Laporan Praktikum TR 4 Dacryocystography
Laporan Praktikum TR 4 Dacryocystography
Laporan Praktikum TR 4 Dacryocystography
DACRYOCYSTOGRAPHY
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PEMERIKSAAN
Tujuan pemeriksaan radiologi dari ductus lacrimal (saluran air mata) dengan
menggunakan media kontras positif yaitu untuk mengetahui anatomi, fisiologi serta
patologi yang kemungkinan terdapat pada saluran air mata.
B. DASAR TEORI
1. Anatomi Fisiologi
Sistem lakrimal mencakup struktur-struktur yang terlibat dalam
produksi/ sekresi dan ekskresi air mata untuk membasahi kornea dan
konjungtiva. Sistem sekresi terdiri atas kelenjar lakrimal yang menghasilkan
komponen cairan dari air mata dan 3 kelenjar lainnya (kelenjar meibom, zeis
dan moll) untuk menghasilkan komponen lipid dari air mata. Sistem ekskresi
terdiri dari
a. Pungtum lakrimal (superior dan inferior)
b. Kanalikulilakrimal
c. Sakuslakrimal dan
d. Duktus nasolacrimal
2. Indikasi dan Kontra indikasi
a. Indikasi
1) Dacrolitiasis
Awal terjadinya peradangan pada sakus lakrimalis => adanya obstruksi
pada duktus nasolakrimalis.
2) Obstruksi duktus nasolakrimalis
Obstruksi pada duktus nasolakrimalis ini dapat menimbulkan
penumpukan air mata, debris epitel, dan cairan mukus sakus lakrimalis
yang merupakan media pertumbuhan yang baik untuk pertumbuhan
bakteri.Pada anak-anak disebabkan karena tidak terbukanya membran
nasolakrimal, sedangkan pada orang dewasa disebabkan karena adanya
penekanan pada salurannya, misal adanya polip hidung
3) Ektropi
Pada saluran air mata dapat terjadi penyumbatan atau hambatan,
misalnya pada punctum ( karena terisi bulu mata dan menimbulkan
rasa sakit yang disebut ektropi ) atau pada canaliculi.
4) Epifora = air mata keluar berlebihan
5) Stenosis
6) Ketebalan mukosa kronik
b. Kontra Indikasi
1) Infeksi akut pada mata atau jaringan periorbital.
2) Pasien yang alergi pada bahan kontras.
3) Wanita hamil terutama trimester pertama.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK
A. Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan Sebelum Pemeriksaan
a. Penyesuaian data diri atau identitas pasien
Data diri atau identas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, indikasi
pemeriksaan, permintaan tindakan radiologi dan lain sebagainya.
b. Penejelasan prosedur pemeriksaan
Agar prosedur pemeriksaan dapat erjalan dengan lancar dan waktu dapat
dipersingkat seefisien mungkin maka pasien diberi penjelasan mengenai
apa yang harus dilakukan, bagaimana keadaan yang akan dirasakan, apa
saja yang perlu diperhatikan selema pemeriksaan berlangsung termasuk
anjuran dan larangan.
Forceps
b. Unsteril :
1) Ampul bahan kontras : lipiodol, ultra fluid, guerbet, media kontras yang
mengandung iodine.
2) Lokal anestesi tetes mata seperti: opthoine, amethocdine 1 % atau lebih,
pantocaine 0,5%.
lipiodol opthoine
3) Gergaji ampul
4) Senter ampu sorot
5) Handuk Kecil
6) Bengkok
7) Pelindung mata/penutup
B. Prosedur Radiografi
1. Tindakan pendahuluan
Sebelum bahan kontras dimasukkan, dilakukan sebagai berikut :
a. Isi dari sakus lakrimal dikosongkan dengan cara memberi tekanan pada
sakus.
b. Mata ditetesi anestesi local sebagai penghilang rasa sakit. Beberapa detik
setelah penetesan akan dirasakan menyengat, namun hal ini hanya akan
berlangsung sementara dalam waktu yang relatif sangat singkat.
c. Diatas meja pemeriksaan di beri handuk kecil pada bagian dasar kepala
penderita untuk menampung bahan kontras yang tumpah.
d. Salah satu dari lubang mata ( punctum lakrimal ) yang letaknya di inner
canthus dilebarkan dengan dilator. Maksud pelebaran ini adalah untuk
memasukkan kanula kedalam reservoir air mata.
e. Isi sakus dibersihkan dengan irigasi garam fisiologik. Larutan garam
disemprotkan dengan perlahan-lahan kedalam kantung air mata (lakrimal
sac).
2. Teknik Pemasukan Media Kontras
a. Pemasukan media kontras dengana kanula
1) Masukkan kanula ( Silver Lacrimal Canule ) kedalam punctum
lakrimal yang telah di dilatasi. Lakukan pemasukan kanula terlebih
dahulu pada punctum bagian bawah, bila tidak berhasil lakukan pada
punctum bagian atas.
2) Siapkan bahan kontras dalam spuit ± 2 cc, bila kanula berhasil
dimasukkan disusul dengan pemasukan bahan kontras. Pemeriksaan
ini harus dilakukan dengan cepat.
b. Pemasukan media kontras dengan kateter
1) Kateter dimasukkan kedalam kantung air mata melalui punctum
lakrimal bawah kanan / kiri, sedangkan punctum bagian atas ditutup
dengan dilator.
2) Setelah kateter masuk pasien diposisikan prone kemudian ujung
kateter disambung dengan spuit yang berisi bahan kontras, diletakkan
disamping telinga untuk memudahkan pemasukan bahan kontras.
Bahan kontras yang digunakan 2 cc sampai 4 cc.
3. Teknik Pemeriksaan
a. Proyeksi PA Metode Caldwell
1) Posisi pasien : tegak atau prone.
2) Posisi objek : Mengatur dahi dan hidung menempel kaset sehingga
OML tegak lurus dengan bidang film. Mengatur MSP
tegak lurus pada bidang film
3) Kaset : 18 x 24 cm , vertical
4) CR : 15 ° caudally untuk OML dan 25 ° caudally untuk GML.
5) CP : Nasion
6) FFD : 100 cm
7) Ekspose : Setelah media kontras dimasukan, pada menit ke-7 atau
ke-10 dan pada menit ke-15 atau ke-20.
c. Proyeksi Lateral
1) Posisi pasien : Berdiri atau duduk
2) Posisi objek : Kepala true lateral. Os parietal menempel kaset.
MSP kepala sejajar dengan film. IPL tegak lurus
film. Bagian organ 2,5 cm posterior outer canthus di
mid point kaset.
3) Kaset : 18 x 24 cm
4) CR : Horizontal tegak lurus mid point kaset
5) CP : 2,5 cm posterior outer canthus
6) FFD : 100 cm
7) Ekspose : Setelah media kontras dimasukan, menit ke-7 atau
ke-10 dan pada menit ke-15 atau ke-20.
Bila ini dilakukan, perlu untuk merotasikan kepala pasien
sedikit ( 10° – 15° ) menjauhi film pada posisi lateral ke-2, untuk
memisahkan bayangan opasitas saluran bilateral
C. Hasil Radiograf
1. Proyeksi PA metode Caldwell
3. Proyeksi Lateral
a) Normal, b) Obstruksi pada sakus dan nuktus nasolakrimal kanan
BAB III
PEMBAHASAN
C. KESIMPULAN
1. Dacryocystography adalah pemeriksaan radiologi dari kelenjar air mata dan saluranya
dengan cara mengisi kanal lumina dengan bahan kontras positif yang dapat larut di
dalam air.
2. Prosedur pemeriksaan Dacryocystography menggunakan proyeksi PA metode
caldwell, proyeksi PA metode waters, dan proyeksi lateral.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien setelah pemeriksaan adalah sebagai berikut.
a. Pasien tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan selama setengah sampai
satu jam setelah pemeriksaan. Hal ini bertujuan agar efek dari obat anestesi
benar-benar telah hilang.
b. Pasien dianjurkan untuk melindungi matanya dari debu dikarenakan masih
adanya obat anastesi yang masih aktif bekerja.
D. SARAN