4 Peninggalan Sejarah Bercorak Agama Hindu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

4 peninggalan sejarah bercorak agama Hindu – Pengaruh agama Hindu tidak hanya

mengantarkan bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah, tetapi juga membawa perubahan
dalam kehidupan bermasyarakat.Perubahan tersebut antara lain timbulnya bentuk pemerintahan
kerajaan serta corak keagamaan Hindu dalam peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah dapat
berupa bangunan atau candi, prasasti, tradisi atau kebiasaan, atau karya seni.

Peninggalan sejarah bercorak Hindu

Beberapa peninggalan sejarah Hindu yang dikenal luas saat ini antara lain sebagai berikut :

1. Candi

Candi merupakan salah satu bangunan peninggalan sejarah pada masa Hindu. Dahulu, candi
banyak digunakan sebagai tempat menyimpan abu jenazah seorang raja. Beberapa bangunan
candi peninggalan Hindu adalah sebagai berikut :

a. Candi Prambanan

Candi Prambanan yang disebut juga Candi Lara Jonggrang merupakan candi yang bercorak
Hindu yang cukup besar. Berdasarkan Prasasti Mantiasih, Siwargha, dan tulisan pendek pada
Candi Prambanan, diketahui bahwa pendiri Candi Prambanan adalah Sri Maharaja Rakai
Pikatan. Candi ini dibangun pada abad IX Masehi, pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Candi Prambanan dibagi menjadi 3 bagian. Ketiga bagian itu adalah halaman pertama atau
jeroan, halaman kedua atau tengahan, dan halaman ketiga atau jaba.

Candi-candi di kompleks Candi Prambanan di antaranya Candi Syiwa Mahadewa, Candi


Wishnu, Candi Brahma, Candi Angsa, Candi Nandi, dan Candi Garuda.

Candi Peninggalan Hindu Candi Prambanan

b. Candi Cangkuang

Candi Cangkuang terletak di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Provinsi
Jawa Barat. Candi ini diperkirakan berasal dari abad VII-VIII Masehi. Bentuk bangunan candi
sangat sederhana. Keterangan mengenai Candi Cangkuang belum lengkap.
Candi Peninggalan Hindu Candi Cangkuang

c. Candi Dieng

Candi Dieng terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi
Jawa Tengah. Candi Dieng bercorak agama Hindu, yang dibangun sekitar abad VIII-XI Masehi.
Candi Dieng dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut :

 Candi kelompok utara, yaitu Parikesit dan Dwarawati.


 Candi kelompok tengah, yaitu Arjuna, Srikandi, Puntadewa, Sembadra, dan Semar.
Kelompok candi ini disebut kelompok Candi Pandawa.
 Candi kelompok barat, yaitu Setyaki, Antareja, Petruk, Gareng, Sadewa, dan Gatotkaca.
 Candi kelompok timur, yaitu Abiyasa dan Pandu.
 Candi kelompok selatan, yaitu Bima.

Untuk candi sebelah utara sudah tidak utuh, candi kelompok barat pun sudah tidak utuh, kecuali
Candi Gatotkaca.

Candi Peninggalan Hindu


Candi Dieng

2. Prasasti

Masuknya agama Hindu bisa dilihat dari peninggalan sejarah berupa prasasti. Prasasti disebut
juga “batu bersurat” atau “batu bertulis”. Bahan prasasti biasanya terbuat dari batu atau
lempengan logam yang terbuat dari tembaga. Prasasti peninggalan agama Hindu yang terkenal
adalah sebagai berikut :

1. Prasasti Kerajaan Kutai

Yupa merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Kutai yang berbentuk tugu peringatan pada
upacara tertentu. Tulisan pada Yupa menggunakan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta.
Dari keterangan pada Yupa tersebut dapat diketahui masuknya agama Hindu ke Indonesia.
Prasasti Yupa diperkirakan berasal dari abad ke-4 Masehi. Prasasti ini membuktikan adanya
kerajaan Hindu tertua Nusantara, yaitu Kerajaan Kutai yang berada di Kalimantan timur.

Selengkapnya mengenai kerajaan ini silahkan baca di artikel sejarah Tentang Kerajaan Kutai dan
3 rajanya

Yupa pertama kali dibuat oleh Raja Mulawarman sebagai bukti bahwa raja sudah
mempersembahkan korban dan berbagai hadiah kepada brahmana.

2. Prasasti Kerajaan Tarumanegara

Ada beberapa prasasti yang ditemukan pada zaman Kerajaan Tarumanegara. Prasasti tersebut
adalah Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, dan Prasasti Muara Cianteun. Kesemua
prasasti tersebut ditemukan di daerah Bogor, Jawa Barat. Prasasti Tugu ditemukan di Cilincing,
Jakarta, Prasasti Lebak ditemukan di Desa lebak, di tepi sungai Cidanghiang, Banten.Melalui
keterangan yang ada pada prasasti dapat diketahui bahda di Jawa Barat pada zaman dahulu
terdapat masyarakat yang hidup teratur.

Masyarakat sudah hidup menetap dan bertani. Mereka hidup makmur. Untuk keperluan
pengairan dibangun Sungai Gomati sepanjang 12 kilometer. Sungai Gomati juga berguna untuk
mencegah bahaya banjir.

Keterangan pada prasasti membuktikan bahwa Raja tarumanegara, yaitu Purnawarman yang
telah memperhatikan rakyatnya. Sepeninggal Raja Purnawarman belum diketahui lagi
perkembangan selanjutnya.

3. Karya Sastra

Peninggalan sejarah masa lampau juga berupa kesusastraan. Sastra pada waktu itu umumnya
berupa nasihat, pujian terhadap raja yang memerintah, dan cerita kepahlawanan. Karya sastra
yang terkenal antara lain sebagai berikut :

 Negarakertagama, ditulis oleh Mpu Prapanca.


 Sutasoma, ditulis oleh Mpu Tantular.
 Arjunawiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa.

4. Tradisi/Kebiasaan

Tradisi/Kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama, turun-temurun dari nenek
moyang dan masih dijalankan dalam masyarakat. Tradisi dapat berupa adat istiadat, ritual-ritual,
ajaran sosial, nilai-nilai, maupun aturan perilaku.

Contoh tradisi atau kebiasaan peninggalan sejarah pada masa Hindu antara lain tradisi di Hari
Raya Nyepi dan upacara Ngaben.

a. Tradisi di Hari Raya Nyepi


Nyepi merupakan upacara agama Hindu di Bali dalam rangka pergantian Tahun Saka. Rangkaian
upacara Nyepi terdiri atas Mekiis, Tawur kesanga, Nyepi, dan Ngembak api.
 Mekiis, Melis, atau Melasti, adalah upacara pembersihan sarana dan prasarana perangkat
sembahyang.
 Tawur Kesanga, Tawur Agung, atau Mararu adalah persembahan kurban suci bagi roh-
roh yang membahayakan.
 Nyepi atau Sipeng, adalah kegiatan yang dilakukan tepat pada tanggal 1 bulan 1 tahun
baru Saka. Pada tanggal itu umat Hindu melakukan amati geni, amati karya, amati
lalungunan, dan amati lelalungan. Maksudnya, umat Hindu tidak melakukan kegiatan
yang menggunakan api, tidak melakukan perjalanan, dan tidak bersuka ria.
 Ngembak api atau Ngembak Geni, adalah mulai menggunakan api kembali seperti biasa.

b. Upacara Ngaben

Upacara Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi jenazah yang dilaksanakan
oleh umat Hindu di Bali
Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu
di Indonesia
Masuknya Agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dari India. Di antara
pedagang tersebut ada yang menetap di Indonesia dan membawa pengaruh agama dan
kebudayaan mereka. Kebudayaan Hindu di masa lampau mewariskan bermacam-macam
peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu antara lain candi,
prasasti, patung, karya sastra (kitab), dan tradisi.

Berikut ini adalah peninggalan-peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu:


Candi

Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Pada
candi Hindu biasanya terdapat arca perwujudan tiga dewa utama dalam ajaran Hindu. Tiga dewa
itu adalah Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Brahma adalah dewa pencipta, Wisnu dewa pemelihara,
dan Syiwa dewa pelebur. Pada dinding candi terdapat relief, yaitu gambar timbul yang biasanya
dibuat dengan cara memahat. Relief mengisahkan sebuah cerita.
Candi peninggalan Hindu yang terkenal adalah Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang.
Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 di perbatasan Yogyakarta dan Surakarta. Di dalam
candi ini terdapat patung Trimurti dan relief yang mengisahkan cerita Ramayana. Tokoh dalam
cerita Ramayana adalah Rama, Shinta, dan Burung Jatayu.
Candi-candi peninggalan agama Hindu
No. Nama Candi Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan
1 Prambanan Yogyakarta Abad ke-7 M Mataram Lama
2 Dieng Dieng, Jawa Tengah Abad ke-7 M Mataram Lama
3 Badut Malang, Jawa Timur Tahun 760 M Kanjuruhan
4 Canggal Jawa Tengah Abad ke-8 M Mataram Lama
5 Gedong Sanga Jawa Tengah Abad ke-8 M Mataram Lama
6 Penataran Blitar, Jawa Timur Abad ke-11 M Kediri
7 Sawentar Blitar Jawa Timur Abad ke-12 M Singasari
8 Candi Kidal Jawa Timur Abad ke-12 M Singasari
9 Singasari Jawa Timur Abad ke-12 M Singasari
10 Sukuh Karang Anyar, Jateng Abad ke-13 M Majapahit
Prasasti

Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau. Tulisan itu
dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan Hindu ditulis
dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah Prasasti Yupa, dibuat
sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa berasal dari Kerajaan Kutai. Yupa adalah tiang batu
yang digunakan pada saat upacara korban. Hewan kurban ditambatkan pada tiang ini. Prasasti
Yupa terdiri dari tujuh batu bertulis. Isi Prasasti Yupa adalah syair yang mengisahkan Raja
Mulawarman. Berikut ini daftar prasasti-prasasti peninggalan kebudayaan Hindu.
Prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu
No. Nama Prasasti Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan
1 Kutai Kutai, Kaltim Abad ke-4 M Kutai
2 Ciaruteun Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
3 Tugu Cilincing, Jakut Abad ke-5 M Tarumanegara
4 Jambu Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
5 Kebon Kopi Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
6 Cidanghiang Pandeglang Abad ke-5 M Tarumanegara
7 Pasir Awi Leuwiliang, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
8 Muara Cianten Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
9 Canggal Magelang, Jateng Abad ke-7 M Mataram Lama
10 Kalasan Yogyakarta Tahun 732 M Mataram Lama
11 Dinoyo Malang, Jatim Tahun 760 M Mataram Lama
12 Kedu Temanggung, Jateng Tahun 778 M Mataram Lama
13 Sanur Bali Abad ke-9 M Bali
Patung
Wujud patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung berupa hewan dibuat karena hewan
tersebut dianggap memiliki kesaktian. Patung berupa manusia dibuat untuk mengabadikan tokoh
tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh patung peninggalan kerajaan Hindu yang
terkenal adalah Patung Airlangga sedang menunggang garuda. Dalam patung itu, Airlangga
digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
Patung-patung peninggalan kerajaan Hindu
No. Nama Patung Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan
1 Trimurti – – –
2 Dwarapala Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
3 Wisnu Cibuaya I Cibuaya, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
4 Wisnu Cibuaya II Cibuaya, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
5 Rajasari Jakarta Abad ke-5 M Tarumanegara
6 Airlangga Medang Kemulan Abad ke-10 M Medang Kemulan
7 Ken Dedes Kediri, Jatim Abad ke-12 M Kediri
8 Kertanegara Jawa Timur Abad ke-12 M Singasari
9 Kertarajasa Mojekerto, Jatim Abad ke-13 M Majapahit
Karya sastra (kitab)

Karya sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kakawin atau kitab. Kitab-kitab peninggalan
itu berisi catatan sejarah. Umumnya karya sastra peninggalan sejarah Hindu ditulis dengan huruf
Pallawa dalam bahasa Sansekerta pada daun lontar. Karya sastra yang terkenal antara lain Kitab
Baratayuda dan Kitab Arjunawiwaha. Kitab Baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu
Panuluh. Kitab Baratayuda berisi cerita keberhasilan Raja Jayabaya dalam mempersatukan
Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kitab Arjunawiwaha berisi pengalaman hidup dan
keberhasilan Raja Airlangga. Berikut ini daftar kitab-kitab peninggalan sejarah Hindu di
Indonesia.
Kitab-kitab peninggalan sejarah Hindu
No. Nama Kitab Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan
1 Carita Parahayangan Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
2 Kresnayana Bogor, Jabar Abad ke-5 M Tarumanegara
3 Arjunawiwaha Kahuripan, Jatim Abad ke-10 M Medang Kemulan
4 Lubdaka Kediri, Jatim Abad ke-11 M Kediri
5 Baratayuda Kediri, Jatim Abad ke-12 M Kediri
Tradisi
Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat saat ini. Tradisi
agama Hindu banyak ditemukan di daerah Bali karena penduduk Bali sebagian besar beragama
Hindu. Tradisi agama Hindu yang berkembang di Bali, antara lain:

1. Upacara nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan.


2. Upacara potong gigi (mapandes).
3. Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah
dibakar beserta sejumlah benda berharga yang dimiliki orang yang dibakar.
4. Ziarah, yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi.
CANDI-CANDI PENINGGALAN AGAMA HINDU

Candi Kawi

Letak : Tampak Siring, Bali


Dibangun Abad ke - : Thn. 11 M

Kerajaan/Raja : Kerajaan Tampak Siring

Ciri-ciri Bangunan :
- Bangunannya di pahat dari tebing batu
Candi Dieng

Letak : Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah

Dibangun Abad ke - : Antara abad 8-11 M

Kerajaan/Raja : Kerajaan Kalingga

Ciri-ciri Bangunan :
- Atap tidak kerucut
- Ruangan candinya kecil dan sempit
- Terdiri dari beberapa kelompok candi yang tersebar di atas pegunungan Dieng

Candi Sambisari

Letak : Desa Sambisari, Sleman – Yogyakarta


Dibangun Abad ke - : Sekitar abad 10 M

Kerajaan/Raja : Raja dari Wangsa Sanjaya

Ciri-ciri Bangunan :
- Terdapat patung siwa pada bilik utamanya

Candi Songo

Letak : Kab. Semarang, Jawa Tengah


Dibangun Abad ke - : Abad 9 M (Th. 927 M)

Kerajaan/Raja : Raja dari zaman Dinasti Syailendra

Ciri-ciri Bangunan :
- Memiliki 9 buah candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran

Candi Prambanan

Letak : Klaten - Yogyakarta


Dibangun Abad ke - : Antara abad 9-10 M

Kerajaan/Raja : Raja Rakai Pikatan, Mataram Kuno


Ciri-ciri Bangunan :
- Candi Hindu terbesar di Indonesia
- Terbagi menjadi 3 bagian : halaman pertama (terdapat 3 candi utama, yaitu : candi
Wisnu, Brahma dan Siwa), halaman kedua (terdapat 224 buah candi ) dan halaman ketiga
- Memiliki relief yang memuat kisah Ramayana
Terdapat relief pohon kalpataru
Candi Sawentar
Letak : Kab. Blitar, Jawa Timur

Dibangun Abad ke - : Sekitar abad 13 M

Kerajaan/Raja : Majapahit

Ciri-ciri Bangunan :
- Menghadap ke arah barat
- Reliefnya berbentuk simbolis

Candi Kidal

Letak : Kab. Malang, Jawa Timur

Dibangun Abad ke - : Thn. 1248 M

Kerajaan/Raja : Kerajaan Singosari

Ciri-ciri Bangunan :
- Terbuat dari batu andesit
- Terdapat banyak hiasan (hiasan medallion yang melingkar menghiasi badan candi &
hiasan kepala kala diatas pintu masuk )
CANDI HINDU

1. Candi Cetho

Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan


masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama
mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga
melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk
kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh
Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika
reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh
dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng,
Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di
atas permukaan laut.

Ciri-cirinya:
Pada keadaannya yang sekarang, Candi Cetho terdiri dari sembilan
tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar,
pengunjung mendapati dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah
gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa
halaman dan di sini terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur
masyarakat Dusun Cetho.
2. Candi Asu

Candi Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang
terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten
Magelang, provinsi Jawa Tengah (kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari
candi Ngawen). Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya,
yaitu candi Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama candi tersebut
merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya.

Ciri-cirinya :
Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi,
wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu ‘anjing’.
Disebut Candi Lumbung karena diduga oleh penduduk setempat dahulu
tempat menyimpan padi (candi Lumbung yang lain ada di kompleks Taman
Wisata candi Prambanan). Ketiga candi tersebut terletak di pinggir Sungai
Pabelan, dilereng barat Gunung Merapi, di daerah bertemunya (tempuran)
Sungai Pabelan dan Sungai Tlingsing. Ketiganya menghadap ke barat.
Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter. Tinggi kaki
candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi
tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang.
Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu
termasuk bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah
prasati batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M )
dan Sri Manggala II ( 874 M ).

3. Candi Gunung Wukir


Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada
di dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa
Tengah. Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng
gunung Merapi pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada
saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu
pada tahun 732 M (654 tahun Saka).

Ciri-cirinya:

Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m


terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan
prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini. Selain prasasti
Canggal, dalam candi ini dulu juga ditemukan altar yoni, patung lingga
(lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina atau Andini.

4. Candi Prambanan

Berdiri di bawah Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara ini selarik puisi
tiba-tiba terlintas di benak

Candi Prambanan yang dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang ini
menyimpan suatu legenda yang menjadi bacaan pokok di buku-buku ajaran
bagi anak-anak sekolah dasar. Kisah Bandung Bondowoso dari Kerajaan
Pengging yang ingin memperistri dara cantik bernama Roro Jonggrang. Si
putri menolak dengan halus. Ia mempersyaratkan 1000 candi yang dibuat
hanya dalam waktu semalam. Bandung yang memiliki kesaktian serta
merta menyetujuinya. Seribu candi itu hampir berhasil dibangun bila akal
licik sang putri tidak ikut campur. Bandung yang kecewa lalu mengutuk
Roro Jonggrang menjadi arca, yang diduga menjadi arca Batari Durga di
salah satu candi.

5. Candi Gunung Sari

Candi Gunung Sari adalah salah satu candi Hindu Siwa yang ada di Jawa.
Lokasi candi ini berdekatan dengan Candi Gunung Wukir tempat
ditemukannya Prasasti Canggal.

Ciri-cirinya:

Candi Gunung Sari dilihat dari ornamen, bentuk, dan arsitekturnya


kemungkinan lebih tua daripada Candi Gunung Wukir. Di Puncak Gunung
Sari kita bisa melihat pemandangan yang sangat mempesona dan
menakjubkan. Candi Gunung Sari terletak di Desa Gulon, Kecamatan
Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Semoga di masa depan
Candi Gunung Sari semakin dikenal oleh banyak orang untuk dapat
menemukan inspirasi dan keindahanny.

6. Arca Gupolo
Arca Gupolo adalah kumpulan dari 7 buah arca berciri agama Hindu yang
terletak di dekat candi Ijo dan candi Barong, di wilayah kelurahan
Sambirejo, kecamatan Prambanan, Yogyakarta. Gupolo adalah nama
panggilan dari penduduk setempat terhadap patung Agastya yang
ditemukan pada area situs. Walaupun bentuk arca Agastya setinggi 2 meter
ini sudah tidak begitu jelas, namun senjata Trisula sebagai lambang dari
dewa Siwa yang dipegangnya masih kelihatan jelas. Beberapa arca yang
lain, kebanyakan adalah arca dewa Hindu dengan posisi duduk.

Ciri-cirinya:
Di dekat arca Gupolo terdapat mata air jernih berupa sumur yang dipakai
oleh penduduk setempat untuk mengambil air, dan meskipun di musim
kemarau panjang sumur ini tidak pernah kering. Menurut legenda rakyat
setempat, Gupolo adalah nama patih (perdana menteri) dari raja Ratu
Boko yang diabadikan sebagai nama candi Ratu Boko (ayah dari dewi Loro
Jonggrang dalam legenda candi Prambanan).

7. Candi Cangkuang

Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung


Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi
inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan
satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda.

Cirri-ciri nya:
Bangunan Candi Cangkuang yang sekarang dapat kita saksikan merupakan
hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi ini berdiri pada
sebuah lahan persegi empat yang berukuran 4,7 x 4,7 m dengan tinggi 30
cm. Kaki bangunan yang menyokong pelipit padma, pelipit kumuda, dan
pelipit pasagi ukurannya 4,5 x 4,5 m dengan tinggi 1,37 m. Di sisi timur
terdapat penampil tempat tangga naik yang panjangnya 1,5 m dan lébar 1,26
m.

8. Candi Gedong Songo


Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi
peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa Candi, Kecamatan
Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di
lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat lima buah candi.

Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan
peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9
(tahun 927 masehi).

Ciri-cirinya:

Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo.


Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut
sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27°C)

Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki


pemandangan alam yang indah. Di sekitar lokasi juga terdapat hutan pinus
yang tertata rapi serta mata air yang mengandung belerang.

9. Candi Pringapus

Candi Pringapus adalah candi di desa Pringapus, Ngadirejo, Temanggung


22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca
berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan Dewa Siwa menandakan
bahwa Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Candi tersebut
dibangun pada tahun tahun 772 C atau 850 Masehi menurut prasasti yang
ditemukan di sekitar candi ketika diadakan restorasi pada tahun 1932.
Ciri-cirinya:
Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat
tinggal para dewata. Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq
dan Relief Hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa.
Candi Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis

10. Candi Sukuh

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di
Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi
ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan
lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya
yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang
melambangkan seksualitas.

Cirri-cirinya:
Bangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok
pada para pengunjung. Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh
berbeda dengan yang didapatkan dari candi-candi besar di Jawa Tengah
lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Bentuk bangunan
candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko
atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para
pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.
dampak positif dan negatif pendudukan
Jepang di Indonesia
DAMPAK POSITIF PENDUDUKAN JEPANG

Politik :

 Melarang penggunaan bahasa Belanda.


 Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini
muncullah ide Pancasila.
 Memberi kesempatan kepada bangsa Indonsia untuk turut mengambil bagian dalam
pemerintahan negara. Untuk itu pada tanggal 5 September 1943, Jepang membentuk
Badan Pertimbangan Karesidenan (Syu Sangi Kai) dan Badan Pertimbangan Kota Praja
Istimewa (Syi Sangi In). Banyak orang Indonesia yang menduduki jabatan-jabatan tinggi
dalam pemerintahan.
 Mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat
nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya
perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.

Ekonomi :

 Didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.


 Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan
bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.

Budaya :

 Jepang telah memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk meng-gunakan


bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan dan
sebagainya. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko,
rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia
atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.
Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai pelajaran utama, sedangkan bahasa Jepang
dijadikan sebagai bahasa wajib. Dengan semakin meluasnya penggunaan bahasa
Indonesia, komunikasi antarsuku di Indonesia semakin intensif yang pada akhirnya
semakin merekatkan keinginan untuk merdeka. Pada 1 April 1943 dibangun pusat
kebudayaan di Jakarta, yang bernama “Keimin Bunka Shidoso”.
 Pada tanggal 20 Oktober 1943 atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia didirikanlah
Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas Komisi adalah menentukan
terminologi, yaitu istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa normatif dan
menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia. Berdirinya Komisi
Penyempurnaan Bahasa Indonesia itu pada akhirnya berhasil mengkodifikasi 7.000 istilah
bahasa Indonesia modern (saat itu).
 Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943 di
Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas budayawan Indonesia.
 Jepang membentuk Persatuan Aktris Film Indonesia (Persafi). Persafi mendorong artis-
artis profesional dan amatir Indonesia bereksperimen dengan mementaskan lakon-lakon
terjemahan bahasa asing ke bahasa Indonesia. Sandiwara, sebagai salah satu bentuk seni
peran, juga berkembang di bawah pendudukan Jepang karena sebelum Perang Pasifik,
pertunjukan sandiwara hampir tidak dikenal di Indonesia.
 Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
 Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nippon sentris dan diperkenalkannya kegiatan
upacara dalam sekolah.
Militer :

 Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi


kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk
berperang.
 Peninggalan peralatan militer dan infrastruktur perang yang digunakan oleh Jepang dapat
digunakan sebagai modal untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah Jepang
menyerah terhadap sekutu, banyak tangsi-tangsi dan peralatan militer Jepang yang
dikuasai oleh pejuang Indonesia.

Sosial :

 Munculnya sikap persatuan untuk mengusir penjajahan


 Sejak pendudukan Jepang, tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/ tradisi
kebaktian di dalam masyarakat Indonesia juga berkembang. Adanya tradisi kebaktian,
kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas.
 Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang
menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
 Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT)
atau Tonarigumi.

Dampak Negatif Pendudukan Jepang

Politik :

 Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan.
 Melarang semua jenis kegiatan rapat dan kegiatan politik.

Ekonomi :

 Banyak militer Jepang yang mengambil secara paksa makanan, pakaian, dan perbekalan
lainnya dari rakyat Indonesia secara paksa dan tanpa kompensasi.
 Eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan perang Jepang.
 Krisis ekonomi yang sangat parah. Hal ini dikarenakan dengan Disalurkannya uang
pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
 Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah.
 Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber
daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang.
Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak
lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi
dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan
kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
 Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran
yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-
sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang.
Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya.
Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan
perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan
pertanian dan perkebunan merusak tanah.
 Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah
sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua
kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan
rakyat baik fisik maupun material.
Budaya :

 Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan


pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.
 Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
 Adanya pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia
terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno ( Kaisar) yang dipercayai sebagai
keturunan dewa matahari ( Omiterasi Omikami). Sistem penghormatan kepada kaisar
dengan cara membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikeirei.
Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan
Jepang ( kimigayo).

Militer :

 Pelanggaran HAM. Karena militer Jepang akan menghukum dengan Keras orang-orang
yang menentang Jepang.

Sosial :

 Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjalani romusha. Mereka
dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan. Pengerahan tenaga kerja secara
paksa dengan kondisi yang sangat menyedihkan untuk membangun infrastruktur perang
Jepang.
 Terjadinya perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia yang
digunakan sebagai wanita penghibur bagi militer Jepang.
 Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah
pengawasan Jepang.
 Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan, pemerkosaan
dan lain-lain.
Organisasi-Organisasi dan Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional.
1. Budi Utomo.
Pada tahun 1906 di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai
gagasan untuk mendirikan studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah
mengumpulkan dana untuk membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai,
tetapi miskin agar dapat memneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk
mewujudkan gagasan nya tersebut, beliau mengadakan perjalanan keliling jawa.
Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan
mahasiswa-mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokterdokter
pribumi. Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, Cipto
Mangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin
Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar membentuk suatu
organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan baik dari para mahasiswa
STOVIA.
Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa
STOVIA mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya
budi yang utama. Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai
Hari Kebangkitan Nasional.
2. Serikat Dagang Islam.
Revolusi Nasional Cina yang dipelopori oleh dr. Sun Yat Sen pada tanggal
10 Oktober 1911 telah berpengaruh terhadap orang-orang Cina perantauan di
Indonesia. Mereka segera mendirikan ikatan-ikatan yang bercorak nasionalis Cina.
Kedudukan mereka dibidang ekonomi sangat kuat. Mereka menguasai penjualan
bahan-bahan batik. Para pedagang batik pribumi merasa terdesak atau dirugikan.
Untuk menghadapi para pedagang Cina itu, pada tahun 1911 para pedagang
batik Solo dibawah pimpinan H. Samanhudi mendirikan Serikat Dagang Islam
(SDI). Tujuan berdirinya Sarikat Dagang Islam adalah :
a. Memajukan perdagangan.
b. Melawan monopoli pedagang tionghoa, dan
c. Memajukan agama Islam.
Serikat Dagang Islam mengalami perkembangan pesat karena bersifat nasionalis,
religius, dan ekonomis.
3. Indische Partij.
Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 .
Pendirinya adalah dr. E.F.E Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar
Dewantara.
IP bertujuan mempersatukan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan. Tokoh-tokoh IP menyebarluaskan tujuannya melalui surat kabar.
Dalam waktu singkat IP mempunyai banyak anggota. Cabang-cabangnya tersebar di
seluruh Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda menganggap organisasi ini
membahayakan kedudukannya. Pada bulan Maret 1913 Pemerintah Hindia Belanda
melarang kegitan IP. Pada bulan Agustus tahun yang sama para pemimpin IP dijatuhi
hukuman pengasingan.
4. Partai Nasional Indonesia.
Pada tanggal 4 Juli 1927 para pengurus Algemeene Studie Club
(Kelompok Belajar Umum) di Bandung mendirikan perkumpulan baru
yang dinamakan Perserikatan Nasional Indonesia. Mereka adalah Ir. Soekarno,
Mr. Sartono, dr. Samsi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Ali
Sastroamijoyo, Mr. Sunario, dan Ir. Anwari. Perkumpulan ini kemudian berganti
nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI), dll.
C. Usaha Mempersatukan Partai-Partai.
Di Indonesia terdapat berbagai pergerakan yang terpisah-pisah satu sama
lain. Keadaan ini kurang menguntungkan bagi perjuangan bangsa Indonesia untuk
menuju Indonesia merdeka. Beberapa tokok pergerakan segera menyadari keadaan
ini. Mereka berusaha mempersatukan organisasi-organisasi pergerakan yang ada pada
waktu itu.
1. Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI) didirikan pada tanggal 17 Desember 1927. Anggopta PPPKI terdiri atas
Partai Nasional Indonesia, Partai Serikat Islam, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen
Bond, Kaum Betawi, dan Indonesische Studie Club. Tujuan PPPKI adalah :
a. Menyamakan arah aksi kebangsaan serta memperkuat dan
memperbaiki organisasi dengan melakukan kerjasama diantara
anggota-anggotanya,
b. Menghindarkan perselisihan diantara para anggotanya yang dapat
memperlemah aksi kebangsaan.
Pengurus PPPKI disebut Majelis Pertimbangan yang terdiri atas ketua,
penulis, bendahara, dan wakil-wakil dari partai-partai yang tergabung didalamnya.

2. Gabungan Politik Indonesia (GAPI).


GAPI adalah organisasi kerja sama antara partai-partai politik di
Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 Mei 1939. GAPI berdiri atas
prakarsa Muhammad Husni Thamrin. Anggota GAPI adalah Parindra,
Pasundan,Gerindo, Persatuan Minahasa, PSII, PII, dan Perhimpunan Politik Katolik
Indonesia. GAPI membentuk pengurus yang disebut Secretariat Tetap. Pengurus
Sekretariat Tetap dijabat oleh Abikusno Cokrosuyoso dari PSII 9Penulis Umum ),
Muhammad Husni Thamrin dari Parindra (bendahara), dan Mr. Amir Syarifuddin dari
Gerindo (pembantu penulis).
GAPI beberapa kali mengadakan kongres. Pada Kongres Rakyat Indonesia
yang diselenggarakan pada tanggal 23-25 Desember 1939 dihasilkan beberapa
keputusan sebagai berikut :
a. Menuntut Indonesia berparlemen. Tuntutan ini dilakukan sebagai reaksi
atas ditolaknya Petisi Sutarjo dalam Volskraad sehingga Volskraad
dianggap bukan parlemen.
b. Diakuinya Merah Putih sebagai bendera persatuan, Indonesia Raya
sebagai lagu persatuan, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
D. Pergerakan Kaum Wanita.
Pada awalnya pergerakan wanita Indonesia dilakukan oleh perorangan.
Pelopor pergerakan wanita pada masa itu adalah R.A Kartini dan R. Dewi Sartika .
Keduanya ingin mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan.
Perhatian yang besar dari R.A Kartini dan R. Dewi Sartika terhadap kaum
wanita telah mengilhami pergerakan kaum wanita untuk membentuk organisasi. Pada
awalnya tujuan organisasi perempuan itu untuk memperbaiki kedudukan sosialnya.
Namun, dalam perkembangannya organisasi itu juga berwawasan kebangsaan.
1. Kongres I Perempuan Indonesia.
Pada tanggal 22 – 25 Desember 1928 beberapa perkumpulan perkumpulan
wanita Indonesia mengadakan Kongres Perempuan Indonesia. Tujuan kongres adalah
mempersatukan cita-cita dan usaha untuk memajukan wanita Indonesia. Dalam
kongres tersebut antara lain diputuskan mendirikan gabungan perkumpulan wanita
yang bernama Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI).
2. Istri Sedar (IS).
Pada tangga 22 Maret 1930 di Bandung didirikan perkumpulan Istri
Sedar. Pendirinya adalah Nona Suwarni Joyoseputro. Tujuannya menuju pada
kesadaran wanita Indonesia dan derajat hidup Indonesia untuk mempercepat dan
menyempurnakan Indonesia merdeka. Meskipun bukan merupakan organisasi politik,
tetapi dalam kampanyenya Istri Sedar sering menyarakan sikap antipenjajah. Oleh
sebab itu, organisasi ini mendapat pengawasan dari Pemerintah Hindia Belanda.
E. Sumpah Pemuda
1. Pergerakan Pemuda Berdasarkan Kedaerahan
para pemuda tidak tinggal diam melihat penderitaan yang dialami
bangsanya. Mereka segera mendirikan perkumpulan-perkumpulan kepemudaan.
Mula-mula perkumpulan itu bersifat kedaerahan. Akhirnya, perkumpulanperkumpulan
tersebut menjadi bersifat nasional. Perkumpulan- perkumpulan
kepemudaan yang bersifat kedaerahan antara lain :
a. Tri Koro Darmo
Tri Koro Darmo didirikan pada tanggal 7 maret 1915 di gedung Kebangkitan
Nasional, Jakarta. Tri Koro Darmo artinya Tiga Tujuan Mulia. Tri Koro Darmo
didirikan oleh dr. Satiman Wiryosanjoyo (ketua), Wongsonegoro (wakil ketua), dan
Sutomo (sekretaris). Sebagian beasar anggotannya adalah murid-murid sekolah
menengah asal Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada kongres I yang diselenggarakan
di Solo pada tanggal 12 Juni 1918, nama Tri Koro Darmo diubah menjadi Jong
Javanen Bond (Jong Java).
b. Jong Minahasa
Perkumpulan ini didirikanpada tanggal 6 Januari 1918. tujuannya adalah
mempererat rasa persatuan sesama pemuda yang berasal dari Minahasa dan
memajukan kebudayaan daerah Minahasa. Tokoh-tokohnya antara lain : T.A.
Kandou, J.S. Warouw, L. Palar, dan R.C.L Senduk.
2. Pergerakan Pemuda dalam Bentuk Kelompok Belajar
a. Indonesiche Studie Club (ISC)
Didirikan di Surabaya pada tanggal 11 Juni 1924. pendirinya adalah dr. Sutomo.
Tujuan ISC adalah memberi semangat kaum terpelajar agar memiliki kesadaran
terhadap masyarakat, memperdalam pengetahuan politik, serta mendiskusikan
masalah-masalah pelajaran dan perkembangn sosial politik Indonesia. ISC kemudian
menjadi Partai Persatuan Bangsa Indonesia.
b. Algemeene Studie Club (ASC)
Didirikan di Bandung oleh Ir. Soekarno dan Ir. Anwari. Tujuannya sama dengan
ISC. Asas perjuangannya adalah nonkooperasi. ASC kemudian menjadi Partai
Nasional Indonesia.
3. Pergerakan Pemuda Berdasarkan Kebangsaan dan Keagamaan
a. Perhimpunan Indonesia (PI)
Didirikan di Belanda pada tahun 1908. Mula-mula bernama Indonesiche
Vereeniging, pada tahun 1925 diubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia.
Pada tahun 1927 pemerintah Belanda menahan para pengurus PI antara lain : Moh.
Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, A. M. Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Mereka
kemudian diadili di pengadialan Den Haag, Belanda.
b. Jong Islamienten Bond
Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 1 Januari 1926 oleh anggotanya yang
keluar dari Jong Java. Tokoh-tokohnya antara lain : R. Sam Haji Agus Salim, Moh.
Rum, Wiwoho, Hasim, Sadewo, M. Juari, dan Kasman Singodimejo.
Organisasi Pergerakan Nasional Budi Utomo Menghadapi Kekuasaan Kolonial Hindia Belanda Tahun
1908
Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan memiliki struktur
organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan aturan-aturan tertentu yang
telah ditetapkan. Budi utomo pada saat ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu STM yang
memiliki siswa yang suka tawuran, bikin rusuh, bandel, dan sebagainya. Biasanya anak sekolah tersebut
menyebut dengan singkatan Budut / Boedoet (Boedi Oetomo). Pada artikel kali ini yang kita sorot adalah
Budi Utomo yang organisasi jaman dulu, bukan yang STM.
Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr. Wahidin Sudirohusodo dan
Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan Bangsa Indonesia, meningkatkan
martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional. Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati
sebagai Hari Kebangkitan Nasional Indonesia.
Sebagai suatu organisasi yang baik, Budi Utomo memberikan usulan kepada pemerintah Hidia Belanda
sebagai mana berikut ini :
1. Meninggikan tingkat pengajaran di sekolah guru baik guru bumi putera maupun sekolah priyayi.
2. Memberi beasiswa bagi orang-orang bumi putera.
3. Menyediakan lebih banyak tempat pada sekolah pertanian.
4. Izin pendirian sekolah desa untuk Budi Utomo.
5. Mengadakan sekolah VAK / kejuruan untuk para bumi putera dan para perempuan.
6. Memelihara tingkat pelajaran di sekolah-sekolah dokter jawa.
7. Mendirikan TK / Taman kanak-kanak untuk bumi putera.
8. Memberikan kesempatan bumi putra untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah rendah eropa
atau sekolah Tionghoa - Belanda.
Kongres pertama budi utomo diadakan di Yogyakarta pada oktober 1908 untuk mengkonsolidasikan diri
dengan membuat keputusan sebagai berikut :
1. Tidak mengadakan kegiatan politik.
2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan.
3. Terbatas wilayah jawa dan madura.
4. Mengangkat R.T. Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar sebagai ketua.
Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum yang sah karena dinilai
tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal karena banyak hal, yakni :
1. Mengalami kesulitan dinansial
2. Kelurga R.T. Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada rakyat.
3. Lebih memajukan pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
4. Keluarga anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar.
5. Bupati-bupati lebih suka mendirikan organisasi masing-masing.
6. Bahasa belanda lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
7. pengaruh golongan priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang nasionalis.
Keterangan :
Bumi Putera adalah bukan bank atau lembaga keuangan bisnis lainnya, tetapi yang dimaksud dengan
bumi putera adalah warga pribumi yang pada zaman dahulu dianggap sebagai warga tingkat rendah
dibanding warga ras eropa, cina, arab, dan lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai