Mikrobiologi Makalah Medium Mikrobiologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang “Macam-macam Medium untuk
Pembiakan Bakteri” dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai macam jenis medium yang dapat
digunakan sebagai tempat pembiakan bakteri serta dapat mengetahui prinsip dasar
pembuatan medium sesuai dengan prosedur, selain itu pembuatan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Mikrobiologi yang dibina oleh
Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si.

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan
maksimal, namun tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca
sekalian.

Demikian saya berharap makalah ini dapat menambah khazanah keilmuan


masyarakat.

Malang, 16 Mei 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... 00
KATA PENGANTAR .................................................................................. 01
DAFTAR ISI ................................................................................................. 02
BAB I – PENDAHULUAN .......................................................................... 03

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 03

1.2 Manfaat ........................................................................................... 04

BAB II – KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 05

05
2.1 Macam-macam medium untuk pembiakan bakteri ..........................

2.2 Prosedur pembuatan medium secara umum ..................................... 13


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrien untuk
menumbuhkan suatu mikroorganisme. Media berfungsi untuk menumbuhkan
mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media. Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus
dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan
suatu medium atau bahan yang akan digunakan.

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup


lainnya, sangat membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun
pertumbuhannya, seperti dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagisn sel yang
lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Metabolisme hanya dapat
berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator
organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat
memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokimia angat
dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006).

Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel
dan sebagai akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri
dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber akseptor elektron, sumber
mineral, faktor pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra umum nutrien dalam
media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis
biologik organisme baru (Arfiandi, 2009).

3
1.2 Manfaat
Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatikan faktorfaktor nutrisi
serta kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara).Mengisolasi suatu mikroba
ialah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Untuk isolasi
harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium
biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya (Jutono dkk, 1980).
Oleh sebab itu, dengan mendapatkan pengetahuan lebih tentang berbegai
macam jenis medium yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri, peneliti akan
lebih mudah untuk menentukan dan membuat medium yang cocok. Hal tersebut
dapat didasarkan dari kebutuhan hidup mikroorganisme yang dipilih, contohnya
pada bakteri kemudian akan disesuai kan dengan bahan penyusun medium,
sehingga pertumbuhan bakteri berlangsung cepat dan penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Macam-macam medium untuk pembiakan bakteri

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas


campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk
tumbuh dan berkembangbiak. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel-nya.
Media pertumbuhan juga bisa digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme,
identifikasi dan membuat kultur murni. Komposisi media pertumbuhan dapat
dimanipulasi untuk tujuan isolasi dan identifikasi

Pembiakan mikroba di laboratorium memerlukan media yang berisi zat


hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai. Media yang dimaksud adalah
suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas
campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba,
media dapat juga digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat
fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Jutono dkk, 1980). Syarat media yang
baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan kehidupannya harus sesuai
dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yang meliputi hal-hal sebagai
berikut :

 susunan makanannya harus mengandung air untuk menjaga kelembaban


dan untuk pertukaran zat/metabolisme,
 mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas,
 tekanan osmosis yaitu harus isotonik,
 derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali,
 temperatur harus sesuai dan steril.
Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba,
yaitu: sumber energi (contoh: gula), sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial
dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin (Jawetz dkk, 1996).

5
1. Macam-macam Media
Media untuk kultur bakteri dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat
menjadi tiga kelompok besar berdasarkan bentuk, komposisi/susunannya
(Hiaranya, dkk. 2017).
a. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau tidaknya
bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin.
Bentuk media tersebut yaitu :
1) Media Padat
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat
pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media
ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya
yaitu, media tegak, media miring, dan juga media lempeng.

Gambar 2.1. Macam-macam bentuk media padat. Sumber :


https://mydokterhewan.blogspot.co.id/2015/01/media-pertumbuhan-buatan-
mikrobiologi.html diunduh pada 08/05/2018

Media tegak dan miring pada dasarnya menggunakan tabung reaksi,


namun pada media tegak, tabung reaksi harus dalam keadaan tegak,
sedangkan pada media miring menggunakan tabung reaksi yang
dimiringkan, selanjutnya pada media lempeng menggunakan petridish
(plate) sebagai wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk
pertumbuhan koloni bakteri atau kapang. Ke dalam media ditambahkan
antara 10-15 gram tepung agar-agar per 1000 ml media. Jumlah tepung
agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok

6
mikroba yang dipelihara. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat
pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga tetapi
juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Ada yang memerlukan
kadar air tinggi sehingga jumlah tepung agar-agar rendah. Tetapi ada
pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan
tepung agar-agar harus sedikit.
2) Media semi padat
Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung
agar kurang dari yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga
media menjadi kenyal, tidak padat dan tidak begitu cair. Umumnya
digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air
dan hidup anerobik atau fakultatif dan untuk melihat pergerakan
mikroba. Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari
yang seharusnya.
3) Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat,
umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam
media tidak ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk
pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan
ragi.
Berikut merupakan gambar ketiga macam media yang berbeda berdasarkan
atas ada tidaknya bahan tambahan berupa pemadat :

Gambar 2.2. (dari kiri ke kanan) medium cair; medium padat miring; dan medium
semi padat. Sumber : http://slideplayer.com/slide/5940732/diunduh pada 08/05/2018

7
b. Berdasarkan Komposisi/Susunannya
Berdasarkan bentuk, media perbenihan dapat dikelompokkan menjadi :
1) Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami
seperti kentang, tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan
sebagainya. Pada saat sekarang media alami yang banyak
dipergunakan adalah dalam kultur jaringan tanaman maupun hewan.
Media untuk budidaya mikroorganisme memiliki sumber karbon
untuk dimasukkan ke dalam biomasa. Kalau ke dalam media tidak
ditambahkan zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakan
mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi.
2) Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia. Media
non sintetik (kompleks) merupakan media yang susunan kimianya
tidak dapat diketahui dengan pasti, media ini digunakan untuk
menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba.Contohnya media
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri Clostridium
tersusun oleh :
K2HPO4 : 0,5 g FeSO4, 7H2O : 0,01 g
KH2PO4 : 0,5 g MnSO4, 7H2O : 0,01 g
MgSO4, 7H2O : 0,1 g CaCO3 :seangin
NaCl : 0,1 g
3) Media semi sintetik yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-
bahan alami dan bahan-bahan sintetis. Berikut ini beberapa media
yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi.
 Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi
kehadiran koliform dalamair, makanan, dan produk susu, sebagai
kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan
dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada
umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial
untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber
karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.

8
 EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan
Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan
mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
 Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.
NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif, dalam arti mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari
ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media
yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji air
biasa, uji air limbah, produk pangan, untuk membawa stok kultur,
untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni.
 MRSA (de Mann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann,
Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan,
dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS
agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan
yang diketahuiuntuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan
bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya.
 Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, isolasi,
dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak
digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan
akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.

9
 Media TSB
Mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam
amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi
media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.
 Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan
inokulasi di atas permukaan. Media PCA ini baik untuk
pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di
dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate
yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen kompleks
lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
 Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi ragi
dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi ragi dan
kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok
untuk pertumbuhan jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat
dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir
tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

c. Jenis-Jenis Media Berdasarkan Fungsinya


Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu :
1) Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai
bahan dasar untuk membuat media lain yang lebih kompleks. Media
ini dapat mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia,
contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
2) Media Diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba
yang berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus
sehingga dapat dibedakan. Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar
(TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dan sebagainya. Pada
media diferensial ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensiam

10
tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahanperubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis
lainnya.
3) Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba
tumbuh dengan.pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat.
Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate
Citrate Bile Salt (TCBS), dan sebagainya. Media selektif merupakan
media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada
dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik,
garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
4) Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk
mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki
konstituen nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu.
Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan
bakteri Salmonella thyposa dari tinja. Pada media diperkaya
(enrichment media) ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini
dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya
sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba contoh Chocolate
media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
5) Media pengkayaan adalah media yang mengandung bahan-bahan
tertentu yang di satu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu, tetapi di lain pihak sebaliknya dapat menunjang pertumbuhan
bakteri tertentu lainnya. Misalnya media Muller-Kauffman
mengandung natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhan
Salmonella tetapi menghambat pertumbuhan Escherichia.
6) Media uji (identifikasi) adalah media yang digunakan untuk
identifikasi mikroba, misalnya Medium Litmus Milk umumnya
ditambah dengan substansi tertentu yang bisa menjadi indicator.

11
7) Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang
bertujuan menstimulasipertumbuhan mikroba secara umum. Contoh
Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato
Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
8) Medium khusus (spesifik), merupakan medium untuk menentukan
tipe pertumbuhanmikroba dan kemampuannya untuk mengadakan
perubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium tetes tebu
untuk Saccharomyces cerevisiae.
9) Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan
tertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu
dengan bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji vitamin-
vitamin, antibiotika dan lain-lain.

12
5.2 Prosedur pembuatan medium secara umum

Setelah mengenal berbagai macam bentuk medium yang dipergunakan


untuk menumbuhkan, mengisolasi dan tujuan umum lainnya juga perlu diketahui
cara pembuatan medium secara umum. Menurut Rakhmawati, dkk (2012) Tahap-
tahap pembuatan medium dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pencampuran bahan-bahan
Medium biasanya dibuat dengan melarutkan semua bahan dalam akuades
dan juga diurutkan dengan resep lalu dipanaskan sampai semua baan larut.
Apabila selama melarutkan bahan-bahan tersebut volume akuadesnya
berkurang maka sebelum disterilakan harus ditambahkan akuades sesuai
resep. selama pencampuran dan pemanasan medium dilakukan
pengadukan dan dijaga jangan sampai meluap.
2. Penyaringan medium
Beberapa jenis medium kadang perlu disaring menggunakan kertas saring
atau kain tipis.
3. Pengaturan pH
Medium kadangkala memerlukan nilai pH tertentu sehingga perlu
dilakukan pengaturan pH. Pengaturan pH dapat dilakukan dengan
penambahan larutan NaOH atau HCl. Penambahan HCl dilakukan apabila
nilai pH terlalu tinggi, untuk perbedaan pH besar digunakan 1 N HCl
sedangkan kalau perbedaan pH kecil digunakan 0,1 N HCl. Prosedur sama
dilakukan apabila pH terlalu rendah hanya saja larutan yang digunkan
adalah NaOH. Pengaturan pH dapat dilakukan sebelum sterilisasi.
4. Penambahan antibiotik
Antibiotik kadang diperlukan untuk mencegah pertumbuhan jenis
mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki. Misalnya penambahan
chloramfenicol untuk mencegah pertumbuhan bakteri ketika kita ingin
menumbuhkan fungi. Penambahan antibiotik dapat dilakukan sebelum
atau sesudah sterilisasi tergantung jenis antibiotiknya tahan panas atau
tidak.

13
5. Pemasukan medium dalam tempat (wadah) tertentu
Tahap ini perlu dilakukan sebelum sterilisasi. Wadah yang dapat
digunakan misalnya tabung reaksi atau erlenmeyer. Tabung reaksi yang
digunakan misalnya untuk pembuatan agar miring dan agar tegak,
sedangkan erlenmeyer digunakan untuk medium yang akan dituang dalam
petridish. Tabung reaksi selanjutnya disumbat dengan kapas atau penutup
tahan panas lain. Sumbat ini harus dapat menutup wadah dengan kuat dan
rapat tetapi masih dapat dibuka dengan menjepitnya memakai jari
kelingking. Pembuatan medium agar tegak dilakukan dengan
memposisikan tabung secara tegak secepatnya setelah sterilisasi.
Sedangkan pembuatan medium agar miring dengan meletakkan tabung
miring dengan kemiringan tertentu dan dibiarkan sampai medium
memadat. Kemiringan medium dapat kita atur sesuai tujuan misalnya
untuk penyimpanan (stock culture) atau pembuatan suspensi. Medium
dalam erlenmeyer setelah disterilisasi dapat dituang sebanyak ± 15 ml tiap
petridish. Proses penuangan medium ke dalam petridish dilakukan secara
aseptik. Medium steril dalam erlenmeyer dapat dituang ke dalam petridish
steril apabila suhu medium ± 60°C (tidak terlalu panas tetapi masih cair)
untuk menghindari terjadinya penjendalan dan uap air dalam petridish.
6. Sterilisasi medium
Sterilisasi medium dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung
macamnya medium. Salah satu cara yang paling sering digunakan
menggunakan otoklaf. Prinsip kerja otoklaf adalah uap panas bertekanan
(tekanan 1 atm; suhu 121°C) pasteurisasi untuk medium yang mengndung
bahan tahan panas tinggi. Pengecekan apakah medium yang
terkontaminasi maka medium didiamkan semalam sebelum digunakan.
7. Penyimpanan medium
Medium yang sudah dibuat dan sudah steril mungkin tidak digunakan
sehingga sebaiknya disimpan di refrigerator (lemari es). Medium apabila
disimpan dalam suhu kamar untuk periode lama maka cenderung
kehilangan kelembaban (dehidrasi) dan lebih mudah terkontaminasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arfiandi. 2009. Media Pertumbuhan Bakteri. (Online), http://freebussines.


blogspot.com, diakses pada 08/05/2018

B. A, Abdelraheem. 2016. Culture Media (Types, Preparation & Sterilization).


(Online), http://slideplayer.com/slide/5940732, diakses pada tanggal
08/05/2018

Hiaranya Putri, Meganada., Sukini., Yodong. 2017. Bahan Ajar Keperawatan


Gigi, Mikrobiologi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Jawetz, and Melnick. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC


Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun S., Suhadi D. 1980. Pedoman
Praktikum Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Departemen Mikrobiologi,
Fakultas Pertanian UGM

Ma’ruf, Adrin. 2015. Media Pertumbuhan (Buatan) Mikrobiologi. (Online),


https://mydokterhewan.blogspot.com/2015/01/media-pertumbuhan-buatan-
mikrobiologi.html, diakses pada tanggal 08/05/2018

Natsir, Djide dan Sartini. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Makassar :


Universitas Hasanuddin.

Rakhmawati, Anna., dkk. 2012. Penyiapan Media Mikroorganisme. Pelatihan


Laboratorium Guru SMA Kab. Purworejo. Yoygakarta : UNY

15

Anda mungkin juga menyukai