04.SNI 6989.4 - 2009-Fe AAS
04.SNI 6989.4 - 2009-Fe AAS
04.SNI 6989.4 - 2009-Fe AAS
33-2005
Daftar isi
5 Rekomendasi ............................................................................................................. 3
Lampiran A Pelaporan .................................................................................................. 5
Bibliografi ......................................................................................................................... 6
i
SNI 06-6989.33-2005
Prakata
SNI ini merupakan hasil kaji ulang dan revisi dari SNI 19-1668-1989, Cara uji kadar perak
dalam air dan air buangan. SNI ini menggunakan referensi dari metode standar internasional
yaitu Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20 th Edition, editor
L. S. Clesceri, A.E. Greenberg, A.D. Eaton, APHA, AWWA and WEF, Washington DC.
(1998). SNI ini telah melalui uji coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan
verifikasi metode serta dikonsensuskan oleh Subpanitia Teknis Kualitas Air dari Panitia
Teknis 207S, Panitia Teknis Sistem Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait.
Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang
mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat
maupun daerah pada tanggal 3 – 4 November 2004 di Depok.
ii
SNI 06-6989.33-2005
Air dan air limbah – Bagian 33: Cara uji kadar perak (Ag)
dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
1 Ruang lingkup
Cara uji ini digunakan untuk menentukan kadar perak dalam air dan air limbah secara
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala pada kisaran kadar 0,1 mg/L sampai dengan
4,0 mg/L pada panjang gelombang 328,1 nm.
2.1
perak terlarut
perak dalam air yang dapat lolos melalui saringan membran berpori 0,45 µm
2.2
perak total
banyaknya perak yang terlarut dan tersuspensi dalam air
2.3
kurva kalibrasi
grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan baku dengan hasil pembacaan serapan
yang merupakan garis lurus
2.4
larutan induk perak
larutan yang mempunyai kadar perak 1000 mg/L, yang digunakan untuk membuat larutan
baku dengan kadar yang lebih rendah
2.5
larutan baku perak
larutan induk perak yang diencerkan dengan larutan pengencer sampai kadar tertentu
2.6
larutan kerja perak
Larutan baku perak yang diencerkan, digunakan untuk membuat kurva kalibrasi
2.7
larutan blanko
air suling yang diasamkan atau perlakuannya sama dengan contoh uji
2.8
larutan pengencer
larutan yang digunakan untuk membuat larutan baku dan larutan kerja dengan cara
menambahkan asam nitrat pekat 1,5 mL ke dalam setiap 1 L air suling
1 dari 6
SNI 06-6989.33-2005
3 Cara uji
3.1 Prinsip
Contoh air dan air limbah ditambahkan asam nitrat kemudian dilanjutkan dengan pemanasan
yang bertujuan untuk melarutkan analit perak dan menghilangkan zat-zat pengganggu,
selanjutnya diukur serapannya dengan SSA menggunakan gas asetilen-udara.
3.2 Bahan
3.3 Peralatan
Bila contoh uji tidak dapat segera dianalisis, maka contoh uji diawetkan dengan
menambahkan HNO3 pekat sampai pH kurang dari 2 dengan waktu penyimpanan maksimal
6 bulan.
CATATAN Bila Ag terlarut yang akan dianalisis, maka penambahan asam nitrat dilakukan setelah
penyaringan.
a) masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen ke dalam gelas
piala;
b) tambahkan 5 mL asam nitrat pekat;
c) panaskan sampai larutan contoh uji sampai kurang lebih tinggal 10 mL;
d) pindahkan secara kuantitatif larutan hasil pengerjaan butir c) ke dalam labu ukur 100 mL
melalui kertas saring dan tepatkan hingga tanda tera dengan air suling kemudian
dihomogenkan.
2 dari 6
SNI 06-6989.33-2005
a) pipet 10 mL larutan induk perak 1000 mg/L dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL;
b) tambahkan larutan pengencer hingga tanda tera dan dihomogenkan.
a) pipet 0,0 mL; 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL dan 4,0 mL larutan baku perak 100 mg/L masing-
masing ke dalam labu ukur 100 mL;
b) tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera kemudian dihomogenkan
sehingga diperoleh konsentrasi kadar perak 0,0 mg/L; 1,0 mg/L; 2,0 mg/L; 3,0 mg/L dan
4,0 mg/L.
3.7 Perhitungan
dengan pengertian:
C adalah kadar yang didapat hasil pengukuran (mg/L);
fp adalah faktor pengenceran.
a) Koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,97 dengan intersepsi lebih kecil
atau sama dengan batas deteksi.
b) Lakukan analisis blanko untuk kontrol kontaminasi.
c) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis.
d) Jika perbedaan persen relatif hasil pengukuran lebih besar atau sama dengan 5% maka
dilakukan pengukuran ketiga.
3 dari 6
SNI 06-6989.33-2005
5 Rekomendasi
Kontrol akurasi
a) Analisis CRM
Lakukan analisis Certified Reference Material (CRM) untuk kontrol akurasi.
b) Analisis blind sample.
c) kisaran persen temu balik adalah 85% sampai dengan 115% atau sesuai dengan kriteria
dalam sertifikat CRM.
d) Untuk kontrol gangguan matrik lakukan analisis spike matrik. Kisaran persen temu balik
adalah 85% sampai dengan 115%.
e) Buat control chart untuk akurasi analisis.
4 dari 6
SNI 06-6989.33-2005
Lampiran A
(normatif)
Pelaporan
5 dari 6
SNI 06-6989.33-2005
Bibliografi
L. S. Clesceri, A.E. Greenberg, A.D. Eaton, Standard Methods for the Examination of Water
and Wastewater, 20 th Edition (1998), 3111A and 3111B, APHA, AWWA and WEF,
Washington DC.
6 dari 6