Sumpah Profesi Gizi Persagi Dan Aipgi
Sumpah Profesi Gizi Persagi Dan Aipgi
Sumpah Profesi Gizi Persagi Dan Aipgi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Dasar Hukum
D. Pengertian
BAB V. PENUTUP
LAMPIRAN
1. Berita Acara Pelaksanaan Pengucapan Sumpah/Janji Profesi
2. Pengantar Sumpah/Janji TEKNIKAL DIETISIEN/NUTRISIONIS/DIETISIEN
3. Naskah Sumpah/Janji TEKNIKAL DIETISIEN
4. Naskah Sumpah/Janji NUTRISIONIS
5. Naskah Sumpah/Janji DIETISIEN
6. Surat Pernyataan Mengucapkan Sumpah/Janji Profesi TEKNIKAL DIETISIEN
7. Surat Pernyataan Mengucapkan Sumpah/Janji Profesi NUTRISIONIS
8. Surat Pernyataan Mengucapkan Sumpah/Janji Profesi DIETISIEN
9. Surat Pernyataan Mematuhi dan Melaksanakan Ketentuan Etika Profesi Gizi untuk
Teknikal Dietisien
10. Surat Pernyataan Mematuhi dan Melaksanakan Ketentuan Etika Profesi Gizi untuk
Nutrisionis
11. Surat Pernyataan Mematuhi dan Melaksanakan Ketentuan Etika Profesi Gizi untuk
Dietisien
12. Format usulan kepanitian dan perkiraan jumlah calon peserta
13. Daftar Institusi Pendidikan Tinggi Gizi (data AIPGI, per 2015)
PENGANTAR
KETUA UMUM PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (PERSAGI)
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Kepada Tim yang telah menyusun Pedoman ini kami sampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Pedoman ini dapat
dijadikan acuan dalam melaksanakan pengucapan sumpah/janji profesi gizi di
seluruh wilayah Indonesia.
Upaya mewujudkan masyarakat sehat, adil, makmur, merata dan menyeluruh adalah
tanggung jawab seluruh warga Indonesia. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah
melalui pendidikan tinggi gizi untuk menghasilkan tenaga gizi yang berkualitas,
berpengetahuan, profesional, dan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi dalam rangka
memenuhi tuntunan nasional dan global.
Sesuai dengan pasal 44 UU No. 36 Tahun 2014 menyebutkan bahwa setiap Tenaga
Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dengan
salah satu persyaratannya adalah memiliki surat pernyataan telah mengucap sumpah/janji
profesi dan membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. Oleh
karena itu, penyusunan naskah Sumpah Profesi ini diperlukan sebagai salah satu syarat
mendapat STR bagi lulusan mahasiswa gizi yang akan memasuki dunia kerja. sebagai
tenaga gizi.
Terima kasih kami ucapkan kepada Tim Penyusun dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI) yang telah bekerjasama mencurahkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk
mempersiapkan naskah ini, sehingga terbentuklah naskah Sumpah Profesi untuk Profesi
Gizi.
Usman Sumantri
NIP. 195908121986111001
DEWAN PIMPINAN PUSAT
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA
dan
ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI
INDONESIA
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Bersama Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI) dan Ketua Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi
Indonesia (AIPGI) tentang Pedoman Penatalaksanaan Pengucapan
Sumpah/Janji Profesi Gizi.
Kedua : Pedoman Penatalaksanaan Pengucapan Sumpah/Janji Profesi Gizi,
sebagaimana Diktum Pertama, tercantum dalam lampiran yang tidak
terpisahkan dari keputusan ini.
Ketiga : Keputusan Bersama ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan : Jakarta
Pada tanggal : 18 Januari 2016
B. Tujuan
Tujuan Umum
Pedoman ini bertujuan sebagai acuan bagi PERSAGI dan Pengelola Institusi
Pendidikan Tinggi Gizi dalam rangka pelaksanaan pengucapan sumpah/janji
profesi gizi.
Tujuan Khusus
1. Adanya persamaan persepsi bagi PERSAGI dan Pengelola Institusi
Pendidikan Gizi dalam pelaksanaan pengucapan sumpah/janji profesi gizi.
2. Adanya pola kegiatan yang sama dalam pelaksanaan pengucapan
sumpah/janji profesi gizi sesuai dengan jenis kelulusan dan keadaan di
masing-masing wilayah.
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
6. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 26 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaandan Praktik Tenaga Gizi
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 73 Tahun 2013
tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi
10. Surat Edaran Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI No.
HK.03.03./1/IV.3/09086/2015 tentang Pelaksanaan Pengucapan
Sumpah/Janji Profesi
D. Pengertian
1. Persatuan Ahli Gizi Indonesia yang selanjutnya disebut PERSAGI, adalah
wadah organisasi profesi bagi tenaga gizi di Indonesia dan berbadan hukum
sesuai peraturan yang berlaku.
2. Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia yang selanjutnya disebut
AIPGI, adalah wadah organisasi institusi pendidikan tinggi gizi di Indonesia
dan berbadan hukum sesuai peraturan yang berlaku.
3. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis kualifikasi tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4. Tenaga Gizi atau Profesi Gizi adalah salah satu jenis tenaga kesehatan
yang terdiri dari Nutrisionis, Dietisien dan Teknikal Dietisien.
5. Nutrisionis adalah tenaga gizi yang berlatar belakang pendidikan Sarjana
Gizi atau Sarjana Terapan Gizi yang telah lulus uji kompetensi.
6. Dietisien adalah tenaga gizi yang berlatar belakang pendidikan Strata 1 Gizi
(Sarjana Gizi) atau Diploma IV Gizi (Sarjana Terapan Gizi) dan
menyelesaikan pendidikan Profesi Dietisien serta lulus uji kompetensi.
7. Teknikal Dietisien atau selanjutnya disebut “TD” adalah tenaga gizi yang
berlatar belakang pendidikan Diploma III Gizi (Ahli Madya Gizi) dan lulus uji
kompetensi.
8. Pengucapan Sumpah/Janji Profesi Gizi, yang selanjutnya disebut
Pengucapan Sumpah/Janji adalah peristiwa pengucapan lafal sumpah/janji
tenaga gizi yang tercantum dalam naskah sumpah/janji, yang dilakukan
secara sukarela dihadapan pejabat pengambil sumpah/janji atas nama
Ketua DPP PERSAGI yang disaksikan oleh rohaniwan masing-masing
agama.
9. Naskah Sumpah/Janji Profesi Gizi adalah dokumen yang memuat isi
sumpah/janji profesi gizi yang ditandatangani oleh tenaga gizi di atas
meterai, pengambil sumpah, dan saksi.
10. Isi Sumpah/Janji Profesi Gizi adalah kewajiban-kewajiban terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, Sesama Manusia, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Organisasi Profesi, Teman Sejawat, dan Diri Sendiri.
11. Sertifikat Kompetensi Gizi yang selanjutnya disebut Sertifikat, adalah surat
tanda pengakuan terhadap kompetensi tenaga gizi setelah dinyatakan lulus
uji kompetensi dan sebagai salah satu syarat mendapatkan Surat Tanda
Registrasi (STR).
12. Surat Tanda Registrasi Tenaga Gizi yang selanjutnya disebut “STR”, adalah
bukti tertulis yang diberikan kepada masing-masing tenaga gizi yang telah
memenuhi persyaratan administrasi dan teregistrasi. STR dikeluarkan oleh
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia.
13. Surat Pernyataan Telah Mengucapkan Sumpah/Janji Profesi Gizi adalah
pernyataan tertulis dan ditandatangani di atas materai yang dilakukan oleh
tenaga profesi gizi yang telah mengucapkan sumpah/janji profesi sesuai
kualifikasi jenis tenaga gizi.
14. Surat Pernyataan Mematuhi dan Melaksanakan Ketentuan Etika Profesi Gizi
adalah pernyataan tertulis dan ditandatangani di atas materai yang
dilakukan oleh tenaga profesi gizi yang berkomitmen mematuhi dan
melaksanakan ketentuan etika profesi gizi sesuai kualifikasi jenis tenaga
gizi.
15. Pedoman Pelaksanaan Pengucapan Sumpah/Janji Profesi Gizi yang
selanjutnya disebut Pedoman, adalah dokumen yang ditetapkan bersama
oleh PERSAGI dan AIPGI, yang mengatur pengelolaan pengucapan
sumpah/janji profesi gizi.
BAB II
PERSIAPAN
A. Pengorganisasian
Dalam rangka memperlancar proses pelaksanaan pengucapan sumpah/janji
diperlukan pengorganisasian dengan cara membentuk kepanitian. Ketentuan
mengenai kepanitiaan adalah sebagai berikut :
1) Kepanitiaan ditetapkan oleh DPP PERSAGI atas usulan dari DPD PERSAGI
2) Kepanitiaan terdiri dari unsur DPP PERSAGI, DPD PERSAGI, AIPGI,
Institusi Pendidikan Gizi asal peserta dan perwakilan peserta
3) Usulan kepanitiaan diajukan oleh DPD PERSAGI ke DPP PERSAGI pada
awal tahun (Bulan Januari) bersamaan dengan pengajuan perkiraan jumlah
calon peserta untuk periode pengucapan sumpah/janji pada satu tahun
tersebut, dengan format terlampir
4) DPP PERSAGI memberikan tanggapan kepada DPD PERSAGI selambat-
lambatnya 20 (dua puluh) hari setelah diterimanya usulan kepanitiaan dan
pengajuan jumlah calon peserta
5) Undangan disiapkan oleh Panitia dan ditandatangani oleh Ketua DPD
PERSAGI
6) Kepanitiaan berlaku untuk 1 (satu) tahun periode sumpah/janji
7) Format kepanitiaan dari masing-masing waktu pelaksanaan adalah sebagai
berikut :
B. Pembiayaan
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengucapan sumpah/janji bersumber
dari peserta. Besarnya biaya per peserta ditetapkan sesuai dengan rencana
kebutuhan biaya yang disusun melalui musyawarah yang kemudian ditetapkan
oleh Panitia paling lambat Bulan Februari setiap tahun.
C. Pengambil Sumpah/Janji
Pejabat yang mengambil sumpah/janji adalah Ketua Umum DPP PERSAGI.
Dalam hal Ketua Umum DPP PERSAGI berhalangan, maka dapat didelegasikan
sesuai urutan prioritas yaitu kepada :
1. Pengurus DPP PERSAGI yang ditunjuk, atas nama Ketua Umum DPP
PERSAGI dengan surat pelimpahan atau mandat dari Ketua Umum DPP
PERSAGI, atau
2. Ketua DPD PERSAGI Propinsi setempat, atas nama Ketua Umum DPP
PERSAGI dengan surat pelimpahan atau mandat dari Ketua Umum DPP
PERSAGI.
D. Saksi
Pelaksanaan pengucapan sumpah/janji harus didampingi oleh seorang Saksi.
Saksi pengucapan sumpah/janji adalah Rohaniwan sesuai agama peserta yang
disumpah dengan urutan prioritas yaitu berasal dari :
1. Kantor Kementerian Agama (Provinsi/Kabupaten/Kota) setempat
2. Organisasi keagamaan terdekat yang sah
E. Peserta yang Mengucapkan Sumpah/Janji
Peserta yang mengucapkan sumpah/janji adalah tenaga gizi dengan kualifikasi :
1. Nutrisionis, yaitu Sarjana Gizi atau Sarjana Terapan Gizi yang telah lulus uji
kompetensi.
2. Dietisien, yaitu Sarjana Gizi atau Sarjana Terapan Gizi yang telah mengikuti
pendidikan profesi dan lulus uji kompetensi.
3. Teknikal Dietisien yaitu Ahli Madya Gizi yang telah lulus uji kompetensi.
Tenaga Gizi yang telah memiliki STR dan akan memperpanjang STR, tidak
diperlukan pengucapan sumpah/janji (pasal 44 ayat 5 Undang-Undang No. 36
Tahun 2014).
G. Kelengkapan Sumpah/Janji
1. Administrasi
a. Surat Keputusan Panitia Pelaksana Pengucapan Sumpah/Janji yang
berlaku untuk 1 tahun periode pengambilan sumpah
b. Surat undangan, Buku tamu/kehadiran
c. Berita acara Pengucapan Sumpah/Janji yang ditandatangai oleh
perwakilan peserta, pengambil sumpah, dan saksi. Berita acara diberi
nomor dari panitia dan tanggal pengambilan sumpah (Lampiran 1)
d. Lafal sumpah/janji yang akan dibacakan oleh Pengambil sumpah dan
ditirukan oleh Peserta serta disaksikan oleh Rohaniwan (Lampiran 2)
e. Naskah sumpah/janji yang akan diterima oleh peserta sesuai jenis
kualifikasi tenaga gizi, ditanda tangani oleh Peserta, Pengambil Sumpah,
dan Saksi, di atas materai Rp.6.000,- (enam ribu rupiah), (Lampiran 3,4,5)
H. Susunan Acara
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam susunan acara pelaksanaan pengucapan
sumpah/janji adalah :
1) Gladi bersih
2) Kekhidmatan acara
3) Urutan acara minimal :
a) Pembukaan
b) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta
c) Lagu MARS GIZI (jika pelaksanaan tidak bersamaan dengan acara
wisuda)
d) Pengucapan sumpah/janji profesi
e) Penandatanganan Berita Acara Pengucapan Sumpah/Janji
f) Penandatanganan naskah sumpah/janji secara simbolis
g) Penyerahan naskah sumpah/janji profesi secara simbolis
h) Sambutan (jika diperlukan)
i) Doa penutup
4) Susunan acara dapat dikembangkan sesuai kondisi dan waktu pelaksanaan
pengucapan sumpah/janji, yaitu besamaan dengan acara wisuda, atau
bersamaan dengan acara pelepasan lulusan, atau pada momen
khusus/tersendiri oleh DPD PERSAGI.
BAB III
PELAKSANAAN
A. Waktu
Beberapa alternatif acara yang bisa ditetapkan oleh DPD PERSAGI dan Institusi
Pendidikan Tinggi Gizi adalah bersamaam dengan acara wisuda, bersamaan
dengan acara pelepasan lulusan, acara tersendiri oleh DPD PERSAGI.
Hal ini bersifat situasional tergantung pada kesepakatan dari PERSAGI dan
Institusi Pendidikan Tinggi Gizi.
1. Bersamaan dengan acara wisuda
Pelaksanaan pengucapan sumpah/janji dilaksanakan setelah prosesi wisuda.
Panitia Pengucapan Sumpah/Janji melakukan koordinasi dengan Panitia
Wisuda pada institusi pendidikan tinggi gizi setempat terkait dengan
kepanitiaan, susunan acara, perlengkapan, pembiayaan, dan lain-lain.
Koordinasi diperlukan untuk kelancaran prosesi wisuda dan prosesi
pengucapan sumpah/janji.
2. Bersamaan dengan acara penglepasan lulusan setelah wisuda di
perguruan tinggi yang bersangkutan
Beberapa perguruan tinggi melaksanakan acara penglepasan lulusan setelah
dilaksanakan wisuda. Pada saat penglepasan, bisa hari dan tanggal yang
sama dengan hari dan tanggal wisuda namun tempat dan waktu (jam) dapat
berbeda. Bisa juga acara penglepasan di hari dan tanggal yang berbeda
dengan hari dan tanggal wisuda. Pada saat penglepasan dapat dilakukan
pengucapan sumpah/janji.
3. Pada waktu khusus atau tersendiri oleh PERSAGI
Pengucapan sumpah/janji dilaksanakan tersendiri oleh DPD PERSAGI
dengan mengikutsertakan secara bersama-sama semua lulusan dan
pengelola Institusi Pendidikan Tinggi Gizi dari berbagai institusi pendidikan
tinggi gizi yang berada dalam satu wilayah yang sama. Pelaksanan
pengucapan sumpah/janji dengan pilihan ini dilaksanakan dalam waktu atau
periode tertentu menyesuaikan dengan periode wisuda atau sesuai ketetapan
DPD PERSAGI.
Waktu khusus ini juga dapat dilakukan dengan alasan atau keperluan khusus
dari DPD PERSAGI dan Institusi Pendidikan Tinggi Gizi untuk mengakomodir
calon yang yang tidak memungkinkan mengikuti kedua waktu tersebut di
atas. Momen khusus periodik perwilayah diselenggarakan oleh DPD
PERSAGI Provinsi setempat. Momen khusus ini juga dapat diikuti oleh :
1) Calon peserta yang tidak bisa mengikuti pengucapan sumpah/janji profesi
pada saat wisuda
2) Calon peserta yang tidak bisa mengikuti pengucapan sumpah/janji pada
acara pelepasan lulusan
3) Calon peserta yang menghendaki pelaksanaan sumpah/janji di DPD
PERSAGI lain, dengan menyertakan surat pengantar dari perguruan
tinggi gizi asal peserta dan perguruan tinggi tersebut menyampaikan
tembusan ke DPD PERSAGI asal
C. Prosesi Acara
Format acara dapat menyesuaikan dengan waktu pelaksanaan angkat
sumpah/janji. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosesi acara pengucapan
sumpah/janji adalah sebagai berikut :
1) Dilakukan gladi bersih paling tidak 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan
pengucapan sumpah/janji
2) Acara dilaksanakan dengan khidmat
3) Susunan acara acara minimal :
a) Pembukaan
b) Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mengheningkan
Cipta
c) Lagu MARS GIZI (jika pelaksanaan tidak bersamaan dengan acara
wisuda)
d) Pengambil sumpah/janji mengucapkan lafal sumpah/Janji, ditirukan oleh
peserta dan disaksikan oleh Rohaniwan
e) Penandatanganan Berita Acara pengucapan sumpah/janji oleh perwakilan
peserta, pengambil sumpah, dan saksi
f) Penandatanganan naskah sumpah/janji profesi oleh peserta secara
simbolis, bermaterai Rp.6.000,- (enam ribu rupiah) (rangkap 2)
g) Penyerahan secara simbolis naskah sumpah/janji profesi yang telah
ditandatangani kepada peserta oleh pengambil sumpah
h) Sambutan DPP PERSAGI atau DPD PERSAGI (jika pelaksanaan tidak
bersamaan dengan acara wisuda)
i) Doa Penutup
D. Tindak Lanjut
Setelah peserta mengucapkan sumpah/janji profesi dan mendapatkan dokumen
sumpah/janji profesi, maka perlu ditindaklanjuti :
1) Peserta membuat Surat Pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji yang
ditandatangani peserta sesuai dengan kualifikasi jenis tenaga gizi, di atas
materai Rp.6.000.- (enam ribu Rupiah) (lampiran 6,7,8)
2) Peserta membuat Surat Pernyataan mematuhi ketentuan etika profesi gizi
yang ditandatangani peserta sesuai dengan kualifikasi jenis tenaga gizi, di
atas materai Rp.6.000.-, (enam ribu Rupiah) (lampiran 9,10,11)
3) Peserta di berikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PERSAGI yang disiapkan
oleh DPP PERSAGI. Penyampaian KTA kepada peserta dilakukan oleh DPD
PERSAGI.
4) Peserta diberikan Pin PERSAGI, yang disiapkan oleh DPD PERSAGI
5) Peserta mengajukan usulan Surat Tanda Registrasi (STR)
N.B. Poin 1 s.d. 4 merupakan bagian dari Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Panitia
BAB IV
PELAPORAN
Pada akhir periode kepanitiaan, panitia harus membuat laporan secara tertulis dan
lampirannya, untuk disampaikan kepada DPP PERSAGI dan/ atau Konsil Tenaga Gizi, DPD
PERSAGI, Dinas Kesehatan Propinsi, Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI)/Majelis
Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Tenaga Kesehatan Proponsi (MTKP),
Asosiasi Institusi Pendikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI), Institusi Pendidikan Tinggi Gizi
setempat. Pelaporan bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pengucapan
sumpah/janji sesuai dengan rencana dan pedoman yang telah ditetapkan. Laporan tertulis
harus sudah selesai paling lambat minggu ke-3 (tiga) Bulan Desember pada periode tahun
tersebut.
Isi laporan memuat tentang proses persiapan dan pelaksanaan pengucapan sumpah/janji.
Hal-hal yang perlu dilampirkan dalam laporan lengkap, minimal memuat :
1. Surat Keputusan tentang Kepanitiaan
2. Surat Undangan atau pemberitahuan pelaksanaan angkat sumpah/janji profesi gizi
ke calon peserta
3. Naskah Sambutan (jika pelaksanaannya tidak bersamaan dengan acara Wisuda)
4. Rekapitulasi jumlah peserta dan daftar nama yang bersumpah/berjanji.
5. Copy naskah sumpah/janji yang telah ditandatangani dari semua peserta
6. Laporan Keuangan
7. Dan lain-lain sesuai keperluan
BAB V
PENUTUP
Keberhasilan kegiatan pengucapan sumpah/janji ini sangat tergantung dari partisipasi aktif
dari semua pihak yang terlibat, terutama panitia penyelenggara yang telah dibentuk.
Akhirnya pedoman ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Segala kegiatan pengucapan sumpah/janji profesi yang dilakukan oleh DPD PERSAGI dan
dokumen naskah sumpah/janji yang dihasilkan, sebelum pedoman ini diberlakukan,
dinyatakan berlaku secara sah.
Lampiran 1. Berita Cara Pengucapan Sumpah/Janji Profesi Gizi
BERITA ACARA
PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI PROFESI GIZI
Nomor : (nomor Panitia)
Pada hari ini, .................... tanggal, ............................., bulan, ....................., tahun, .............,
bertempat di ..................................................... telah dilaksanakan pengucapan
“Sumpah/Janji Profesi Gizi”, untuk .................. orang peserta, dengan perincian sebagai
berikut :
Pengambil Sumpah
PENGANTAR SUMPAH/JANJI
SEBAGAI TEKNIKAL DIETISIEN/NUTRISIONIS/DIETISIEN
(dibacakan oleh Pengambil Sumpah)
Sebelum Saudara mengucapkan sumpah/janji profesi, saya ingin bertanya :
Apakah Saudara bersedia mengucapkan sumpah/janji profesi? ...(dijawab bersaman
“BERSEDIA”)
Sumpah/janji ini selain disaksikan oleh diri sendiri dan oleh semua yang hadir, juga
penting disadari disaksikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, karena Tuhan itu Maha
Mengetahui.
Oleh karena itu memang manusia hanya mengetahui dari kata dan perbuatan
seseorang, tetapi Tuhan Yang Maha Esa mengetahui apa yang nampak dan apa
yang tersembunyi dalam diri Saudara. Dan kepada Tuhan Yang Maha Esa akhirnya
pertanggung-jawaban Saudara berikan.
Bagi yang beragama Islam: “Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada
saya”
Bagi yang beragama Katolik: “Kiranya Tuhan menolong saya”
Bagi yang beragama Kristen Protestan: “Kiranya Tuhan menolong saya”
Bagi yang beragama Hindu: “Om Santi Santi Santi Om”
Bagi yang beragama Budha “ Sadhu Sadhu Sadhu”
Bagi yang beragama Kong Hu Cu “..............”
Lampiran 3. Naskah Sumpah/Janji TEKNIKAL DIETISIEN (ditandatangani oleh
Peserta, Pengambil Sumpah, dan Saksi)
Bagi yang beragama Islam: “Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada
saya”
Bagi yang beragama Katolik: “Kiranya Tuhan menolong saya”
Bagi yang beragama Kristen Protestan: “Kiranya Tuhan menolong saya”
Bagi yang beragama Hindu: “Om Santi Santi Santi Om”
Bagi yang beragama Budha “ Sadhu Sadhu Sadhu”
Bagi yang beragama Kong Hu Cu “..............”
(opsional, sesuai Agama masing-masing)
..............................., ............................... 20..
Yang Mengambil Sumpah/Janji Yang Mengucapkan Sumpah/Janji
(materai Rp.6.000,-)
------------------------------ ---------------------------------
Nama dan Nomor KTA Nama
Saksi
Rohaniwan
---------------------------------
Nama
Lampiran 4. Naskah sumpah/Janji NUTRISIONIS (ditandatangani oleh Peserta,
Pengambil Sumpah, dan Saksi)
Bagi yang beragama Islam: “Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada
saya”
Bagi yang beragama Katolik: “Kiranya Tuhan menolong saya”
Bagi yang beragama Kristen Protestan: “Kiranya Tuhan menolong saya”
Bagi yang beragama Hindu: “Om Santi Santi Santi Om”
Bagi yang beragama Budha “ Sadhu Sadhu Sadhu”
Bagi yang beragama Kong Hu Cu “..............”
(opsional, sesuai Agama masing-masing)
..............................., ............................... 20..
Yang Mengambil Sumpah / Janji Yang Mengucapkan Sumpah / Janji
(materai Rp.6.000,-)
------------------------------ ---------------------------------
Nama dan Nomor KTA Nama
Saksi
Rohaniwan
---------------------------------
Nama
Lampiran 5. Naskah sumpah/Janji DIETISIEN (ditandatangani oleh Peserta,
Pengambil Sumpah, dan Saksi)
SUMPAH/JANJI PROFESI DIETISIEN
Nomor : ...-.......-....-...
(kode provinsi-kode perguruan tinggi-tahun sumpah-nomor urut peserta perperguruan tinggi)
Saya bersumpah/berjanji, bahwa sebagai DIETISIEN :
1. Saya akan melaksanakan tugas saya sebaik-baiknya menurut peraturan
perundangan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.
2. Dalam melaksanakan tugas atas dasar kemanusiaan, saya tidak akan membeda-
bedakan pangkat, kedudukan, keturunan, golongan, suku, bangsa dan agama.
3. Dalam melaksanakan tugas, saya akan membina kerjasama, keutuhan dan
kesetiakawanan dengan teman sejawat dan profesi lainnya.
4. Saya tidak akan menginformasikan kepada siapapun segala rahasia yang
berhubungan dengan tugas saya, kecuali jika diminta oleh Pengadilan untuk
keperluan kesaksian.
5. Saya akan berempati, membela hak dan menghargai tradisi, budaya dan spiritual
klien yang saya layani.
6. Saya akan mengabdikan ilmu dan keterampilan saya dengan jujur dan adil
sejalan dengan kode etik profesi saya.
7. Saya akan menjaga martabat dan menghormati keluhuran profesi, dan terus
menerus mengembangkan ilmu gizi.
Bagi yang beragama Islam: “Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada
saya”
Bagi yang beragama Katolik: “Kiranya Tuhan menolong saya”
Bagi yang beragama Kristen Protestan: “Kiranya Tuhan menolong saya”
Bagi yang beragama Hindu: “Om Santi Santi Santi Om”
Bagi yang beragama Budha “ Sadhu Sadhu Sadhu”
Bagi yang beragama Kong Hu Cu “..............”
(opsional, sesuai Agama masing-masing)
---------------------------------
Nama
Lampiran 6. Surat pernyataan telah mengucapkan Sumpah/Janji Profesi
TEKNIKAL DIETISIEN
SURAT PERNYATAAN
TELAH MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI PROFESI TEKNIKAL DIETISEN
Materai Rp.6.000,-
--------------------------------------
Lampiran 7. Surat pernyataan telah mengucapkan Sumpah/Janji Profesi
NUTRISIONIS
SURAT PERNYATAAN
TELAH MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI PROFESI NURTISIONIS
Materai Rp.6.000,-
--------------------------------------
Lampiran 8. Surat pernyataan telah mengucapkan Sumpah/Janji Profesi
DIETISIEN
SURAT PERNYATAAN
TELAH MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI PROFESI DIETISIEN
Materai Rp.6.000,-
--------------------------------------
Lampiran 9. Surat Pernyataan Mematuhi dan Melaksanakan Ketentuan Etika
Profesi Gizi untuk Teknikal Dietisien
SURAT PERNYATAAN
MEMATUHI DAN MELAKSANAKAN KETENTUAN ETIKA PROFESI GIZI
Demikian pernyataan ini saya buat dengan kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
--------------------------------------
Lampiran 10. Surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi untuk Nutrisionis
SURAT PERNYATAAN
MEMATUHI DAN MELAKSANAKAN KETENTUAN ETIKA PROFESI GIZI
Demikian pernyataan ini saya buat dengan kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
--------------------------------------
Lampiran 11. Surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi untuk Dietisen
SURAT PERNYATAAN
MEMATUHI DAN MELAKSANAKAN KETENTUAN ETIKA PROFESI GIZI
Demikian pernyataan ini saya buat dengan kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
--------------------------------------
Lampiran 12. Format usulan kepanitian dan perkiraan jumlah calon peserta
Kepada Yth :
Ketua DPP PERSAGI
di
Jakarta
Dengan hormat,
Demikian usulan yang dapat kami sampaikan. Atas perkenan dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.
D-III GIZI
No. No.
Keanggotaan Perguruan Tinggi
AIPGI PDDIKTI
Terdaftar STIKES Tuanku Tambusai AIPGI-05-02-026