Tugas Besar 3 - 43219110061
Tugas Besar 3 - 43219110061
Tugas Besar 3 - 43219110061
Dibuat Oleh:
Broriyanto (43219110061)
2021
1
Kritik teknikal akuntansi berkaitan dengan sistem bagi hasil Net Revenue Sharing
(NRS)
NRS memiliki tiga kesalahan ketidakadilan fundamental.
dapat pula rugi. Dengan demikian, tidak terjadi konsistensi teori investasi
yang digunakan dalam transaksi mudharabah.
3. Kegagalan pencapaian maslahat keadilan yang akhirnya hanya menjadi
jargon kosong. yang terjadi saat ini bank tampaknya tidak lagi berorientasi
pada maslahat sosial obyektif meski dana investasi nasabah nantinya
disalurkan kepada sector riil. Kesalahan terletak pada proses penyaluran
investasi tersebut yang masih berorientasi pada pencapaian laba maksimal,
sehingga oleh Fanani diistilahkan dengan maslahat individual subyektif.
PSAK syariah 105 dan DSN MUI no.15 merupakan dua sumber penting yang
memuat dan mengatur konsep khusus mengenai prinsip bagi hasil (NRS).
Jika menggunakan prinsip bagi hasil (NRS), maka dasar pembagian hasil usaha
adalah laba bruto (gross profit). Laba bruto diperoleh dari hasil pengurangan
antara penjualan dan harga pokok penjualan (HPP). Prinsip NRS merupakan
4
proses distribusi bagi hasil yang tidak memperhitungkan biaya operasional yang
dikeluarkan oleh mudharib. Pengeluaran dalam bentuk HPP-lah yang hanya
diakui sebagai pengeluaran (beban) mudharib. Dalam proses bisnis, khususnya
bagi perusahaan dagang, keuntungan riil tidak mungkin diperoleh tanpa
mengeluarkan biaya-biaya operasional selain HPP. Pengelola dana tampaknya
menjadi pihak yang dirugikan dalam akad transaksi mudharabah dengan
menggunakan system bagi hasil NRS.
5
Pertanyaan 2. Konsep dan Teori (CPMK 4) (CPL P1, PU2, KU1, KU8, S8, S9)
(Nilai 30)
a) Konsep manakah yang dikritisi oleh peneliti dalam artikel tersebut?
Tunjukkan dan berikan penjelasan Anda.
b) Menurut Anda konsep tersebut merupakan pandangan dari teori akuntansi
yang mana? (Bacalah modul dan literatur yang relevan, jangan lupa
berikan sitasi ya..).
Jawaban:
a) Konsep manakah yang dikritisi oleh peneliti dalam artikel tersebut adalah
konsep NRS karena
1. Tidak ada bedanya antara prinsip bagi hasil NRS dengan prinsip penetapan
bunga yang disajikan oleh perbankan konvensional yang melakukan
investasi namun hanya berorientasi pada maksimalisasi keuntungan.
Dua kesalahan mendasar, yaitu:
a. Seharusnya margin diperbolehkan untuk praktik murabahah saja,
sementara mudharabah dan musyarakah menggunakan sistem bagi hasil
b. Penggunaan flat rate memiliki konsekuensi logis akan ketidakpedulian
bank terhadap kerugian atau keuntungan usaha yang belum tentu
mencukupi ketentuan angsuran. Konsep bagi hasil yang sesungguhnya,
yaitu sesuai dengan system PLS, besarnya pengembalian didasarkan
pada nisbahyang bersarnya fluktuatif bukan menggunakan ukuran rate
yang nilainya sudah pasti.
2. Dalam tahap penelitian kali ini, peneliti mengaji lebih lanjut Fatwa MUI
no.15 yang mengijinkan penerapan prinsip NRS, bahkan menyarankan
untuk memilih NRS daripada profit sharing.
Ketentuan DSN -MUI menegaskan bahwa prinsip NRS lebih memberikan
maslahat daripada profit sharing. Mencermati dari dasar bagi hasil, jelas
terlihat NRS memberikan angin surga bagi pemilik dana, sementara
memaksa mudharib untuk menanggung beban operasional usaha. Dengan
6
demikian, fakta yang terjadi atas penerapan NRS adalah satu pihak (pemilik
dana) mendholimi pihak lain (pengelola dana) dengan upaya menghindari
kerugian usaha. Artinya, jika DSN-MUI menyarankan penggunaan NRS
daripada profit sharing, maka jelas keberpihakan DSN-MUI berada pada
pihak perbankan dan bukan pengelola dana (mudharib).
Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa NRS ternyata tidak lebih adil
dibandingkan dengan sistem bagi hasil profit sharing (PLS) seperti yang
diungkapkan dalam MUI no.15 tentang distribusi bagi hasil.
Menurut peneliti, model laporan income statement yang cenderung berbasis stock
concept harus dirubah dengan menggunakan basis flow concept agar maqashid
syariah dapat tercapai. Dalam Value Added Statement (VAS), laba bersih
diperoleh perusahaan sebagai value added (VA) untuk kemudian didistribusikan
secara adil kepada kelompok yang terlibat pembentukan VA dengan perusahaan.
VAS merupakan metode pelaporan yang lebih baik bagi entitas yang bergerak
dalam bidang syariah daripada system profit and loss, sebab menitikberatkan pada
distribusi masyarakat secara menyeluruh. Dengan system distribusi, maka upaya
maksimalisasi kekayaan yang terpotret dari model accounting income tergantikan
oleh persamaan distribusi terhadap seluruh pihak yang terkait dengan perusahaan
baik langsung maupun tidak langsung. Model VAS ini sesuai dengan tujuan
syariah yang mengakomodasi kemaslahatan umat.
8
Jawaban:
a) Pandangan saya terhadap kritik yang disampaikan oleh peneliti baik dari
segi teknikal akuntansi dan konsep adalah kritik yang disampaikan mengenai NRS
pada akuntansi mudharabah sangat baik karena sebelum memberikan kritik,
peneliti menjelaskan secara rinci mengenai konsep NRS yang telah ditetapkan dan
dijalankan. Peneliti membahas tentang kritik atas sistem bagi hasil Net Revenue
Sharing (NRS) yang didukung oleh alat berupa akuntansi transaksi mudharabah.
Ketidakadilan konsep NRS terkait dengan stock concept dimana keuntungan
hanya berpihak pada shohibul maal (bank sebagai pemilik dana) daripada
mudharib. Deviasi dari praktik mudharabah terlihat dari konsep dasar akuntansi
yang mencatat transaksi mudharabah. Dengan menggunakan hyper post-
phenomenology melalui analisis keberadaan nilai-nilai ilahiyah yang menyatu
dalam alat, peneliti menyimpulkan bahwa baik PLS maupun NRS tidak dapat
mencapai maqashid syariah. Peneliti juga mencoba memberikan solusi yang tepat
dengan penggunaan Shariah Value Added Concept sebagai bentuk dari flow
concept untuk merumuskan akuntansi Syariah.
b) Ya, stock concept dalam pandangan saya akan sesuai dengan pandangan
sustainability (keberlanjutan)
9
c) Kesimpulan
NRS ternyata tidak lebih adil dibandingkan dengan sistem bagi hasil profit
sharing (PLS) seperti yang diungkapkan dalam MUI no.15 tentang distribusi bagi
hasil. NRS memiliki tiga kesalahan ketidakadilan fundamental.
Flow concept memaknai uang sebagai public goods yang harus beredar di
kalangan masyarakat, sementara stock concept memaknai uang hanya mengalir di
kalangan tertentu (menimbun) karena dianggap sebagai private goods. Model
laporan income statement yang cenderung berbasis stock concept harus dirubah
dengan menggunakan basis flow concept agar maqashid syariah dapat tercapai.
12
DAFTAR PUSTAKA