LAPORAN PRAKTIKUM Istikha NF

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA PADA DAUN KATUK


MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Disusun :

Istikha Nurfazhilah

48401190008

D3 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI

BREBES
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan suatu analisis sederhana yang


dapat digunakan untuk melakukan penegasan terhadap senyawa kimia yang
terkandung pada tumbuhan disamping skrining fitokimia. Peralatan dan bahan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemisahan dan analisis sampel dengan
metode KLT cukup sederhana yaitu sebuah bejana tertutup (chamber) yang
berisi pelarut dan lempeng KLT. Dengan optimasi metode dan menggunakan
instrumen komersial yang tersedia, pemisahan yang efisien dan kuantifikasi
yang akurat dapat dicapai. (Wulandari, 2011)
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam dibidang analisis
karena kebanyakan sampel yang akan dianalisis berupa campuran. Untuk
memperoleh senyawa murni dari suatu campuran, harus dilakukan proses
pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan
campuran diantaranya ekstraksi. Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau
lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair
(pelarut) sebagai separating agent. (Wulandari, 2011)
Klorofil merupakan katalisator fotosintesis yang sangat penting dalam
semua jaringan tumbuhan berfotosintesis. Selain klorofil didalam tumbuhan
juga terdapat pigmen warna lain yang disebut karotenoid. Untuk memisahkan
zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, tetapi teknik kromatografi merupakan teknik yang banyak
digunakan. Pada dasarnya, teknik kromatografi ini membutuhkan zat terlarut
terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya diam (fase diam), yang
lainnya bergerak (fase gerak). Fase gerak membawa zat terlarut melalui
media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang tereluasi lebih awal atau
lebih akhir. Kromatografi lapis tipis dijadikan metode pilihan pertama pada
pemisahan zat warna pada tumbuhan.(Wulandari, 2011)
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan
sebagai respons terhadap stres lingkungan. Senyawa fenolik berfungsi sebagai
pelindung terhadap sinar UV-B dan kematian sel untuk melindungi DNA dari
dimerisasi dan kerusakan. Komponen pada senyawa ini diketahui memiliki
peranan penting sebagai agen pencegah dan pengobatan beberapa gangguan
penyakit seperti arteriosklerosis, disfungsi otak, diabetes dan kanker. (Lai &
Lim, 2011)
Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid. Setiap
tumbuhan umumnya mengandung satu atau lebih senyawa kelompok
flavonoid dan memiliki komposisi kandungan flavonoid yang khas. (Lai &
Lim, 2011)
Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman sayuran yang banyak
terdapat di Asia tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai
mani cai (bahasa Cina), cekur manis (bahasa Melayu), dan rau ngot (bahasa
Vietnam), di Indonesia masyarakat Minangkabau menyebut katuk dengan nama
simani. Selain menyebut katuk, masyarakat Jawa juga menyebutnya katukan atau
babing. Sementara itu masyarakat Madura menyebutnya kerakur dan orang Bali
lebih mengenalnya dengan kayu manis. Tanaman katuk sesungguhnya sudah
dikenal nenek moyang kita sejak abad ke-16. (Utami, 2008)
Masyarakat Indonesia sudah mengenal cara-cara pengobatan tradisional
sebagai usaha menanggulangi berbagai macam penyakit. Pengobatan tersebut
pada umumnya menggunakan bahan-bahan yang diambil dari alam seperti
tumbuhan. Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuhan yang dapat
dijadikan sebagai obat tradisional, salah satunya yaitu tanaman katuk
(Sauropus androgynous (L.) Merr.). Daun katuk mengandung senyawa
steroid, polifenol, alkaloid, flavonoid dan terpenoid. (Utami, 2008)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan golongan senyawa
fenol, mengetahui fase gerak pada ekstrak etanol daun katuk dan mengetahui
prinsip kerja kromatografi lapis tipis dalam memisahkan zat warna. Hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagian daun katuk
yang memiliki kandungan senyawa fenol.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Dapat mengetahui prinsip kerja kromatografi lapis tipis dalam
memisahkan zat warna
2. Dapat mengetahui cara mengidentifikasi senyawa fenol dalam daun katuk
menggunakan metode kromatografi lapis tipis
3. Dapat mengetahui fase gerak pada ekstrak etanol daun katuk
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan


Alat :
a) Chamber/ Beaker Glass
b) Pipa kapiler
c) Kertas saring
d) Penutup chamber/ Beaker glass
e) Mortir dan Stemper
f) Pipet tetes

Bahan :

a) Tanaman (daun katuk)


b) Spidol warna
c) Etil asetat
d) Asam format
e) Aquadest
f) Etanol
g) Larutan FeCl3 10%

2.2 Prosedur
2.2.1 Persiapan plat KLT
Plat KLT ukuran 1 x 7 cm digaris dengan pensil dengan jarak
bagian 0,5 cm dan bagian bawah sebesar 1 cm.
2.2.2 Persiapan sampel tanaman
Tanaman diiris kecil-kecil dan dihaluskan menggunakan mortir dan
stemper kemudian ekstraksi dengan 1 mL ethanol
2.2.3 Persiapan eluen (fase gerak)
Campurkan etil asetat 5 mL, asam format 1 mL, dalam satu wadah
tertutup lalu kocok beberapa kali sampai homogen. Maka jadilah
eluen dengan perbandingan etil asetat : asam format : air (5:1:1)
2.2.4 Penjenuhan chamber
Masukkan fase gerak setinggi 1 cm ke dalam chamber yang telah
diberi kertas saring. Tutup chamber dan tunggu sampai fase gerak
terelusi ke atas sehingga chamber jenuh dengan fase gerak. Tunggu
sampai 10 menit lalu angkat kertas saring, tutup kembali chamber.
2.2.5 Pemisahan senyawa ektrak daun katuk menggunakan KLT
Plat KLT 1 yang telah ditotoli sampel dimasukkan ke dalam
chamber yang berisi fase gerak 1. Chamber kemudian ditutup.
Didiamkan beberapa menit hingga fase gerak mencapai garis batas
atas plat KLT. Setelah itu, plat KLT diangkat dan didiamkan
sampai plat KLT kering. Kemudian setelah kering semprotkan
cairan FeCl3 10% sampai muncul senyawa fenol pada plat KLT.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Data yang didapat dari proses identifikasi senyawa fenol pada daun katuk,
hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Identifikasi senyawa fenol pada daun katuk

No Sampel Perbandingan Jarak Jarak Rf


Eluen (Etil Eluen Komponen
asetat : Asam
Format : Air
1. Ekstrak 5:1:1 4,5 1,85 0,41
daun katuk

3.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa hasil dari identifikasi senyawa fenol
pada sampel ekstrak daun katuk dengan perbandingan eluen etil asetat :
asam format : air (5 : 1 : 1) dari jarak eluen 4,5 dan jarak komponen 1, 85
dengan perhitungan jarak komponen dibagi dengan jarak eluen
menghasilakan Rf 0,41. Dari data tersebut maka ekstrak daun katuk
terdeteksi senyawa fenol dengan kandungan air dan etanol yang terektraksi
dengan baik.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa ada
kandungan senyawa fenol pada ekstrak daun katuk. Hal ini terlihat karena
muncul noda warna abu-abu pada nilai Rf 0,41 di plat KLT pada saat FeCl3
disemprotkan ke plat KLT yang telah melalui proses fase gerak. Pada garis
atas bisa terjadi terdeteksi senyawa fenol, karena terdapat warna abu-abu
kehitaman yang dimungkinkan terdapat senyawa fenol tertumpuk dalam
klorofil.
LAMPIRAN

Gambar 1. Plat KLT sebelum di semprot FeCl3 dan setelah disemprotkan


FeCl3

Gambar 2. Plat KLT yang telah di totoli dengan ekstrak daun katuk

Gambar 3. Pemisahan senyawa ektrak daun katuk menggunakan KLT


DAFTAR PUSTAKA

Lai & Lim, 2011. 2018. “Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology
Kandungan Fenolik , Flavonoid Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun
Paku Laut ( Acrostichum Aureum L .) Fertil Dan Steril.” Kandungan
Fenolik, Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Paku Laut
(Acrostichum aureum L.) Fertil dan Steril 2(2017): 51–56.
Utami. 2008. “UJI AKTIVITAS FRAKSI DARI EKSTRAK ETANOL 70 %
DAUN KATUK ( Sauropus Androgynus ( L ). Merr ) PADA TIKUS PUTIH
JANTAN GALUR Sprague Dawley SEBAGAI.” UJI AKTIVITAS FRAKSI
DARI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L).
Merr) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Sprague dawley SEBAGAI
KANDIDAT OBAT PENINGKAT FERTILITAS Tim 01(L).
Wulandari. 2011. Taman Kampus KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS.

Anda mungkin juga menyukai