Gangguan Rasa Aman Dan Nyaman
Gangguan Rasa Aman Dan Nyaman
Gangguan Rasa Aman Dan Nyaman
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik
pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut ( Asmadi,2008).
3. Manifestasi klinis
a. Vakolasi
1. Mengaduh
2. Menangis
3. Sesak nafas
4. Mendengkur
b. Ekspresi Wajah
1. Meringis
2. Mengeletuk gigi
3. Mengernyit dahi
4. Menutup mata, mulut dengan rapat
5. Mengigit bibir
c. Gerakan tubuh
1. gelisah
2. Imobilisasi
3. Ketegangan otot
4. Peningkatan gerakan jari dan tangan
5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
6. Gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi social
1. Menghindari percakapan
2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3. Menghindari kontak sosial
4. Penurunan rentang perhatian
6. Komplikasi
a. Hipovolemik
b. Hipertermi
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Edema pulmonal
f. Kejang
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangan penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada
perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan
timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan = skala nyeri 1-3 : secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi
dengan baik.
2) Sedang = skala nyeri 4-6 : secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi
nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan.
3) Berat = skala nyeri 7-9 : secara objektif pasien masih bias merespon, namun
terkadang pasien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
4) Nyeri sangat berat = skala 10 : secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan pasien merespon dengan cara memukul.
8. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah.
b. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat
c. Auskultasi : tekanan darah menurun.
9. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi klien
menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga
secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik Imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah. Hypnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan
dapat menguangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana
untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus
nyeri.
c. Teknik distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televisi, dll), ditraksi pendengaran (mendengarkan music, suara
gemericik air), ditraksi pernafasan (bernafas ritmik), ditraksi intelektual (bermain
kartu)
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberoan obat analgesic non-opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada
syaraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic
opioid (morfin, kodein) yang daoat meningkatkan mood dan perasaan pasien
menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya di terapkan pada saat kontraktur
atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru
seperti decubitus.
B. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
2.1 Pengkajian
a. Ekspresi wajah
1. Menutup mata rapat-rapat
2. Membuka mata lebar-lebar
3. Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1. Menangis
2. Berteriak
c. Tanda-tanda Vital
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Pernafasan
d. Ekstermitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasikan tempat atau rasa yang
tidak nyaman
a. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman
pada bagian perut.
b. Rontgen
Untuk mengetahui tulang atau organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien.
2.2.1 Definisi
a. Perilaku
1. Penurunan produktivitas
2. Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa
hidup
3. Gerakan yang tidak relevan
4. Gelisah
5. Memandang sekilas
6. Insomnia
b. Afektif
1. Gelisah
2. Kesedihan yang mendalam
3. Distress
4. Ketakutan
5. Perasaan tidak adekuat
c. Fisiologis
1. Wajah tegang
2. Insomnia
3. Peningkatan keringat
4. Peningkatan ketegangan
5. Terguncang
2.2.3 Faktor yang Berhubungan
a. Terpajan toksin
b. Hubungan keluarga atau hereditas
c. Transmisi dan penularan interpersonal
d. Krisis situasi dan maturase
e. Stress
f. Penyalahgunaan zat
g. Ancaman kematian
2.2.4 Definisi
a. Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat.
b. Objektif
1. Posisi untuk menghindari nyeri
2. Perubahan tonus otot
3. Perubahan selera makan
4. Perilaku ekspresif (mis : gelisah, merintih, menangis, peka terhadap
rangsang dan menghela nafas panjang)
5. Gangguan tidur
Diagnose 3 : Gangguan Rasa Nyaman (buku asuhan keperawatan praktis, hal :364)
2.2.7 Definisi
Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan social.
2.2.8 Batasan Karakteristik
a. Menangis
b. Gangguan pola tidur
c. Takut
d. Ketidakmampuan untuk rileks
e. Melaporkan perasaan tidak nyaman
f. Melaporkan distress
g. Melaporkan kurang puas dengan keadaan
2.3 Perencanaan
Diagnose 3 : Gangguan Rasa Nyaman (buku asuhan keperawatan praktis, hal :364)
2.3.5 Tujuan dan Kriteria Hasil: Berdasarkan NOC
a. NOC
1. Ansietas
2. Rasa takut (fear leavel)
3. Rasa nyaman (comfort)
4. Gangguan tidur (sleep deprivation)
b. Kriteria Hasil
1. Mampu mengontrol kecemasan
2. Status lingkungan yang nyaman
3. Kontrol gejala
4. Status kenyamanan meningkat
2.4 Evaluasi
Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dapat dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan
rumusan tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acuan tentang
perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien.
Daftar Pustaka
Asmadi, (2008). Teknik Prosedural Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika.
Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jakarta : Mediaction.
Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik
Edisi 4. Jakarta: EGC
Wilkkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta:
EGC