Pengelolaan Limbah B3 RS

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 61

Djamal Thaib B.Sc, S.IP, M.Sc.

Asosiasi Hyperkes dan Keselamatan Kerja Indonesia


PENGELOLAAN BARANG BERBAHAYA DAN
BERACUN (KMK 1087 – 2010)

 Limbah medis Rumah Sakit termasuk


kedalam kategori Barang Berbahaya dan
Beracun (B3).
 Limbah medis termasuk dalam :
o kategori limbah berbahaya
o kategori infeksius.
PENGERTIAN
Pengertian limbah RS
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk
padat, cair dan gas.

Pengertian manajemen limbah RS


Manajemen limbah RS adalah suatu metode yang
sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis,
mengendalikan, monitoring dan evaluasi serta
mengkomunikasikan kegiatan penanganan limbah di
rumah sakit.
 Limbah medis berbahaya
o limbah kimiawi,
o limbah farmasi,
o logam berat,
o limbah genotoxic
o wadah bertekanan yang belum
dikelola dengan baik.
 Limbah infeksius merupakan limbah
yang bisa menjadi sumber
penyebaran penyakit
o Kepada SDM Rumah Sakit,
o Kepada pasien,
o Kepada pengunjung/pengantar
pasien
o Kepada masyarakat di sekitar
lingkungan Rumah Sakit.
 Limbah infeksius biasanya
o jaringan tubuh pasien,
o jarum suntik,
o darah,
o perban,
o biakan kultur,
o bahan/ Alat yang bersentuhan
dengan penyakit menular atau media
lainnya.
 Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat,
berisiko terhadap penularan penyakit.
 Beberapa risiko kesehatan yang
ditimbulkan a.l.
o Penyakit menular (hepatitis, diare,
campak, AIDS, influenza),
o Bahaya radiasi (kanker, reproduksi)
o Kelainan organ genetik) dan risiko
bahaya kimia.
 Peraturan yang mengatur pengelolaan
lingkungan Rumah Sakit :
o Permenkes 1204/Menkes/PerXI/2004,
mengatur tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
o Kepmen KLH 58/1995, mengatur tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah
Sakit;
o PP18 tahun 1999 jo PP 85 tahun 1999,
mengatur tentang pengelolaan limbah B3;
o Kepdal 01- 05 tahun 1995 tentang
pengelolaan limbah B3.
PP18 TAHUN 1999 JO PP 85 TAHUN 1999,
MENGATUR TENTANG PENGELOLAAN
LIMBAH B3 :
o limbah klinis,
o produk farmasi kadaluarsa,
o peralatan laboratorium terkontaminasi,
o kemasan produk farmasi,
o limbah laboratorium, dan
o residu dari proses insinerasi.
WHO MENGKLASIFIKASIKAN B3
1. Bahan yang memancarkan gelombang
elektromagnetik atau partikel radioaktif,
2. Mudah meledak. meledak apabila terkena panas,
gesekan/ bantingan dapat menimbulkan ledakan.
3. Mudah menyala atau terbakar. Bahan mudah
menyala atau terbakar mempunyai titik nyala
(flash point) rendah
4. Oksidator. Bahan yang mempunyai sifat aktif
mengoksidasikan, (Eksothermis)
5. Racun yang bersifat beracun, meyebabkan
kematian atau sakit melalui pernapasan
kulit atau mulut.
6. Korosif, Bahan yang dapat menyebabkan
iritasi pada kulit,
7. Karsinogenik, Sifat bahan penyebab sel
kanker, yakni sel luar yang dapat merusak
jaringan tubuh.
8. Iritasi. Bahan yang dapat mengakibatkan
peradangan pada kulit dan selaput lendir.
9. Teratogenik. Sifat bahan yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio.
10. Mutagenik. Sifat bahan yang
mengakibatkan perubahan bahan yang
berarti dapat merubah genetika.
11. Arus listrik, Sifat membakar.
FAKTOR PENDUKUNG TIMBULNYA SITUASI
BERBAHAYA :
 Daya Racun (satuan LD50 atau LC50) makin kecil nilai
LD50 / LC50 B3 menunjukkan makin tinggi daya racunnya.
 Cara B3 masuk ke dalam tubuh, melalui saluran
pernapasan, saluran pencernaan dan penyerapan kulit.
 Konsentrasi dan lama paparan.
 Efek kombinasi, paparan bermacam B3 dengan sifat dan
daya racun beda, menyulitkan pertolongan/ pengobatan.
 Kerentanan calon korban, karena setiap individu
mempunyai daya tahan yang berbeda.
PRINSIP DASAR PENCEGAHAN & PENGENDALIAN B3
1. IDENTIFIKASI SEMUA B3 DAN INSTALASI
yang akan ditangani :
 mengenal ciri-ciri dan karakteristiknya.
 perlu penataan yang rapi dan teratur,
 dilakukan oleh petugas yang ditunjuk.
 hasil identifikasi diberi label atau kode untuk
dapat membedakan satu sama lainnya.
 Sumber informasi didapatkan dari MSDS.
2. EVALUASI, untuk menentukan langkah-
langkah atau tindakan
 sifat dan karekteristik dari bahan
atau instalasi yang ditangani
 prediksi risiko yang mungkin terjadi
apabila kecelakaan terjadi.
3. PENGENDALIAN
• Pengendalian operasional, seperti
eliminasi, substitusi, ventilasi, penggunaan
APD, dan hygiene perorangan.
• Pengendalian administrasi,
o pemasangan label,
o penyediaan SDS,
o pembuatan prosedur kerja,
o pengaturan tata ruang, pemantauan
rutin
o pendidikan atau latihan.
• Inspeksi dan pemeliharaan sarana,
prosedur dan proses kerja yang aman.
• Pembatasan keberadaan B3 di tempat
kerja sesuai jumlah ambang.
4. MENGURANGI RISIKO PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA
• Upayakan substitusi,
• Upayakan menggunakan atau menyimpan bahan
berbahaya sedikit mungkin.
• Upayakan untuk mendapatkan informasi terlebih
dahulu tentang bahan berbahaya (SDS).
• Upayakan proses dilakukan secara tertutup atau
Ventilasi.
• Upayakan agar pekerja tidak mengalami paparan yang
lama
• Upayakan agar pekerja memakai APD.
• Upayakan agar penyimpanan bahan-bahan
berbahaya sesuai prosedur dan petunjuk teknis
yang ada (Label dan Plakat).
• Upayakan ada sistem izin kerja dalam penanganan
B3.
• Upayakan menyimpan B3 dalam keadaan aman,
bersih, dan terpelihara dengan baik.
• Upayakan agar limbah yang dihasilkan sekecil
mungkin menggunakan teknologi yang tepat atau
daur ulang
PENGADAAN JASA DAN BAHAN BERBAHAYA harus melakukan
seleksi rekanan berdasarkan barang yang diperlukan.
a. Rekanan yang akan diseleksi diminta memberikan proposal
berikut profil perusahaan (company profile).
b. Informasi lengkap dari material atau produk, kapabilitas
rekanan, harga, persyaratan K3 (SDS) dan lingkungan .
c. Setiap unit kerja yang menggunakan, menyimpan, mengelola
B3 harus menginformasikan ke Logistik tentang B3.
d. ntuk memudahkan proses seleksi, dibuat formulir yang
memuat kriteria wajib yang harus dipenuhi oleh rekanan.
HAL-HAL YANG MENJADI KRITERIA PENILAIAN :
 Kapabilitas Kemampuan dan kompetensi rekanan
 Kualitas dan garansi Kualitas barang yang diberikan.
 Persyaratan K3 dan lingkungan
 Menyertakan MSDS.
 Melaksanakan SML atau ISO 14001.
 Kemasan memenuhi persyaratan K3 dan lingkungan.
 Mengikuti ketentuan K3 yang berlaku di Rumah Sakit.
SISTEM STANDAR MUTU

 Metodologi bagus (SOP)


 Dokumen sistem mutu lengkap
(CSMS)
 Sudah sertifikasi ISO 9000.
PELAYANAN
 Kesesuaian waktu pelayanan dengan kontrak
yang ada.
 Pendekatan yang dilakukan dalam
melaksanakan tugasnya.
 Penanganan setiap masalah saat
pelaksanaan.
 Memberikan layanan purna jual yang
memadai dan dukungan teknis disertai
sumber daya manusia yang handal.
PENANGANAN B3 (menyimpan, memindahkan,
menangani tumpahan, mengguna kan, dll)
Setiap staf wajib mengetahui betul jenis B3 dan
cara penanganannya dengan melihat SOP dan
MSDS .
1. Penanganan untuk personil
 Kenali dengan seksama jenis bahan yang
akan digunakan atau disimpan.
 Baca petunjuk yang tertera pada kemasan.
 Letakkan bahan sesuai ketentuan.
 Tempatkan bahan pada ruang yang sesuai
petunjuk
 Perhatikan batas waktu
pemakaian bahan.
 Jangan menyimpan bahan yang
mudah bereaksi di lokasi yang
sama
 Jangan menyimpan bahan
melebihi estetika.
 Pastikan kerja aman sesuai prosedur,
hindari terjadinya tumpahan/kebocoran.
 Laporkan segera bila terjadi kebocoran
bahan kimia atau gas.
 Laporkan setiap kejadian atau
kemungkinan kejadian yang
menimbulkan bahaya/ kecelakaan atau
nyaris celaka sesuai prosedur
2. Penanganan berdasarkan lokasi
 Tetapkanj daerah-daerah yang berisiko
(laboratorium, radiologi, farmasi dan
tempat penyimpanan, penggunaaan
dan pengelolaan B3)
 Gunakan kode warna di area
bersangkutan, serta dibuat dalam
denah Rumah Sakit dan sosialisasikan
3. Penanganan administratif di setiap tempat
penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3
 harus diberi tanda sesuai potensi bahaya
yang ada,
 tersedia SOP untuk menangani B3 :
o Cara pananggulangan bila terjadi
kontaminasi.
o Cara penanggulangan apabila terjadi
kedaruratan.
o Cara penanganan B3 dll
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISTIK LIMBAH RS
a. Limbah Padat (medis dan non medis)
Jenis limbah padat menurut sumbernya adalah sbb :
– Kantor/administrasi
– Ruang Tindakan persalinan (VK) dan ruang perawatan
Obstetric
– Unit emergency dan bedah termasuk ruang perawatan
– Unit laboratorium, ruang mayat, pathologi dan
autopsi
– Unit isolasi
– Unit perawatan
– Unit pelayanan
– Unit gizi/dapur
– Halaman
PENGGOLONGAN KATEGORI LIMBAH PADAT MEDIS :

• Limbah Benda Tajam


• Limbah Infeksius
• Limbah Jaringan Tubuh
• Limbah Citotoksik
• Limbah Farmasi
• Limbah Kimia
• Limbah Radioaktif
• Limbah Plastik
b. Limbah Cair
Jenis :
– Limbah cair infeksius
– Limbah cair non infeksius

Karakteristik limbah cair :


– Karakteristik fisik : padatan total, Kekeruhan, suhu, bau, warna, dll.
– Karakteristik kimia
• organik : karbonhidrat, protein, minyak lemak, detergen, phenol dan
(BOD,COD)
• anorganik : pH, Chlorida, alkalinitas, nitrogen, phosphat, logam berat
• gas : CH4, H2S
– Karakteristik biologi
• organisme pathogen
• organisme yang berperan dalam pengolahan limbah
c. Limbah Gas
Sumber :
– Mesin incinerator, - Boiler, Genset, Dapur, Mesin anestesi

Karakteristik :
– Debu (partikulat)
– Gas-gas buang cemaran

• Debu (partikulat)
• Carbon Monoksida (CO)
• Sulfur Diokida (SO2)
• Nitrogen dioksida (NO2)
• Timbal (Pb)
• Hidrokarbon (HC)
• Dioksin ( khusus incinerator)
• Gas gas anastesi (Halotan, eter, ketalar dll)
• H2S (pembusukan sampah)
SUMBER LIMBAH RS
a. Limbah Cair dan limbah padat
– Pelayanan medis.
– Penunjang medis.
– Perkantoran dan fasilitas umum.
– Perkantoran/keadministrasian.
– Asrama Pegawai.
– Rumah dinas.

b. Limbah gas
– Mesin generator set
– Mesin incinerator
– Instalasi Pengolahan air limbah
– Mesin anastesi
– Boiler
– Dapur
– Open dumping sampah
FASILITAS PENGOLAHAN LIMBAH RS
a. Fasilitas pengolahan limbah padat :
– TPS sampah, Tong sampah, Kontainer dirungan
– Mesin incinerator
– Autoclave /Microwave
– Alat penghancur Jarum
b. Fasilitas pengolahan limbah cair :
– Septik tank
– IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
c. Fasilitas pengolahan gas :
– Cerobong asap disertai filter
– Exhause fan, ceiling fan dll.
ALAT PENGHANCUR JARUM SKALA KECIL
POTENSI BAHAYA PENANGANAN SAMPAH MEDIS
FAKTOR RISIKO LIMBAH RS
a. Jenis bahaya limbah Padat :
– Cedera pada petugas (tertusuk, tersayat, terjepit)
– Menimbulkan pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara).
– Penularan penyakit (akumulatif)
– Bahaya kebakaran
– Gangguan estetika
b. Jenis bahaya limbah cair
– Mencemaran air tanah, air sungai
– Cedera pada petugas pemelihara IPAL
– Keracunan
– Bahaya Fisik (panas, bising, pencahayaan, getaran)
– Gangguan estetika (kontak alergi)
c. Jenis bahaya limbah Gas
– Keracunan gas
– Ketidaknyamanan (panas, pencahayaan, getaran)
– Iritasi (mata, kulit dll)
A. PENANGANAN LIMBAH PADAT RS :
Pemilahan dan Penampungan limbah padat medis dan non medis
• Pemisahan dan Pengurangan
– Reduksi keseluruhan volume limbah, hendaknya merupakan proses
yang kontinyu. Pemilahan dan reduksi volume limbah medis dan yang
sejenisnya merupakan persyaratan keamanan yang penting untuk
petugas pembuang sampah, petugas emergency dan masyarakat.
• Penampungan
– Sarana penampungan untuk limbah harus memadai, diletakkan
pada tempat yang sesuai, aman dan higienis. Faktor-faktor
tersebut perlu mendapat perhatian dalam pengembangan
seluruh strategi pembuangan limbah untuk rumah sakit.
STANDARISASI KANTONG DAN KONTAINER
PEMBUANGAN LIMBAH
Keseragaman standar kantong dan kontainer limbah mempunyai keuntungan sebagai
berikut :
• Meningkatkan keamanan (k3) secara umum
• Pengurangan biaya produksi dan kontainer.

Kode standar untuk sampah non medis (basah dan kering) :


kantong plastik warna hitam
kode standar untuk sampah medis di rumah sakit meliputi::

• Sampah Infeksius :Kantong berwarna kuning dengan simbol biokazard.


• Sampah Citotoksik :Kantong berwarna ungu dengan simbol limbah
citotoksik (berbentuk cell dalam telophase)
• Sampah radioaktif :Kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif
yang telah dikenal secara internasional.
Kode standar diatas mengacu pada SK menkes Nomor : 1204/Menkes/SK/X/2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
PEMILAHAN LIMBAH PADAT
TEMPAT PENAMPUNGAN LIMBAH PADAT MEDIS
DI NEGARA MAJU
ALAT ANGKUT LIMBAH PADAT MEDIS NEGARA MAJU
Kontainer Plastik Untuk Limbah Benda Tajam Untuk berbagai Ukuran.

Bag-Holder Dengan Kantong Limbah


Yang Ditandai Dengan Simbul
Internasional Untuk Limbah Infeksius.

Kontainer Beroda Untuk Penampungan Kantong Plastik Yang Berisi Limbah


Layanan Kesehatan.
Contoh Rute Formulir Pengantaran (Di Inggris).

Contoh Formulir Pengantaran Limbah Layanan kesehatan.


PENANGANAN LIMBAH PADAT NON MEDIS

• Penanganan akhir limbah padat non medis


merupakan pengangkutan dari ruangan ke
pengumpulan lokal atau tempat penampungan
sementara (TPS),
• Diangkut ke lokasi pembuangan akhir (TPA).
• Pengolahan di TPA.
METODE PENGOLAHAN LIMBAH PADAT MEDIS
1). Insinerasi
Proses insinerasi adalah metode pengolahan limbah padat medis dengan
pembakaran suhu tinggi, mencapai lebih dari 1000oC. Untuk
mendapatkan hasil pembakaran yang sempurna diperlukan 2 tahap
pembakaran dalam 2 ruang yang berbeda.
2). Autoclaving
Proses autoclaving adalah proses pemanasan dengan suhu rendah
menggunakan uap yang proses pemanasannya bergerak dari luar ke
dalam.
3). Microwave
Proses microwave adalah memanfaatkan gelombang sangat pendek dalam
spektrum elektromegnetik. Pemanasan yang terjadi adalah suhu rendah
dan transmisinya berlangsung dari dalam ke keluar.
4). Desinfeksi dengan bahan kimia
Desinfeksi dengan bahan kimia adalah suatu cara untuk membunuh mikro-
organisme yang terdapat pada limbah infeksius dengan bahan kimia
seperti hypochlorik atau permangonate.
B. PENANGANAN LIMBAH CAIR RS :

Prinsip pengolahan air limbah


1. Pemisahan padatan yang ada dalam air, dengan cara :
 penyaringan
 pengendapan.

2. BOD atau COD terlarut diolah dengan bantuan


mikroorganisme :
 secara aerobik
 secara anaerobik.
PENGENDAPAN
• PENURUNAN ZAT PENCEMAR :
– Penurunan kandungan BOD (20 - 40) %
– zat Padat Tersuspensi (20 – 65) %
PENGOLAHAN SECARA AEROBIK
PROSES AN-AEROBIK
C. PENANGANAN LIMBAH GAS :
Prinsipnya :
Pendekatan teknis untuk menyalurkan, mendispersi dan
mengurangi konsentrasi gas  memenuhi baku mutu kualitas
udara yang berlaku.

Cara penanganan limbah gas tersebut adalah :


– Pemilihan jenis mesin penghasil emisi gas yang mampu
menciptakan proses pembakaran bahan bakar secara
sempurna
– Membuat cerobong (stack) dengan ketinggian tertentu
– Melengkapi cerobong dengan filter
– Membuat penyemprot air bertekanan (pressure water spray)
pada cerobong untuk menangkap debu/partikulat emisi
– Melengkapi bangunan dengan ventilasi buatan, exhause fan
dan ceiling exhause fan yang memadai
PERAN SERTA MASYARAKAT RUMAH SAKIT
DALAM MENGENDALIAN LIMBAH RS
Peranserta operator penanganan limbah adalah sebagai berikut :
– Pentaatan pada prosedur (SOP) penanganan limbah RS
– Penataatan terhadap penggunaan alat pelindung kerja
– Kemauan untuk memahami faktor resiko akibat penanganan limbah

Peran serta pasien, pengunjung dan karyawan Rumah sakit seperti :


– Mentaati peraturan yang berlaku di Rumah sakit antara lain tidak
membuang sampah sembarangan.
– Penataatan terhadap penggunaan alat pelindung kerja pada karyawan.
– Mentaati rambu-rambu K 3 yang ada

Anda mungkin juga menyukai