Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Peran Serta Warga Negara Dalam Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
PENDAHULUAN
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat. Dalam ilmu sosiologi kita kit
mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat
petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota
yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan
terdapat hubungan pamrih antara anggota-angota nya.
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah tanggung
jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional Indonesia (TNI).Seiring
dengan perjalanan bangsa Indonesia, maka upaya bela negara bukan berarti harus
mengangkat senjata namun sebenarnya wujud cinta tanah air, yaitu mengisi kemerdekaan
dengan pengabdian yang tulus ikhlas kepada bangsa dan negara demi kemaslahatan seluruh
bangsa Indonesia.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara
dengan mewaspadai berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan pada NKRI/
Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan
dan kesatuan NKRI. Wujud dari usaha bela negara diantaranya melalui pendidikan.
1|Page
BAB II
PEMBAHASAN
PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
Contohnya ketika ada pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, Warga negara yang
memiliki rasa sadar atau rasa bertanggung jawab atas pemilihan tersebut pastinya dengan
rasa sadar warga tersebut akan mengikuti pemilu dengan segenap hati, menyumbangkan
suaranya tanpa paksaan atau dorongan dari siapa pun.
Bela Negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban membela serta
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang diwujudkan dengan keikutsertaan
dalam upaya pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga
negara. Oleh karena itu, warga negara mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam
pembelaan negara, kecuali ditentukan lain dengan undangundang.
Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara harus didasarkan
pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan
sendiri. Hal ini juga tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun
2002 tentang Pertahanan Negara pada Pasal 1 Ayat 1, yaitu “Pertahanan keamanan negara
adalah segala usaha untuk mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan
keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara”.
2|Page
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Penyelesaian pertikaian atau konflik
antarbangsa pun harus diselesaikan melalui cara-cara damai. Bagi bangsa Indonesia, perang
harus dihindari. Perang merupakan jalan terakhir dan dilakukan jika semua usaha dan
penyelesaian secara damai tidak berhasil. Indonesia menentang segala bentuk penjajahan
dan menganut politik bebas aktif. Prinsip ini merupakan pelaksanaan dari bunyi alinea
pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila kita turut serta dalam bela negara
dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG) terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti para pahlawan
yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan. Ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan tersebut dapat datang dari luar negeri bahkan dari dalam negeri sekalipun.
Adapun, pengertian sederhana dari arti ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
adalah sebagai berikut.
1. Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis. Ancaman militer
adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari luar negeri
maupun dari dalam negeri. Beberapa macam ancaman dan gangguan pertahanan dan
keamanan negara.
a. Dari luar negeri
1) Agresi
2) Pelanggaran wilayah oleh negara lain
3) Spionase (mata-mata)
4) Sabotase
5) Aksi terror dari jaringan internasional
2. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
3. Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
3|Page
4. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
2.3 Dasar Hukum Bela Negara
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara.
a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Hankam Negara RI, diubah oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
1988.
d. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
e. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30
Ayat (1) dan (2) menyatakan “bahwa tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara yang dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan kepolisian sebagai komponen
utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”. Ada pula pada Pasal 27 Ayat (3):
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaaan negara”. g.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
Ayat 1: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”; Ayat 2: “Keikutsertaan warga
negara dalam upaya bela negara dimaksud Ayat 1 diselenggarakan melalui kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1) Pendidikan Kewarganegaraan,
2) Pelatihan dasar kemiliteran,
3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan
4) Pengabdian sesuai dengan profesi.
4|Page
b. Pelatihan dasar kemiliteran
SelainTNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar militer
adalah siswa sekolah menengah dan unsur mahasiswa. Unsur mahasiswa tersusun dalam
organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa). Setelah memasuki resimen tersebut,
mahasiswa harus mengikuti latihan dasar kemiliteran. Adapun, siswa sekolah menengah
dapat mengikuti organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran, seperti Pramuka,
Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Palang Merah
Remaja (PMR), dan organisasi sejenis lainnya.
Upaya bela negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bela negara bukan lagi
hanya sebagai kewajiban dasar tetapi merupakan kehormatan bagi setiap warga negara
yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban.
5|Page
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesadaran warga negara adalah sesuatu atau rasa sadar yang muncul dari hati dan pikiran
masyarakat untuk melakukan sebuah tindakan, atau rasa sadar akan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara sehingga muncullah rasa tanggungjawab sebagai warga negara.
Bela Negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban membela serta
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang diwujudkan dengan keikutsertaan
dalam upaya pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga
negara. Oleh karena itu, warga negara mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam
pembelaan negara, kecuali ditentukan lain dengan undangundang.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila kita turut serta dalam bela negara
dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG) terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti para pahlawan
yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan. Ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan tersebut dapat datang dari luar negeri bahkan dari dalam negeri sekalipun.
3.2 Saran
Penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca lebih bisa memahami kenapa kita
harus membela Negara kita ini dan janganlah sekali-kali menodai tanah kelahiran kita ini
dengan perbuatan yang tidak baik, karena tercela satu bernoda semua.
Hati-hati pula dengan gerakan pendirian negara di dalam negara yang ingin membangun
negara islam di dalam Negara Indonesia dengan cara membangun keanggotaan dengan
sistem mirip MLM dan mendoktrin anggota hingga mereka mau melakukan berbagai tindak
kejahatan di luar ajaran agama islam demi uang. Jika menemukan gerakan semacam ini
laporkan saja ke pihak yang berwajib dan jangan takut dengan ancaman apapun.
Sudah saatnya para pelajar memahami pentingnya membela Negara.Kita sebagai generasi
penerus bangsa harus ikut serta membela negara dengan cara belajar yang tekun karena
besar manfaatnya untuk diri kita sendiri.
6|Page
DAFTAR PUSTAKA
http://rofiahgiri.blogspot.com/2017/05/bab-5.html
http://royyanatfika.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-peranan-masyarakat-dalam.html
https://id.scribd.com/document/391103316/Peran-Serta-Warga-Negara-dalam-Menjaga-
Persatuan-dan-Kesatuan-Bangsa-docx
http://munmakalah.blogspot.com/2017/01/makalah-menjaga-keutuhan-nkri.html
7|Page