CR Pemeriksaan Cystografi
CR Pemeriksaan Cystografi
CR Pemeriksaan Cystografi
Oleh :
Pembimbing :
SMF RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM AHMAD YANI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
DAFTAR ISI
BAB IV KESIMPULAN..................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PROFIL PASIEN
1.1. ANAMNESIS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sukadana
Datang di RS : 20 juli 2016
No.MR : 296188
B. DATA DASAR
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 22 Juli 2016
a. Keluhan Utama : Buang air kecil berdarah sejak 2 hari yang lalu
1
Riwayat demam dan menggigil tidak ada, riwayat trauma pada
perut dan pinggang tidak ada, pasien belum pernah mengobati
keluhan nya.
e. Riwayat Pribadi
Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak remaja, jarang
berolahraga dan pola makan pasien normal (3 kali sehari).
b. Vital signs
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 72x/menit
Respirasi rate : 20 x/menit
Suhu : 37,60C
A. KEPALA
Bentuk normocephal, wajah simetris, rambut warna hitam, mudah
rontok (-), konjungtiva tidak anemis, tidak ada ikterik.Pupil bulat
isokhor, refleks cahaya (+).
B. LEHER
Trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-), pembesaran kelenjar
getah bening (-), JVP tidak meningkat.
C. THORAKS
2
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), sela iga melebar
(-), pembesaran kelenjar getah bening aksilla (-).
1. JANTUNG
Ictus cordis teraba, tidak ada kuat angkat, tidak ada thrill, batas
jantung kanan linea sternalis dextra, kiri linea midclavicularis kiri,
atas intercostalis 3.Bunyi jantung I-II reguler, intensitas BJ I sama
dengan BJ II, tidak terdengar bising sistolik maupun diastolic,
tidak ada suara tambahan
2. PULMO
Simetris, sonor-redup, ekspansi (+), vocal fremitus (+), wheezing
(-/-), Ronki basah halus (-/-)
D. ABDOMEN
Supel, timpani, limpa tidak teraba, ruang traube kosong, bising usus
normal, tidak ada nyeri tekan epigastrium, nyeri ketuk pinggang
kanan(-), nyeri tekan suprapubik (+)
E. GENITOURINARIA
Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-), lendir (-), nanah (-).
Batu/Kristal (-), darah (+)
F. EKSTREMITAS
Edema : -/-
3
Urinalisis :
Warna : Merah
PH : 6
Berat jenis : 1025
Darah samar : +3
Protein/Albumin : +2
Sedimen leukosit : 30
Sedimen Eritrosit : 68
Hasil :
- Pre peritoneal fat line tegas
- Distrbusi udara usus dan fecal material prominent
- Renal outlines tak tampak
- Psoas lines samar dan simetris
- Tak tampak distensi sistema usus
4
- Tak tampak lesi opaq di proyeksi traktus urinarius
- Tampak osteophyte, bridging ostephyte dan subchondral sclerosis
pada sistema tulang Vertebra lumbalis
Kesan :
Cystography
5
Gambar 3. Cystografi proyeksi Oblique pada pasien
Hasil :
Kesan :
6
1.5. DIAGNOSA BANDING
- Batu saluran kemih
- Truma instrumental urogenitalia
- Tumor prostat
- Tumor Uretra
1.6. PENATALAKSANAAN
Pasien mendapatkan terapi infus RL, anbacim, omeprazole, ondansentron,
asam traneksamat, sucralfat, ketoprofen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar 4. Komponen sistem urinaria
Keterangan gambar :
1. Ginjal
2. Ureter
3. Vesica urinaria
4. Uretra
8
a. Ginjal
Ginjal terletak pada retroperitoneal, terutama pada daerah lumbal sebelah
depan kanan dan kiri tulang belakang. Kedudukan Ginjal dapat
diperkirakan mulai dari ketinggian Th XII L III.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri karena hati menduduki
ruang banyak disebelah kanan.Panjang setiap ginjal 10-12 cm, lebarnya
5-6 cm, tebalnya 2,5-3 cm.Ginjal berbentuk bean shape dan ada 2 buah.
Fungsi ginjal :
1. Pengatur kosentrasi garam dalam darah
2. Ekskresi produk sisa
3. Pengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Ureter
Terdapat dua ureter berupa dua saluran yang masing-masing bersambung
dari ginjal berjalan ke kandung kencing. Panjangnya 35 sampai 40 cm,
diameter 1mm-1cm.
Ureter mempunyai tiga penyempitan :
a. Uretropelvic junction, yaitu ureter bagian proksimal mulai dari renal
pelvis sampai bagian ureter yang mengecil.
b. Pelvic brim, yaitu ureter yang bermula dari sisi pelvis yang
berpotongan antara pembuluh darah iliaka dengan uterus.
c. Uretrovesical junction, yaitu ujung ureter dan masuk ke dalam
vesika urinaria.
Fungsi : Menyalurkan urine dari ginjal ke vesika urinaria.
c. Vesika Urinaria
Kandung kencing berbentuk buah pier. Terletak pada posisi postero
superior simpisis pubis. Daya tampungnya maksimumnya kira-kira 350-
500 ml. pada pria berhubungan erat dengan prostat dan vesica seminalis.
Fungsi : Sebagai resevoir / penampung urine sementara.
9
d. Uretra
Uretra merupakan saluran yang berjalan dari leher kandung kencing ke
lubang luar, dilapisi membran mukosa yang bersambung dengan
membran yang melapisi kandung kencing. Letaknya diatas orifisium
uretra interna pada vesika. Panjang uretra pada wanita 3-4 cm dan pada
laki-laki 17-22 cm.
Uretra dibagi menjadi 2 bagian :
1. Uretra posterior
Pars prostatika : bagian uretra yang melewati prostat, panjang
sekitar 2,5 cm.
Pars membranecea : bagian uretra setinggi musculus sphrincter
uretra (diafragma pelvis), panjang sekitar 2 cm.
2. Uretra anterior
Pars bulbaris : terletak diproksimal,bagian uretra yang melewati
bulbus penis.
Pars cavernosa : bagian uretra yang melewati yang melewati
corpus spongiosum penis
Pars glandis : bagian uretra di glands penis.
Pars membranosa dan pars kavernosa pada uretra laki-laki juga
berfungsi sebagai saluran ekskresi dari sistem reproduksi.
10
2.2. Hematuria
Hematuri adalah suatu gejala yang ditandai dengan adanya darah atau sel
darah merah dalam urin. Secara klinis, hematuri dapat dikelompokkan
menjadi: Hematuri makroskopis (gross hematuria) adalah suatu keadaan
urin bercampur darah dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Keadaan ini
dapat terjadi bila 1 liter urin bercampur dengan 1 ml darah. Hematuri
mikroskopis yaitu hematuri yang hanya dapat diketahui secara mikroskopis
atau tes kimiawi.
11
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam
sistem urogenitalia atau kelianan yang berada di luar urogenitalia. Kelainan
yang berasal dari sistem urogenitalia antara lain :
- Infeksi/inflamasi, antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis,
sistitis, dan uretritis
- Tumor jinak/tumor ganas, antara lain tumor Wilm, tumor Grawitz,
tumor pielum, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, hiperplasia
prostat jinak
- Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain kista ginjal dan ren
mobilis
- Trauma yang mencederai sistem urogenitalia
- Batu saluran kemih
12
2.3. Patologi Vesica urinaria
Ilmu yang mempelajari tentang gangguan sistem organ pada Visica urinaria
(ing.urinary bladder) ataupun disebut juga urinary bladder
Etiologi:
Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui.
Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki
beberapa faktor resiko :
- Usia
- Merokok
- Lingkungan pekerjaan
- Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis)
- Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko
terkecil terdapat pada orang Asia.
- Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
- Riwayat keluarga.
Gejala:
- Hematuria (adanya darah dalam air kemih)
- Rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih
- Desakan untuk berkemih
- Frekuensi berkemih meningkat
- Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi
kandung kemih (sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara
13
bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan
standar untuk infeksi,k gejalanya tidak menghilang.
Klasifikasi :
karsinoma buli-buli.
b) Adenokarsinoma
14
Stadium/ Derajat Invasif Tumor:
menurut Marshall.
15
Diagnosis:
Anamnesis
yang bersifat total atau mikroskopik, tidak nyeri, dan bersifat kambuhan
datang dengan keluhan tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang
lebih lanjutberupa obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai.
tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar pada daerah pelvis. Nyeri
16
Pemeriksaan fisis:
(agar otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan setelah reseksi tumor
dan derajat fiksasi pada organ lain. Jika buli-buli tidak mobile, hal ini
langsung.
Pielografi eksretorik
Pemeriksaan ini dapat melihat pelvis renis, ureter apakah terdapat tumor
17
melihat defek pengisian, infiltrasi dinding buli-buli menjadi keras dan
tidak beraturan.
USG
USG dapat menemukan tumor di atas 0,5 cm, jika dilakukan scanning
CT-Scan
18
Akurasi stadium lebih tinggi dibandingkan dengan USG, dapat mencapai
Sistoskopi
yang mengalami eritema, tidak ada kelainan lain. Pada waktu sistoskopi,
harus diperhatikan hubungan tumor dengan ostium ureter dan leher buli-
Biopsi
hendaklah pada dasar tumor dan harus mengambil sedikit jaringan yang
19
Bladder Extrophy merupakan suatu kelainan bawaan, dimana kandung
kemih terletak pada bagian luar dari dinding abdomen. Permukaan
bagian dalam dinding belakang kandung kemih berada pada bagian
tengah dinding perut bagian bawah dengan pinggir mukosa yang
bersatu dengan kulit. Kelainan ini umumnya melibatkan banyak sistem
organ tubuh, termasuk saluran kemih, otot rangka, tulang, alat genital,
dsb. Pada keadaan berat dapat melibatkan saluran pencernaan dan
susunan saraf pusat
b) Sistitis Cystica
20
8. Ruptur kandung kemih
Ruptur VU dapat terjadi jika kandung kemih terlalu penuh dan tidak
dikosongkan. Hal ini dapat terjadi dalam kasus peminum pesta yang
telah mengkonsumsi sejumlah besar cairan, tetapi tidak sadar akan
kebutuhan untuk buang air kecil karena pingsan. Kondisi ini sangat
jarang terjadi pada wanita, tapi tidak terjadi. Gejalanya termasuk nyeri
local dan uremia
2.4.1. Definisi
Trauma
21
Media kontras iodium 50 cc
Poly cateter 16 G
Needle 19 G
a) Proyeksi Foto AP
22
Gambar 6. Cystography Proyeksi AP
23
Gambar 7. Cystography proyeksi oblique
Proyeksi Lateral
24
BAB III
ANALISA KASUS
Pada kasus ini seorang laki-laki 73 tahun datang dengan keluhan hematuria sejak
2 hari yang lalu setiap kali kencing yang tidak disertai rasa nyeri. Keluhan
dirasakan setiap kali bak. Pasien juga merasa perut bagian bawah nya terasa sakit.
Terdapat juga keluhan berupa gejala hesitansi dan terminal dribbling. Pada
pemeriksaan fisik pasien tanda-tanda vital dalam batas normal dan nyeri tekan
suprapubik (+). Pasien ini mempunyai riwayat seperti merokok sejak remaja.
Untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini sesuai indikasi diatas akan
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan radiologis yaitu foto rontgen Abdomen dan cystography.
25
Pasien ini mengalami klinis gross hematuri yang kemungkinan mengarah pada
keganasan. Berdasarkan anamnesis didapatkan trias symptom tumor buli-buli
yaitu hematuria total, painless dan hematuria intermittency dalam 2 bulan terakhir.
Didapatkan faktor resiko terjadinya tumor buli-buli pada pasien ini, pasien ini
mempunyai kebiasaan merokok sejak dari remaja dimana mengikut teori rokok
mengandungi nitrosamine dan polycyclic aromatic hydrocarbon yang bersifat
karsinogenik.
Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital pasien dalam batas normal. Pada pasien
tidak dilakukan pemeriksaan rectal toucher bimanual karena pasien kurang
kooperatif. Seharusnya dilakukan pemeriksaan rectal toucher bimanual untuk
memastikan ada tidaknya massa pada dinding VU. Dari klinis tersebut dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium yang didapatkan hasil
Leukosit : 11,8 x 103/uL, HB 10,0 g/dl, Trombosit 417 x 103/Ul , Ureum : 18
mg/dL dan Kreatinin: 1,1 mg/dL. HB pasien dibawah nilai normal menunjukkan
bahwa telah terjadi perdarahan kronik pada pasien ini. Hasil leukosit lebih tinggi
sedikit dari nilai normal pasien menunjukkan tanda-tanda infeksi ringan dalam
darah pasien. Melalui pemeriksaan ini dapat dipikirkan nyeri abdomen sebagai
akibat adanya cystitis dan akibat massa.
Seharusnya dilakukan juga sitologi urin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat
sel-sel urotelium yang terlepas bersama urin. Pemeriksaan ini berguna untuk
mendeteksi adanya tumor pada pasien dengan gejala simptomatik dan untuk
menevaluasi pengobatan. Namun tidak dilakukan terhadap pasien ini.
Dilakukan juga foto rontgen abdomen AP View pada pasien tidak didapatkan
gambaran batu di traktus urinaria dan adanya gambaran spondyloarthrosis
lumbales. Pemeriksaan ini menyingkirkan diagnosa batu saluran kemih. Selain itu
juga dilakukan pemeriksaan cystography dengan proyeksi AP dan oblique pada
pasien didapatkan gambaran massa VU berupa stosel yang merupakan bekuan
darah karena hematuria sehingga menimbulkan keluhan sulit untuk miksi dan
cystitis ringan.
26
Pemeriksaan radiologi lainnya yang dapat menunjang diagnostik adalah USG
abdomen. USG dapat mendeteksi tumor buli-buli dan kelainan pada traktus
urinarius atas. Dengan USG diharapkan tampak tumor di daerah buli-buli dengan
batas tegas dan permukaan rata, bisa juga terlihat adanya suatu massa kistik atau
solid dengan echogenitas yang heterogen. Pemeriksaan IVP juga dapat dilakukan
untuk melihat pelvis renalis dan ureter apakah terdapat tumor dan pengaruh tumor
terhadap fungsi ginjal. Pencitraan buli-buli dapat melihat defek pengisian,
infiltrasi dinding buli-buli menjadi keras dan tidak beraturan. Kemudian
pemeriksaan lain dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan CT-Scan diperlukan
untuk dapat melihat ukuran, bentuk, dan lokasi tumor lebih jelas. Namun, pada
pasien tidak dilakukan pemeriksaan USG, IVP maupun CT Scan.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada kasus ini seorang laki-laki 73 tahun datang dengan keluhan hematuria setiap
kali kencing yang tidak disertai rasa nyeri, perut bagian bawah nya terasa sakit
dan terdapat juga keluhan berupa gejala hesitansi dan terminal dribbling.
Pada pemeriksaan abdomen AP View pada pasien tidak didapatkan gambaran batu
di traktus urinaria dan adanya gambaran spondyloarthrosis lumbales. Selain itu
juga dilakukan pemeriksaan cystography dengan proyeksi AP dan oblique pada
pasien didapatkan gambaran massa VU berupa stosel dengan cystitis ringan.
27
Diagnosa pasien secara klinis dan pemeriksaan didapatkan kemungkinan
keganasan pada buli-buli (Ca buli-buli) dan cystitis. Seharusnya pemeriksaan
dilakukan lebih lengkap pada pemeriksaan fisik dan penunjang.
DAFTAR PUSTAKA
28
4. Weese DL, Greenberg HM, Zimmern PE. Contrast media reactions during
voiding cystourethrography or retrograde pyelography. Urology. 1993 Jan.
41(1):81-4
5. Cheung W, MD. Cystography Technique. Department of Urology, State
University of New York Downstate Medical Center. 2014.
6. Bontrager Kenneth L. 2010, Textbook of Positioning and Related Anatomy, Fifth
Edition. CV. Mosby Company, St. Louis.
29