Bab5 6

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

Mesin-mesin Listrik 2016

BAB 5
Motor Arus Bolak Balik (AC)
Jenis-Jenis Motor AC/Arus Bolak-Balik

5.1. Motor Sinkron.


Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya.
Motor sinkron memiliki torque awal yang rendah, oleh karena itu motor sinkron
cocok untuk penggunaan awal (saat start) dengan beban rendah, seperti motor
penggerak kompresor udara. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya
sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah (Gambar 1):
• Rotor.
Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor
mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan
magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnet rotor tidak lagi terinduksi.
Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk
mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet statornya.
• Stator.
Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekuensi
yang dipasok.
Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut
(Parekh, 2003):

ns = 120 f / P

Dimana: ns : putaran motor


f = frekuensi dari pasokan frekuensi P= jumlah kutub

Gambar 1: Motor Sinkron.

D3 Teknik Mesin 76
Mesin-mesin Listrik 2016

5.2. Motor Induksi.


Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai
peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan
mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.
Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama (Gambar 2):
• Rotor.
Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
1. Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam
petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada
kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
2. Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga phasa. Dibuat melingkar sebanyak
kutub stator. Tiga phasa digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang
lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat
yang menempel padanya.
 Stator.
Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk dipasang gulungan tiga
phasa. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan
diberi spasi geometri sebesar 120 derajat

Winding
terminal
cover
End belt
bearing

End belt
Electro
magnetic Electro
stator magnetic
rotor

Gambar 2: Motor induksi


Berdasarkan karakteristik dari arus listrik yang mengalir, motor AC (Alternating
Current/Arus Bolak-balik) terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Motor listrik AC / arus bolak-balik 1 phasa
2. Motor listrik AC / arus bolak-balik 3 phasa

5.2.1. Prinsip kerja Motor AC Satu Phasa


Motor AC satu phasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC tiga phasa,
dimana pada motor AC tiga phasa untuk lilitan statornya terdapat tiga lilitan yang

D3 Teknik Mesin 77
Mesin-mesin Listrik 2016

menghasilkan medan putar dan pada rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi
yang menghasilkan putaran. Sedangkan pada motor satu phasa memiliki dua lilitan
stator, yaitu lilitan phasa utama (lilitan U1-U2) dan lilitan phasa bantu (lilitan Z1-Z2),
lihat gambar 3. Disebut motor satu phasa karena untuk mendapatkan daya mekanik
hanya diperlukan sumber satu phasa. Pada dasarnya motor satu phasa mempunyai
prinsip kerja motor dua phasa. Hal tersebut disebabkan karena lilitan stator yang ada
didalam inti mempunyai dua lilitan yaitu Lilitan Utama dan Lilitan Bantu. Lilitan bantu
pada motor induksi satu phasa berfungsi untuk mendapatkan torsi awal yang lebih
besar.

Gambar 3: Motor AC 1 Phasa


Lilitan bantu terdiri dari sejumlah kawat yang halus sedangkan lilitan utama
terdiri atas kawat penghantar yang jauh lebih besar daripada kawat penghantar lilitan
bantu. Berdasarkan konstruksi itu, maka arus yang mengalir pada masing-masing
lilitan mempunyai perbedaan phasa. Grafik arus lilitan bantu I bantu dan arus lilitan utama
Iutama berbeda phasa sebesar φ, hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya
impedansi kedua lilitan tersebut. Arus beda phasa ini menghasilkan arus total, yang
merupakan penjumlahan vektor arus utama dan arus bantu. Medan magnet utama
yang dihasilkan lilitan utama juga berbeda phasa sebesar φ dengan medan magnet
bantu. Bentuk gelombang arus atau flux dari masing-masing lilitan dapat dilukiskan
seperti gambar berikut :

Gambar 4 :Medan magnet pada stator motor satu phasa


Lilitan bantu Z1-Z2 pertama dialiri arus Ibantu menghasilkan fluks magnet Φ tegak
lurus, beberapa saat kemudian lilitan utama U1-U2 dialiri arus utama I utama. yang
bernilai positif. Hasilnya adalah medan magnet yang bergeser sebesar 45° dengan
D3 Teknik Mesin 78
Mesin-mesin Listrik 2016

arah berlawanan jarum jam. Kejadian ini berlangsung terus sampai satu siklus
sinusoidal, sehingga menghasilkan medan magnet yang berputar pada lilitan statornya.
Rotor motor satu phasa sama dengan rotor motor tiga phasa yaitu berbentuk
batang-batang kawat yang ujung-ujungnya dihubungsingkatkan dan menyerupai
bentuk sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar.

Gambar 5:. Rotor sangkar

Lilitan rotor yang dipotong oleh medan putar stator, menghasilkan tegangan
induksi, interaksi antara medan putar stator dan medan magnet rotor akan
menghasilkan torsi putar pada rotor.
Dari kedua flux yang ada pada lilitan stator dan rotor tersebut, maka terjadilah
suatu medan magnet putar pada celah udara. Dengan adanya medan magnet putar ini
maka seperti halnya pada motor induksi tiga phasa, maka motor satu phasa ini akan
menghasilkan momen putar (torsi) sehingga motor dapat berputar. Jumlah putaran
motor senantiasa lebih rendah dari pada jumlah putaran medan magnet stator. Selisih
putaran tersebut dinamakan slip ( s ) Besarnya slip dapat dinyatakan:

Biasanya motor induksi satu phasa, lilitan bantu dilengkapi dengan saklar sentrifugal
yaitu suatu saklar yang dapat memutuskan rangkaian secara otomatis. Jika putaran
motor sudah mendekati serempak/sinkron, saklar tersebut akan terbuka sehingga
lilitan bantu sudah tidak berfungsi lagi.

5.2.2. Jenis motor induksi satu phasa:


Terdapat beberapa jenis motor induksi satu phasa adalah:
1 Motor Shaded pole

D3 Teknik Mesin 79
Mesin-mesin Listrik 2016

2 Motor Kapasitor
3 Motor Universal
Dari jenis motor tersebut dapat digambar diagramnya sebagai berikut:

5.2.2.1.Motor Phasa Belah/Motor Shaded Pole


Motor shaded pole atau motor phasa terbelah termasuk motor satu phasa
berdaya kecil, dan banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai motor
penggerak kipas angin, blender dll. Konstruksinya sangat sederhana, pada kedua
ujung stator ada dua kawat yang terpasang dan dihubungsingkatkan fungsinya sebagai
pembelah phasa.
Pada dasarnya motor ini adalah motor sangkar bajing yang kumparan bantunya
diberi cincin tembaga yang melingkar di setiap kutubnya. Kumparan bantu ini disebut
juga dengan kumparan bayangan. Arus terinduksi kedalam kumparan dengan
menunda fase medan magnet dari fluks magnetik pada kutub bayangan (shaded pole)
sehingga cukup untuk membentuk medan yang berputar untuk memutar rotor. Arah
dari medan putar pada motor shaded pole adalah dari kutub utama ke kutub
bayangannya. Karena perbedaan sudut fase antara kutub utama dengan kutub
bayangannya sangat kecil, menyebabkan motor ini hanya menghasilkan torsi yang
kecil.
Motor kutub bayangan hanya mempunyai satu buah kumparan, stator dibagi menjadi 2
bagian yaitu kutub utama dengan kutub bayangan. Lalu pada kutub bayangan diberi
cincin tembaga yang melingkar yang mengakibatkan keterlambatan medan magnet
pada bagian kutub bayangan(shaded pole)
Pada kutub bayangan (shaded pole) diberi cincin tembaga yang melingkar
sehingga mengakibatkan medan magnet pada daerah shaded pole mengalami
perbedaan sudut fase dengan kutub utama(unshaded pole). Kemudian medan putar
akan timbul dan mempunyai arah dari kutub utama ke kutub bayangannya.
Motor ini tidak memiliki kapasitor, saklar sentrifugal atau alat bantu starting
lainnya. Karena torsi pada saat startnya kecil, maka motor ini digunakan pada rumah
tangga seperti menggerakkan kipas angin, blender, hair dryer dan beban-beban lain
yang mudah untuk digerakkan.
Lilitan stator dibelitkan sekeliling inti membentuk seperti lilitan transformator.
Rotornya berbentuk sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator
ditopang dua buah bearing.
Stator motor shaded pole berbentuk sepatu kutub (salient). Kumparan stator
hanya terdiri dari kumparan utama. Untuk membentuk medan putar dipasang shaded
coil yang merupakan suatu rangkaian tertutup pada sepatu kutub tersebut. Pada kutub
bayangan (shaded pole) diberi cincin tembaga yang melingkar sehingga
D3 Teknik Mesin 80
Mesin-mesin Listrik 2016

mengakibatkan medan magnet pada daerah shaded pole mengalami perbedaan sudut
fase dengan kutub utama (unshaded pole). Kemudian medan putar akan timbul dan
mempunyai arah dari kutub utama ke kutub bayangannya.

Gamba 6: Motor shaded pole/Motor phasa terbelah.

Irisan penampang motor shaded pole memperlihatkan dua bagian, yaitu bagian
stator dengan lilitan stator dan dua kawat shaded pole. Bagian rotor sangkar
ditempatkan di tengah-tengah stator, lihat gambar 7.

Gambar 7: Penampang motor shaded pole.

Torsi putar dihasilkan oleh adanya pembelahan phasa oleh kawat shaded pole.
Konstruksi yang sederhana, daya yang kecil, handal, mudah dioperasikan, bebas
perawatan dan cukup di suplai dengan Tegangan AC 220 V, jenis motor shaded pole
banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga kecil.

Gambar 8: Skema motor shaded pole.

Prinsip kerja dari motor ini adalah sebagai berikut:

D3 Teknik Mesin 81
Mesin-mesin Listrik 2016

a. Saat kumparan stator mendapat arus sumber maka pada kumparan dibangkitkan
medan/fluks elektromagnetik (s) yang mengalir di dalam inti.
b. s juga mengalir pada inti yang memotong cincin tembaga yang membangkitkan
tegangan induksi, arus, dan medan elektromagnetik cincin (c)
c. Dengan demikian terjadi perpindahan s ‐‐‐‐> c, c‐‐‐‐‐> s dan seterusnya. Hal ini
identik dengan terbentuknya medan putar.
d. Arah gerakan s selalu pada posisi shading coil sekaligus juga arah putaran rotor.
Perputaran medan magnet digambarkan sebagai berikut:

Adapun rangkaian analog motor shaded pole adalah sebagai berikut:

Gambar 9: Rangkaian analog motor shaded pole

5.2.2.2.Motor Kapasitor

D3 Teknik Mesin 82
Mesin-mesin Listrik 2016

Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan sehari-hari


seperti: motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning. Kal
ini karena konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan tegangan
suplai 220 V, oleh karena itu menjadikan motor kapasitor ini banyak dipakai pada
peralatan rumah tangga maupun electrical hand machine.
Keuntungan motor jenis ini dibanding dengan type motor fasa belah adalah:
1. Mempunyai torsi yang lebih kuat.
2. Faktor kerjanya lebih besar (mendekati 1)

Gambar 10: Motor kapasitor


Lilitan stator terdiri atas lilitan utama dengan notasi terminal U1-U2, dan lilitan bantu
dengan notasi terminal Z1-Z2. Jala-jala L1 terhubung dengan terminal U1, dan kawat
netral N terhubung dengan terminal U2. Kondensator kerja berfungsi agar perbedaan
sudut phasa lilitan utama dengan lilitan bantu mendekati 90°.

Tanpa kumparan bantu Dengan kumparan bantu Rangkaian analog

Vektor phasa arus utama dan arus


Beda phasa arus utama dan
bantu bersudut 90o arus bantu 90o

Pengaturan arah putaran motor kapasitor dapat dilakukan dengan (lihat gambar 6):

D3 Teknik Mesin 83
Mesin-mesin Listrik 2016

• Untuk menghasilkan putaran ke kiri (berlawanan jarum jam) kondensator kerja CB


disambungkan ke terminal U1 dan Z2 dan terminal Z1 dikopel dengan terminal U2 .
• Putaran ke kanan (searah jarum jam) kondensator kerja disambungkan keterminal Z1
dan U1 dan terminal Z2 dikopel dengan terminal U2.

Gambar 11: Pengawatan motor kapasitor dengan pembalik putaran.


Motor kapasitor dengan daya diatas 1 KW di lengkapi dengan dua buah
kondensator dan satu buah saklar sentrifugal. Lilitan utama U1-U2 dihubungkan
dengan jala-jala L1 dan Netral N. Lilitan bantu Z1-Z2 disambungkan seri dengan
kondensator kerja CB, dan sebuah kondensator starting CA diseri dengan kontak
normally close (NC) dari saklar sentrifugal, lihat gambar 12.
Awalnya lilitan utama dan lilitan bantu mendapatkan tegangan dari jala-jala L1dan
Netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan CA, keduanya membentuk loop
tertutup sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran mendekati 70% putaran
nominalnya, saklar sentrifugal akan membuka dan kontak normally close memutuskan
kondensator bantu CA.

Running
Capasitor
Starting
Capasitor

Gambar12: Rangkaian dengan Dua Kapasitor

Fungsi dari dua kondensator yang disambungkan parallel, CA+CB, adalah


untuk meningkatkan nilai torsi awal untuk mengangkat beban. Setelah putaran motor
mencapai 70% putaran, saklar sentrifugal memutus hubungan kondensator start CA,

D3 Teknik Mesin 84
Mesin-mesin Listrik 2016

sehingga hanya kondensator kerja CB saja yang tetap bekerja. Jika kedua
kondensator rusak maka torsi motor akan menurun drastis,

Gambar 13: Karakteristik torsi motor kapasitor

1. Motor Kapasitor ( starting )


Motor ini adalah merupakan pengembangan dari motor fasa belah, tetapi
mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan belitan bantu dan sakelar
sentrifugal, secara konstruktsi sama persis, hanya ditambah satu unit kapasitor untuk
memperbesar torsi awal (start). Seperti dikatakan di awal prinsip kerja motor kapasitor
start ini sama seperti motor induksi, yaitu jika pada lilitan utama diberikan sumber arus
maka akan terjadi medan magnit putar (fluks magnit) yang ada dan besarnya sama,
tidak ada resultan gaya. Tetapi dengan adanya lilitan bantu dan kapasitor maka ada
beda fasa diantara keduanya, disinilah terjadi fluksi magnit dan resultan gaya yang
berbeda maju atau mundur tergantung besarnya resultan gaya itu sendiri dan pada
umumnya terjadi resultan gaya searah jarum jam sehingga motor dapat berputar ke
kanan. Setelah motor berputar 75% dari putaran nominal maka sakelar sentrifugal
bekerja memutuskan rangkaian lilitan bantu dan motor bekerja hanya dengan lilitan
utama

2 Motor Kapasitor (Start/Run)


Jenis motor listrik ini adalah perpaduan antara motor kapasitor start dan motor
kapasitor running dimana tujuan dibuatnya double kapasitor adalah untuk memperoleh
torsi awal yang lebih besar dan torsi jalan yang merata. Jenis motor listrik ini banyak
digunakan pada air conditioner.

D3 Teknik Mesin 85
Mesin-mesin Listrik 2016

3 Motor Kapasitor ( Running )


Motor listrik ini mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan kumparan
bantu, terhubung paralel dengan kumparan utama dan terhubung langsung paralel
dengan sumber listrik. Belitan utama, lilitan bantu dan kapasitor tetap terhubung pada
sirkuit jala-jala saat motor listrik bekerja.
Jenis motor listrik ini banyak digunakan pada jenis-jenis motor listrik 1 fasa
yaitu pompa air, dimana lilitan utama dan bantu jumlah lilitannya sama banyak tetapi
diameter kawatnya berbeda diantara keduanya. Diameter kawat lilitan utama lebih
besar dibanding diameter lilitan bantunya. Type motor listrik ini torsi awalnya kurang
kuat, tetapi torsi jalan (torsi jalan) merata. Kebanyakan pompa air berbagai merek
banyak menggunakan jenis motor kapasitor running dengan kecepatan mendekati
3000 rpm, untuk lebih jelasnya rangkaian listrik motor kapasitor running dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:

5.3. Motor Universal (yang putarannya dapat dibalik )


Motor universal adalah motor arus bolak balik, konstruksi maupun
karakteristik motor universal sama dengan motor arus searah . Keuntungan motor
universal ini dapat dioperasikan dengan sumber tegangan bolak balik atau dengan
tegangan arus searah pada nilai tegangan yang sama.

D3 Teknik Mesin 86
Mesin-mesin Listrik 2016

Stator motor universal dapat berupa sepatu kutub (salient pole) maupun stator
silinder (non salient). Motor universal dengan stator sepatu kutub umumnya
beroperasi untuk daya 250 Watt (1/4 HP) ke bawah. Sedangkan stator non salient
dioperasikan untuk daya di atas 250 Watt.
Kecepatan beban nol motor ini sangat tinggi, tetapi pada saat beban dipasang
kecepatan motor berkurang dan akan terus berkurang jika bebannya bertambah lagi.
Pengaturan kecepatan motor universal dapat dilakukan dengan cara memasang
tahanan depan (rheostat resistance) dihubungkan seri dengan motor listrik. Tahanan
depan yang di atur bervariasi pada motor listrik akan memberikan tegangan masuk
bervariasi pada motor, sehingga fungsi tegangan terhadap kecepatan sesuai dengan
formula dasar dari motor listrik. Pengaturan kecepatan kedua adalah dengan
kumparan medan dibuat dalam beberapa tingkat (step) untuk memberikan variasi
impedansi lilitan medan, sehingga fluksi medan terhadap kecepatan sesuai dengan
rumus dasar motor listrik.
Karakteristik dari motor universal salah satunya dapat dilihat di sisi kecepatan-torsinya.
Mempunyai kapabilitas berkecepatan tinggi, motor universal memberikan rating
horsepower yang lebih kecil daripada macam – macam motor AC lainnya yang
beroperasi pada frekuensi yang sama. Torsi awal dari motor-motor AC relatif tinggi.
Karakteristik ini membuat motor universal ideal untuk alat/perlengkapan seperti hand
drills, gerinda, mixers, vaccum cleaners, dll yang membutuhkan operasi motor yang
kompak berkecepatan lebih dari 3000/3600 rev/minutes.
Dengan pengaturan tap-tap lilitan medan (impedansi medan) maka kecepatan
motor dapat diatur. Torsi start motor universal cukup besar dan kecepatannya
bervariasi menurut beban. Di bawah diperlihatkan gambar rangkaian motor universal
dengan variasi kecepatan.
.

Gambar 14: komutator pada motor universal.

Bentuk stator dari motor universal terdiri dari dua kutub stator. Lilitan rotor
memiliki dua belas alur lilitan dan dilengkapi komutator dan sikat arang yang
menghubungkan secara seri antara lilitan stator dengan lilitan rotornya. Motor universal
memiliki kecepatan tinggi sekitar 3000 rpm.

D3 Teknik Mesin 87
Mesin-mesin Listrik 2016

Gambar 15: stator dan rotor motor universal


Aplikasi motor universal untuk mesin jahit, untuk mengatur kecepatan dihubungkan
dengan tahanan geser dalam bentuk pedal yang ditekan dan dilepaskan.

Gambar16: Rangkaian motor universal

Analisis Motor Universal


Motor Universal dapat digunakan pada sumber arus searah atau sumber arus bolak-
balik. Jika motor universal dihubungkan pada sumber arus bolak-balik, maka pada
lilitan penguat magnet akan terbentuk ggl induksi, sehingga pada rotor berlaku suatu
persamaan.
Er = V + I.Xf
V : Tegangan sumber
Er : ggl induksi pada lilitan
Xf : Reaktansi lilitan
I : Arus sumber
Motor induksi 1 phasa banyak digunakan pada peralatan-peralatan rumah tangga
misalnya :
− Kipas angin (fan)
− Mesin cuci
− Almari es
− Pengering rambut ( hair dryer )
− Pengisap debu ( Vacuum cleaner )
− A C dan sebagainya

D3 Teknik Mesin 88
Mesin-mesin Listrik 2016

5.4. Motor AC Multi Phasa


Prinsip dasar timbulnya medan putar motor arus putar (motor AC 3 phasa)
dapat digambarkan dengan bentuk gelombang 3 phasa berikut ini.

Gambar 17: Timbulnya Medan putar

Jumlah putaran medan statornya (motor asinkron) dapat dihitung dengan rumus :

60 f
n
P

n = Jumlah putaran/menit
f = Frekuensi
p = Jumlah pasang kutub
Dengan ilustrasi gambar diatas dapat dilihat bahwa setiap perubahan gelombang
(Sinusoida) menyebabkan berputarnya arah medan magnet .

Gambar 17 A: Gelombang arus AC(Sinusoida)


5.4.1. Motor Asinkron 3 Phasa
1. Motor dengan rotor slip ring
a. Bagian-bagiannya :

D3 Teknik Mesin 89
Mesin-mesin Listrik 2016

1. Lilitan stator 9. Sikat


2. Rumah / body 10. Pengangkat sikat
3. Stator 11. Klem stator
4. Rotor 12. Klem rotor
5. Lilitan rotor 13. Penutup laker
6. Slip ring 14. Ventilator
7. Handel penghubung singkat 15. Udara masuk
8. Ring hubung singkat 16. Udara keluar

Gambar18: Motor dengan slip ring


b. Konstruksi
Stator dibuat dari besi plat berlapis berfungsi untuk mengurangi eddy current. Lilitan
stator sebagai pembangkit medan magnit dihubungkan Y atau ∆. Rotor dililit dihubung
Y dan ujung yang lain disambung slip ring dengan sikat arang, berfungsi sebagai
penghubung singkat kumparan, sampai motor sudah berjalan normal dengan
mengatur tahanan asut.

Gambar19: Konstruksi rotor motor dengan slip ring


Cara kerja Motor Slip Ring
1. Pengasutan dengan tahanan asut.
Pada saat start posisi tahanan asut harus pada nilai tahanan yang besar
dengan tujuan, agar arus rotor dan stator kecil, demikian pula dengan arus

D3 Teknik Mesin 90
Mesin-mesin Listrik 2016

awalnya. Pengasutan dilakukan dari Q2, Q3 sampai Q4 (tahanan asut


terhubung singkat ) sehingga putarannya normal, demikian pula dengan
arusnya.

Gambar 20: Cara kerja motor dengan slip ring


1. Ketika Q2, Q3, Q4 OFF resistansi rotor maksimum (RA= R1+R2+R3).
2. Saat Q2 ON resistansi luar RA=R2+R3.
3. Ketika Q3 ON resistansi RA=R3 saja.
4. Ketika Q4 ON rotor kondisi terhubung singkat RA=0, motor bekerja nominal.
Pengasutan Slipring termasuk pengasutan dengan menambahkan tahanan pada
rangkaian rotornya, hanya bisa dilakukan pada motor 3 phasa jenis rotor lilit. Dengan
mengatur besaran tahanan rotor, arus dan torsi starting dapat diatur besarnya.

Momen putar bisa dilihat pada karakteristik seperti grafik di bawah ini.

Gambar 21: Torsi motor dengan slip ring


2. Dengan sistem sentrifugal :
Saat saklar 1,2 dan 3 membuka, tahanan besar, arus awalnya kecil.
Motor berputar 50% putaran nominal, S1 menutup.
Motor berputar 75% putaran nominal, S2 menutup.
Jika ada gangguan tegangan pada stator atau kumparan putus, putarannya motor
D3 Teknik Mesin 91
Mesin-mesin Listrik 2016

akan turun, sehingga S3 membuka.


Motor jenis ini biasanya dilengkapi pengaman dalam rotor ( thermostat ).

Gambar 22: Konstruksi saklar sentrifugal

2. Motor rotor hubung singkat :


Motor rotor hubung singkat konstruksinya sama dengan motor slip ring. Rotor
hanya mempunyai 1 lapis penghantar hubung singkat. Konstruksi penghantar dipasang
miring. Tujuannya adalah untuk mengatasi arus awal dan membangkitkan momen
awal yang besar, (memiliki nilai induktansi kecil) karena jumlah penghantar yang
terpasang relatif banyak.

Gambar 23: Motor hubung singkat

a. Konstruksi penghantar berbentuk bulat


Pemasangan pada rotor dengan kedalamannya rendah terhadap permukaaan
rotor kondisi seperti ini putaran yang dicapai tidak akan maksimum.
b. Konstruksi penghantar bentuk bulat dengan pemasangan lebih kedalam ( h ) pada
rotor dengan celah udara lilitan kecil, Kondisi seperti ini menyebabkan arus start
D3 Teknik Mesin 92
Mesin-mesin Listrik 2016

menjadi kecil, jika perbandingan h dengan d bernilai besar.


c. Konstruksi dengan 2 penghantar ( double layer ),
Biasanya berlainan diameter lilitan, dengan pemasangan seperti ini pada saat start
yang berfungsi adalah lilitan/kumparan dengan penampang kecil, dimana pada
kondisi seperti ini tahanannya saat start besar, sehingga arus awal/startnya kecil,
kemudian saat jalan normal yang berfungsi adalah kumparan yang berpenampang
besar, dimana pada kondisi seperti ini tahanan menjadi kecil dan akan
menimbulkan nilai induktansi tinggi sehingga putaran normal.
d. Konstruksi batang, pemasangan pada rotornya ditanam cukup dalam, walaupun
jarak terhadap permukaan pendek, tapi karena penampang kumparannya
besar akan menimbulkan putaran awal yang tinggi. Konstruksi seperti ini
mempunyai karakteristik baik, sehingga banyak digunakan. Untuk membatasi arus
awal, pada konstruksi seperti ini diperlukan tahanan asut.
e. Konstruksi pasak, pemasangan dan karateristiknya sama dengan konstruksi batang,
pada konstruksi ini mempunyai keamanan lilitan lebih baik.

Gambar 24: Cara kerja motor rotor hubung singkat


Cara kerja motor rotor hubung singkat:
Seperti halnya dengan motor slip ring, tapi startnya tidak menggunakan tahanan asut.
Untuk penghantar bulat, arus startnya sampai 8 x IN, oleh karena itu diperlukan
tahanan besar, tujuannya agar Ia kecil, setelah jalan normal tahanannya menjadi
kecil, untuk mengatasi hal ini digunakan: konstruksi alur seperti gambar C. Penurunan
arus berdasarkan induktivitas dari penghantar motor.

Saat start : frekuensi rotor besar, Setelah berputar menjadi kecil, berdasarkan rumus,
besarnya, X L = 2 π . f . L, harga X L akan berubah sesuai perubahan frekuensi,
karena perubahan putaran.

D3 Teknik Mesin 93
Mesin-mesin Listrik 2016

Adapun proses perubahan arus pada rotor hubung singkat :


a. Flux terkumpul di bagian bawah, karena induktivitas kecil.
b. Saat start frekuensinya 50 Hz dengan XL besar, kepadatan arus bagian luar kecil
sehingga Arus startnya kecil.
c. Setelah berputar: frekuensi rotor turun dan XL turun juga, maka kepadatan arus
besar (hampir separuh alur ).
d. Saat putaran nominal kepadatan arusnya maksimum penuh dan arus akan normal
kembali.
Gambar: grafik prosentase momen dengan putaran pada bentuk-bentuk alur yang
berbeda.

Gambar 25: Prosentase momen

Pengasutan Motor Induksi dengan menghubungkan langsung pada saluran (Direct


On Line)
Pengasutan ini digunakan untuk motor-motor berdaya kecil. Pada cara ini motor
dapat diasut pada tegangan saluran penuh dengan menggunakan penstart saluran yang
dilengkapi dengan relai termis beban lebih. Cara ini dapat menghasilkan kopel start
yang lebih besar mengingat kopel motor induksi berbanding lurus dengan kuadrat
tegangan yang dikenakan. Kelemahan pengasutan cara ini adalah dapat menghasilkan
arus start yang besar, karena itulah hanya digunakan untuk motor-motor yang berdaya
kecil.

D3 Teknik Mesin 94
Mesin-mesin Listrik 2016

Gambar 26: Pengasutan Motor Induksi dengan menghubungkan langsung

Rangkaian kendalinya disuplai dari tegangan 220 Volt. Pada saat tombol start S2 ditekan
arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – K1. Kontaktor megnetik 1 (K1) bekerja, kontak
bantu K1 (NO) menutup dan motor terhubung pada saluran. Untuk selanjutnya, arus
akan mengalir melalui F2–S1–Kontak bantu K1–K2.

Pengasutan Motor Induksi menggunakan penstart bintang/Star–delta (Y-Δ)

Pada pengasutan ini selama periode start lilitan motor akan berada dalam hubungan
bintang dan setelah selang waktu tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan delta.
Dengan cara ini kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja
dibandingkan bila motor langsung terhubung delta. Gambar berikut memperlihatkan
rangkaian daya dan rangkaian kendali pengasutan star – delta.

D3 Teknik Mesin 95
Mesin-mesin Listrik 2016

Gambar 27: Pengasutan Motor Induksi dengan penstart bintang/Star–delta (Y-Δ)


Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh tegangan 220 Volt. Cara
kerjanya : jika tombol start S2 ditekan, arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – kontak
bantu timer T (NC) – kontak bantu K3 – K1. Kontaktor magnetik 1 (K1) bekerja dan
motor terhubung dalam lilitan bintang. Saat itu juga kontak bantu K1 (NC) membuka
dan kontak bantu K1 (NO) menutup sehingga arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 –
kontak bantu K1 (NO) – K2. Kontaktor magnetik 2 (K2) bekerja dan motor terhubung
pada sumber tegangan. Pada saat yang sama kontak bantu K2 (NO) menutup dan timer
T bekerja. Setelah t detik kontak bantu T (NC) membuka sehingga K1 tidak dilewati
arus (K1 tidak bekerja), kontak bantu T (NC) menutup, arus mengalir melalu F2 – S1 –
kontak K2 (NO) – kontak bantu T (NO) – kontak bantu K1 (NC) – K3. Kontaktor
magnetik K3 bekerja, motor terhubung dalam lilitan delta. Tombol S1 digunakan untuk
melepaskan motor dari sumber tegangan.

Dengan pengasutan cara ini, kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja
dibandingkan bila lilitan motor langsung terhubung delta. Hal ini dapat dibuktikan
sebagai berikut:

D3 Teknik Mesin 96
Mesin-mesin Listrik 2016

Gambar 28: Hubungan star - delta


Bila stator dihubung star, maka :
- Tiap lilitan mendapatkan tegangan sebesar U/√3
- Sehingga arus yang mengalir ditiap lilitan sebesar IY
- Arus yang mengalir ditiap lilitan akan sama dengan arus arus phasa IY=IfA/√3
Bila stator dihubungkan delta, maka :
- Tiap lilitan mendapatkan tegangan sebesar U
- Sehingga arus yang mengalir ditiap lilitan sebesar IfΔ
- Arus phasa untuk lilitan delta : IΔ = √3 IfΔ
Bila dibandingkan,

Daya motor AC 1 phasa

Daya motor AC 3 phasa:


D3 Teknik Mesin 97
Mesin-mesin Listrik 2016

Daya output motor AC:

P output = √3 .V. I . ηmotor . cos φ

D3 Teknik Mesin 98
Mesin-mesin Listrik 2016

DAFTAR PUSTAKA
 Soebagio, Prof, Dr, Ir: ”Teori Umum Mesin Elektrik, Srikandi”, Surabaya, 2008
 Suryatmo, F: ”Dasar-dasar Teknik Listrik” Cetakan 5, Bina Adiaksara, Jakarta
2014
 Crouse, William H. : “Autimotive Mechanics “10th edition, McGraw Hill
International, New York, 1993
 Dasar-Dasar Sepeda Motor. Indonesia: Yamaha Motor
CO.LTD

D3 Teknik Mesin 99
Mesin-mesin Listrik 2016

Lampiran 1:

Reaktansi

Reaktansi adalah perlawanan komponen sirkuit/rangkaian atas perubahan arus listrik


atau tegangan listrik karena adanya kapasitansi atau induktansi. Medan listrik yang
terbentuk dalam komponen tersebut akan menghambat perubahan potensial listrik dan
medan magnetik yang terbentuk menghambat perubahan arus listrik. Simbol yang
dipergunakan untuk menyatakan reaktansi sama dengan yang dipergunakan pada
hambatan listrik, namun memiliki beberapa perbedaan.

Nilai kapasitansi dan induktansi mempengaruhi sifat dari komponen tersebut, namun
efek reaktansi tidak terlihat ketika komponen tersebut dialiri arus searah, efek reaktansi
hanya akan terlihat jika ada perubahan arus atau tegangan. Jadi, nilai reaktansi
berubah-ubah sebanding dengan perubahan arus, dan jika frekuensi perubahan
arusnya teratur, seperti dalam arus bolak-balik, maka nilai reaktansi menjadi konstan.
Jika rangkaian listrik dianalisis menggunakan Kalkulus vektor nilai tahanan adalah
bagian riil dari nilai impedansi, sedang nilai reaktansi merupakan imajinernya.
Keduannya sama-sama memiliki satuan internasional Ohm.

Resistor ideal tidak memiliki reaktansi (bernilai 0), sedang induktor dan kapasitor ideal
tidak memiliki resistansi (tahanan bernilai 0).

Dalam diagram fasor, reaktansi digunakan untuk menghitung amplitudo dan perubahan
phasa sinusoidal dari arus bolak-balik yang mengalir dalam komponen. Dilambangkan
dengan simbol .

Reaktansi dan resistansi diperlukan untuk menghitung impedansi . Untuk


beberapa rangkaian satu dari tiga nilai ini dapat lebih berpengaruh dibanding yang lain,
namun biasanya untuk komponen tertentu pengaruh ini dapat diabaikan, misal untuk
resistor bisa kita abaikan nilai kapasitansi-nya, sedang untuk kapasitor kita bisa
abaikan nilai resistansinya.

dimana

D3 Teknik Mesin 100


Mesin-mesin Listrik 2016

Magnitudo dan phasa impedansi bergantung pada nilai resistansi dan


reaktansinya.

dimana adalah konjugasi bilangan


kompleks

Magnitudonya adalah perbandingan voltase dan amplitudo arus, sedang phasanya


adalah perbedaan nilai voltase dan arus.

 Jika , maka reaktansinya disebut induktif


 Jika , maka impedansinya dikatakan resistif murni
 Jika , maka reaktansinya disebut kapasitif

Kebalikan dari reaktansi (yaitu, ) adalah suseptansi.

Reaktansi kapasitif

Reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi dan kapasitansi .[1]

Kapasitor terdiri dari dua buah konduktor yang dipisahkan oleh bahan isolator, yang
disebut sebagai dielektrik.

Pada frekuensi rendah kapasitor tidak mengalirkan arus listrik. Jika kapasitor diberi
tegangan arus searah salah satu konduktornya (yang terhubung dengan potensial
positif) akan berangsur-angsur bermuatan positif sedang konduktor yang lain (pada titik
potensial negatif) akan berangsur-angsur bermuatan negatif. Ketika muatan positif dan
negatif ini telah seimbang (yaitu magnitudo muatannya sama) maka arus listrik akan
berhenti mengalir.

Namun jika kapasitor dialiri tegangan AC, muatan yang terkumpul di antara
konduktornya tidak akan pernah mencapai keseimbangan (belum sampai terisi penuh
muatannya harus dilepaskan kembali) sehingga arus akan tetap mengalir. Semakin
tinggi frekuensinya makin sedikit muatan yang terisi dalam kapasitor sehingga makin
kecil pula hambatan terhadap arus yang mengalir.

D3 Teknik Mesin 101


Mesin-mesin Listrik 2016

Reaktansi induktif

Reaktansi induktif sebanding dengan frekuensi dan induktansi .

Sebuah induktor terdiri dari sebuah kumparan. Hukum faraday tentang induksi
elektromagnetik menyatakan bahwa induksi elektromagnetik menimbulkan Gaya Gerak
Listrik (GGL) dengan arah yang berlawanan. Hal ini disebabkan oleh perubahan fluks
magnetik yang lewat melalui jalur arus listrik.

Untuk induktor yang terdiri dari kumparan dengan lilitan menghasilkan

GGL ini bersifat seperti menahan laju arus listrik. Sehingga arus DC yang memiliki
potensi listrik konstan dan tidak membuat arus listrik berubah-ubah, membuat induktor
nampak seperti konduktor biasa, arus akan mengalir tanpa hambatan (secara ideal).
Namun arus AC yang berubah-ubah potensinya (sehingga arus yang mengalirpun
berubah-ubah arahnya) dengan frekuensi tertentu, membuat reaktansi induktifnya
meningkat sebanding dengan peningkatan frekuensi.

Berikut adalah gambar rangkaian hubung star (Y) serta diagram phasor tegangannya :

(a) Hubung Star pada rangkaian listrik (b) Diagram Phasor tegangan
Pada gambar di atas, tegangan EAB, EBC dan ECA merupakan tegangan
line dimana :
EAB = EAN + ENB = EAN - EBN

D3 Teknik Mesin 102


Mesin-mesin Listrik 2016

EBC = EBN + ENC = EBN – ECN


ECA = ECN + ENA = ECN – EAN
Gambar b memperlihatkan diagram phasor di mana dapat dilihat
bahwa tegangan phase EAN, EBN dan ECN memiliki magnitude yang
sama namun terpisah satu sama lain sebesar 120º. Tegangan line
EAB merupakan penjumlahan dari vector EAN dan – EBN begitupun
dengan tegangan line EBC dan ECA dan juga terpisah 120º satu dengan
yang lainnya.
EAB = EBC = ECA = 2 EAN cos 30º

Sedangkan arus yang mengalir dapat dihitung dengan persamaan :


IA = IB = IC = Iph(Ia, Ib, Ic) (magnitude)

Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa arus yang mengalir pada
lilitan motor (Ia) sama dengan arus yang masuk (I A). dan diagram
phasornya dapat dilihat pada gambar berikut :
Mari kita bandingkan dengan hubungan arus dan tegangan pada
rangkaian listrik hubung delta seperti gambar berikut :

D3 Teknik Mesin 103


Mesin-mesin Listrik 2016

(a) Hubung Delta pada rangkaian listrik (b) Phasor arus dan
tegangan
Tegangan phase a (lilitan a) = tegangan line = VCA
Sementara arus dalam rangkaian dapat dihitung dengan persamaan :

dan arus line (IA,IB,IC) bisa diperoleh dengan menerapkan hukum Kirchhoff's

IA = Iab – Ica
IB = Ibc - Iab
IC = Ica - Ibc

Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa magnitude arus yang

mengalir pada line (IA) adalah √3 kali magnitude arus phasa I ph . berikut

D3 Teknik Mesin 104


Mesin-mesin Listrik 2016

perbandingan arus line yang mengalir pada kedua metode hubung di


atas :

Dalam transformasi dari rangkaian star ke delta (atau sebaliknya) maka nilai Z adalah :
Zdelta sama dengan 3 kali Zstar, dan Zstar sama dengan Zdelta dibagi 3
Jadi, kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa metode starter star-delta dapat
mengurangi konsumsi arus yang dibutuhkan oleh motor untuk starting.

D3 Teknik Mesin 105


Mesin-mesin Listrik 2016

Lampiran 2
BAHAN MAGNETIK SEBAGAI INTI COIL PADA MESIN LISTRIK
1.1 MAGNET:
Magnet adalah sebuah obyek yang memiliki energi untuk menarik potongan
besi. Besi magnet yang alalmi merupakan bahan tambang. Ujung batang magnet yang
mengarah ke utara disebut kutub utara dan ujung yang mengarah ke selatan disebut
kutub selatan. Kutub yang sama bersifat tolak menolak dan kutub yang tidak samam
saling menarik. Bumi adalah contoh magnet yang sangat besar dengan kutub yang
terletak di lingkaran aretic dam antartic, walaupun kedua ujungnya tidak berimpit
dengan porors perputaran. Harus diingat bahwa secara geografis , kutub utara magnet
bumi sebenarnya adalah kutub selatan jika bumi dianggap sebagai magnet dan
sebaliknya. Hal ini bukan suatu paradox, tetapi hanya sedikit kerancuan dalam
konvensi geografis dan elektris.
1.1.1 Teori molekuler Weber dan Ewing
Teori molekuler pertama dikembangkan oleh Weber pada tahun 1852 dan
dikembangkan oleh Ewing pada tahun 1890. Teori ini menyatakan bahwa semua
benda terdiri dari partikel-partikel magnetik yang memiliki kutuk utara (U) dan kutub
selatan (S). Partikel magnetik dengan kutub utara dan selatan digambarkan sebagai
jarm kompas. Letak dari jarum kompas dari bahan yang bukan magnetik tidak teratur
sehingga sifat kemagnetannya tidak keluar. Sedangkan letak jarum kompas dari bahan
magnetik teratur menurut garis garis gaya , sehingga efek kemagnetannya keluar. Olek
karena itu bahan magnetik memiliki kutub utara pada satu sisi dan kutub selatan pada
sisi lainnya.

A B
Gambar 1: Arah partikel magnetik A) bahan non magnetik. B) bahan magnetik

1.1.2 Medan Magnet Batang


Ruangan disekitar batang magnetik yang masih terpengaruh gaya magnet
disebut medan magnet. Ruangan tersebut dibatasi oleh pengaruh gaya gerak magnet
yang masih dapat dirasakan. Batas tepi medan magnet tersebut adalah maya, artinya
tergantung pada sensitifitas alat ukur yang digunakan.
Suatu partikel kutub utara magnet yang berada dalam medan magnetik akan
didorong oleh gaya gerak magnet ( magneto motive force atau mmf ) dari kutub utara

D3 Teknik Mesin 106


Mesin-mesin Listrik 2016

batang magnet, dan ditarik oleh mmf kutub selatan sehingga partikel bergerak kearah
selatan dan sebaliknya. Sebagai konsekuensinya jika kompas magnet yang kecil
ditempatkan pada medan dari suatu batang magnet yang terpisah, maka kutub utara
akan mengarah arah gerak partikel kutub utara medan magnet, dan kutub selatan
menunjukkan arah seperti arah gerak partikel kutub selatan pada medan magnetik.
Bila kemudian kompas digerakkan sedemikian rupa sehingga arah dari gerakan selalu
dalam arah dimana kutub utara selalu menunjuk, maka lintasan yang dibentuk
merupakan suatu garis lengkung kontinyu yang berhenti pada kutub selatan dari
batang magnet.

N kompas
Gambar 2: Medan magnet dari suatu batang magnet

Lengkung itu bisa dilengkapi dengan mengembalikan kompas ke posisi asalnya


dan menggerakkandalam arah yang ditunjukkan dimana kutub selatan menunjuk.
Dalam hal ini akan didapat bahwa lintasan akan berhenti di kutub utara batang
magnet. Suatu garis yang mengikuti lintasan dari kutub ke kutub batang magnet
disebut garis gaya magnetik atau fluksi. Dengan mengikuti proses tersebut untuk
beberapa posisi awal dari kompas, garis gaya magnetik bias dipetakan, seperti
terlihat pada Gb. 2.
Garis-garis gaya yang ditunjukkan pada peta semacam ini semata-mata
menunjukkan arah dari besaran gaya magnet pada suatu titik, dan tidak ada suatu
batas dari jumlah garis-garis yang dapat digambarkan untuk suatu magnet dalam
metoda ini. Arah dari medan magnet adalah bebas dinyatakan oleh arah dimana kutub
utara akan bergerak

1.1.3 Intensitas Magnet H dan Kerapatan Fluksi B


Bilamana fluksi magnetik  berada pada suatu bahan atau komponen, maka dia
timbul karena intensitas magnetik H, yang diberikan oleh

D3 Teknik Mesin 107


Mesin-mesin Listrik 2016

H  / l 1-1)

Dimana:

H = intensitas medan magnet [At/m] atau [Amper turn/meter]


 = gaya gerak magnetik atau mmf (magnetomotive force) yang bekerja pada
komponen [At]
I = panjang dari komponen [m]

Kerapatan fluksi magnetik dalam bahan diberikan oleh

B = /A (1-2)
dimana
B = kerapatan fluksi [Tesla] atau [T] atau Wb/m2.
 = fluksi dalam bahan [Weber] atau [Wb]
A = luas penampang dari bahan [m2]
Ada hubungan tertentu antara kerapatan fluksi (B) dan intensitas medan (H) dari
suatu bahan magnetik. Hubungan ini biasanya dinyatakan secara grafis oleh kurva B-
H dari bahan magnetik.

1.1.3 Kurva B-H.


A. Kurva B-H untuk Ruang Hampa dan Bahan Nonmagnetik
Dalam ruang hampa, kerapatan fluksi magnetik (B) berbanding lurus dengan
intensitas magnetik (H) dan dinyatakan oleh hubungan
Bo = µo H (1-3)
dimana
Bo = kerapatan fluksi untuk ruang hampa, weber per m2
µo = permeabilitas dari ruang hampa atau suatu konstanta magnetik = 4 x 10-7
Dalam satuan internasional (SI), konstanta magnetik didefimsikan sebagai suau
konstanta, yang mempunyai harga 4 x 10-7 atau hampir sama dengan 1/800 000 B. Ini
memungkinkan kita untuk menuliskan pers. (1-3) dalam bentuk pendekatan
B = 800 000 H (1-4)
Kurva B-H untuk ruang hampa merupakan garis lurus seperti terlihat pada Gb. 1-
3, seberapapun besar dari kerapatan fluksi (B). Kurva tersebut menunjukkan bahwa
intensitas medan magnetik sebesar 800 A/m menghasilkan kerapatan fluksi
magnetik sebesar 1 militesla atau mWb/m2.
Bahan magnetik seperti kertas, karet dan udara mempunyai kurva B-H hampir
mendekati kurva ruang hampa.

D3 Teknik Mesin 108


Mesin-mesin Listrik 2016

Gb. 3 Kurva B-H dari ruang hampa dan dari bahan nonmagnetik
B. Kurva B-H untuk Bahan Magnetik
Kerapatan fluksi dalam bahan magnetik juga tergantung pada intensitas medan
magnetik yang menimbulkannya. Hubungan antara kerapatan fluksi, B dan
intensitas medan magnet H diberikan oleh

B = µo µr H (1-5)

dimana B, µo, dan H telah dijelaskan sebelumnya, sedangkan µr adalah penneabilitas


relatif dari material.
Harga dari µr r tidak konstan tetapi bervariasi dengan kerapatan fluksi dari material.
Karena itu kurva B-H tidak lagi linier, sehingga pers. (1-5) jarang dipakai. Gambar 4
menunjukkan kurva B-H untuk tiga buah bahan magnetik yang sering dipakai
dalam mesin elektrik: besi silikon, besi tuang dan baja tuang.

Gambar 4: Kurva B-H bahan magnetik


1.1.5 Penentuan Permeabilitas Relatif
Permeabilitas relatif dari suatu material (µr) adalah rasio dari kerapatan fluksi

D3 Teknik Mesin 109


Mesin-mesin Listrik 2016

magnetik dari material dan kerapatan fluksi magnetik yang akan dihasilkan dalam ruang
hampa, pada intensitas magnetik yang sama besar. Dengan menggunakan kurva B-H
dari suatu material, permeabilitas dengan mudah dihitung melalui suatu pendekatan
dengan persamaan yang dinyatakan oleh
ur = 800 000 B/H (1-6)
Kurva permeabilitas reiatif vs. kerapatan fluksi dari inti besi terlihat pada Gb. 5.
Permeabilitas relatif (µr)

Gambar 5: Permeabilitas relatif vs kerapatan fluks

Contoh Soal 1.1


Rangkaian magnetik seperti terlihat pada Gb. Cl-1 mempunyai inti yang terbuat dari
baja tuang, yang dililiti koil dengan jumlah 250 lilitan.
2
Untuk fluksi  = 0,48 mWb.
Kerapatan fluks b ( webwer/m )
dalam inti, tentukan berapa arus dalam koil. Inti mempunyai dimensi sebagai berikut:
panjang l = 10 cm, tinggi h = 8 cm, luas penampang A = 4 cm2.

Solusi:

 0,48 x10 3
Kerapatan fluksi: B    1,20 T atau Wb / m 2
A 4 x10  4
D3 Teknik Mesin 110
Mesin-mesin Listrik 2016

Berdasarkan kurva B- H pada Gb. 1-5, untuk baja tuang: Untuk B = 1,20 T, maka H =
1240 At / m
Panjang rata-rata dari rangkaian:
l+ h+ l +h = 2 x O , l + 2 x 0,08 = 0,36 m
Mmf:  = H l = 1240 x 0,36 = 446,4 At (Amperturn)
 446,4
Jadi arus dalam koil: I   1,79 A
N 250
1.2 ELEKTRO MAGNETIK
Material yang bukan magnet, dari inti besi bila dililiti suatu koil, yang tidak dialiri arus
tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap posisi dari partikel-partikel magnetnya
(lihat Gb. 6). Namun bila koil tersebut dialiri arus, maka posisi partikel-partikel dalam
besi berubah arahnya menurut garis-garis gaya magnetik (Gb.7). Bila arus dinaikkan,
maka jumlah garis-garis gaya, yang dibentuk oleh partikel itu akan bertambah besar.
Bila arus dinaikkan lebih lanjut, maka pada suatu harga arus tertentu, yaitu bila
semua partikel-partikel sudah semuanya membentuk garis gaya yang maksimum,
maka dikatakan bahwa inti telah menjadi jenuh. Padakondisi itu bila arus dalam
koil terus ditingkatkan, maka jumlah garis gaya tidak akan bertambah lagi.

A
B
Gambar 6 & 7: Bahan magnetik dengan koil A: tanpa arus, B dengan arus
listrik
Bila arus dinaikkan lebih lanjut, maka pada suatu harga arus tertentu, yaitu bila
semua partikel-partikel sudah semuanya membentuk garis gaya yang maksimum,
maka dikatakan bahwa inti telah menjadi jenuh. Pada kondisi itu bila arus dalam koil
terus ditingkatkan, maka jumlah garis gaya tidak akan bertambah lagi.
Bila arus diturunkan kembali, maka akan terjadi deformasi, semua partikel
yang tadinya tersusun rapi, akan cenderung kembali ke posisi semula. Namun
karena ada gesekan antara partikel-partikel magnet, maka tidak semua partikel bisa
kembali ke posisi semula, sehingga pada harga arus
yang sama dengan sebelumnya, harga garis-garis gaya menjadi lebih besar.
Bila arus turun menjadi nol, maka ada sejumlah partikel yang tidak bisa kembali ke
posisinya yang semula. Partikel-partikel ini membentuk sejumlah garis-garis gaya
tertentu, yang disebut garis-garis gaya sisa atau remanensi magnet. Kondisi ini
diperlihatkan dalam kurva pada gambar .

D3 Teknik Mesin 111


Mesin-mesin Listrik 2016

Gambar 8: Kurva B-H dengan fluks sisa dan gaya coercive


Kalau arus dalam koil dibalik arahnya, maka posisi dari partikel-partikel magnet akan
membalik arahnya, sehingga garis-garis gaya itu akan menurun menjadi nol pada
suatu arus negatif tertentu.
Garis oc dalam Gb. 8 disebut coercife force, yakni besar kuat intensitas H, yang
dibutuhkan untuk membuat kerapatan fluksi menjadi nol, sehingga fluksi sisa menjadi
hilang. Bila arus diturunkan lebih lanjut, maka arah dari partkel-partikel magnet
akan membalik seperti terlihat pada Gb. 9.

Gambar 9: Partikel magnetik berbalik arah jika arusnya dibalik


Arah garis gaya pada inti dan arah arus pada koil ditentukan oleh gerakan dari suatu
baut (ulir) seperti arahnya bila arah arus membalik. terlihat pada Gb. 10. Sedangkan
arah arus listrik dalam koil ditentukan oleh arah putaran baut, dan arah maju dari baut
menunjukkan arah medan magnet dalam inti.

Arah putar baut searah dengan arah arus Arah gerak baut searah dengan arah fluksi

Gb.:10 Arah arus dan fluksi dalam sistem elektro-magetik.

D3 Teknik Mesin 112


Mesin-mesin Listrik 2016

1.2.1 Medan Magnet dari Solenoid dengan Ruang Hampa


Suatu koil dari kawat yang dililitkan dalam bentuk helix atau tabung disebut solenoid.
Gambar 11 adalah penamp ang melintang dari solenoid melalui porosnya. Bila arus
listrik dialirkan ke koil semacam itu, dia akan bertindak sebagai magnet, dan arah dari
medan magnetik bisa ditentukan berdasarkan gerakan baut, seperti terlihat pada Gb.
10. Bandingkan Gb. 11 dengan Gb. 2, kita melihat bahwa medan magnetik dari
solenoid secara praktis merupakan suatu batang magnet dengan dimensi yang sama.
Karena itu hubungan antara kerapatan fluksi (B o) dan intensitas magnetik (H) untuk
ruang hampa dinyatakan oleh pers. (1-3)
Berdasarkan suatu fakta eksperimen, bahwa bila inti dari solenoid adalah
kosong atau berisi suatu bahan nonmagnetik seperti udara, kayu, atau porselin, maka
kerapatan fluksi yang dihasilkan oleh arus yang mengalir pada

solenoid, berbanding lurus dengan arus dan jumlah belitan solenoid per meter
panjang, dan selanjutnya dinyatakan oleh:
NI 
B0  K K 1-7)
l l
B0 = kerapatan fluksi dengan ruang hampa, weber per m2
K = suatu konstanta = µo = 4  X 10- 7 untuk bahan nonferro magnetik
N = jumlah belitan dari solenoid
L = panjang solenoid I = arus dalam ampere
Karena itu untuk solenoid dengan N = 1 belitan, I = 1 amp, dan panjang l = 1 m, maka
kerapatan fluksi dari solenoid tersebut adalah 4 X 10-7 garis-garis gaya.

Gb. 11 Medan Magnet dari Solenoid


Jelas bahwa arus yang mengalir dalam belitan merupakan penyebab dari fluksi,
karenanya kita dapat memandang amp-turn per meter merupakan gaya magnetisasi
atau mmf (magneto motive force) yang menghasilkan kerapatan fluksi. Huruf H dipilih
untuk menyatakan gaya magnetisasi. Banyak orang menyukai menyebut H sebagai

D3 Teknik Mesin 113


Mesin-mesin Listrik 2016

intensitas magnetik daripada sebagai gaya gerak magnetik. Jadi dari kenyataan
tersebut jelas bahwa H juga merupakan penyebab timbulnya fluksi. Persamaan 1-2
menyarankan bahwa unit yang paling layak untuk mengukur gaya magnetisasi atau
intensitas magnetik adalah amp-turn per meter, dan ini membawa kita kepada definisi
berikut:
Unit untuk intensitas magnetik yang dihasilkan pada sumbu dari solenoid
dengan panjang yang tak terhingga adalah satu amp-turn pada panjang satu
meter, dimana arus didistribusikan secara uniform sepanjang solenoid.
Pendekatan yang termudah untuk mendapatkan cara yang baik dalam
mendistribusikan arus secara uniform adalah menggunakan jumlah belitan yang besar
dan arus yang kecil. Misalkan, 1000 belitan per meter dan arus 0.001 ampere
menghasilkan 1 amp-turn, dan bila belitan-belitan tersebut ditepatkan pada jarak 1
mm, pusat-ke-pusat, maka distribusi arus akan uniform.
Dari pers (1-3) dan (1-7) intensitas magnetik dapat dinyatakan oleh

NI
H H amp-turn per meter 1-8)
l
Dari pers. (1-3) dan (1-8) terlihat bahwa hubungan antara B dan H dinyatakan oleh
 o NI
B0   o H  1-9)
l
dan fluksi  = BO A; karenanya dinyatakan oleh
 0 AN I
 weber 1-10)
l

1.2.2 Bahan Magnetik - Permeabilitas Relatif


Bila solenoid, yang terlihat pada Gb. 11, diisi dengan inti bahan magnetik, seperti besi
atau baja, atau logam lain dari besi dan nikel, maka emf yang diinduksikan dalam
solenoid jauh lebih besar bila dibandingkan dengan solenoid kosong, untuk arus
magnetisasi konstan.
Bila B = kerapatan fluksi bila inti solenoid dari bahan magnetik
Bo = kerapatan fluksi bila inti kosong
µr = permeabilitas relatif dari bahan magnetik
maka permeabilitas relatif didefmisikan sebagai
B
r  1-11)
B0
Dengan mengkombinasikan pers.(l-9) dan (1-10) padapers. (1-11) diperoleh

D3 Teknik Mesin 114


Mesin-mesin Listrik 2016

 0  r NI
B   r Bo   0  r H  1-12)
l
dan
o r A
  BA  xNI weber (1-13)
l
1.3 HISTERISIS.
1.3.1 Pengertian
Bila arus dalam koil merupakan arus bolak-balik, maka kutub dalam magnet
akan selalu berganti-ganti; begitu juga arah garis gayanya. Perubahan arah partikel-
partikel magnet, yang ditimbulkan oleh arus bolak-balik pada koil, yang meliliti inti,
disebut histerisis. Proses dari perubahan arah dari partikel ini menimbulkan gesekan-
gesekan antara sesamanya sehingga timbullah pemanasan pada inti. Jadi
histerisis dapat juga dikatakan sebagai konversi energi elektrik yang masuk
pada koil yang diubah menjadi panas dalam inti karena gesekan antara partikel-
partikel magnetik dalamnya.
Arah garis gaya magnetik pada inti dan arah arus pada koil ditentukan oleh
gerakan dari suatu baut (ulir) seperti terlihat pada Gb.10. Dimana arah arus listrik
dalam koil ditentukan oleh arah putaran baut, dan arah maju dari baut menunjukkan
arah medan magnet dalam inti.
1.3.2 Loop Histeresis
Gambar 12 menunjukkan bagaimana induksi magnetik B dalam cincin solenoid, yang
berisi material magnetik, berubah ketika arus berubah secara sinusoidal. Bermula
dengan bahan yang belum berisi magnet, bila arus dalam solenoid dinaikkan,
maka gaya magnetisasi H bertambah dari 0 ke harga op, dan kurva dari b
menjalani garis oa.

Gb. 12 Hysterisis loop


Pada saat arus membalik, maka H menjadi nol, dan kurva menjalani garis ab
(lihat Gb.12. H kemudian membalik, naik menuju harga op', dan kembali ke harga
nol, dimana proses dari kurva B mengikuti garis bcde. Ketika H sekali lagi membalik
dan naik menuju op, kurva dari B melengkapi loop ke a.
Perlu diketahui bahwa luas area dari loop adalah ukuran dari energi yang

D3 Teknik Mesin 115


Mesin-mesin Listrik 2016

dikonversikan menjadi panas oleh histerisis selama satu cycle magnetisasi.

1.4 ARUS INDUKSI


1.4.1 Arus Eddy (Eddy currents)
Perhatikan suatu konduktor dalam bentuk ring yang tidak penuh, mencakup fluksi, 
bolak-balik, seperti terlihat pada Gb. 13. Berdasarkan hukum Faraday, tegangan ac, E,
akan diinduksikan pada terminal ring. Bila kedua terminal dihubungkan singkat, maka
akan mengalir arus yang besar dalam ring, yang menyebabkan konduktor menjadi
panas.

Gb.14 Tegangan yang diinduksikan pada konduktor yang mencakup fluks ac

Gb.15 Arus mengalir pada konduktor ring, yang mencakup fluksi ac.
Gambar 14 menunjukkan empat konduktor dalam bentuk ring, yang konsentris,
yang mencakup fluksi bolak-balik, yang digambarkan sebagai suatu fasor . Dalam
tiap ring diinduksikan suatu tegangan, dan karena ring merupakan rangkaian
tertutup, sehingga dalam tiap ring akan dialiri arus. Ring yang paling dalam
mencakup fluksi yang paling kecil, sehingga arus U adalah yang paling kecil. Makin
besar luas ring, makin besar fluksi yang dicakup oleh ring, sehingga arus yang
melaluinya juga semakin besar. Karena iruarus i 1 > i2 > i3 > i4.
Dalam Gb15, fluksi ac menembus pelat logam yang masif. Pada dasarnya pelat
besi ini ekivalen dengan konduktor empat persegi panjang yang secara seri
bersinggungan satu sama lain. Arus melingkar bolak-balik di dalam pelat, mengikuti
lintasan seperti terlihat pada Gb. 15. Ini yang disebut ares eddy (arus Faucolt) yang
dapat sangat besar karena tahanan yang kecil dalam pelat,

D3 Teknik Mesin 116


Mesin-mesin Listrik 2016

Sebagai konsekuensinya, metal atau logam yang ditembus oleh fluksi ac dapat
menjadi sangat panas. Karena itu, harus hati-hati agar fluksi dalam inti trafo tidak
menjadi panas karena arus ini.

1.4.2 Arus Eddy dalam Inti Besi yang Diam


Arus eddy menjadi gawat bila inti harus membawa fluksi ac. Secara umum hal
ini terjadi pada semua motor ac dan trafo. Gambar 16 menunjukkan suatu koil
membawa arus ac yang menghasilkan fluksi ac dalam inti besi yang masif. Arus
eddy mengalir sepanjang bagian dalam dari inti, seperti terlihat dalam Gb.16. Inti
yang besar karenanya menjadi panas (walaupun pada frekuensi 60 Hz.) karena I 2R
yang besar.

Plat baja

Coil dialiri arus ac


Gb.15 Arus Eddy diinduksikan pada pelat masif
Inti besi

Gb.16 Arus Eddy pada inti tunggal


Kita dapat mengurangi kerugian dengan membelah inti memanjang menjadi dua,
dan memberi isolasi antara bagian yang satu dengan yang lain (Gb.1-17). Tegangan
yang diinduksikan dalam tiap bagian menjadi setengah dari semula. Dengan hasil ini
arus eddy, dan kerugian yang ditimbulkannya menjadi sangat berkurang.

D3 Teknik Mesin 117


Mesin-mesin Listrik 2016

Coil dialiri arus ac

Gb.17 Arus Eddy yang Gb.18: Arus Eddy pada inti dengan laminasi - laminasi tipis
diinduksikan oleh fluksi ac yang terpisah

Bila inti dibagi menjadi lapisan lapisan yang lebih tipis lagi, seperti terlihat pada
Gb. 18, maka rugi menjadi jauh berkurang. Dalam praktek inti disusun dari tumpukan
laminasi-laminasi, yang umumnya dengan tebal kurang dari satu mm. Selanjutnya
dengan menambahkan 3 atau 4% silikon, maka tahanan inti bertambah, sehingga arus
eddy berkurang banyak sekali. Inti dari motor dan generator ac karenanya selalu
terdiri dari laminasi-laminasi. Suatu isolasi tipis dioleskan pada tiap laminasi untuk
menghindari kontak elektrik diantara mereka. Laminasi-laminasi ditumpuk diatas
laminasi yang lain dan diikat dengan kuat melalui baut-baut.

D3 Teknik Mesin 118

Anda mungkin juga menyukai