kailan (Brassica oleraceae) pada sistem irigasi tetes dengan
masing-masing media arang sekam (5,20 helai), tanah liat (16,76%), dan sekam
padi (10,12%).
3. Tidak ada interaksi berbagai jenis nutrisi dan media tanam terhadap serapan
hara N dan P tanaman kailan (Brassica oleraceae) pada sistem irigasi tetes.
Saran
nutrisi dengan taraf masing - masing 5 ml/l air, 10 ml/l air dan 15 ml/l air, untuk
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, R.M., D. Elfiati., dan E. N. Akoeb. 2016. Peran kompos tandan kosong
kelapa sawit dan pupuk anorganik dalam meningkatkan serapan hara n, p,
k dan pertumbuhan tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Vol. 3, No.1.
2: 21- 33.
Bustami, Sufardi dan Bakhtiar. 2012. Serapan Hara dan Efesiensi Pemupukan
serta Pertumbuhan Padi Varietas Lokal. Jurnal Manajemen Sumber daya
Lahan. Volume 1, Nomor 2. : 2: 159-170.
Daviv, Z., S. Fatimah. dan C. Wasonowati. 2011. Penerapan Panjang Talang dan
Jarak Tanam dengan Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
Pada Tanaman Kailan (Brassica Oleraceae Var. Alboglabra.) Jurnal
Universitas Trunojoyo. Madura. Agrovigor. Vol. 6, No. 2, September
2011. Vol : 2. No : 3: 97-128.
Dea, G., S. Triyono. dan Haryono. 2015. Pengaruh Penggunaan Beberapa Warna
Lampu Neon Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kailan
(Brassica Oleraceae) Pada Sistem Hidroponik Indoor. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung. Lampung. Vol. 5, No 1: 1:13-24.
Kim H. Tan. 1997. Degradasi Mineral Tanah oleh Asam Organik. Interaksi
Mineral Tanah dengan Bahan Organikdan Mikrobia.. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta. 1-42Pp.
32
Mechram, S. 2006. Aplikasi Teknik Irigasi Tetes Dan Komposisi Media Tanam
Pada Tanaman Selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Teknologi Pertanian,
Vol. 7 No. 1: 27-36.
Munardi, 2006. Peran Asam Humat dan Fulvat dari Bahan organik dalam
Pelepasan P Terjerap Pada Andisol. Program Pascasarjana Universitas
Brawijaya. Malang
Prastowo, A. 2013. Teknologi Irigasi Hemat Air. Pusat Pengkajian dan Penerapan
Ilmu Teknik untuk Pertanian Tropika (CREATA). Lembaga Penelitian
IPB. Bogor. Jurnal vol 4 No 1 : 83-92.
Sabri, Y. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dari Sabut Kelapa dan
Bokashi Cair dari Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi
Caisim (Brasica juncea L.) Jurnal Pertanian UMSB. Vol 1 : 11-17.
Silalahi, I., Sumono, S. B. Daulay, E. Susanto. 2013. Efisiensi Irigasi Tetes dan
Kebutuhan Air Tanaman Bunga Kol pada Tanah Andosol. Jurnal Rekayasa
Pangan dan Pertanian. Vol 2 (1) : 96-100
Tisdale, S.L., W.L., Nelson dan J.D. Braton. 1990. Soil Fertility dan Fertilizer. 4th
Edition Macmillan Pub. Co. New York.
LAMPIRAN
N1 N2 N1
N2 N1 N2
a
N2M4 N1M1 N2M3
Keterangan :
Keterangan :
: Tanaman sampel
Vaarietas : Yama F1
Umur Tanaman : 35 - 48 Hari
Bentuk Tanaman : Tegak
Bentuk Daun : Oval dengan ujung sedikit meruncing
Bentuk Batang : Segitiga
Tinggi Tanaman : 36 cm
Warna Batang : Hijau
Warna Daun : Hijau Tua
Muka Daun : Halus
Tekstur Daun : Lembut
Bobot : 40 g/tanaman
Suhu Optimal : 18-32o C
Daya Kecambah : 85%
Kemurnian : 95%
38
Kk (a) 14.21%
Kk (b) 8.99%
Keterangan * : Nyata
tn : Tidak Nyata
39
kk(a) 20.02%
kk (b) 12.08%
Keterangan * : Nyata
tn : Tidak Nyata
40
kk(a) 11.56%
kk (b) 7.46%
Keterangan * : Nyata
tn : Tidak Nyata
41
kk(a) 22.91%
kk (b) 16.85%
Keterangan * : Nyata
tn : Tidak Nyata
42
kk(a) 23.84%
kk (b) 16.95%
Keterangan * : Nyata
tn : Tidak Nyata
43
Lampiran 15. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Kailan 1 MST
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hit
0.05 0.01
Blok 2 0.12 0.06 0.49 tn 19.00 99.01
Nutrisi 1 0.00 0.00 0.01 tn 18.51 98.50
Galat (a) 2 0.25 0.12
Media Tanam 3 0.28 0.09 2.07 tn 3.49 5.95
B-Linear 1 0.00 0.00 0.04 tn 4.75 9.33
B-Kuadratik 1 0.28 0.28 6.04* 4.75 9.33
B-Kubik 1 0.29 0.29 6.25* 4.75 9.33
Interaksi (N x
3 0.17 0.06 1.23 tn 3.49
M) 5.95
Galat (B) 12 0.55 0.05
Total 23 1.37
kk(a) 9.34%
kk (b) 5.68%
Keterangan * : Nyata
tn : Tidak Nyata
44
Lampiran 17. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Kailan 2 MST
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hit
0.05 0.01
Blok 2 0.30 0.15 7.24 tn 19.00 99.01
Nutrisi 1 0.01 0.01 0.29 tn 18.51 98.50
Galat (a) 2 0.04 0.02
Media Tanam 3 0.70 0.23 6.79** 3.49 5.95
B-Linear 1 0.04 0.04 1.15 tn 4.75 9.33
B-Kuadratik 1 0.33 0.33 9.46** 4.75 9.33
B-Kubik 1 0.95 0.95 27.45** 4.75 9.33
Interaksi (N x M) 3 0.33 0.11 3.21 tn 3.49 5.95
Galat (B) 12 0.41 0.03
Total 23 1.79
kk(a) 2.87%
kk (b) 3.72%
Keterangan * : Nyata
tn : Tidak Nyata
45
Lampiran 19. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Kailan 3 MST
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hit
0.05 0.01
Blok 2 0.90 0.45 1.36 tn 19.00 99.01
Nutrisi 1 0.95 0.95 2.88 tn 18.51 98.50
Galat (a) 2 0.66 0.33
Media Tanam 3 3.82 1.27 3.49 tn 3.49 5.95
B-Linear 1 0.04 0.04 0.11 tn 4.75 9.33
B-Kuadratik 1 1.90 1.90 5.22 * 4.75 9.33
B-Kubik 1 5.61 5.61 15.38** 4.75 9.33
Interaksi (N x
3 0.96 0.32 0.88 tn 3.49
M) 5.95
Galat (B) 12 4.37 0.36
Total 23 11.67
kk(a) 8.39%
kk (b) 8.81%
Keterangan * : Nyata
* * : Sangat Nyata
tn : Tidak Nyata
46
Lampiran 21. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Kailan 4 MST
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hit
0.05 0.01
Blok 2 0.48 0.24 0.33 tn 19.00 99.01
Nutrisi 1 1.21 1.21 1.66 tn 18.51 98.50
Galat (a) 2 1.46 0.73
Media Tanam 3 1.94 0.65 0.81 tn 3.49 5.95
B-Linear 1 0.04 0.04 0.06 tn 4.75 9.33
B-Kuadratik 1 0.00 0.00 0.00 tn 4.75 9.33
B-Kubik 1 3.72 3.72 4.68 tn 4.75 9.33
Interaksi (N x
3 0.71 0.24 0.30 tn 3.49
M) 5.95
Galat (B) 12 9.54 0.80
Total 23 15.34
kk(a) 11.89%
kk (b) 12.42%
Lampiran 23. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Kailan 5 MST
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hit
0.05 0.01
Blok 2 0.17 0.09 0.04 tn 19.00 99.01
Nutrisi 1 2.15 2.15 1.00 tn 18.51 98.50
Galat (a) 2 4.30 2.15
Media Tanam 3 2.72 0.91 1.13 tn 3.49 5.95
B-Linear 1 0.10 0.10 0.12 tn 4.75 9.33
B-Kuadratik 1 0.22 0.22 0.27 tn 4.75 9.33
B-Kubik 1 4.90 4.90 6.12 * 4.75 9.33
Interaksi (N x
3 0.75 0.25 0.31 tn 3.49
M) 5.95
Galat (B) 12 9.59 0.80
Total 23 19.67
kk(a) 19.45%
kk (b) 11.86%
Keterangan * : Nyata
tn : Tidak Nyata
48
Lampiran 25. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang Tanaman Kailan 5 MST
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hit
0.05 0.01
Blok 2 1.94 0.97 1.16 tn 19.00 99.01
Nutrisi 1 1.30 1.30 1.55 tn 18.51 98.50
Galat (a) 2 1.68 0.84
Media Tanam 3 2.04 0.68 1.15 tn 3.49 5.95
B-Linear 1 0.05 0.05 0.08 tn 4.75 9.33
B-Kuadratik 1 2.63 2.63 4.48 tn 4.75 9.33
B-Kubik 1 1.28 1.28 2.18 tn 4.75 9.33
Interaksi (N x M) 3 0.88 0.29 0.50 tn 3.49 5.95
Galat (B) 12 7.06 0.59
Total 23 14.90
kk(a) 13.57%
kk (b) 11.36%
kk(a) 28.19%
kk (b) 8.59%
kk(a) 28.23%
kk (b) 8.50%
Lampiran 31. Daftar Sidik Ragam Analisis Serapan Hara N Tanaman Kailan
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hit
0.05 0.01
Blok 2 4.84 2.42 0.14 tn 19.00 99.01
Nutrisi 1 37.44 37.44 2.20 tn 18.51 98.50
Galat (a) 2 34.03 17.01
Media
3 43.12 14.37 7.70 ** 3.49 5.95
Tanam
B-Linear 1 14.67 14.67 7.86 * 4.75 9.33
B-
1 23.96 23.96 12.8 ** 4.75 9.33
Kuadratik
B-Kubik 1 13.37 13.37 7.17 * 4.75 9.33
Interaksi
3 71.03 23.68 12.69** 3.49 5.95
(N x M)
Galat (B) 12 22.39 1.87
Total 23 212.85
kk(a) 27.61%
kk (b) 9.14%
Keterangan * : Nyata
tn : Tidak Nyata
52
Lampiran 33. Daftar Sidik Ragam Analisis Serapan Hara P Tanaman Kailan
F.Tabel
SK DB JK KT F.Hit
0.05 0.01
Blok 2 2.52 1.26 0.24 tn 19.00 99.01
Nutrisi 1 0.60 0.60 0.12 tn 18.51 98.50
Galat (a) 2 10.36 5.18
Media
3 64.30 21.43 38.62** 3.49 5.95
Tanam
B-Linear 1 1.27 1.27 2.29 tn 4.75 9.33
B-
1 99.34 99.34 179.00** 4.75 9.33
Kuadratik
B-Kubik 1 25.03 25.03 45.11** 4.75 9.33
Interaksi
3 9.81 3.27 5.89 * 3.49 5.95
(N x M)
Galat (B) 12 6.66 0.55
Total 23 94.25
kk(a) 29.00%
kk (b) 9.49%
Keterangan * : Nyata
* * : Sangat Nyata
tn : Tidak Nyata
53
Lampiran 34. Tabel Analisis Kandungan Hara N, P dan K Tanaman Kailan per
Kombinasi Perlakuan Berbagai Nutrisi dan Media Tanam pada
Sistem Irigasi Tetes
N P K