279 30 PB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

i

Usulan Penelitian Skripsi

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT NARKOTIKA DAN


PSIKOTROPIKA DI BERBAGAI APOTEK KABUPATEN
CILACAP

Diajukan Oleh:
ANANTIA SARI UTAMI
150200056

Kepada:

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI (S1)


STIKES PAGUWARMAS MAOS
CILACAP
2019
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN SKRIPSI

1.Judul Usulan Skripsi : Evaluasi Sistem Pengelolaan Obat


Narkotika dan Psikotropika di Berbagai
Apotek di Daerah Cilacap

2. Nama Penyusul : Anantia Sari Utami


3. NIM PenyusuL 15.02.00032
4. Alamat Rumah : Desa Grujugan RT01 RW 05
5. Nomer Hp : 081542740614
6. Alamat Email : [email protected]
7. Nama Pembimbing Utama : Definingsih Yuliastuti,,M.Farm.,Apt
8. Nama Pembimbing Pendamping : Wahyunita Yuliasari,.M.Farm.Apt

Cilacap, 30 November 2018

Pengusul

Anantia Sari Utami


15.02.00032

Menyetujui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Definingsih Yuliastuti,M.Farm.Apt Wahyunita Yuliasari,M.Farm.Apt


NIK: 96150789 NIK: 9314088

ii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Anantia Sari Utami
NIM : 15020032
Program Studi : S-1 Farmasi
Judul Penelitian : Evaluasi Sistem Pengelolaan Obat Narkotika dan Psikotropika
di Berbagai Apotek di Daerah Cilacap
menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penelitian ini adalah hasil karya sendiri
dan sepanjang pengetahuan saya tidak bersifat materi yang dipublikasikan atau ditulis
oleh orang lain atau digunakan untuk menyelesaikan studi di perguruan tinggi lain
kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan. Apabila terbukti
pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Maos, 30 November 2018

Anantia Sari Utami


15020032

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi
ini dapat dapat diselesaikan dengan bantuan berbagai pihak, dengan demikian perlu
penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Definingsih Yuliastui, M.farm.,Apt selaku pembimbing utama dan Wahyunita
Yuliasari,M.Farm.,Apt selaku pembimbing pendamping.
2. Wahyunita Yuliasari,M.Farm.,Apt selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi beserta
jajarannya.
3. Norif Didik Nur Imanah,M.Kes selaku Ketua STIKES Paguwarmas Maos-Cilacap
beserta jajarannya.
4. Kedua orang tua Bapak, Ibu, Adik serta keluarga besar atas jasa, kesabaran dan
doanya.
5. Teman-teman 12 srikandi yang selalu mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini berguna dalam pengembangan ilmu maupun pemanfaatan
untuk masyarakat.

Maos, 30 November 2018

Anantia Sari Utami

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................... ii

USULAN SKRIPSI .................................................................................................................. ii

PERNYATAAN ...................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI............................................................................................................................. v

INTISARI ............................................................................................................................... vii

ABSTRACT........................................................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 3

BAB II. TINJUAN PUSTAKA ................................................................................................ 4

A. Narkotika....................................................................................................................... 4

B. Psikotropika .................................................................................................................. 5

C. Pengelolaan Sediaan Farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai ............... 6

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................................ 11

A. METODE PENELITIAN ............................................................................................ 10

B. SAMPEL ..................................................................................................................... 10

C. DESAIN PENELITIAN .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

v
vi
INTISARI

Menurut Dinkes Kabupaten Cilacap tahun 2018 masih terdapat beberapa


kasus pengelolaan narkotika dan psikotropika yang belum sesuai dengan standar
Permenkes nomor 3 tahun 2015 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan
pelaporan narkotika, psikotropika dan precursor farmasi. Tujuan penelitian ini untuk
mengevaluasi sitem pengelolaan obat narkotika dan psikotropika di berbagai apotek
kabupaten Cilacap.

vii
ABSTRACT

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Narkotika merupakan obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri dan data menimbulkan ketergantungan yang

dibedakan kedalam beberapa golongan. Psikotropika merupakan obat baik

alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui

pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan

khas pada aktivitas mental dan perilaku ( BPOM, 2018).

Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan

praktik kefarmasian oleh Apoteker. Fasilitas pelayanan kefarmasian

merupakan sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan

kefarmasian, yaitu Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi

Klinik, Puskesmas, dan Toko Obat (Depkes RI, 2016).

Sistem pengelolaan sediaan farmasi merupakan suatu sistem

pengeloaan terutama obat narkotika dan psikotropika mulai dari perencanaan,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pengendalian, pemusnahan,pencatatan

dan pelaporan. Pengelolaan ini dilakukan untuk memastikan keamanan

penggunaan dari sediaan tersebut agar tidak terjadi penyelahgunaan narkotika

1
2

dan psikotropika serta meningkatkan kualitas pelayanan farmasi ( Depkes RI,

2009).

Narkotika dan psikotropika masuk dalam pasaran Indonesia pada

tahun 1990. Perkembangan semakin pesat dari tahun ke tahun, sehingga

memunculkan berbagai permasalahan mengenai penyalahgunaan narkortika

dan psikotrpika. Jumlah prevalensi kasus penyalahgunaan narkotika pada

tahun 2012 sebanyak 28.727 ribu jiwa dari 31 provinsi. Jawa timur

merupakan provinsi tertinggi dengan kasus penyalahgunaan narkotika yaitu

sebanyak 7.448 jiwa, kemudian provinsi DKI Jakata sebanyak 5.426 jiwa,

serta perolehan terendah ditempati oleh provinsi Gorontalo sejumlah 12 jiwa

(Depkes RI, 2014).

Dari kasus diatas, peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi sistem

pengelolaan obat narkotika dan psikotropika di instalasi farmasi, untuk

menurunkan kasus penyalahgunaan penggunaan obat narkotika dan

psikotropika, serta meningkatkan kualitas pelayanan farmasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas diperoleh suatu rumusan

diantaranya sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem pengelolaan obat narkotika dan psikotropika di

berbagai apotek Kabupateni Cilacap?.


3

2. Apakah sistem pengelolaan obat narkotika dan psikotropika di apotek

sesuai dengan Permenkes nomor 3 tahun 2015?.

C. Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi system pengelolaan sediaan narkotika dan psikotropika di

sebuah Apotek.

2. Mengetahui sistem pengelolaan sediaan narkotika dan psikotropika sudah

sesuai dengan standar Permenkes nomor 3 tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi

sumber informasi mengenai Sistem pengelolaan sediaan narkotik dan

psikotropik di sebuah instalasi farmasi yang sesuai dengan peraturan yang

ada.

2. Manfaat Prakris

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memperoleh hasil

yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan farmasi yang berkaitan

dengan sediaan narkotika dan psikotropika serta meningkatkan keamanan

dari penggunaan obat tersebut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Narkotika

Narkotik adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan ketergantungan, yang

dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam

Undang-Undang tentang Narkotika (BPOM 2018).

1. Penggolongan Obat Narkotika :

a) Golongan I : Bertujuan untuk ilmu pengetahuan ilmu teknilogi,

tidak untuk terapi/pengobatan , berpotensi adiksi. Contoh obat : ganja,

heroin, sabu-sabu.

b) Golongan II : Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, untuk

pengobatan dan berpotensi adiksi. Contoh obat : morfin, petidin,

opium, metadon.

c) Golongan III : Untuk pengembangan ilmu teknologi, untuk

pengobatan, dan banyak untuk terapi, dan berpotensi adiksi ringan.

Contoh obat : kodein, ethyl morfin,

4
5

B. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

syaraf pusat yang menyebabkan penurunan khas pada aktivitas mental dan

perilaku (Satibi, dkk. 2016).

1. Penggolongan Obat Psikotropika :

a) Golongan I : Merupakan psikotropika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta

mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh obat : DMA, MDMA, meskalin.

b) Golongan II : Merupakan psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan dapat digunakan untuk terapi dan/atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh obat : Amfetamin, metakualon, sekobarbital.

c) Golongan III : Merupakan psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh obat : pentobarbital, siklobarbital,

amobarbital.

d) Golongan IV : Merupakan psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan sanngat luas digunakan dala terapi dan/atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma


6

ketergantungan. Contoh obat : alprazolam, diazepam, clbazam,

lorazepam (Satibi, dkk. 2016).

C. Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker


(Permenkes, 2017)

D. Pengelolaan Obat Narkotika dan Psikotropika

Pengelolaan sediaan farmasi dilakukan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku meliputi perencanaan, pengadaan,

penerimaan, penyimpanan, pengendalian, pemusnahan, pencatatan dan

pelaporan .

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap dalam menentukan sediaan farmasi

yang diperlukan untuk memnuhi kebutuhan masyarakat. Pada proses ini

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pola penyakit, pola

makanan, budaya, dan kemampuan masyarakat (Depkes RI, 2014)

2. Pengadaan

Pengadaan merupakan proses pemesanan sediaan farmasi kepada

PBF, dan industri farmasi lain dengan memperhatikan jalur pemesanan

yang resmi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Surat

pesanan yang dibuat untuk obat jenis narkotik berjumlah 1 untuk satu jenis

obat narkotik sedangkan untuk psikotropik 1 surat pesanan dapat berisi

lebih dari satu jenis obat psikotropik(BPOM, 2018).


7

3. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian

jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang

terteea dalam suatu pesanan dengan kondisi fisik yang diterima

(Depke RI, 2014)

4. Penyimpanan

a. Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.

Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada

wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus

ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-

kurangnya memuat nama obat, nomor bets, dan tanggal kadaluarsa.

b. Semua obat atau bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai

sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.

c. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk

sediaan dan kelas terapi obat serta di susun secara alfabetis

d. Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire first out) dan

FIFO (First in first out).

e. Tempat penyimpaan narkitika, psikotropika, dan precursor farmasi

farmasi dapat berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus. Tempat

penyimpanan narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan barang


8

selain narkotika. Tempat penyimpanan psikotropika dilarang

digunakan untuk menyimpan barang selain psikotropika.

f. Obat-obat yang termasuk golongan narkotika disimpan pada lemari

khusus yang tebuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat)

yang ditempel pada dinding, memiliki 2 kunci yang berbeda terdiri

dari 2 pintu, satu untuk pemakaian sehari-hari seperti kodein, dan satu

lagi berisi petidin, morfin, dan garam-garamnya. Lemari tersebut

terletak ditempat yang tidak diketahui oleh umum, tetapi dapat

diawasi langsung oleh Asisten Apoteker yang bertugas dan

penanggung jawab narkotika (BPOM, 2018).

5. Pemusnahan

a. Obat kadaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis

dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak yang

mengandung narkotik atau psikotorpik dilakukan oleh apoteker dan

disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.

b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun dapat

dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker disaksikan

oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar

atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara

pemusnahan resep menggunakan formulir (Depkes RI, 2014) .

6. Pengendalian
9

Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan

jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan

sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini

bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,

kekosongan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan, serta pengembalian

pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan dengan kartu stok baik

dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya

memuat nama obat, tanggal kadaluarsa, jumlah pemasukan, jumlah

pengeluaran, dan sisa persediaan (BPOM, 2018.

7. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi

pengadaan, penyimpanan, penyerahan, dan pencatatan lainnya

disesuaikan dengan kebutuhan (Depkes RI, 2014).

Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.

Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk

kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang, dan

laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat

untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan meliputi pelaporan narkotika, psikotropika, dan

pelaporan lainnya (Depkes RI, 2014).


10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan rancanagn cross

sectional. Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada apotek yang

menyediakan sediaan narkotika dan psikotropika.

B. Sampel

Sampel diperoleh dari hasil kuisioner yang dibuat pada tempat penelitian. Sampel

berupa data pengelolaan sediaan narkotika dan psikotropika mulai dari perencanaan,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian dan pelaporan.

11
12

C. Prosedur Penelitian

Prosedur jalannya penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini:

Tahap perizinan

Pembuatan kuisioner

Validasi kuisioner

Proses wawancara terkait sistem pengelolaan obat


narkotika dan psikotropika

Perencanaan Pengadaan Penerimaan Penyimpanan


an

Pelaporan Pengendalian Pemusnahan

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan
13

1. Tahap Perizinan

Tahapan ini peneliti telah mendapat surat pengantar peneitian dari prodi

Farmasi STIKES Paguwarmas Maos Ci lacap. Pegambilan data dilakukan

dengan meminta surat izin penelitian dari BAPPEDA dan KESBANGPOL

POLINMAS. Surat izin yang diperoleh disampaikan kepada Rumah Sakit

Islam Fatimah Cilacap.

2. Tahap Pembuatan Kuisioner

Pembuatan kuisioner dilakukan untuk memperoleh data melalui proses

wawancara . Kuisioner yang dibuat dilakukan uji validasi terlebih dahulu

untuk memastikan pertanyaan yang digunakan sudah valid dan sesuai.

3. Tahap Wawancara

Wawancara dilakukan pada responden penelitian. Wawancara yang dilakukan

terkait dengan sistem pengelolaan sediaan narkotika dan psikotropika di

sebuah apotek. Sistem pengelolaan yang diteliti mulai dari perencanaan,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pengendalian, pemusnahan dan

pelaporan.

4. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk memperoleh data yang sesuai, seingga dapat

digunakan untuk menghasilkan pembahasan serta kesimpulan apakah sistem

pengelolaan obat narkotika dan psikotropika sudah sesuai atau belum.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No,or 73 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta.
Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan. Jakarta.
Undang-Undang RI. 1997. Tentang Psikotropika. Presiden Republik Indonesia,
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2015. No.3 Tentang Peredaran, Pnyimpanan,
Pemusnahan, dan Pelaporan Psikotropika, dan Prekusor Farmasi. Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.3/MENKES/PER/2015/Tentang
Peredaran, Penyimpanan. Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropka, Dan Prekursor Farmasi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor.5 Tahun 1997. Tentang
Piskotropika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Satibi., M. Rifki Rokhman dan Hardika Aditama. 2016. Manajemen Farmasi,
Yogyakarta : UGM Press.
Peraturan Pemerinthan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997. Tentang
Narkotika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28/MENKES/PER/I/1978
Tentang Tata Cara Penyimpanan Obat Narkotika, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Peraturan Badan Pengawasan Obat dan MakananTahun 2018.Tentang Pengawasan,
Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotik, Psikotropik, Dan Prekursor
Farmasi DiFasilitas Pelayanan Kefarmasian. BPOM RI, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014. Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai