Buku MK Aza PDF
Buku MK Aza PDF
Buku MK Aza PDF
MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen Keuangan
Yogyakarta: Zahir Publishing, Februari 2018
ISBN : 978-602-5541-19-3
Diterbitkan oleh:
ZAHIR PUBLISHING
Kadisoka RT.05 RW.02, Purwomartani,
Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571
0857 2589 4940 E: [email protected]
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang
telah memberikan kekuatan rohani dan jasmani serta taufik dan
hidayahnya , sehingga penulisan Buku ini dapat terselesaikan
walaupun dalam bentuk sederhana.
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya
sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital).
Modal kerja ini misalnya digunakan untuk membayar upah buruh,
gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan
pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk membiayai
operasi perusahaan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing, dan memberikan dorongan serta kesempatan
sehingga buku ini dapat terselesaikan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
MANAJEMEN KEUANGAN
DAFTAR ISI
Manajemen Keuangan v
E. Analisis Likuiditas dan Arus Kas ............................ 77
F. Teori Struktur Modal ................................................. 78
BAB VII BIAYA MODAL ..................................................... 79
A. Biaya Modal................................................................. 79
B. Biaya Utang (Cost Of Debt) ........................................ 82
C. Biaya Modal Saham Preferen ................................... 84
D. Biaya Modal Sendiri ................................................... 85
E. Biaya Modal Sendiri dalam Kontek Pasar .............. 89
F. Biaya Modal Saham Baru .......................................... 90
G. Biaya Modal Rata-Rata .............................................. 91
H. Capital Budget yang Optimal .................................... 96
BAB VIII KEBIJAKAN DIVIDEN ....................................... 99
A. Pembayaran Dividen.................................................. 99
B. Kebijakan Dividen ...................................................... 103
C. Teori Kebijakan Dividen ........................................... 104
D. Dividen Saham, Pemecahan Saham, dan
Pembelian Kembali Saham ....................................... 107
BAB IX SUMBER - SUMBER PEMBIAYAAN
JANGKA PANJANG DAN PEMBIAYAAN
SAHAM BIASA ................................................................ 113
A. Tinjauan Atas Sumber – Sumber Keuangan........... 113
B. Pembiayaan Perusahaan Bertumbuh ...................... 114
C. Small Business Administration dan SBICs ................ 117
D. Karakteristik Pinjaman Jangka Menengah dan
Pinjaman Jangka Panjang .......................................... 118
E. Penetapan Harga Surat-Surat Berharga................... 124
F. Penggunaan Hak dalam Pembiayaan ..................... 130
BAB X PEMBIAYAAN SAHAM BIASA (Pembagian
Laba, Kendali dan Risiko) .............................................. 137
A. Hak Pemegang Saham Biasa..................................... 137
B. Evaluasi Saham Biasa Sebagai Sumber Dana ......... 140
C. Penggunaan Saham Preferen dalam Keputusan
Pembiayaan ................................................................. 142
D. Obligasi Dengan Jaminan ......................................... 149
E. Keputusan Untuk Menggunakan Hutang .............. 156
BAB XI OPSI, WARRANT, KONVERTIBEL .................... 159
A. Kombinasi Calls, Puts, dan Saham............................ 159
B. Warrant ........................................................................ 160
Manajemen Keuangan 1
b. Konsep kualitatif
Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan
besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera
harus dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah
sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar
di atas hutang lancarnya.
c. Konsep fungsional
Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dana dalam meng
hasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam
perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pen
dapatan. Aktiva lancar sebagian merupakan unsur modal
kerja, walaupun tidak seluruhnya.
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang
dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau membiayai
operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain
dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.
Terdapat dua konsep utama modal kerja yaitu: modal kerja
bersih dan modal kerja kotor. Jika seorang akuntan menggunakan
istilah modal kerja, pada umumnya ia mengacu pada modal kerja
bersih, yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Konsep ini merupakan ukuran sampai sejauh mana
perusahaan dilindungi dari masalah likuiditas.
Para analisis keuangan, di lain sisi, mengacu kepada aktiva
lancar jika berbicara tentang modal kerja. Dengan demikian, fokus
para analis keuangan adalah modal kerja kotor.
Jenis modal kerja :
1. Modal kerja permanen (permanen working capital) : adalah modal
kerja yang harus terus ada pada perusahaan untuk dapat terus
menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen dibedakan
menjadi :
a. Modal kerja primer : modal kerja minimum yang harus ada
pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas perusahaan.
Manajemen Keuangan 3
cepat beralih menjadi uang. Sedangkan pada perusahaan industri
memerlukan modal kerja yang cukup besar yakni untuk melakukan
investasi dalam bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
Fluktuasi dalam pendapatan bersih pada perusahaan jasa juga
relatif kecil bila dibandingkan dengan perusahaan industri dan
keuangan.
Waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan mem
peroleh barang yang akan dijual dan harga satuan barang yang
bersangkutan. Adanya hubungan langsung antara jumlah modal
kerja dan jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi
barang itu dijual kepada para pembeli.
Kebutuhan modal kerja dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh
syarat-syarat pembelian dan penjualan. Makin banyak diperoleh
syarat kredit yang lunak untuk membeli barang dari pemasok, maka
lebih kurang/sedikit uang yang perlu ditanamkan dalam persediaan.
Tingkat perputaran persediaan, seperti makin banyak kali suatu
persediaan dijual dan diganti kembali (perputaran persediaan)
maka makin kecil modal kerja yang diperlukan. Pengendalian
persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis
dan kualitas barang yang sesuai dan untuk mengatur investasi
dalam persediaan.
Kebutuhan modal kerja tergantung dari jangka waktu yang
diperlukan untuk menagih piutang. Makin sedikit waktu yang
diperlukan untuk menagih piutang, makin sedikit modal kerja
yang diperlukan. Pengendalian piutang secara efektif dapat
dilaksanakan dengan mengatur kebijakan mengenai pemberian
kredit, syarat penjualan, ditetapkannya kredit maksimum bagi
para pembeli dan cara penagihan.
Siklus usaha (konjungtur, dalam usaha “prosperity” (konjungtur
tinggi) aktivitas perusahaan diperluas dan ada kecenderungan bagi
perusahaan untuk membeli barang mendahului kebutuhan agar
dapat memanfaatkan harga rendah dan untuk memastikan diri
akan adanya persediaan yang cukup.
Resiko kemungkinan penurunan harga aktiva lancar, suatu
penurunan harga dibandingkan dengan nilai buku dari aktiva lancar
seperti surat berharga, persediaan, piutang maka mengakibatkan
penurunan modal kerja. Sehubungan dengan makin besar risiko
Manajemen Keuangan 5
berharga menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal
kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi uang
kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga
ini merupakan suatu sumber untuk bertumbuhnya modal kerja;
sebaliknya, apabila dalam penjualan tersebut terjadi kemajuan
maka akan menyebabkan berkurangnya modal kerja. Apabila efek
atau investasi jangka pendek ini dijual dengan harga jual yang
sama dengan harga perolehannya (tanpa laba maupun rugi), maka
penjualan efek-efek tersebut tidak akan mempengaruhi besarnya
modal kerja (modal kerja tidak bertambah maupun berkurang).
Diadakan menganalisa sumber-sumber modal kerja maka sumber
yang berasal dari keuntungan penjualan surat-surat berharga harus
dipisahkan dengan modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok
perusahaan.
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah
hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva
tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan.
Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan
menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan
tersebut. Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva
tidak lancar lainnya ini tidak segera digunakan untuk mengganti
aktiva yang bersangkutan akan menyebabkan keadaan aktiva
lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah modal kerja
yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan).
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan peru
sahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta
kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya.
Disamping ini perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau
bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memahami modal
kerja. Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa
perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam
mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan penjualan obligasi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan (terlalu besar) disamping menimbulkan beban
bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar
yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
Manajemen Keuangan 7
C. Hubungan Antara Unsur Modal Kerja
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan
bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti
dengan perubahan dan penurunan jumlah modal kerja yang
dimiliki perusahaan. Misalnya penggunaan aktiva lancar untuk
melunasi atau membayar hutang lancar, maka penggunaan aktiva
lancar ini tidak mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja
karena penurunan aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi
dengan penurunan hutang lancar dalam jumlah yang sama.
Penggunaan modal kerja berarti akan mengurangi modal,
berikut ada beberapa contoh penggunaan modal kerja, yaitu:
a. Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan baku secara
tunai. Jadi mengeluarkan kas tetapi di pihak lain pesediaan
bertambah dalam jumlah yang sama, kedua-duanya adalah
aktiva lancar.
b. Adanya perubahan dari bentuk piutang ke bentuk yang lain,
dari piutang dagang menjadi piutang wesel dan seterusnya.
Dengan demikian tetap merupakan satu bagian dari modal kerja.
Sementara Agnes Sawir penggunaan modal kerja yang akan
mengurangi modal kerja, yaitu:
a. Berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun
pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan.
b. Pembayaran utang-utang jangka panjang.
c. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap (2005: 141).
Manajemen Keuangan 9
B. Investasi dalam Surat Berharga
Surat berharga adalah surat yang dapat dijual dengan cepat
tanpa mengalami kerugian.
Terdapat dua alasan penting perusahaan memiliki investasi di
berbagai surat berharga yaitu:
• Sebagai subtitusi kas , yaitu untuk penyangga pada saat
perusahaan mengalami kesulitan uang kas
• Sebagai bentuk investasi sementara untuk tujuan
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Kriteria dalam memilih kombinasi investasi beberapa surat
berharga (portofolio surat berharga) antara lain:
1. Financial risk (risiko finansial) yang ditunjukkan oleh fluktuasi
harga dan return (pendapatan) surat berharga, dengan
menghindari fluktuasi yang ekstrim.
2. Interest rate risk (risiko tingkat bunga) yang ditunjukkan
dengan perubahan harga surat berharga yang disebabkan oleh
perubahan tingkat bunga secara umum.
3. Purchasing power risk (risiko kemampuan pembelian) yang
tunjukkan oleh kemungkinan inflasi yang menur unkan
kemampuan pengadaan kembali investasi surat berharga.
4. Maketability risk yang ditunjukkan oleh dapat tidaknya surat
berharga tersebut diperjual-belikan, yang akan mempengaruhi
harga pasar surat berharga tersebut.
5. Pertimbangan pajak, yaitu karena perlakuan pajak yang berbeda
untuk : dividen, pendapatan bunga, serta capital gains.
Manajemen Keuangan 11
»» Saldo kas kemudian dikembalikan pada tingkat z, dengan
menginvestasikan kelebihan kas pada surat berharga atau
dengan menjual surat berharga untuk memperoleh kas.
»» Formula untuk menghitung biaya yang meminimumkan z
dan h adalah:
3br2
Z* = 1/3 h* = 3z*
4i
Dimana :
Z* = optimal return point
b = biaya transfer (transaksi) surat berharga
r2 = varians aliran kas masuk bersih harian
i = bunga harian untuk investasi pada surat berharga
Model Miller-Orr ini lebih fleksibel dan mudah untuk
diterapkan.
Kas
1. Kas yang meliputi uang tunai, simpanan di bank yang setiap
saat dapat diambil (giro) dan kertas berharga lainnya yang
dapat diuangkan pada bank atau lembaga keuangan lain
sebesar nilai nominalnya, harus diawasi dengan baik. Salah
satu cara pengawasan agar likuiditas perusahaan terjamin
Manajemen Keuangan 13
b. Bentuk rekonsiliasi yang bertitik tolak dari masing-masing
saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir
menuju kepada saldo yang benar. Rekonsiliasi bentuk ini
sering dinamakan rekonsiliasi delapan kolom.
Piutang Usaha
1. Piutang dan utang harus diklasifikasikan dalam kelompok
lancar dan tidak lancar. Piutang usaha, piutang wesel, piutang
bunga, dan sebagainya yang diperkirakan dapat diterima
pembayarannya dalam tempo satu tahun atau kurang dihitung
sejak tanggal neraca harus disajikan sebagai elemen aktiva
lancar. Utang usaha, utang wesel, utang bunga, utang gaji, dan
sebagainya yang harus dibayar dalam waktu satu tahun atau
kurang harus disajikan dalam neraca sebagai elemen utang
lancar.
2. Piutang dalam neraca dilaporkan sebesar nilai realisasinya
atau sejumlah yang diharapkan dapat ditagih. Selisihnya
disajikan dalam pos cadangan kerugian piutang. Akuntansi
untuk kerugian piutang bisa menerapkan metode langsung
dan metode cadangan. Dalam metode langsung kerugian
piutang diakui pada saat piutang betul-betul diketahui tidak
Manajemen Keuangan 15
dapat ditagih. Pada saat tersebut perusahaan akan membuat
jurnal dengan mendebet rekening Biaya Kerugian Piutang dan
mengkredit rekening Piutang Usaha. Dalam metode cadangan
kerugian piutang ditaksir setiap akhir periode melalui jurnal
penyesuaian debet rekening Biaya Kerugian Piutang dan kredit
rekening Cadangan Kerugian Piutang. Biaya kerugian piutang
tidak berbeda dengan biaya-biaya lain dan akan disajikan dalam
laporan rugi-laba, sedangkan rekening cadangan kerugian
piutang akan disajikan dalam neraca sebagai lawan rekening
piutang usaha.
3. Di dalam menaksir biaya kerugian piutang (cadangan kerugian
piutang) perusahaan dapat menggunakan dua pendekatan,
yaitu pendekatan rugi-laba dan pendekatan neraca. Pendekatan
rugi-laba digunakan untuk menaksir besarnya kerugian piutang.
Dan untuk penghitungan digunakan persentase tertentu dari
penjualan (yang paling tepat adalah penjualan kredit neto)
selama periode tertentu. Sedangkan pendekatan neraca dipakai
untuk menaksir jumlah cadangan kerugian piutang dengan
cara menganalisis piutang yang diragukan pengumpulannya.
Cara yang paling umum adalah dengan menggunakan daftar
umur piutang.
4. Utang dan piutang usaha yang terjadi antara perusahaan yang
sama harus disajikan secara tersendiri, tidak boleh disajikan
jumlah netonya saja. Untuk piutang yang bersaldo kredit dalam
neraca harus dilaporkan sebagai utang dan untuk utang yang
bersaldo debet harus disajikan sebagai elemen piutang.
Pengertian Persediaan
1. Persediaan adalah barang yang diperoleh perusahaan yang
dimaksudkan untuk dijual kembali atau diolah lebih lanjut dalam
rangka menjalankan kegiatan usaha normalnya. Persediaan
dalam perusahaan pengolahan akan terdiri atas persediaan
bahan baku dan bahan pembantu, persediaan barang dalam
proses, dan persediaan barang jadi.
2. Apabila selama perusahaan menyimpan persediaan terjadi
inflasi maka perusahaan akan mendapatkan laba semu akibat
kenaikan harga ini. Laba semu ini yang disebut dengan istilah
holding gains merupakan laba yang tidak tersedia untuk
dibagikan sebagai dividen. Manajemen dan pembaca laporan
keuangan harus menyadari tentang adanya holding gains ini,
agar tidak mengambil keputusan yang keliru.
Manajemen Keuangan 17
3. Persediaan merupakan elemen aktiva lancar yang penting, sebab
sukses tidaknya perencanaan dan pengawasan persediaan akan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu perusahaan.
Elemen persediaan akan berpengaruh terhadap penentuan
laba perusahaan, penentuan tingkat likuiditas perusahaan, dan
kebenaran penyajian neraca.
4. Akuntansi persediaan dapat dilakukan dengan dua cara, sistem
berkala, dan sistem permanen. Dalam sistem berkala pembelian
barang dagangan atau bahan baku akan dicatat dalam rekening
Pembelian. Pada akhir periode akan dihitung jumlah barang
atau bahan baku yang masih ada. Kemudian, melalui jurnal
penyesuaian terhadap persediaan, barulah dapat ditentukan
jumlah harga pokok penjualan atau jumlah pemakaian bahan
baku.
5. Dalam sistem permanen setiap pembelian barang atau bahan
baku langsung dicatat dalam rekening Persediaan. Demikian
juga pada saat penjualan atau pemakaian barang atau pemakaian
baha baku, jumlah harga pokok barang yang dikeluarkan
langsung dikredit pada rekening Persediaan, sedangkan
debetnya dicatat dalam rekening Harga Pokok Penjualan atau
Pemakaian Bahan Baku.
Penilaian Persediaan
1. Persediaan tidak hanya menunjukkan jumlah persediaan yang
berada di gudang perusahaan saja, tetapi meliputi juga barang-
barang milik perusahaan yang masih ada dalam perjalanan
yang dititipkan pada perusahaan lain (barang konsinyasi), dan
barang-barang secara ekonomis masih di bawah penguasaan
perusahaan.
2. Kesalahan penyajian di dalam persediaan akan mengakibatkan
kesalahan dalam laporan keuangan. Kegagalan antuk mencatat
pembelian dan utang usaha, memang tidak akan berpengaruh
terhadap laba perusahaan, tetapi akan berpengaruh terhadap
rasio lancar perusahaan.
3. Persediaan sebagaimana dengan aktiva lain akan dicatat
sebesar harga perolehannya (cost) Hinga perolehan persediaan
mencakup seluruh beban atau pengeluaran yang diperlukan
Manajemen Keuangan 19
3. Dalam keadaan harga cenderung meningkat metode MTKP
akan menghasilkan nilai persediaan yang lebih rendah,
sedangkan metode MPKP akan menghasilkan nilai persediaan
yang mendekati harga yang berlaku. Nilai persediaan yang
dihasilkan metode rata-rata akan berada di antara hasil yang
dihitung dengan metode MTKP dan MPKP.
4. Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada metode MTKP
dikembangkan metode Nilai-rupiah MTKP. Metode ini
digunakan untuk mengatasi pengaruh yang timbul karena
adanya kenaikan jumlah unit persediaan lain yang sejenis yang
jumlahnya cukup berarti.
5. Metode penilaian yang lain adalah metode persediaan besi
dan harga perolehan standar. Dalam metode persediaan besi
ditetapkan lebih persediaan yang harus ada dalam perusahaan,
baik dalam unitnya maupun harga per unitnya. Selisih antara
persediaan besi dengan persediaan yang ada dinilai sebesar
harga perolehannya dan digunakan untuk menambah atau
mengurangi jumlah persediaan besinya dalam metode harga
biaya standar, persediaan dinilai sebesar harga perolehan
standar yang telah ditetapkan di muka. Namun, apabila selisih
antara harga standar dengan harga sesungguhnya cukup berarti
maka persediaan harus dinilai atas dasar harga sesungguhnya.
Metode Taksiran
1. Penentuan jumlah persediaan dapat didasarkan pada harga
pokok (cost) yang didasarkan pada hasil perhitungan yang teliti,
baik melalui catatan persediaan secara terus-menerus (perpetual
inventory method) maupun didasarkan pada hasil perhitungan
fisik, kemudian dihitung harga pokoknya secara teliti (physical
inventory method). Namun, dalam kaitan adanya kebutuhan
informasi secara cepat, baik dalam rangka penyusunan laporan
keuangan jangka pendek maupun kebutuhan informasi
persediaan untuk tujuan lain, penentuan jumlah persediaan
dapat dilakukan secara taksiran, yaitu dengan menggunakan
Metode Laba Kotor dan Metode Harga Jual Eceran. Cara yang
demikian ini, terutama akan sangat bermanfaat bagi pengusaha
toko serba ada (swalayan).
2. Dalam metode laba kotor maka langkah pertama kali yang harus
dilakukan adalah menentukan persentase laba kotor. Persentase
ini dapat didasarkan pada harga pokok maupun harga jual.
Setelah diketahui laba kotornya berikutnya adalah menentukan
harga pokok barang yang dijual, yaitu hasil penjualan dikurangi
laba kotor. Harga pokok penjualan dikurangkan terhadap harga
barang yang tersedia untuk dijual akan dapat diperoleh “jumlah
persediaan”.
3. Dalam metode harga jual eceran maka langkah-langkah yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut.
Manajemen Keuangan 21
a. Persediaan awal ditentukan nilainya baik berdasarkan harga
pokok maupun berdasarkan harga jual eceran
b. Setiap kali ada pembelian maka harus ditentukan harga
pokok maupun harga jualnya.
c. Menentukan perlakuan terhadap perubahan harga jual eceran
(kenaikan harga pembatalan kenaikan harga, penurunan
harga dan pembatalan penurunan harga serta potongan-
potongan khusus dan adanya barang yang rusak).
d. Menentukan persentase harga pokok terhadap harga jual
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a) Kalau penentuan jumlah persediaan didasarkan pada
MPKP maka persediaan awal periode tidak dimasukkan
dalam perhitungan.
b) Kalau penentuan jumlah persediaan didasarkan pada rata-
rata maka persediaan awal turut diperhitungkan.
c) Kalau penentuan jumlah persediaan didasarkan pada
MTKP maka digunakan metode nilai rupiah (dengan
indeks).
d) Kalau penilaian persediaan didasarkan pada “yang
terendah antara harga pokok dan harga pasar” maka
penurunan harga jual eceran tidak diperhitungkan dalam
perhitungan persentase harga pokok tetapi ditambahkan
pada penjualan.
e. Menentukan jumlah persediaan berdasarkan harga pokok jual
eceran dengan cara mengurangkan hasil penjualan terhadap
barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan harga jual.
f. Menentukan jumlah persediaan berdasarkan harga pokok
dengan cara mengalikan persentase harga pokok (cost ratio)
terhadap persediaan berdasarkan harga jual.
Manajemen Keuangan 23
hak maka perlu dilakukan cut off yang tepat pada waktu akan
menyusun laporan keuangan.
2. Utang Wesel didebit dan dikredit sebesar nilai normal, baik
untuk wesel berbunga maupun tidak berbunga. Di dalam
neraca, wesel tidak berbunga dilaporkan sebesar nilai nominal.
Jika wesel berbunga maka bunga yang terutang sampai tanggal
neraca juga harus dilaporkan menambah nilai nominal.
3. Dividen Kas sah menjadi utang perusahaan jika sudah
diumumkan secara resmi oleh direksi atas pembagian laba
kepada para pemegang saham.
4. Utang Pajak Penghasilan adalah pajak penghasilan perusahaan
yang terutang atas laba bersih yang diperoleh selama satu tahun.
Sedangkan utang Pajak Penghasilan Karyawan merupakan
pajak penghasilan karyawan yang dipotong oleh perusahaan
tetapi belum disetorkan ke Kas Negara.
5. Utang Bonus merupakan jumlah bonus yang terutang kepada
karyawan. Bonus dapat dihitung dengan dasar penjualan dan
dasar laba. Jika laba yang menjadi dasar perhitungan bonus
maka bonus dapat ditentukan dari 4 alternatif, yaitu. (1) bonus
dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak, (2) bonus
dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus, tetapi sebelum
dikurangi pajak, (3) bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi
pajak tetapi sebelum dikurangi bonus dan (4) bonus dihitung
dari laba bersih sesudah dikurangi bonus dan pajak.
Manajemen Keuangan 25
Investasi Jangka Panjang Saham
1. Investasi Jangka Panjang saham merupakan investasi yang
dilakukan dalam jangka panjang pada saham yang dikeluarkan
oleh perusahaan lain. Saham bisa berupa saham biasa dan saham
prioritas.
2. Akuntansi untuk investasi saham terdiri dari investasi pada
saat pertama kali saham diperoleh, selama masa investasi dan
saat penjualan serta saat penarikan oleh perusahaan penerbit.
3. Dalam neraca, investasi jangka panjang saham dilaporkan
sebesar harga perolehannya. Jika diketahui harga pasarnya maka
agar lebih informatif, investasi perlu dijelaskan nilai pasarnya
itu, misalnya dalam tanda kurung.
Manajemen Keuangan 27
28 Dr. Ir. Agus Zainul Arifin, M.M.
BAB III
MANAJEMEN KREDIT
A. Kebijakan Kredit
Manajemen kredit yang efektif merupakan hal yang sangat
penting, karena seperti yang akan dibahas pada bab ini, terlalu
banyak kredit akan menambah biaya dalam bentuk investasi dan
pemeliharaan piutang, sementara itu kredit yang terlalu sedikit
juga dapat menyebabkan kerugian dalam penjualan.
Manajemen kredit memiliki fungsi, antara lain:
1. Menentukan kebijakan kredit apa yang harus diterapkan
perusahaan
2. Melaksanakan kebijakan kredit tersebut
3. Dan menyesuaikan kebijakan kredit ketika dibutuhkan.
Kebijakan kredit merupakan susunan keputusan yang
meliputi standar kredit perusahaan, syarat-syarat kredit, merode
yang digunakan untuk mengumpulkan kredit, dan prosedur
pengawasan kredit. Kebijakan kredit pada suatu perusahaan
mengandung empat variabel, antara lain:
1. Standar kredit
Merujuk pada kekuatan finansial minimum dari kredit
konsumen yang dapat diterima dan jumlah kredit yang
tersedia bagi konsumen yang berbeda.
2. Syarat kredit
Meliputi kondisi dari penjualan kredit, seperti lama waktu
pembayaran konsumen terhadap pembelian mereka, atau
juga ditawarkan diskon bagi pelunasan yang lebih awal,
dsb.
3. Kebijakan penagihan perusahaan
Dimana diukur berdasarkan kemampuan dan kelemahan
dalam menagih piutang perusahaan.
Manajemen Keuangan 29
4. Fungsi pengawasan
Yaitu evaluasi berkala dari piutang dan pola pembaya
ran konsumen untuk memastikan kebijakan kredit telah
diadministrasikan dengan benar, dan untuk menentukan
apakah diperlukan perubahan pada kebijakan kreditnya.
Standar kredit berarti kemampuan dan kelayakan kredit
konsumen yang harus ditetapkan untuk mengetahui apakah sudah
memiliki kualifikasi kredit. Standar kredit perusahaan dipakai
untuk menentukan kualifikasi konsumen terhadap syarat kredit
regular dan berapa besar kredit yang dapat diterima konsumen.
Mengatur standar kredit secara mutlak membutuhkan
pengukuran terhadap kualitas kredit, yang ditetapkan karena
adanya kemungkinan konsumen yang lalai, dan tidak membayar
kreditnya.
Sistem 5 CS terdiri dari lima cakupan, yaitu:
1. Karakteristik
Yaitu adanya kemungkinan konsumen yang melakukan
kredit membayar dan melunasi hutang-hutangnya.
2. Kapasitas
Yaitu penilaian subjektif mengenai kemampuan kon
sumen untuk melunasi kredit. Kapasitas menjadi alat ukur
terhadap kemampuan konsumen yang melakukan kredit
untuk menghasilkan uang yang cukup untuk melakukan
kredit.
3. Kapital
Yaitu diukur dengan cara melihat kondisi keuangan
keseluruhan dari peminjam yang diindikasikan dari analisis
terhadap laporan keuangannya.
4. Kolateral
Yang digambarkan oleh asset peminjam yang dijaminkan
sebagai bahan jaminan dalam rangka memperoleh kredit.
5. Kondisi
Yaitu mengenai keadaan perekonomian, perkembangan
wilayah geografis, ataupun perkembangan sektor ekono-
mi yang mungkin akan memberi pengaruh terhadap
Manajemen Keuangan 31
nilai angka tunggal dan bukan atas dasar penafsiran subjektif dari
berbagai macam faktor.
Dalam hal penggunaan MDA, manajer kredit menggunakan
penghitungan di bawah ini untuk mengevaluasi kelayakan kredit
dari konsumen di masa mendatang:
Credit score = [3.0 x (TIE)] + [5.2 x (quick Ratio)] – [18.0 x (debt
ratio)]+ [2.5 x (years in business)]
Kemudian, manajer kredit menentukan hasilnya sebagai score,
yakni jika score berada di bawah 30 berarti konsumen memiliki
resiko kredit yang rendah, 30-45 mengindikasikan resiko kredit
yang cukup, dan score di atas 45 merupakan resiko kredit yang baik.
C. Syarat Kredit
Syarat kredit merupakan kondisi pembayaran yang ditawarkan
kepada konsumen yang melakukan kredit; syarat-syaratnya
meliputi panjang masa kredit atau periode kredit dan penawaran
diskon.
Periode Kredit
Periode kredit merupakan periode waktu yang diberikan
selama kredit; setelah masa itu, akun kredit dinyatakan menunggak.
Diskon Tunai
Diskon tunai atau cash discount merupakan potongan atau
pengurangan harga faktur barang yang ditawarkan penjual untuk
mendorong konsumen melakukan pembayaran lebih awal. Jika
penjualan bersifat musiman, perusahaan dapat menggunakan
seasonal dating untuk menentukan periode kredit.
Aging Schedule
Merupakan suatu laporan yang menunjukkan berapa lama
piutang tidak dibayarkan; laporan ini memisahkan piutang menjadi
beberapa periode spesifik, yaitu menyediakan informasi mengenai
proporsi piutang yang ada dengan proporsi piutang yang telah
melewati masa jatuh tempo.
Manajemen Keuangan 33
Penggunaan Komputer dalam Manajemen Piutang
Bisnis yang telah maju akan menggunakan sistem komputer
untuk mencatat penjualan, untuk mengirim tagihan, untuk menjaga
kapan tagihan harus dibayarkan, untuk memperingati manajer
kredit kapan suatu akun jatuh tempo, dan untuk memastikan
tindakan yang harus diambil untuk melakukan pengumpulan akun
yang telah jatuh tempo.
Manajemen Keuangan 35
36 Dr. Ir. Agus Zainul Arifin, M.M.
BAB IV
MANAJEMEN PERSEDIAAN
A. Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan pembentuk hubungan antara produksi
dan penjualan produk. Persediaan memberikan fleksibilitas dalam
pembelian, jadwal produksi dan pemberian jasa kepada pelanggan.
Dalam perusahaan-perusahaan manufaktur, persediaan tersebut
meliputi bahan baku, barang dalam proses ( barang setengah jadi)
dan barang jadi.
Persediaan pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva
lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal
ini mudah dipahami karena persediaan merupakan faktor penting
dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan.
Ditinjau dari segi neraca persediaan adalah barang-barang atau
bahan yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang
yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode
normal perusahaan. Sifat dan wujud persediaan sangat bervariasi
tergantung sifat, jenis dan bidang usaha perusahaan. Persediaan
bagi perusahaan yang satu mungkin bukan merupakan persediaan
bagi perusahaan yang lain. Misalkan mobil, bagi perusahaan
dagang kendaraan bermotor merupakan persediaan tetapi bagi
perusahaan satu transportasi itu merupakan aktiva.
Manfaat persediaan ada 5 yaitu :
1. Memungkinkan pengguna sumber daya dan penjadwal
an produksi secara efisien. Tanpa adanya persediaan jenis
ini, tiap tahap produksi harus menunggu tahap sebelumnya
menyelesaikan sebuah unit.
2. Persediaan bahan mentah memberi fleksibilitas dalam pembelian
bagi perusahaan. Tanpa persediaan bahan mentah, perusahaan
Manajemen Keuangan 37
harus memakai dasar ‘hand-to-mouth,’ membeli bahan mentah
secara ketat untuk memenuhi jadwal produksinya.
3. Persediaan barang jadi memberi perusahaan fleksibilitas dalam
jadwal produksi dan pemasarannya.
4. Persediaan dalam jumlah besar memungkinkan pelayanan yang
efisien terhadap permintaan pelanggan.
5. Terdapat beberapa keuntungan dengan adanya peningkatan
persediaan. Perusahaan dapat mempengaruhi ekonomi produksi
dan pembelian serta dapat memenuhi pesanan dengan lebih
cepat.
Perusahaan manufaktur pada umumnya mempunyai tiga jenis
persediaan, yaitu:
1. Bahan baku
Persediaan bahan baku dipengaruhi oleh per kiraan
produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya
pihak pemasok serta tingkat efisiensi penjadualan pembelian
kegiatan produksi.
2. Barang dalam proses (barang setengah jadi)
Persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh
lamanya produksi, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak
saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan
saat penyelesaian barang jadi. Per putaran persediaan
bisa ditingkatkan dengan jalam memperpendek lamanya
produksi. Dalam rangka memperpendek waktu produksi,
salah satu cara adalah dengan menyempurnakan teknik-
teknik baru seperti manajemen persediaan tepat waktu
(JIT). Cara lain adalah dengan membeli bahan-bahan dan
bukannya membuat sendiri.
3. Barang jadi
Persediaan barang jadi merupakan masalah koordinasi
produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat me
rangsang peningkatan penjualan dengan cara me ngubah
persyaratan kredit atau dengan memberikan kredit untuk
risiko yang kecil (marginal risk)
Biaya Penyimpanan
Makin besarnya persediaan, makin besar pula biaya gudang,
asuransi dan pajak kekayaan. Biaya penggudangan lebih terkait
langsung dengan besarnya persediaan daripada dengan nilai
barang yang dibeli. Akan tetapi, jenis biaya-biaya penyimpanan
yang lain bisa naik turun mengikuti nilai persediaan. Selain itu,
barang yang lebih berharga nilainya bisa membutuhkan tambahan
perlindungan dan penjagaan. Dengan demikian, seringkali biaya
gudang dan biaya-biaya penyimpanan dinyatakan dengan angka
persentase terhadap nilai persediaan.
Biaya Pemesanan
Yang dimaksud dengan biaya pemesanan adalah semua biaya
yang dikeluarkan untuk memesan barang bila barang tersebut
dibeli dari pihak lain, biaya penyetelan mesin bila barang tersebut
diproduksi sendiri. Biaya tersebut meliputi biaya sejak dilakukan
pemesanan hingga pesanan itu sampai di gudang, biaya tersebut
seperti biaya persiapan, penerimaan, pengecekan, penimbangan
dan biaya lainnya hingga persediaan siap untuk diproses.
Manajemen Keuangan 39
Persediaan Pengaman
Yang dinamakan persediaan pengaman adalah persediaan
yang disimpan perusahaan dalam usaha mencegah kemungkinan
kehabisan barang-barang untuk dijual. Jika persediaan pengaman
tidak mencukupi, perusahaan akan menanggung rugi karena
kehilangan kesempatan untuk menjual dan hilangnya kepercayaan
pelanggan.
Biaya ini meliputi biaya pesan secara cepat atau khusus dan
biaya produksi karena adanya operasi ekstra.
Manajemen Keuangan 41
periode perencanaan perusahaan. EOQ merupakan konsep yang
penting dalam pembelian bahan mentah dan penyimpanan barang
jadi serta persediaan dalam pemindahan.
Contoh Soal 3
Sama dalam kasus Emerson, kita peroleh
EOQ = 2($125)(3,600)
(0.25)($40)
= $900,000
$10
= 90,000
= 300 units per order
Bila EOQ ini dipesan 12 kali dalam satu tahun (3.600/300 = 12),
atau setiap 30 hari, maka total biaya pemesanan dan penyimpanan
persediaan akan minimum.
Sistem Komputerisasi
Perkembangan teknologi komputer akhir-akhir ini telah
mengubah sistem pengendalian persediaan. Banyak perusahaan
besar memanfaatkan komputer dalam manajemen persediaan.
Dengan komputerisasi, dimungkinkan pencatatan persediaan,
pengurangan dan pengolahan data persediaan dilakukan dengan
sangat cepat. Selain itu komputer dapat menyediakan data kapan
harus dilakukan pesanan kembali.
Data yang disajikan mencakup pengurangan persediaan,
penentuan harga pokok penjualan sampai dengan penyediaan
margin atas produk yang dijual. Bahkan di negara maju telah
banyak supermarket yang menghubungkan komputer mereka
dengan supplier. Sehingga pihak supplier segera mengetahui tingkat
persediaan dan kapan harus mengisi kembali. Dengan demikian
supermaket tersebut dapat menekan tingkat persediaan pada
tingkat yang sangat rendah sehingga perputaran persediaannya
meningkat sangat tinggi.
Manajemen Keuangan 43
Toyota tidak perlu harus mempertahankan persediaan yang besar,
tetapi ini diperlukan adanya koordinasi yang baik antara bagian
perakitan dengan supplier baik menyangkut kuantitas, kualitas dan
ketepatan spesifikasi lainnya.
Just-in time method ini tidak hanya dapat diterapkan di
perusahaan besar tetapi dapat juga diterapkan oleh perusahaan
kecil. Bahkan perusahaan kecil akan lebih mudah menerapkan
just-in time method ini karena relatif lebih mudah dalam redefine
job function dibandingkan dengan perusahaan besar. Bagaimana
prospek metode just-in time ini di Indonesia, tampaknya penerapan
metode ini masih menghadapi beberapa kendala. Khususnya yang
menyangkut masalah transportasi.
Jika input yang diperlukan dipenuhi dari luar perusahaan
maka masalah ketepatan pengiriman rupanya masih menjadi
kendala terbesar. Ini disebabkan karena prasarana angkutan yang
masih belum memadai, selain itu jaminan ketepatan baik kuantitas
maupun kualitas input masih sangat memprihatinkan. Penerapan
metode ini sangat memerlukan adanya komitmen bersama antara
supplier dan perusahaan pemakai.
Out-scourcing
Alternatif lain dalam pengendalian persediaan ini adalah
dengan cara membeli dari pihak luar. Dengan cara ini maka
perusahaan tidak perlu harus memproduksi sendiri input yang
diperlukan dalam proses produksi. Alternatif membeli dari luar dan
dikombinasikan dengan just-in time method akan mampu menekan
persediaan pada tingkat yang sangat rendah dan dengan demikian
akan meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan.
Meskipun demikian ada alasan lain pembelian input dari luar
yakni semata-mata karena mungkin alternatif ini lebih murah
dibandingkan dengan memproduksi sendiri input yang diperlukan.
Manajemen Keuangan 45
Dalam perkembangannya kini telah muncul MRP II merupakan
pengembangan MRP yang menggabungkan pemrosesan pesanan,
tagihan, persediaan pada retailer serta aktivitas penggunaan
karyawan dan mesin menjadi suatu sistem dalam perusahaan.
Sehingga MRP II sifatnya lebih luas dibanding MRP karena
melibatkan sistem pemesanan dan penjualan dalam membuat
skedul produksi untuk produk akhir di masa depan. Generasi
terbaru kini telah sampai pada MRP III.
Manajemen Keuangan 47
untuk kebijakan kredit yang optimum dan tidak menyimpan surat
berharga, kecuali jika tingkat pengembaliannya melebihi biaya
modal (suatu hal yang tidak mungkin terjadi). Jumlah aktiva lancar
yang sesuai dengan prakiraan yang tepat merupakan jumlah
optimum teroretis untuk mencapai laba maksimum perusahaan.
Manajemen Keuangan 49
lebih longgar dari pada kredit yang diberikan perusahan baru.
Suatu contoh adalah pabrikan yang ingin mendapatkan keagenan
di daerah tertentu memberikan pinjaman kepada perusahaan baru
untuk menutup biaya operasinya selama tahap-tahap awal dan
mengatur pembayaran hutangnya sesuai dengan penerimaan
kasnya. Walupun demikian, pihak pembeli harus berhati-hati
bahwa dalam kejadian semacam itu tidak berarti bahwa perusahaan
tidak membayar biaya atas pembiayaan yang tersembunyi dalam
bentuk harga-harga produk yang lebih tinggi ketimbang harga yang
bisa diperoleh di tempat lain. Memperpanjang jangka waktu kredit
berarti tambahan biaya bagi perusahaan penjual, dan perusahaan
ini mungkin saja telah menaikkan harga-harganya untuk menutup
biaya kredit yang nampaknya diberikan secara cuma-cuma.
Manajemen Keuangan 51
• Saldo Kompensasi
Bank biasanya menentukan bahwa peminjaman reguler
harus mempertahankan salo rekening giro (checking account)
kira-kira sama dengan 15 atau 20 persen dari sisa pinjaman.
Saldo yang harus dipertahankan tersebut biasa dikenal
dengan saldo kompensasi yang merupakan cara untuk
menaikkan suku bunga efektif.
• Pembayaran Kembali Pinjaman Bank
Oleh karena pada umumnya simpanan di bank dapat ditarik
menurut permintaan, maka bank-bank komersial berusaha
mencegah perusahaan dalam meng gunakan kredit bank
untuk pembiayaan permanen.
• Biaya Pinjaman Bank Komersial
Biaya pinjaman bank komersial bervariasi, dengan suku
bungan efektif tergantung dari karakteristik perusahaan
dan tingkat suku bunga yang berlaku.
• Suku Bunga Reguler
Penentuan suku bungan efektif atau suku bunga yang
sebenarnya dari suatu pinjaman tergantung pada suku
bunga yang dinyatakan dan metode yang digunakan
pemberi pinjaman, maka suku bunga yang dinyatakan
merupakan suku bunga efektif. Misalnya, pinjaman sebesar
Rp 20.000.000 selama satu tahun dengan suku bunga 10
persen, bunganya adalah Rp 2.000.000
Pinjaman " Regular" , bunga
Bunga
dibay ar p ada saat jatuh tempo
Jumlah Pinjaman
Rp 2.000.000
= 10%
Rp 20.000.00
Manajemen Keuangan 53
komersial mereka yang beredar, dan biaya yang haurs dibayarkan
untuk jenis kredit ini.
Pasar surat berharga komersial mempunyai beberapa kelebihan:
1. Pasar memungkinkan distribusi surat berharga komersial yang
paling luas dan paling menguntungkan.
2. Pasar menyediakan lebih banyak dana dengan suku bunga yang
lebih rendah ketimbang yang disediakan cara lain
3. Peminjam terhindar dari ketidaknyamanan dan beban
pengaturan pembiayaan dengan sejumlah institusi, yang
masing-masing memerlukan saldo kompensasi.
4. Publisitas dan prestise peminjam bertambah karena produk dan
surat berharga komersialnya menjadi lebih luas dikenal
5. Dealer surat berharga komersial sering kali memberikan nasihat
yang bernilai kepada para klien.
Kelemahan dari pasar surat berharga komersial adalah
bahwa seorang peminjam yang sedang dalam kesulitan keuangan
menerima sedikit bantuan oleh karena jual-beli surat berharga
komersial tidak bersifat pribadi.
Manajemen Keuangan 55
bebas menjual persediaan tersebut. Jadi, nilai jaminan itu dapat
berkurang.
Sertifikat Jaminan
Sertifikat jaminan (collateral certificate) menjamin adanya jumlah
persediaan yang digadaikan sebagai jaminan pinjaman. Sertifikat
Manajemen Keuangan 57
58 Dr. Ir. Agus Zainul Arifin, M.M.
BAB V
PENGANGGARAN MODAL
Manajemen Keuangan 59
b. Penggantian : pengurangan biaya
Kategori ini termasuk pengeluaran untuk mengganti
peralatan yang telah usang. Tujuannya adalah untuk
menurunkan biaya tenaga kerja, bahan, dan input lainnya
seperti listrik. Keputusan ini adalah bijaksana dan secara
wajar bisanya memerlukan analisis yang terinci.
c. Ekspansi produk atau pasar yang ada
Di sini termasuk pengeluaran untuk meningkatkan output
produk yang sudah ada, atau untuk memperluas outlet
ritel atau fasilitas distribusi dalam pasar yang sekarang
dilayani. Keputusan ini lebih kompleks karena memerlukan
peramalan eksplisit ten tang pertumbuhan permintaan.
Kesalahfahaman lebih sering terjadi, sehingga diperlukan
analisis yang lebih terinci. Juga, keputusan jadi/tidak
jadi biasanya dibuat pada tingkat yang lebih tinggi dalam
perusahaan.
d. Ekspansi ke dalam produk atau pasar baru
Ini adalah investasi untuk menghasilkan produk baru
atau untuk memperluas ke daerah geografi yang saat ini
tidak teryalani. Proyek ini melibatkan keputusan strategis
yang dapat mengubah sifat mendasar bisnis, dan biasanya
membutuhkan pengeluaran uang dalam jumlah besar
dan pengembalian yang lebih lambat. Dalam proyek ini
selalu diperlukan analisis yang terinci dan keputusan
akhir biasanya dibuat pada tingkat paling atas-oleh dewan
direksi sebagai bagian dari rencana strategis perusahaan.
e. Proyek pengaman dan/atau lingkungan
Kategoti ini meliputi pengeluaran yang diperlukan untuk
memenuhi permintaan pemerintah, perjanjian tenaga
kerja, atau polis asuransi. Pengeluaran ini disebut investasi
jawib dan biasanya menyangkut proyek tanpa pendapatan.
Bagaimana mereka menangani proyek ini tergantung pada
ukurannya, di mana ukuran yang kecil akan diperlukan
seperti kategori yang diuraikan di atas.
Manajemen Keuangan 61
menghitung nilai sekarang terhadap arus kasnya. Dengan tidak
mempertimbangkan seluruh arus kas, berarti metode tersebut
mengabaikan sejumlah besar arus kas alternat. Metode jangka
pengembalian juga melanggar prinsip penambahan nilai.
Payback Period = I0
CF
n
ARR = ∑ CFt ÷ I0
t=1 n
n
NPV = ∑ CFt - I0
t=1 (1+k)t
0 = ∑ NCFt
(1+ IRR)
IRR = k1 % + [x ÷ x-y] ∆ k% atau
k2 % + [y ÷ y-x] ∆ k%
∆ k% = k2 % - k1 %
Manajemen Keuangan 63
Jika pada akhir tahun mesin dijual dengan harga berbeda dari
nilai sisa maka terminal cashflow menjadi : = OCF + modal kerja
bersih + nilai jual + tax gain (- tax loss)
Dimana:
• Jika nilai jual > nilai sisa maka terjadi tax loss sehingga
mengurangi TCF.
(tax x (selisih nilai jual dan nilai sisa))
• Jika nilai jual < nilai sisa maka terjadi tax gain sehingga
menambah TCF.
(tax x (selisih nilai jual dan nilai sisa)
D. Dampak Inflasi
Dampak inflasi setidaknya memerlukan dua tahap pembahasan:
inflasi netral dan inflasi nonnetral. Inflasi netral berarti bahwa
semua harga dan biaya naik secara proporsional sehingga struktur
umum harga dan biaya tetap sama. Inflasi nonnetral berarti bahwa
harga dan biaya mungkin naik dengan derajat yang berbeda-beda
sehingga sebagian pemegang andil memperoleh keuntungan dan
sebagian rugi karena inflasi.
Dalam inflasi netral terjadi beberapa hubungan suku bunga
yang mendasar. Dalam inflasi netral kita memperoleh hasil yang
sama baik jika analisis dilakukan dalam angka riil atau dalam
angka nominal. Dalam inflasi nonnetral hasilnya tergantung pada
fleksibilitas alternat pendapatan dan biaya.
Dalam inflasi nonnetral, harga jual mungkin naik lebih
cepat daripada biaya upah. Jika demikian, pendapatan dan
laba perusahaan mungkin memperoleh keuntungan dengan
mengorbankan pendapatan upah, atau upah naik dengan
lternati adanya inflasi sehingga pendapatan dan laba perusahaan
dapat ditekan. Suku bunga pada kupon obligasi kemungkinan
mengandung biaya bunga tambahan untuk memainkan lternati
inflasi dan sampai pada tingkat tertentu, risiko inflasi yang tidak
pasti. Jika inflasi sebenarnya melebihi premi inflasi dalam kupon
obligasi tersebut, para pemegang obligasi akan mengalami kerugian.
Sebaliknya, jika inflasi lebih rendah daripada yang diperkirakan,
mereka untung.
Inflasi kemungkinan akan menekan laba setelah pajak karena
ltern pajak A.S yang sekarang berlaku mengenakan pajak atas
laba nominal dan bukan laba rill. Jadi perlindungan pajak yang
diberikan oleh beban penyusutan adalah tetap dalam angka
nominal. Maka dengan inflasi yang lebih tinggi, nilai rill dari per
lindungan pajak penyusutan ini menurun. Dalam hal ini nilai sisa
naik karena inflasi, keuntungannya dikenai pajak walaupun angka
Manajemen Keuangan 65
rill mungkin tidak ada kenaikan nilai sisa. Tanpa indeksasi untuk
inflasi, ltern pajak akan menurunkan nilai rill dari perlindungan
pajak dan dikenaikan gadungan dalam nilai sisa.
Pemilihan berbagai alternatif proyek dengan skala yang sama
tetapi umur yang berbeda dan masing-masing proyek dapat
diulang,
• Pemilihan tipe (merk) mesin dengan harga yang sama, tetapi
hasil dan umur yang berbeda
• Pemilihan jangka waktu panen yang berbeda untuk ladang
yang sama
• Pemecahan menurut Weston
• Bila kedua proyek dapat diulang maka kedua proyek diulang
sehingga mempunyai umur yang sama
• Kemudian dibandingkan NPV nya
• Proyek dengan NPV tertinggi yang dipilih
Contoh yang baik tentang pemilihan proyek-proyek yang
bersifat saling ekslusif (mutual exclusive) dengan umur yang
berbeda salah keputusan tentang kapan pohon-pohon tumbuh
dipanen, atau kapan whiski yang sedang diproses tuakan di botol.
Misalnya, pohon yang sedang tumbuh dapat dipanen setelah
empat tahun, lima tahun dan sembilan tahun. Setiap tanggal panen
merupakan alternatif paling ekslusif. Dalam kenyataannya jumlah
alternatif keputusan untuk panen adalah tak terhingga, dan di sini
hanya dipilih saat permanen optimal yang akan memaksimumkan
kekayaan pemegang saham.
Salah satu aspek penting dalam masalah pemanenan pohon
adalah bahwa proyek dapat diulang tak terhingga kali. Jika
diputuskan untuk dipanen setelah lima tahun, berarti proyek
diulang dengan menanam ulang pada area yang sama dan
menunggu lima tahun untuk panen kembali. Akibatnya, keputusan
untuk memanen setelah lima tahun sebenarnya merupakan suatu
strategi jangka panjang yang berlangsung tanpa batas.
Manajemen Keuangan 67
68 Dr. Ir. Agus Zainul Arifin, M.M.
BAB VI
STRUKTUR KEUANGAN DAN
STRUKTUR MODAL
Sedangkan,
Struktur modal adalah sumber dana jangka panjang yang
tertanam dalam perusahaan dengan jangka waktu > satu tahun.
Struktur modal (capital structure) terdiri dari komponen sumber
dana jangka panjang berupa:
- Hutang jangka panjang
- Saham preferen
- Saham biasa (common equity)
• Modal disetor
• Agio saham/ disagio saham
• Laba ditahan
Manajemen Keuangan 69
Struktur modal suatu perusahaan merupakan sebagian dari
struktur keuangannya dan kedua struktur diatas dapat dianalisa
atas dasar nilai buku atau nilai pasar.
Perhitungan biaya modal terdiri-dari:
- Atas dasar ruang lingkup
• Biaya modal individual
• Biaya modal keseluruhan ( WACC )
- Atas dasar pajak
• Biaya modal sebelum pajak
• Biaya modal sesudah pajak
- Atas dasar nilai
• Biaya modal atas dasar nilai buku ( akuntansi )
• Biaya modal atas dasar nilai pasar
Menghitung biaya bunga ada 2 tahap:
1. Biaya hutang ( kd,kdT )
a. Biaya saham preferen ( kp)
b. Biaya saham biasa (Kp)
c. Biaya RE/ laba ditahan ( Kr )
2. Biaya total rata-rata ( weighted average cost of capital/ WACC=k)
Manajemen Keuangan 71
1. Variabilitas permintaan (unit yang terjual)
Dengan asumsi hal-hal lain tetap, semakin stabil penjualan
unit perusahaan, semakin kecil tingkat resikonya. Jumlah
persaingan yang dihadapi suatu perusahaan merupakan
faktor yang berpengaruh.
2. Variabilitas harga jual
Perusahaan dimana produk-produknya dijual dalam pasar
yang sangat mudah berubah menghadapi resiko bisnis yang
lebih tinggi daripada perusahaan sejenis yang harga jual
produknya relatif stabil. Terlebih lagi jumlah persaingan
yang dihadapi merupakan faktor yang sangat penting.
3. Variabilitas harga masukan
Perusahaan yang biaya masukannya, termasuk biaya
pengembangan produk, sangat tidak pasti dalam meng
hadapi risiko bisnis yang tinggi.
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga keluaran terhadap
perubahan harga masukan
Sejumlah perusahaan menghadapi sedikit kesulitan dalam
menaikkan harga produknya apabila biaya masukan naik,
dan semakin besar kemampuan perusahaan menyesuaikan
harga keluaran, maka semakin kecil resiko bisnisnya. Faktor
ini penting dalam kondisi tingkat inflasi yang tinggi.
5. Sejauh mana biaya-biaya bersifat tetap: leverage operasi
Jika persentasi tinggi dari biaya adalah tetap, sehingga tidak
menurun apabila permintaan menurun, maka hal ini akan
memperbesar resiko bisnis perusahaan. Faktor ini disebut
leverage operasi.
Leverage keuangan (operating leverage) adalah seberapa biaya
tetap digunakan dalam operasi suatu perusahaan. Dalam istilah
bisnis, bila hal-hal lain tetap, tingkat leverage yang operasi yang
tinggi, berarti perubahan laba operasi yang besar.
Titik impas (break event point) adalah volume penjualan dimana
total biaya sama dengan total pendapatan, yang mengakibatkan
laba operasi (EBIT) sam dengan nol.
Risiko Keuangan
Yaitu kenaikan risiko pemegang saham, yang melebihi risiko
bisnis dasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage.
Leverage keuangan (financial leverage) adalah suatu ukuran
yang menunjukkan sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap
(utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal
perusahaan.
Manajemen Keuangan 73
anggaran dasar perseroannya.
b. Indifference point of EPS
Tabel EPS dengan jumlah leverage keuangan yang berbeda-
beda (dalam ribuan dollar, kecuali angka per saham)
5
I. Perhitungan EBIT
Probabilitas penjualan yang 0,2 0,6 0,2
ditunjukkan
Penjualan $100,0 $200,0 $300,0
Biaya tetap 40,0 40,0 40,0
Biaya variable (60% dari 60,0 120,0 180,0
penjualan)
Biaya total(kecuali bunga) $100 $160 $220
Laba sebelum bunga dan pajak $0,0 $40,0 $80,0
(EBIT)
II. Situasi jika Utang/aktiva (D/A)=0%
EBIT (dari bagian I) $ 0,0 40,0 80,0
Dikurangi bunga 0,0
Laba sebelum pajak (EBT) $0
Pajak (40%) 0
Laba bersih $0,0 $24,0 $48,0
Laba per saham (EPS) atas 0,0 $2,40 $4,80
10.000 saham a
Manajemen Keuangan 75
contoh kita, EPSI = $1,44
c. Struktur modal / harga saham – biaya modal
Struktur modal yang optimal adalah struktur modal
yang memaksimumkan harga saham perusahaan, dan ini
memerlukan rasio utang yang memaksimumkan EPS.
Harga saham berkaitan secara positif dengan dividen yang
diharapkan tetapi berkaitan secara negatif dengan tingkat
pengembalian yang disyaratkan pada ekuitas. Perusahaan
dengan laba yang tinggi mampu membayar dividen yang
lebih tinggi, jadi selama tingkat utang yang lebih tinggi
menaikkan laba per saham yang diharapkan, leverage
bekerja mengungkit harga saham. Namun, tingkat utang
yang lebih tinggi juga meningkatkan risiko perusahaan,
yang menaikkan biaya ekuitas dan selanjutnya menurunkan
harga saham. Jadi, sekalipun kenaikan rasio utang dari
40 ke 50 persen menaikan EPS, kenaikan EPS yang terjadi
kurang sepadan dengan dibandingkan dengan kenaikan
dalam risiko.
Taksiran Harga saham dan biaya modal untuk Bigbee
dengan rasio utang/ aktiva yang berbeda
Rata-rata
EPS yang Ks (kRF + tertimbang
Utang/ Estimasi Estimasi Hasil Rasio
kd diharapkan (kM- kRF) dari biaya
Aktiva Beta Harga C P/E
(dan DPS) a
b)b modal
(WACC)d
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
0% - $2,40 1,5 12% $20 8,33 12%
10 8% 2,56 1,55 12,2 20,98 8,20 11,46
20 8,3 2,75 1,65 12,6 21,83 7,94 11,08
30 9 2,97 1,8 13,3 22,50 7,58 10,86
40 10 3,2 2 14 22.86 7,14 10,80
50 12 3,36 2,3 15,2 22,11 6,58 11,20
60 15 3,3 2,7 16,8 19,64 5,95 12,12
A.
Bigbee membagika semua labanya sebagai dividen, jadi EPS =
DPS
B.
Kita mengasumsikan bahwa kRF= 6% dan kM = 10%.
Karena itu, untuk utang/aktiva sebesar nol, kS = 6% + (10%
- 6%)1,5=6%+6%=12%. Nilai-nilai kS lainnya dihitung dengan
Manajemen Keuangan 77
akan besar peluang bagi perusahaan atau kelompok manajemen
lain untuk mengambil alih perusahaan tersebut, menaikkan
leverage-nya, yang pada akhirnya kenaikan nilainya.
c. Manajer perusahaan besar, khususnya yang memberikan
pelayanan vital seperti listrik atau telepon, bertanggung jawab
untuk menyediakan pelayanan yang berkelanjutan; karena
itu, mereka harus menghindari penggunaan leverage yang
membahayakan kelangsungan jangka panjang perusahaan.
9
d. Karena semua hal tersebut, para manajer memperhatikan
secara serius pengaruh leverage keuangan terhadap risiko
kebangkrutan, sehingga analisis atas faktor ini merupakan
masukkan penting dalam semua keputusan yang menyangkut
struktur modal. Dengan demikian, manajemen memberikan
bobot yang tinggi kepada indikator kekuatan keuangan
perusahaan seperti rasio kemampuan membayar bunga. Makin
rendah rasio ini, makin tinggi probabilitas perusahaan tidak
mampu membayar utang-utangnya dan jatuh bangkrut.
A. Biaya Modal
Pada bagian ini akan dikembangkan prinsip-prinsip dan model
yang dapat dipergunakan untuk menghitung biaya modal yang
meliputi biaya utang, biaya saham preferen, dan saham biasa.
Penggunaan model-model tersebut nantinya memerlukan judgment
para analis dalam menggunakannya, khususnya apabila mengukur
biaya modal sendiri.
Biaya modal adalah biaya yang hars dikeluarkan atau
harus dibayar untuk mendapatkan modal baik yang berasal
dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk membiayai investasi perusahaan. Dalam pembicaraan ini
hanya modal (dana) jangka panjang saja yang akan dibicarakan
hal ini disebabkan karena konsep biaya modal hanya relevan
untuk keputusan jangka panjang. Keputusan jangka panjang itu
khususnya menyangkut masalah keputusan investasi pada aktiva
tetap atau secara luas masalah capital budgeting.
Pengertian required rate of return sebenarnya dapat dilihat dari
dua sisi. Dari pihak investor, tinggi rendahnya tingkat keuntungan
yang diisyaratkan merupakan pencerminan (dipengaruhi) oleh
tingkat risiko, aktiva yang dimiliki dan struktur modal serta
faktor lain seperti manajemen. Sedangkan di pihak perusahaan,
tingkat keuntungan yang diminta - katakanlah dari pemegang
saham preferen – merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan modal dari pemegang saham preferen. Dengan
demikian secara umum bahwa risiko perusahaan yang tinggi
berakibat bahwa tingkat keuntungan yang diminta oleh investor
juga tinggi dan itu berarti biaya modal juga tinggi.
Manajemen Keuangan 79
Biaya modal juga dapat diukur dengan rate of return minimum
dari investasi baru yang dilakukan perusahaan, tentu dengan
asumsi bahwa tingkat risiko investasi baru tersebut sama dengan
risiko aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini dan pengertian biaya
modal itu adalah biaya modal rata-rata tertimbang yang secara
jelas akan dibicarakan kemudian. Jika investasi baru menghasilkan
tingkat keuntungan yang lebih besar daripada biaya modal, maka
nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya apabila investasi
baru tersebut memberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah
daripada biaya modal, maka nilai perusahaan akan menurun.
Pada bagian ini akan dibicarakan tradeoff antara risiko dan tingkat
keuntungan yang diminta oleh investor dan mengukur biaya
modal individu serta biaya modal rata-rata tertimbang (weighted
average cost of capital).
Seperti telah disebutkan bahwa tinggi rendahnya
tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh tingkat
keuntungan bebas risiko (risk free rate) dan risk premium untuk
mengkompensasikan risiko yang melekat pada surat berharga itu.
Dengan demikian maka:
Rp = Rf + risk premium
Di mana Rp adalah tingkat keuntungan yang diminta, rf adalah
risk free rate yang besar kecilnya akan dipengaruhi oleh dua faktor (1)
tingkat inflasi yang diharapkan dan (2) permintaan dan penawaran
dana dalam ekonomi secara keseluruhan.
Apabila investor memperkirakan tingkat keuntungan yang
akan terjadi tinggi, yang berarti menurunnya daya beli uang
yang dimiliki, maka ia akan meminta tingkat keuntungan yang
lebih tinggi untuk investasinya. Begitu juga apabila diperkirakan
permintaan dana meningkat maka terjadi kelebihan permintaan
kemudian mengakibatkan investor meminta tingkat keuntungan
yang lebih tinggi juga, sehingga dicapai titik keseimbangan pada
tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Dua faktor tersebut yang
sangat mempengaruhi return pada surat berharga bebas risiko
dan required rate of return bagi semua surat berharga juga akan
dipengaruhi oleh risk free securities tersebut. Bagi surat berharga
yang spesifik terdapat empat komponen risiko yang menentukan
Manajemen Keuangan 81
adalah setelah pemegang obligasi. Demikian juga pembayaran
dividen saham preferen yang dibayarkan setelah pembayaran
bunga utang. Konsekuensinya investor saham preferen akan
meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada pemegang
obligasi.
ki = kd(l-t) (15.3)
Manajemen Keuangan 83
850 850 850 10.000
11.000 ....
1 k d 1
1 k d 2
1 k d
5
1 k d 5
kd = 8,5% PV = 10.000
Kd = 5,0% PV = 11.515
3,5% 1.515
Manajemen Keuangan 85
diharapkan mengalami pertumbuhan sebesar g, maka biaya laba
ditahan akan menjadi:
∞ D (1 + g )t
Po = ∑ o (15.8)
t =1 (1 + k )
t
e
di mana D0 adalah dividen yang diterima pada t = 0. Apabila
diasum-sikan bahwa biaya modal sendiri (ke) lebih besar daripada
tingkat pertumbuhannya (g), maka persamaan 15.8 dapat diubah
menjadi:
D1
Po = (15.9)
ke − g
D1 = D0 (1 + g). Biaya modal sendiri dengan mengubah
persamaan 15.9 akan sama dengan:
D1
ke = + g (15.10)
Po
Misalkan saham PT Centex membagikan dividen pada tahun
pertama sebesar Rp. 1.000,-. dividen tersebut diperkirakan akan
mengalami pertumbuhan dengan tingkat pertumbuhan 5% setiap
tahun. Saham dengan nilai nominal Rpl0.000,- tersebut terjual
dengan harga Rp.8.000,. Biaya modal sendiri:
Rp.1000,
Ke 5%
Rp.8.000,
=17,5%
Manajemen Keuangan 87
di mana Rj adalah tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas
surat berharga j, Rf adalah risk free rate yang diharapkan, βj adalah
koefisien yang mengukur systematic risk saham j, dan Rm adalah
return pasar portfolio yang diharapkan.
Manajemen Keuangan 89
model ini adalah hubungan antara return saham j dan return pasar
pada masa lalu akan terus berlangsung untuk masa yang akan
datang. Yang lebih penting lagi adalah bahwa market return dan
risk-free rate menunjukkan return yang diharapkan di masa datang.
Dengan demikian koefisien beta yang mengukur kepekaan
tingkat keuntungan suatu saham terhadap perubahan-perubahan
pasar berkisar antara nol dan satu. Semakin besar koefisien beta
berarti semakin tinggi kepekaan tingkat keuntungan terhadap
perubahan pasar. Apabila koefisien korelasi antara tingkat
keuntungan saham dengan portofolio pasar sama dengan satu,
maka saham yang mempunyai beta 1,2 berarti deviasi standarnya
adalah 1,2 kali deviasi standar portofolio pasar. Dan tentunya rata-
rata beta untuk seluruh saham adalah sama dengan satu.
Manajemen Keuangan 91
proyek tersebut. Kecuali proyek tersebut memang mensyaratkan
adanya proporsi utang dan modal sendiri seperti struktur modal
perusahaan. Dengan demikian dalam capital budgeting tidak hanya
melihat modal yang dipergunakan kelak tetapi juga perimbangan
(weighted) setiap komponen modal dalam struktur modal secara
keseluruhan yang disebut dengan biaya modal rata-rata tertimbang
(weighted average cost of capital = WACOC).
Manajemen Keuangan 93
Biaya tambahan utang:
Manajemen Keuangan 95
Sumber dana yang terakhir yang memiliki biaya modal
termurah adalah emisi saham baru dengan biaya modal 15,9%.
Dengan demikian tambahan kebutuhan dana harus dipenuhi
dengan emisi saham baru yang akan mengakibatkan marginal cost
of capital-nya meningkat lagi.
SOAL-SOAL
1. Angin Ribut Corp. memiliki struktur keuangan sebagai berikut :
Current Liabilities = $ 15.000
Long Term Debt = $ 7.000
Preferred Stock = $ 2.000
Common Stock = $ 8.000
Retained Earnings = $ 2.000
Manajer keuangan Angin Ribut Corp. ditugaskan untuk
Manajemen Keuangan 97
menghitung masing-masing komponen biaya modal nya
dan biaya modal rata-rata tertimbang(WACC).
Dapatkah anda membantu manajer keuangan tersebut ?
(Jika diketahui tax= 40%, cost of P/S= 8%, Cost of C/S=
8%, dan Cost of LTD= 10%).
2. (Lanjutan soal no 1) Jika diketahui bahwa Angin Ribut Corp.
membutuhkan tambahan dana sebesar $100.000 yang dibiayai
sebagian dengan menerbitkan saham biasa baru dengan biaya
emisi saham sebesar 10%. Harga pasar saham biasa saat ini
adalah sebesar Rp1.800,-/lembar saham dan dividen terakhir
yang dibagikan perusahaan adalah sebesar Rp80,-/lembar
dengan tingkat pertumbuhan 3%. Berapakah besarnya marginal
cost of capital?
3. Juragan co. financial structure is shown below: (in RP)
Liabilities & Equities
Account payable 100.000.000
Notes payable 150.000.000
Accruals 75.000.000
Bond(17,5%) 600.000.000
Bank Loan(22,5%) 300.000.000
Preferred Stock 240.000.000
Common Stock 750.000.000
Capital Surplus 110.000.000
Retained earnings 400.000.000
Total 2.725.000.000
Tax rate charged is 40%. If Juragan Co. pay Rp 26.400.000 each
year as the total dividend of preferred stock and the expected rate of
return for the common stockholders is 20%. How much is Juragan
Co. Weighted Average Cost of Capital(WACC)?
A. Pembayaran Dividen
Dividen dipengaruhi oleh banyak variabel. Sebagai
contoh, kebutuhan arus kas dan investasi perusahaan mungkin
berubah-ubah dengan cepat sehingga sulit untuk menentukan
jumlah dividen tetap yang tinggi. Dilain pihak, perusahaan
mungkin menginginkan pembayaran dividen yang tinggi untuk
menyalurkan dana yang tidak dibutuhkan untuk reinvestasi. Dalam
kasus seperti ini, pimpinan perusahaan dapat menetapkan dividen
tetap yang rendah – sedemikian rendah sehingga perusahaan dapat
membayarnya pada tahun-tahun dimana laba kecil atau pada
tahun-tahun dimana diperlukan dana yang cukup besar untuk
reinvestasi – dan menambahkan dividen ekstra pada tahun dimana
terjadi kelebihan dana.
Prosedur pembayaran yang seharusnya cukup penting untuk
diketahui, dan berikut ini adalah:
1. Tanggal deklarasi
2. Tanggal pencatatan pemegang saham (Holder-of-record-date)
3. Tanggal pemisahan dividen (Ex-dividend-date)
4. Tanggal pembayaran
Yaitu, perusahaan akan melaksanakan pengiriman cek kepada
pemegang saham yang tercatat sebagai pemegang saham.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
• Undang-undang
Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar
dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu
yang ada pada pos ”laba ditahan (reained earnings)” di neraca.
Peraturan pemerintah menekankan tiga hal: (1) Peraturan laba
bersih; (2) Larangan pengurangan modal (capital impairment
Manajemen Keuangan 99
rule); (3) Peraturan kepailitan (insolvency rule). Peraturan
laba bersih menyatakan bahwa dividen dapat dibayar dari
laba saat ini atau tahun lalu. Larangan pengurangan modal
melindungi pemberi kredit karena adanya larangan untuk
membayar dividen dengan mengurangi modal (membayar
dividen dengan modal akan berarti membagi modal suatu
perusahaan dan bukan membagikan laba).
Peraturan kepailitan menyatakan bahwa perusahaan tidak
dapat membayar dividen pada saat pailit. Kepailitan di
sini adalah karena kewajiban lebih besar daripada aktiva.
Membayar dividen pada kondisi sepeerti ini akan berarti
memberi dana kepada pemegang saham yang sebenarnya
milik pemberi kredit.
Undang-undang ini penting karena merupakan kerangka
untuk merumuskan kebijakan dividen. Akan tetapi, dalam
batas-batas kerangka tersebut, faktor-faktor keuangan dan
ekonomi sangat berpengaruh pada kebijakan dividen.
• Posisi Likuiditas
Laba ditahan (yang terlihat pada sisi kanan neraca)
biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang di-
butuhkan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan tahun-
tahun lalu sudah diinvestasikan dalam bentuk pabrik
dan peralatan, persediaan, dan aktiva lainnya; laba
tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas. Jadi meskipun
suatu perusahaaan mempunyai catatan mengenai laba,
perusahaan mungkin tidak dapat membayar tunai dividen
karena posisi likuiditasnya memang, perusahaan yang
sedang berkembang, walaupun dengan keuntungan yang
sangat besar, biasanya mempunyai kebutuhan dana yang
sangat mendesak. Dalam keadaan seperti ini, perusahaaan
dapat memutuskan untuk tidak membayar dividen.
• Kebutuhan Pelunasan Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai
ekspansi atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang
Jatuh Tempo
Untuk bank komersial pinjaman jangka menengah berumur
5 tahun atau kurang. Untuk perusahaan asuransi, jatuh tempo
pinjaman biasanya berlangsung sekitar 5 tahun sampai 15 tahun.
Perbedaan ini memperlihatkan bahwa jangka waktu hutang dari
bank komersial jauh lebih pendek dibanding jangka waktu hutang
dari perusahaan asuransi.
Jaminan
Bank komersial biasanya mensyaratkan adanya jaminan
pinjaman sebesar 60% dari volume hutang dan 90% dari jumlah
pinjaman jangka menengah yang diberikan. Mereka menerima
saham perusahaan, obligasi, mesin, dan peralatan sebagai jaminan
pinjaman. Perusahaan asuransi juga mensyaratkan jaminan
pinjaman sebesar sepertiga dari volume hutang yang diberikan.
Biasanya jaminan yang diterima adalah tanah dan rumah atau real
estate, khususnya untuk pinjaman jangka panjang.
Opsi
Bentuk kompensasi tambahan yang paling popular adalah opsi,
untuk membeli saham biasa. Opsi bias berbentuk warrant (surat
hak beli saham) yang tak dapat dipisahkan dari perjanjian kredit
untuk membeli saham dengan harga yang telah ditentukan selama
jangka waktu tertentu
Salah satu keunggulan utama pinjaman jangka menengah
adalah jaminan bahwa pinjaman dapat mem p er
g unakan
pinjamannya dalam waktu yang telah disetujui bersama.
Pada pinjaman berjangka 90 hari, karena pihak bank memiliki
opsi untuk memperpanjang atau tidak ia berhak memeriksa
kondisi pihak peminjam. Karena jangka waktu pinjaman adalah
Biaya
Suku bunga pinjaman jangka menengah bervariasi dengan
suku bunga pada umumnya, besar kecilnya jumlah pinjaman, dan
kualitas peminjam.
Suku bunga dapat tetap selama jangka waktu pinjaman,
tetapi dapat juga berbeda-beda. Biasanya untuk pinjaman jangka
menengah dalam perjanjian akan dirinci dengan jelas bahwa suku
bunga pinjaman didasarkan pada tingkat rediskonto rata-rata
selama tiga bulan terakhir yang ditetapkan oleh Bank Sentral.
Hasil analisis terhadap pinjaman yang ditawarkan kepada
masyarakat besar, emisi terjamin, kecenderungan EBIT cukup baik,
rasio tingkat suku bunga baik. Premi resiko menjadi lebih besar
jika jangka waktu jatuh tempo surat berharga lebih lama, dan rasio
hutang jangka panjang terhadap total aktiva lebih tinggi. Untuk
pinjaman jangka panjang jumlah hutang yang dikeluarkan dan
Perbankan Investasi
Salah satu lembaga utama yang berperan sebagai perantara
keuangan adalah lembaga perbankan investasi. Bank investasi
sering menyesatkan, karena bank investasi yang kita kenal
sebenarnya bukan investor atau banker. Artinya mereka tidak
secara langsung menginvestasikan dana secara permanen, atau
berbagai tempat penyimpanan dana para penabung.
Fungsi dari bank investasi adalah perantara dari dana dan
tabungan perorangan dalam pembelian surat-surat berharga
perusahaan. Bank investasi melakukan tugas dengan cara membeli
dan mendistribusikan surat berharga baru yang dikeluarkan oleh
berbagai perusahaan.
Penanggungan
Fungsi penanggungan (underwriting) merupakan fungsi
asuransi yang menanggung risiko kerugian akibat fluktuasi harga
selama periode pendistribusian emisi baru surat berharga.
Dalam praktek tidak jarang kita jumpai jatuhnya harga obligasi
perusahaan yang baru seminggu dikeluarkan dan dibeli oleh bank
investasi. Perusahaan pemilik obligasi tentu tidak perlu memikirkan
resiko atas fluktuasi harga pasar pada waktu bank tersebut menjual
obligasi. Salah satu fungsi ekonomi utama pihak bank investasi
adalah menanggung sepenuhnya resiko merosotnya bunga obligasi
perusahaan sebelom semuanya terjual habis. Oleh karena itu bank
investasi sering disebut penanggung, yaitu menanggung resiko
selama masa pendistribusian.
Fungsi Sertifikasi
Ada sejumlah faktor yang menimbulkan fungsi sertifikasi dari
bank investasi, manajer dapat mengetahui lebih banyak mengenai
perusahaan daripada pembeli prospektif dari sekuritasnya. Karena
bank investasi melaksanakan studi mendalam yang berkelanjutan
atas perusahaan-perusahaan, mereka ada dalam posisi yang biasa
mengurangi asimetri informasi, selain itu cenderung mengadakan
pemantauan atas prestasi perusahaan.
Bank investasi mempunyai kemampuan sebagai penjamin
mutu terbitan dan penetapan harga yang wajar.
Perundingan Pra-Penanggungan
Manajemen teras perusahaan penerbit surat berharga dan
bank investasi mengadakan perundingan jumlah modal yang
dibutuhkan perusahaan, tipe surat berharga yang akan dikeluarkan
dan persyaratan-persyaratannya.
Laporan Pendaftaran
Laporan pendaftaran mencakup semua informasi usaha
keuangan yang relevan mengenai perusahaan dan kemudian
diserahkan ke SEC. Jangka waktu menunggu berkisar 20
hari. Selama 20 hari ini, pihak SEC akan menganalisis laporan
pendaftaran untuk menentukan kelengkapan dan kelayakannya.
Selama periode pengkajian, SEC juga berhak menolak atau meminta
penjelasan tambahan.
Stabilisasi Pasar
Selama jangka waktu penawaran dan distribusi surat berharga,
manajer kelompok penanggung biasanya be r u
p aya untuk
menstabilkan harga. Periode stabilisasi harga ini hanya akan
bertahan sekitar 30 hari. Harga emisi dipertahankan dengan cara
melakukan pembelian kembali di pasar pada harga tertentu.
Jika harga emisi terus merosot selama periode penawaran,
maka pihak bank investasi yang paling menderita kerugian. Karena
alasan itu, operasi penstabilan harga emisi tidak cukup untuk
melindungi kelompok penanggung.
Upaya untuk memantapkan harga selama jangka penawaran
adalah suatu pelaksanaan yang monopolistik. Tetapi para bank
investasi menyatakan bahwa tanpa upaya pemantapan harga,
risiko yang lebih besar akan ditanggung dan merupakan biaya
penanggungan bagi perusahaan yang mengeluarkan surat berharga
tersebut.
Biaya Penerbitan
Honor penanggungan merupakan penyebaran atau perbedaan
antara harga terbitan yang ditawarkan kepada publik dan hasil
bersih yang diterima oleh penerbitnya. Untuk terbitan besar dengan
nilai lebih dari $100 juta, honor penanggung sebagai persentase dari
hasil kotor cenderung mencapai 2 sampai 3 persen saja.
Tanpa Hak
nilai sebuah hak : nilai pasar saham dengan hak – harga pendaftaran
jumlah hak yang dibutuhakan untuk membeli 1 saham
ur = pe – ps
#
pe : adalah harga tanpa hak dari saham
Munculnya Perkembangan
Ada tiga perkembangan besar:
• Meningkatnya persaingan di antara sumber-sumber keuangan.
• Mengaburnya kategori tradisional mengenai bentuk
pendanaan.
• Meningkatnya globalisasi pasar keuangan.
Trustee (Wali)
Setiap orang atau badan hukum termasuk perseroan terbatas,
dapat ditunjuk sebagai wali asalkan dianggap cukup mampu. Akan
tetapi, biasanya sebuah departemen tertentu dari bank komersial
bertindak sebagai wali para pemegang obligasi.
Wali menyandang tiga tanggung jawab utama, yaitu:
1. Mereka mengesahkan emisi obligasi. Tanggung jawab ini
mencakup supervisi agar seluruh persyaratan hukum yang
dibutuhkan untuk menyusun kontrak obligasi dan identure
benar-benar telah dipenuhi dan dilaksanakan.
Identure
Hubungan jangka panjang antara kreditor dan debitor
sehubungan dengan sebuah promes jangka panjang ditetapkan
dalam suatu dokumen yang disebut identure. Dalam hal promes
Peringkat Obligasi
Salah satu pedoman untuk mutu obligasi adalah penentuan
peringkat. Peringkat diberikan oleh Standard & Poor’s (S&P),
Moody’s dan Fitch. Peringkat moody berkisar dari Aaa sampai
Caa; S&P yang sepandan berkisar dari AAA sampai CCC.
Debenture
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan menggunakan
obligasi tanpa jaminan (unsecured bond). Ada yang disebabkan
karena keuangan perusahaan sedang mengalami defisit, tetapi
ada juga yang sebaliknya-posisi keuangan perusahaan sedang
kuat sekali. Selain itu, ada pula yang disebabkan oleh faktor
perpajakan atau ketidakpastian atas prospek laba yang akan
diterima perusahaan dimasa mendatang. Semua alasan tersebut
meningkatkan beberapa bentuk pembiayaan hutang tanpa jaminan.
Debenture merupakan salah satu bentuk hutang tanpa jaminan,
dimana tidak ada hak-gadai yang diikatkan pada harta tertentu
perusahaan emiten obligasi. Para pemegang debenture, karena itu,
merupakan kreditor umum yang mempunyai hak klaim hanya atas
harta perusahaan yang belum dijaminkan. Lalu apa keunggulan
bentuk pembiayaan ini? Dari sudut pandang perusahaan emiten,
harta perusahaan tidak terbebani oleh pembiayaan yang terjadi
kemudian. Walaupun begitu, dalam praktik, penggunaan
debenture tergantung pada sifat aktiva perusahaan dan kekuatan
kredit perusahaan secara umum.
Sebuah perusahaan yang memiliki posisi kredit sangat kuat
mempunyai kemampuan untuk menerbitka debenture. Sebaliknya
jika posisi kreditnya sangat lemah sehingga tidak ada aktiva yang
tersisa untuk ditanggungkan, perusahaan tidak mempunyai
pilihan lainnya selain debenture; semua aktivanya telah dibebani.
Obligasi Pendapatan
Pada jenis obligasi pendapatan (income bonds) ini diatur
bahwa bunga akan dibayar jika laba perusahaan cukup untuk
memenuhi hutang obligasi ini. Tetapi pokok obligasi tetap
harus dibayar pada saat jatuh temponya. Jadi komponen bunga
obligasi bukan merupakan biaya tetap bagi perusahaan. Obligasi
pendapatan diterbitkan pada saat suatu perusahaan mengalami
kesulitan keuangan dan dari sejarah perkembangannya terlihat
bahwa perusahaan tidak mungkin mampu memenuhi biaya tetap
diwaktu akan datang. Secara lebih umum, obligasi pendapatan
ini merupakan alat hutang yang memberi kelonggaran pada
saat laba perusahaan tidak cukup untuk membayar bunganya.
Obligasi pendapatan hampir menyerupai saham preferen dalam
arti, kegagalan untuk membayar bunga kedua alat hutang tidak
menyebabkan perusahaan dinyatakan lalai membayar hutangnya.
Kelebihan obligasi pendapatan atas pemegang obligasi pendapatan
dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sedangkan dividen
untuk saham preferen tidak.
Karakteristik utamanya dan keunggulan khusus obligasi
pendapatan ialah bahwa bunga hanya dibayarkan jika perusahaan
memang memperoleh laba berjalan. Karena dalam perhitungan
laba mungkin timbul perbedaan interprestasi, maka identure
obligasi pendapatan secara rinci dan cermat mendefinisikan apa
yang diartikan sebagai pendapatan dan beban. Tanpa definisi yang
cermat seperti ini kemungkinan besar timbul tuntutan hukum.
Beberapa jenis obligasi pendapatan bersifat kumulatif secara tak
Rumus Option
Call Option
Intrinsic Value = Harga pasar saham – harga jatuh tempo
Premium = Intrinsic Value + Time Value
Putt Option
Intrinsic Value = Harga Jatuh tempo – harga pasar saham
Premium = Intrinsic Value + Time Value
Keterangan:
Jika intrinsic value (+) = Maka Call option/ Put option ada harganya
atau In the money.
Jika intrinsic value (-) = Maka Call option/ Put option tidak ada
harganya atau out of money.
B. Warrant
Warrant ( Surat Hak Beli Saham ) adalah opsi (hak pilih) untuk
membeli sejumlah saham biasa (commont stock) dengan harga yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Warrant mirip dengan opsi tarik
(call option), perbedaan hanya warrant diterbitkan langsung oleh
perusahaan dan memiliki jatuh tempo yang lebih lama. Pada saat
hutang, saham preferen atau saham biasa diterbitkan, masing-
masing dapat dijual dalam unit dimana tercakup satu atau beberapa
warrant untuk membeli saham biasa atau surat berharga lainnya.
Jadi, warrant seringkali dimanfaatkan sebagai “pelicin” dalam
penjualan surat-surat berharga yang dikaitkan ke dalamnya.
Warrant pada hakekatnya adalah opsi. Hanya saja warrant
dengan jelas merinci berapa harga jual sebuah saham biasa dan
berapa jumlah saham biasa per warrant yang dapat dibeli.
Ada jenis warrant yang tak dapat dipisahkan dari surat
berharga penaungnya (seperti warrant dalam obligasi), tetapi ada
juga yang terpisah, sehingga dapat diperjualbelikan sendiri-sendiri.
Karena warrant hanyalah opsi untuk membeli saham biasa maka
tak akan berarti bagi pemegangnya sampai warrant tersebut di
pergunakan. Jadi, warrant tidak diberi dividen laba perusahaan.
Warrant tidak memiliki hak suara. Bila kedudukan saham biasa
C. Konvertibel
Surat berharga konvertibel (convertible securities) adalah obligasi
atau saham preferen yang dapat dipertukarkan dengan saham
biasa berdasarkan opsi pemiliknya dan beberapa kondisi serta
SOAL LATIHAN
1. Harga suatu saham saat ini sebesar Rp. 10.000. Apabila saham
tersebut tahun depan mempunyai harga sebesar Rp. 12.000.
a. Berapa tingkat keuntungan yang diterima dari pemodal yang
menginvestasikan Rp.10.000 pada suatu saham tersebut?
b. Misalkan atas saham tersebut diterbitkan opsi call dengan
exercise price Rp. 11.500 untuk tahun depan. Selembar opsi
tersebut dijual dengan harga Rp.250. Seorang pemodal
menginvestasikan Rp.10.000 dengan membeli 40 opsi.
Apabila harga saham tersebut sebesar Rp.12.000 pada tahun
depan, berapa tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal
tersebut?
c. Misalkan saham dari soal nomor 1 dan 2 tersebut, harganya
hanya mencapai Rp.11.500 pada tahun depan. Berapa tingkat
keuntungan yang diperoleh oleh pemilik opsi pada soal
nomor 2 tersebut? Apa kesimpulan saudara?
2. Sebuah obligasi konvertibel mempunyai nilai nominal $1.000
dengan suku bunga 10%. Obligasi ini dapat ditukar ke dalam
saham @ $50; artinya setiap obligasi dapat ditukarkan dengan
20 saham. Harga saham saat ini adalah $43 per lembar.
a. Jika harga per saham meningkat sekitar 6% per tahun selama
5 tahun, berapa nilai konversinya pada akhir tahun kelima?
b. Jika dividen saham saat ini bernilai $2 per saham, dan jika
setiap tahun pertumbuhan sekitar 6%, apakah para pemegang
obligasi akan mengkonversikan setelah lima tahun, atau
apakah mereka akan tetap menahannya saja? Berikan
penjelasan.
c. Jika obligasi dapat ditarik pada premi 10%, berapakah anda
akan rugi per obligasi, seandainya obligasi-obligasi tersebut
ditarik sebelum anda mengkonversikannya? (Asumsikan
nilai konversi pada akhir tahun kelima sama dengan nilai
konversi di bagian a).
Lease Operasi
Lease operasi (operating lease) atau lease jasa meliputi baik jasa
keuangan maupun jasa perawatan. Salah satu pionir kontrak jasa
lease adalah IBM. Jenis barang yang ditawarkan dalam lease jasa
C. Akuntansi Lease
Pada November 1976, Financial Accounting Standars Board
(Dewan Standar Aktansi Keuangan) Amerika Serikat mengeluarkan
Nilai Residu
Salah satu pokok penting yang harus diperhitungkan ialah
bahwa lessor akan memiliki kembali hartanya setelah habisnya
masa lease. Nilai harta setelah habisnya masa lease disebut nilai
residu (residual value). Secara sepintas, orang beranggapan bahwa
bila nilai residu itu tinggi, berarti memiliki sendiri lebih murah
daripada lease. Namun untuk peralatan yang di-lease-kan ini
biasanya tingkat keusangannya cukup tinggi, sehingga diragukan
bahwa nilai residunya masih tinggi pula. Seandainya nilai residu
ini cukup menguntungkan, pastilah akan terjadi persaingan antara
perusahaan leasing dengan sumber-sumber keuangan lainnya atau
antara perusahaan leasing itu sendiri; hal ini akan memaksa tarif
lease turun sampai titik tertentu, di mana nilai residu potensial telah
dimasukkan seluruhnya dalam tarif kontrak lease. Jadi adanya nilai
residu sama sekali tidak mengakibatkan turunnya biaya memiliki
sendiri secara material.
Tetapi, dalam memutuskan masalah tanah apakah akan dibeli
atau di-lease saja faktor keusangan hanyalah menyangkut sejauh
mana nilai tanah tersebut akan berubah dalam kaitannya dengan
populasi penduduk dan pola tataguna areal tanah tersebut. Dalam
periode di mana taksiran mengenai nilai tanah sangat optimis,
Biaya Keusangan
Pendapat lain yang populer adalah biaya leasing akan menjadi
rendah jika tingkat keusangan mesin atau peralatan meningkat.
Artinya, secara umum tingkat keusangan (sebagaimana halnya
dengan tingkat nilai residu) tidak mempengaruhi biaya relatif
yang dipakai sebagai dasar untuk membedakan leasing dengan
membeli/memiliki sendiri.
Meskipun demikian, ada beberapa perusahaan yang mampu
menangani permasalahan keusangan peralatan dan mesin.
Misalnya, Clark Equipment Company adalah sebuah pabrikan, yang
merangkap sebagai ahli renovasi dan spesialis dalam peralatan
pengangkutan barang, yang mempunyai organisasi penjualan dan
sistem distribusinya sendiri. Dengan posisi ini Clark mampu me-
lease-kan peralatannya secara kompetitif. Apabila suatu peralatan
telah dianggap usang bagi seorang pemakai, mungkin masih cukup
baik bagi pemakai lain dengan syarat-syarat pemeliharaan material
yang berbeda, dan Clark dapat mengalihkan ke pemakai lainnya.
Keadaan ini hampir sama dalam leasing komputer.
Penyusutan Dipercepat
Bila suatu lease hanya berlaku dalam suatu jangka yang jauh
lebih pendek dari umur penyusutan aktiva tersebut (yang sewanya
akan diperpanjang dengan tarif yang rendah setelah lessor dapat
menutup kembali harga aktiva yang bersangkutan selama jangka
lease yang pertama itu), berarti biaya lease yang menjadi beban
lessee setelah periode lease pertama akan sangat kecil dikaitkan
dengan lease tahun-tahun sebelumnya. Dengan kata lain, jumlah
ini merupakan penyusutan yang dipercepat (rapid write-off), yang
menguntungkan lessee. Tetapi Direktorat Pajak tidak mengizinkan
cara seperti ini.
A. Merger
Para ahli ekonomi mengklasifikasian merger dalam 4 (empat)
kelompok, adalah:
1. Horisontal
2. Vertikal
3. Kon-Generik
4. Konglomerat
“Merger Horisontal” adalah gabungan dua atau lebih
perusahaan yang bergerak dalam satu bidang usaha yang sama,
contohnya adalah merger dua perusahaan minyak bumi yaitu
Chvron dan Gulf Oil.
“Merger Vertikal” adalah gabungan dari perusahaan-
perusahaan di mana yang satu bertindak selaku supplier yang
lainnya, contohnya adalah perusahaan kimia Du Pont yang
merger dengan perusahaan minyak bumi Conoco karena Du Pont
menggunakan minyak dalam proses kimianya.
“Merger Kon-Generik (Congeneric Merger)” adalah gabungan
dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai kesamaan sifat
dan tindakan, jadi mencakup perusahaan-perusahaan yang saling
berhubungan tetapi bukan produsen barang yang sama (horisontal)
ataupun yang terkait dalam hubungan suplier-produsen (vertikal),
contohnya adalah pengambilalihan perusahaan Shearson Hammil
oleh American Express pada tahun 1981 dan pengambilalihan
Bache & Company oleh perusahaan asuransi Prudential.
“Merger Konglemerat (Conglomerate Merger)” adalah gabungan
dari perusahaan-perusahaan yang tidak ada perkaitannya,
Persyaratan-Persyaratan Merger
Persyaratan suatu merger mengandung dua unsur penting
yaitu (1) siapa yang akan mengendalikan perusahaan yang
telah digabung dan (2) berapa yang harus dibayar perusahaan
pengambil-alih untuk mendapatkan perusahaan sasaran.
B. Akuisisi
Akuisisi strategis terjadi pada saat satu perusahaan melakukan
akuisisi atas perusahaan lainnya sebagai bagian dari keseluruhan
strategi bisnis yang dimilikinya. Hasil yang diharapkan diperoleh
dari akuisisi ini biasanya adalah penghematan biaya. Pertimbangan
utama dalam akuisisi strategis adalah terdapat alasan strategis
untuk melakukan akuisisi tersebut. Alasan dilakukan akuisisi ini
adalah untuk menjual aktiva, menghemat biaya, dan operasi yang
lebih efisien. Tindakan akuisisi ini diharapkan dapat menciptakan
nilai yang besarnya melebihi harga akuisisi perusahaan.
C. Kesulitan Keuangan
“Semua kebangkrutan atau dengan istilah apapun, harus
dihalangi. Untuk saat ini tidak ada rasa malu sama sekali untuk
menjadi bankrut.” (Alan Abelson, 1991)
Sebab utama kegagalan sebuah perusahaan adalah manajemen
yang tidak kompeten. Manajer keuangan perusahaan yang berhasil
harus mengetahui hak dan kewajiban sebagai kreditor dan harus
berpartisipasi secara efektif dalam upaya untuk menagih dari
debitur yang mengalami kesulitan keuangan. Manajer keuangan
dari perusahaan yang kurang berhasil harus mengetahui bagaimana
menangani masalah jika timbul masalah keuangan. Manajer yang
kurang mampu harus dibebas tugaskan secepatnya.
Kegagalan
Perusahaan-perusahaan yang bangkrut mengalami kegagalan
dalam beberapa arti. Kegagalan dapat didefinisikan dengan
berbagai cara, dan beberapa kegagalan tidak harus berasal dari
kejatuhan dan pembubaran suatu perusahaan. Kegagalan dalam
pengertian ekonomi dapat berarti bahwa perusahaan kehilangan
uang pendapatannya tidak menutup biayanya. Ini dapat juga
berarti bahwa tingkat labanya lebih kecil dari biaya modalnya.
Definisi yang berlainan adalah bahwa nilai sekarang dari arus kas
perusahaan itu lebih kecil dari kewajibannya. Dalam pengertian lain
pula, kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan
tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkannya, proyeksinya
tak terpenuhi.
Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan didefinisikan dalam
ukuran akuntansi sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca
konvensional. Pendekatan hukum mengaitkan kewajiban keuangan
yang beredar pada nilai pasar wajar dari aktiva perusahaan tersebut.
Definisi ekonomi dari insolvensi dalam pengertian bangkrut
adalah bahwa nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan
lebih kecil dari kewajiban yang beredar. Ukuran saham legal dan
Proses Reorganisasi
Reorganisasi merupakan salah satu bentuk perpanjangan atau
komposisi dari kewajiban perusahaan tanpa mengaitkan dengan
prosedur hukum yang dianut, proses-proses reorganisasi memiliki
beberapa ciri sebagai berikut:
1. Perusahaan dinyatakan dalam keadaan insolvensi jika ia tidak
bisa melunasi kewajiban kasnya pada tanggal jatuh tempo atau
jika jumlah seluruh kewajiban melebihi jumlah aktiva perusahaan
karena masalahnya rumit, maka apa yang dikategorikan sebagai
kewajiban perusahaan harus ditetapkan dan dimodifikasikan
dengan jelas. Perlu dirumuskan persyaratan-persyaratan
penjadwalan kembali yang bisa diterima oleh semua kreditor.
Teknik penjadwalan kembali beban-beban tetap atau mengubah
hutang jangka pendek menjadi hutang jangka panjang atau
mengubah kedua hutang tersebut ke dalam bentuk saham.
2. Dana baru harus diadakan untuk modal kerja dan rehabilitasi
harta perusahaan
3. Semua sumber dan sebab kesulitan manajerial serta opera-
sional harus diidentifikasikan dan mencari cara untuk
menanggulanginya.
Pada dasarnya, reorgassi hanya berupa komposisi atau
penjadwalan kembali kewajiban perusahaan dalam setiap upaya
komposisi, dua kondisi harus dipenuhi.
1. Penjadwalan kembali harus adil/wajar (fair) bagi semua pihak
2. Sebagai hasil dari pengorbanan itu, rehabilitasi dan operasi
perusahaan yang menguntungkan harus benar-benar layak
(flesible)
Likuidasi
Likuidasi suatu bisnis terjadi pada waktu perusahaan berada
di ambang kejatuhan. Dalam ketentuan undang-undang, prosedur
likuidasi tidak perlu melalui pengadilan, walaupun boleh saja
dalam hal untuk mencapai penyelesaian yang tuntas mengenai
klaim kreditor atas debitor. Kepailitan adalah prosedur hukum
yang dilakukan di bawah jurisdiksi pengadilan, di mana sebuah
perusahaan secara resmi dilikuidasi dan klaim-klaim para
kreditornya diselesaikan sepenuhnya
A. Financial Distress
Financial distress merupakan suatu situasi dimana aliran
kas operasi sebuah perusahaan tidak cukup untuk memuaskan
kewajiban-kewajiban yang sekarang (seperti perdagangan
kredit atau pengeluaran bunga) dan perusahaan dipaksa untuk
melakukan tindakan korektif. Dalam hal ini financial distress dapat
dikatakan sebagai kegagalan perusahan untuk menyelesaikan
kewajiban dan juga ketidakmampuan perusahaan untuk meng
hasilkan aliran kas yang cukup untuk membuat suatu pembayaran
yang dibutuhkan sesuai kontrak, tetapi financial distress dapat
juga membawa suatu yang dapat mengagalkan suatu kontrak,
dan itu mungkin saja dapat melibatkan restrukturisasi financial
diantara perusahaan yang mungkin saja dapat dipaksakan untuk
melakukan likuidasi aktivanya, para kreditornya, dan para investor
ekuitasnya. Biasanya perusahaan dipaksa untuk mengambil
tindakan yang ia tidak akan ambil, jika ia memiliki aliran kas yang
cukup. Sebenarnya apakah itu restrukturisasi financial, adalah
penataan kembali struktur keuangan untuk meningkatkan kinerja
ekuitas perusahaan. Restrukturisasi keuangan melibatkan penem
patan kembali tuntutan keuangan yang lama dengan persyaratan
yang baru dan melaksanakan private workouts atau kebangkrutan
yang sah secara hukum. Restrukturisasi financial dapat dilakukan
dengan beberapa alternatif, yaitu:
1. Restrukturisasi keuangan dapat dilakukan dengan penjadwalan
kembali pembayaran bunga dan pokok pinjaman.
2. Penjadwalan kembali pembayaran pokok pinjaman.
3. Mengubah utang menjadi modal sendiri atau biasa di sebut
degan debt equity swap.
Reorganisasi Kebangkrutan
Reorganisasi perusahaan melalui Federal Bancruptcy Reform
Act Of 1978 mempunyai tujuan umum dari sesuatu tindakan hukum
yaitu merencanakan restrukturisasi perusahaam dengan beberapa
persyaratan untuk pembayaran kembali dari para kreditor, melalui
urutan kejadian yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1. Suatu petisi sukarela dapat dibukukan oleh perusahaan, atau
suatu petisi tidak sengaja dapat dibukukan oleh tiga atau lebih
kreditor ( atau satu krediotr jika total kreditor lebih dari 12 di bagian
terdahulu ). Petisi yang tidak sengaja harus menyebutkan bahwa
perusahaan tidak membayar hutangnya.
2. Suatu pengadilan federal mungkin menyetujui ataupun menolak
petisi. Jika petisi disetujui, suatu waktu untuk membukukan
bukti-bukti tuntutan dari para kreditor dan para pemegang
saham ditetapkan.
3. Dalam banyak kasus, korporasi (yang berhutang dalam kepemilikan)
melanjutkan untuk menjalankan bisnis.
4. Korporasi diberikan waktu kurang lebih 120 hari untuk
memasukkan suatu rencana reorganisasi.
5. Para kreditor dan para pemegang saham dibagi dalam kelompok-
kelompok. Satu kelompok kreditor menerima rencana jika
2/3 dari kelompok (dalam jumlah $ dollar) dan setengah dari
kelompok.
6. Sesudah penerimaan oleh para kreditor (rencari), rencana di
konfirmasikan kepada pengadilan.
C. Pengelolaan Kas
Kas sering disebut sebagai aktiva “yang tidak menghasilkan
laba”. Uang kas dibutuhkan untuk membayar pekerja dan bahan
baku, membeli aktiva tetap, membayar pajak, melunasi utang,
membayar dividen, dan sebagainya. Sasaran dari manajer kas
adalah meminimumkan jumlah kas yang harus ditahan perusahaan
untuk digunakan dalam melaksnakaan aktivitas bisnis yang normal,
namun pada saat bersamaan, memiliki cukup banyak kas untuk (1)
mengambil potongan dagang (trade discount), (2) mempertahankan
peringkat kredit (credit rating), (3) memenuhi kebutuhan kas yang
tak terduga.
Anggaran Kas
Perusahaan mengestimasi kebutuhan kasnya sebagai bagian
dari proses penyusunan anggaran umum, atau proses peramalan.
Pertama, perusahaan meramalkan penjualan, lalu aktiva tetap
dan persediaan yang diperlukan, kemudian menentukan saat
pembayaran yang harus dilakukan
Anggaran kas memberikan informasi yang lebih rinci mengenai
arus kas masa depan perusahaan daripada laporan keuangan yang
diramalkan. Saldo kas yang ditargetkan saldo kas yang ingin
dipertahankan oleh perusahaan untuk menjalankan usaha.
Mempercepat Penerimaan
Beberapa teknik yang digunakan untuk memperepat penagihan
maupun menyampaikan dana ke tempat di mana dana tersebut
Persediaan
Persediaan, yang dapat diklasifikasikan menjadi: (1)
perlengkapan (supplies), (2) bahan baku, (3) barang dan proses,
dan (4) barang jadi, merupakan bagian yang sangat penting bagi
hampir semua kegiatan bisnis.
Biaya Persediaan
Tujuan ganda dari pengelolaan persediaan adalah (1) untuk
memastikan persediaan yang dibutuhkan guna menyokong operasi
tersedia, tetapi (2) menekan biaya memesan dan menyimpan
persediaan ke tingkat terendah yang memungkinkan. Menyimpan
persediaan cukup mahal biayanya, karena itu selalu adalah
tekanan untuk mengurangi persediaan sebagai bagian dari strategi
pengurangan jasa perusahaan secara keseluruhan.
Sistem Terkomputerisasi
Suatu sistem pengendalian persediaan dengan menggunakan
komputer untuk menentukan titik pemesanan ulang dan untuk
menyesuaikan saldo persediaan.
Out-Sourcing
Perkembangan penting lainnya yang bertalian den gan
persediaan adalah penggunaan sumber luar (out-sourcing),
yang merupakan praktik membeli komponen-komponen dari
pada membuatnya sendiri. Penggunaan sumber luar seringkali
dipadukan dengan sistem just-in-time untuk mengurangi tingkat
persediaan.
F. Manajemen Piutang
Perusahaan secara umum akan lebih suka menjual tunai
daripada kredit. Namun, tekanan persaingan telah memaksa
kebanyakan perusahaan untuk memberikan kredit. Jadi barang
dikirim, persediaan dikurangi, dan piutang usaha muncul.
Manajemen piutang dimulai dengan keputusan akan memberikan
kredit atau tidak.
Standar Kredit
Standar kredit (credit standard) mengacu pada kekuatan
keuangan dan kelayakan seorang pelanggan untuk mendapat
kredit. Jika seorang pelanggan tidak mampu memenuhi syarat
kredit yang umum, ia tetap bisa membeli dari perusahaan, tetapi
dengan syarat yang lebih ketat. Standar kredit perusahaan akan
diterapkan untuk menentukan pelanggan mana yang akan
mampu memenuhi syarat kredit umum dan beberapa jumlah
kredit maksimum untuk setiap pelanggan. Faktor-faktor utama
yang dipertimbangkan dalam pemberian kredit tersebut dikaitkan
dengan kemungkinan pelanggan tertentu akan membayar lambat
atau bahkan mungkin tidak membayar sama sekali.
Laporan kredit perusahaan lazimnya memuat informasi
berikut:
1. Ikhtisar neraca dan laporan laba rugi.
2. Sejumlah rasio kunci, dan informasi tren
3. Informasi dari para pemasok perusahaan sehubungan dengan
apakah perusahaan telah membayar dengan cepat atau lambat
dan apakah belum lama ini tidak melakukan pembayaran.
4. Penjelasan verbal mengenai kondisi fisik dari operasi perusahaan
Potongan Tunai
Potongan tunai untuk mendorong pembeli membayar lebih
cepat, yang dianalisis dengan menyeimbangkan biaya dan manfaat
dari berbagai potongan tunai. Sebagai contoh, sebuah perusahaan
mungkin akan mengubah syarat kreditnya dari “bersih 30” yang
berarti pelanggan harus membayar dalam jangka 30 hari menjadi
“2/10”, bersih 30”, yang berarti potongan 2 persen diberikan apabila
pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari. Perubahan ini akan
memberika dua keuntungan: (1) menarik pelanggan baru yang
menganggap potongan tersebut sebagai suatu penurunan harga:
dan (2) mengakibatkan jangka waktu penagihan akan diperpendek
karena sebagian pelanggan lama akan membayar lebih cepat guna
mendapatkan potongan.
Jika penjualan bersifat musiman, perusahaan dapat meng-
gunakan penanggalan musiman yaitu cara untuk mendorong
pelanggan membeli secara lebih dini dengan mensyaratkan bahwa
pembayaran boleh dilaksanakan setelah tibanya musim penjualan
Pertimbangan hukum
UU Robinson-Patman di AS melarang perusahaan untuk
memberlakukan pembebanan harga yang berbeda-beda kepada
kelompok pelanggan yang berbeda kecuali jika perhitungan biaya
dapat membenarkan perlakukan tersebut. Hal ini juga berlaku
untuk penjualan kredit-melanggar hukum untuk memberikan
syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada satu pelanggan
atau golongan pelanggan daripada yang lain kecuali kalau
perbedaan itu dapat dibenarkan dari segi biaya.