Format Magnetik Thomas
Format Magnetik Thomas
Format Magnetik Thomas
FILTERING 1
Oleh :
115.170.048
KELOMPOK 06
LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
FILTER 1
Disusun Oleh:
115.170.048
KELOMPOK 06
Disahkan Oleh :
ACC 2 ACC 1
ii
LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepadan Tuhan Yang Mahaesa karena dengan segala
berkat dan rahmatnya penulis telah menyelesaikan Laporan Metode Geomagnetik
menggunakan Filtering 1 yang diolah menggunakan software Oasis Montaj.
Laporan ini dapat terselesaikan atas dukungan seluruh pihak yang
membantu penulis dalam penyelesaiannya. Terima kasih kepada egenap Asisten
Laboratorium Geofisika Metode Geomagnetik yang telah membantu dalam
mengkoreksi kesalahan - kesalahan yang ada dalam konsultasi maupun ACC.
Terima kasih juga saya haturkan kepada segenap individu yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian laporan ini yang tidak dapat saya seutkan atu persatu.
Akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca
yang telah meluangkan waktunya untuk embaca laporan ini. Semoga laporan ini
dapat berguna sebagai mana mestinya. Tidak lupa saya meminta maaf yang
sebesar - besarnya kepada para pebaca apabila laporan ini jauh dari kata
kesempurnaan.
.
iii
Yogyakarta, 15 Februari 2019
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
iv
3.1. Diagram Alir Pengolahan Data ...........................................................13
3.2. Pembahasan Diagram Alir ..................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
diamagnetic ..............................................................................................................
Paramagnetic ............................................................................................................
Feromagnetik............................................................................................................
Ferrimagnetik ...........................................................................................................
vi
Gambar 4.6. Peta Upward ConTinuation ...............................................................
Gambar 4.7. Peta Downward ConTinuation ..........................................................
Gambar 4.8. Peta Residual .....................................................................................
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Metode Geomagnetik ialah termasuk kedalam salah satu metode yang ada
pada ilmu geofisika yang memanfaatkan aspek-aspek fisika kemagnetan yang
berada pada bumi dan juga medan magnet matahari yang sangat potensial unTuk
mendapatkan gambaran mineral dibawah permukaan bumi, cukup dengan
mengindikasikan karakteristik magnetik yang terdapat dibawahnya. Pada
pengukurannya, metode ini memanfaatkan inTensitas medan magnet yang
terdapat pada batuan, dan didalam batuan tersebut memiliki mineral-mineral yang
memiliki sifat termagnetisasi yang berbeda sehingga setiap mineral atau objek
yang terekam dapat dibedakan sesuai dengan sifat magnetisasinya.
1
ConTinuation, Reduce To Pole, dan Reduce To Equator. Fungsi dari Filtering ini
adalah unTuk melihat adanya clousure – clousure yang terdapat pada sebuah peta
yang dibuat.
2
BAB II
DASAR TEORI
3
segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar.
Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor
magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukkan sifat residual
kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu
lebih besar. Pengukuran inTensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat,
laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada
pencarian prospek benda-benda arkeologi.
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang
merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar
ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan
dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer,
maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
dengan :
H T : medan magnet total bumi
H M : medan magnet utama bumi
H L : medan magnet luar
H A : medan magnet anomali
5
InTensitas medan magnetik yang terukur di atas permukaan bumi
senanTiasa mengalami perubahan terhadap waktu. Perubahan medan magnetik ini
dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat ataupun lama. Berdasarkan faktor-
faktor penyebabnya perubahan medan magnetik bumi dapat terjadi anTara lain:
1. Variasi sekuler
Variasi sekuler adalah variasi medan bumi yang berasal dari variasi
medan magnetik utama bumi, sebagai akibat dari perubahan posisi kutub
magnetik bumi. Pengaruh variasi sekuler telah dianTisipasi dengan cara
memperbarui dan menetapkan nilai inTensitas medan magnetik utama
bumi yang dikenal dengan IGRF setiap lima tahun sekali.
2. Variasi harian
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian
besar bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari
perputaran arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari
partikel-partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan
fluktasi arus yang dapat menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi
ini hingga mencapai 30 gamma dengan perioda 24 jam.Selain itu juga
terdapat variasi yang amplitudonya berkisar 2 gamma dengan perioda 25
jam.Variasi ini diasosiasikan dengan inTeraksi ionosfer bulan yang
dikenal dengan variasi harian bulan (Telford, 1976).
3. Badai Magnetik
6
magnetik berkisar ratusaan sampai dengan ribuan nano-tesla, tetapi ada
juga yang yang lebih besar dari 100.000 nT yang berupa endapan
magnetik. Secara garis besar anomali ini disebabkan oleh medan magnetik
remanen dan medan magnet induksi. Medan magnet remanen mempunyai
peranan yang besar pada magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah
medan magnetnya serta sangat rumit diamati karena berkaitan dengan
peristiwa kemagnetan yang dialami sebelumnya. Sisa kemagnetan ini
disebut dengan Normal Residual Magnetismyang merupakan akibat dari
magnetisasi medan utama.
7
Anomali yang diperoleh dari survey merupakan hasil gabungan dari
keduanya, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet
induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam
survey geomagnet, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan
magnet kurang dari 25 % medan magnet utama bumi. (Telfrod, 1979)
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga
elemen medan magnet bumi (Gambar II.1), yang dapat diukur yaitu meliputi arah
dan inTensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :
8
Gambar 2.1. Tiga Elemen medan magnet bumi
9
UnTuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka
dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada
setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF
dan topografi.
1. Koreksi Harian
2. Koreksi IGRF
10
ΔH = Htotal ± ΔHharian ± H0 (2.5)
Dimana: H0 = IGRF
Kutub utara bumi yang selama ini merupakan kutub utara dari magnet
bumi begitupundengan kutub selatan. Kutub selatan merupakan kutub selatan magnet
bumi. Namundemikian, kutub magnet bumi tidak berimpit dengan kutub bumi
secara geografis.
Diamagnetik
Material-material dimana atom-atom pembenTukannya memiliki elektron
yang telah jenuh yang mana tiap elektronnya berpasangan dan mempuyai spin
yang berlawanan dalam setiap pasangannya. Sehingga ketika diberikan medan
magnet luar maka elektron-elektron tersebut akan berpresesi menghasilkan
medan magnet baru menenTang medan magnet luar. Nilai dari
suseptibilitasnya negatif, sehingga inTensitas induksinya aka berlawanan arah
dengan gaya magnetnya atau medan polarisasi. ConTohnya: batuan kuarsa,
marmer, graphite, rock salt dan gypsum.
11
Gambar 2.2. Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan diamagnetik
Paramagnetisme
Material yang memiliki nilai suseptibilitas yang positif dan sangat kecil.
Paramagnetik muncul dalam bahan yang atom-atomnya memiliki momen
magnetik yang permanen dan berinTeraksi satu sama lain dengan sangat
lemah. Apabila tidak terdapat medan magnet luar momen magnetik ini akan
berorienTasi. Secara acak, jika diberikan medan magnet luar maka momen
magnetik ini akan cenderung menyearahkan arah momen magnetiknya dengan
medan magnet luar, tetapi dilawan oleh kecenderungan momen unTuk
berorienTasi oleh akibat gerak termalnya. Perbandingan momen yang
menyearahkannya dengan medan ini berganTung pada kekuatan medan magnet
luar dan temperaturnya. Nilai suseptibilitas positif dan berbanding terbalik
dengan temperatur absolut. Jumlah elektron ganjil, momen magnet atomya
searah dengan medan polarisasi.
Ferromagnetik
12
Material yang memiliki banyak elektron bebas pada tiap kulit
elektronnya, hal ini menyebabkan batuan ini sangat mudah berinduksi oleh
medan luar, bahan ini memiliki nilai suseptibilitas positif dan besar. Pada
bahan ini sejumlah kecil medan magnetik luar dapat menyebabkan derajat
penyearahan yang tinggi pada momen dipole magnetik atomnya. Penyearahan
ini dapat bertahan sekalipun medan magnet luar yang diberikan telah hilang.
Hal ini dapat terjadi karena momen dipole magnetik atom dari bahan-bahan
menyearahkan gaya-gaya yang kuat pada atom tetangganya sehingga dalam
daerah ruang yang sempit momen ini disearahkan satu sama lain sekalipun
medan luarnya tidak ada lagi. Daerah ruang tempat momen dipole magetik
disearahkan ini disebut daerah magnetik. Pada temperatur diatas suhu kritis
yang disebut titik curie. Gerak termal acak sudah cukup besar unTuk merusak
keteraturan penyearahan ini pada bahan ferromagnetik berubah menjadi
paramagnetik. ConTohnya: besi
13
Ferrimagnetik
AnTiferromagnetik
14
Gambar 2.6. Kurva M VS H dan posisi momen magnet dari bahan
AnTiferomagnetik.
2.7. Akuisisi Data Metode Geomagnetik (Base rover)
Dalam akuisisi dat magnetic dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
secara looping, base rover, atau gradienT vertikal. Perbedaan dalam beberapa cara
tersebut hanaya di tekankan dalam penggunaan instrumenT dalam pengukuran.
Pada survey geomagnetik Base-Rover salah satu alat dari magnetik terletak
pada titik base yang berfungsi sebagai pengonTrol data karena variasi harian.
Pembacaan alat pada base biasanya dilakukan dengan orde 2 ( dua ) menit yang
bertujuan unTuk mengetahui perubahan nilai medan magnet yang terganTung
perubahan waktu dan kondisi loaksi survey. Alat pada rover bergerak sesuai
dengan linTasan yang telah ditenTukan dan setiap titik dengan spasi yang telah
ditenTukan dilakukan pengukuran dan pembacaan pada alat. Konsep dari
pengukuran dengan konsep ini dapat dilihat pada gambar berikut.
15
Dalam peletakan kedudukan base tidak boleh sembarangan karena harus
mencakupi seluruh linTasan rover, jika hal ini tidak dilakukan maka data rover
yang berada jauh atau diluar area base maka akan sulit diadakan konTrol data.
Misalnya terdapat beberapa linTasan maka peletakan base harus berada disekitar
linTasan tersebut. Sehingga dari data yang didapatkan akan terdapat hubungan
anTara base dan rover yang akan dilakukan koreksi berdasarkan variasi harian.
Downward ConTinuation
16
Gambar 2.9. Downward ConTinuation
Parameternya :
• H adalah jarak pada ground unit, yang relatif digunakan unTuk kelanjutan
kebawah pada observasi .
• R adalah bilangan gelombang (radians per ground unit) Catatan r = 2πk dimana
k adalah 1 lingkaran per ground unit
• Ground unit adalah satuan yang akan digunakan unTuk peng-grid-an (misal
dalam meter, feet,dsb).
RTP (Reduction to The Pole) merupakan salah satu dari beberapa filter yang
digunakan unTuk membanTu proses inTerpretasi. Filter RTP pada dasarnya
menTransformasikan anomali magnetik disuatu lokasi berada pada kutub utara
magnetik bumi. Sehingga, anomali medan magnet terletak tepat diatas tubuh
benda penyebab anomali dan anomali magnet bersifat monopol/satu kutub.
Reduksi kekutub diakukan dengan dengan cara mengubah sudut inklinasi menjadi
90o dan deklinasi menjadi 0o.
17
(Arkani-Hamed, 1988). Asumsi ini dapat diterima apabila lokasi tersebut memiliki
luas area yang relatif sempit. Namun hal ini tidak dapat diterima apabila luas
daerah pengambilan data sangat luas karena melibatkan nilai linTang dan bujur
yang bervariasi, dimana harga medan magnet bumi berubah secara bertahap.
[𝑠𝑖𝑛(𝐼)−𝑖.𝑐𝑜𝑠(𝐼).𝑐𝑜𝑠(𝐷−𝜃)]2
𝐿 (𝜃) = [𝑠𝑖𝑛2 (𝐼𝑎)+𝑐𝑜𝑠2 (𝐼𝑎).𝑐𝑜𝑠2(𝐷−𝜃)].
[𝑠𝑖𝑛2 (𝐼)+𝑐𝑜𝑠 2 (𝐼).𝑐𝑜𝑠 2 (𝐷−𝜃)]
(2.6)
(Ia|<|I), Ia=I
18
Keterangan :
I = inklinasi geomagnetik
D = deklinasi geomagnetik
(2.7)
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
20
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan Data
21
1. Memulai dengan menggunakan data sinTetik yang diberikan oleh asisten
praktikum Geomagnetik yang nanTinya akan dilakukan pengolahan sehingga
dapat menghasilkan sebuah peta.
2. Data yang diberikan yaitu Base dan Rover yang nanTinya akan diolah unTuk
mendapatkan nilai ∆H.
3. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mencari nilai yang stabil dari
pengukuran pertama atau dalam kata lain yaitu melakukan picking data.
4. Setelah menemukan nilai yang stabil dari beberapa titik pengukuran,
selanjutnya mencari nilai Bln dengan rumus yang ada.
5. Mencari nilai IGRF (InTernational Geomatic Reference Field) di inTernet dan
nilai koreksi harian (Hvar) dengan cara mengurangkan bln tiap titik dengan bln
pertama kali yang dimutlatkan.
6. Mencari nilai ∆H dengan perhitungan (nilai Bln – nilai IGRF – nilai Hvar
(Koreksi Harian)).
7. Membuat dua grafik yaitu grafik Hvar Vs Waktu dan grafik Ha Vs posisi.
8. Langkah selanjutnya setelah menemukan nilai ∆H yaitu memasukkan nilai X,
Y, ∆H, dan nomor line dari setiap kelompok yang sudah dikumpulkan ke dalam
softwere Geosoft Oasis MonTaj.
9. Kemudian di dalam Softwere Geosoft Oasis MonTaj tersebut dapat dibuat Peta
TMI, Peta Reduce To Pole, Peta Reduce To Equator. Dari peta Reduce To
Equator itu akan dilakukan filtering shingga menghasilkan peta Upward
ConTinuation dan peta Residual sesuai kelipatan yang akan dibuat.
10. Peta – peta tersebut dibuat sesuai dengan langkah –langkah yang sudah
dijelaskan.
11. Setelah pembuatan semua peta, maka langkah selanjutnya yaitu dilakukan
inTerpretasi, dibahas, disimpulkan, dan diberi saran.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
4.3. Grafik Hvar vs Posisi
24
4.4. Peta TMI
25
Gambar 4.3. Peta TMI
Jika dilihat warna merahmuda yang berada pada peta itu dapat
diinterpretasikan bahwa daerah tersebut sebagai tempat lingkungan pengendapan.
26
Warna hijau menandakan bahwa daerah tersebut tidak terpengaruh oleh aktivitas
vulkanik namun bisa jadi ialah sekumpulan mineral bersifat paramagnetik yang
berpindah dari dalam bumi ke permukaan karena aktivitas vulkanik di masa lalu.
27
4.5. Peta Reduce to Pole
28
4.6. Peta Reduce to Equator
29
4.7. Peta Upward ConTinuation
30
Gambar 4.6. Peta Upward ConTinuation
31
Gambar 4.7. Peta Residual
32
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Saran yang diberikan pada penelitian selanjutnya adalah selalu teliti dalam
melakukan pengelolahan data. Apabila terjadi kesalahan dalam melakukan
pengolahan data pada Microsoft Excel maka dalam pembuatan peta di softwere
Geosoft Oasis MonTaj akan terkendala, selain itu dalam pengambilan data
dilapangan perhatikan SOP dan akan lebih baik melakukan survey terlebih dahulu
serta mengetahui target apa yang ingin dicapai dalam penelitian.
33
DAFTAR PUSTAKA
Telford. 1990. Applied Geophysics Second Edition. Cambridge, New York, Port
Chester, Melbourne, Sydney : Cambridge University Press.
34