BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya di panen
pada umur 4-5 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan
Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,
nafsu makan dan minum lebih baik, dan pertumbuhan badan menjadi cepat. Ayam
broiler adalah ayam hasil dari budidaya teknologi peternakan yang mempunyai
ciri khas pertumbuhannya cepat, siap dipotong pada usia yang relatif muda dan
sebagai penghasil daging dengan konversi makanan irit (Priyatno, 2000). Ayam
broiler memiliki timbunan daging yang baik, gerakannya lamban, berkaki pendek
dan tegap. Ayam broiler memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat dipanen
sebelum usia 8 minggu, rasa yang khas, empuk dan dagingnya banyak. Ayam
diikuti adanya gen pembentuk lemak. Ayam broiler juga memiliki lemak yang
cukup tinggi pada umur 1 minggu sebelum panen karena pembentukan lemak
Priyatno (2000), daging ayam merupakan salah satu jenis unggas yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Pada dasarnya ayam dibagi menjadi dua
yaitu ayam broiler dan ayam petelur. Ayam broiler disebut sebagai ayam ras
pedaging dikarenakan ayam ini merupakan jenis ayam yang efisien diternakkan
13
Menurut Rasyaf (1995), Ayam broiler pertumbuh sangat cepat dan mampu
mengubah makanan yang ia makan menjadi daging dengan sangat efisien. Tetapi
pemeliharaan yang baik daya tahan tubuhnya akan menurun dan mudah terserang
Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari tingkah lakunya yang
sangat lahap. Frekuensi makan ayam broiler lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhannya cepat, penghasil daging dengan konversi makanan irit, dan siap
dipotong usia relatif muda. Ciri khas daging ayam broiler adalah dagingnya
empuk dan banyak, serta pengolahannya mudah tetapi akan hancur dalam
ternak hanya untuk konsumsi dan hobbi. Menurut (Prihatman, 2009) sistem
berkeliaran mencari makanan sendiri. Ayam ayam ini pada sore hari akan pulang
14
dipedulikan. Ayam hanya berfungsi sebagai piaraan sampingan, jika keadaan
sebagiaan disediakan oleh pemelihara. Pada pagi hari ayam diberi pakan
sekadarnya, lalu dilepas untuk mencari pakan sendiri pada siang hari. Meskipun
dilepas diluar kandang, ayam ini masih dibatasi ruang geraknya oleh pagar di
sekitar kandang. Sistem ini telah memungkinkan ayam terlindung dari serangan
pemangsa. Pada sore hari ayam akan masuk ke kandang. Biasanya ayam diberi
pakan lagi.
ekstensif maupun semi intensif. Hal ini agar peternak lebih fokus terhadap usaha
ternak yang dijalankannya. Sehingga hasil yang dihasilkan akan lebih baik dari
digunakan dalam produksi ayam broiler terbagi menjadi dua, yaitu faktor produksi
tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap terdiri dari:
15
1. Lahan
Lokasi lahan untuk peternakan ayam broiler sebaiknya harus jauh dari
lokasi pemukiman penduduk. Lokasi hendaknya tidak jauh dari pusat pasokan
bahan baku dan lokasi pemasaran agar terhindar dari resiko kematian yang tinggi,
biaya transportasi yang dikelurkan rendah, serta kondisi ayam dapat lebih segar.
Selain itu lokasi yang dipilih sebaiknya termasuk areal agribisnis agar terhindar
dari penggusuran.
didirikan dengan tempat tinggal atau kegiatan lain ditanami pepohonan yang
tinggi sebagai pagar hidup. Pohon-pohon tersebut bukan sebagai peneduh, tetapi
3. Peralatan
adalah tempat pakan, tempat minum, peralatan pemanas, dan peralatan lainnya
seperti drum air, ember, garpu pembalik sekam, dan gerobak pengangkut pakan.
ekonomis tinggi. Salah satu ciri khas yang dimiliki komoditas ini adalah memiliki
tentang persyaratan mutu bibit ayam broiler sebagai berikut : berat kuri untuk
16
umur sehari atau DOC adalah 37-45 gram. Kondisi bibit sehat, kaki normal dan
dapat berdiri tegak, tampak segar dan aktif, tidak terdehidrasi, tidak ada kelainan
bentuk dan cacat fisik, warna bulu seragam, sesuai warna galur (strain) serta
5. Pakan
dimakan oleh ayam dan telah disusun mengikuti aturan tertentu. Aturan tersebut
mengikuti nilai kebutuhan gizi dari bahan makanan yang digunakan. Pakan starter
diberikan pada ayam berumur 0-3 minggu, sedangkan pakan finisher diberikan
Obat-obatan, vaksin dan vitamin merupakan bahan yang dibuat dari mikro
organisme seperti virus, bakteri atau komponen antigen dari virus atau bakteri
vaksin perlu bagi suatu peternakan ayam broiler. Hal ini bertujuan mencegah agar
ternak ayam broiler terhindar dari penyakit, sehingga hasil output yang
7. Tenaga kerja
17
dalam usaha ternak ayam broiler adalah tenagakerja yang memiliki keterampilan
jumlah populasi ayam broiler yang dipelihara. Umumnya jumlah populasi ayam
sebanyak 2.000-3.000 ekor mampu dipelihara oleh satu orang tenaga kerja, jika
pengelolaan usaha ternak secara manual atau tanpa alat-alat otomatis. Akan tetapi
otomatis, maka satu orang tenaga kerja mampu memelihara sebanyak 6.000-7.000
18
pengeluaran berarti bagaimana menekan pengeluaran produksi sekecil-kecilnya
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya
biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh.
Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan dan sebaliknya jika
Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Semakin besar volume kegiatan, maka
semakin tinggi jumlah total biaya variabel dan sebaliknya semakin rendah volume
kegiatan, maka semakin rendah jumlah total biaya variabel. Biaya satuan pada
biaya variabel bersifat konstan karena tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
TC = TFC+TVC
Keterangan:
TC : Total biaya (Rp)
TFC : Total biaya tetap (Rp)
TVC : Total biaya variabel (Rp)
19
Cost
TC
TVC
TFC
0 Y
Pada gambar diatas, bentuk kurva TC (Total Cost) sama dengan bentuk
kurva TVC (Total Variable Cost), sebab apa yang digambarkan sebagai kurva TC
tidak lain adalah kurva TVC yang bergeser ke atas sebesar TFC (Total Fixed
Cost) yang ada. Jadi selisih antara biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap
biaya oleh petani, maka biaya dibedakan atas biaya tunai dan biaya non tunai.
Biaya tunai adalah semua biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani (out of
biaya yang sifatnya hanya diperhitungkan saja sebagai biaya, tidak benar-benar
merupakan pengeluaran yang dibayarkan secara nyata oleh petani, contoh tenaga
dengan harga jual. Perhitungan penerimaan usahatani memiliki beberapa hal yang
20
perlu diperhatikan yaitu lebih teliti dalam menghitung produksi pertanian, lebih
TR = P.Q
Keterangan :
TR : Total penerimaan (Rp)
P : Harga per satuan hasil produksi (Rp)
Q : Jumlah produksi (Rp)
penerimaan dan semua biaya produksi selama melakukan produksi. Secara umum
keuntungan usahatani terdiri dari dua hal pokok yaitu penerimaan dan
segi ekonomi dinilai dari keuntungan yang diperoleh dari usahatani tersebut.
Petani yang rasional selalu berusaha mendapatkan keuntungan yang lebih besar
antara total penerimaan dan total biaya selama proses produksi. Selisih antara
biaya tenaga kerja dalam keluarga (non tunai) sebagai komponen biaya.
Penerimaan (Revenue) merupakan perkalian antara total produk dan harga output
21
π = TR – TC
TR = P.Q
TC = TVC + TFC
Keterangan :
π : Keuntungan (Rp)
TR : Total penerimaan (Rp)
TC : Total biaya (Rp)
P : Harga per satuan hasil produksi (Rp)
Q : Jumlah produksi (Rp)
TVC : Total biaya variabel (Rp)
TFC : Total biaya tetap (Rp)
Pada modul yang dibuat oleh Sri Supadmini, dkk menyatakan Break Even
Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di
Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya
tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya
variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan
sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan
biaya tetap yang harus di keluarkan. Rumus Analisis Break Even Point adalah:
FC
𝐵𝐸𝑃 =
(𝑃/𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝑉𝐶/𝑢𝑛𝑖𝑡)
Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost per unit
P : Price per unit
22
2. Cara menghitung BEP rupiah
FC
𝐵𝐸𝑃 =
Sales price/unit
1−( )
VC/unit
Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
S : Sales Price per unit
VC : Variabel Cost per unit
Menurut Kotler (2008), pemasaran adalah proses sosial yang dengan mana
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
jasa yang bernilai dengan pihak lain. Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
komoditi yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna
tempat dan guna bentuk yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan
23
yang penting bagi masyarakat. Perlu disadari bahwa sebagian besar pengeluaran
termasuk biaya distribusi, biaya promosi, biaya penelitian pasar, biaya pelayanan,
tetap dan baku, tetapi harus dilaksanakan semuanya. Tata cara pelaksanaan fungsi
merupakan proses yang teratur dan berubah sepanjang waktu manakala situasi
berubah. Dalam hal ini, ada 3 fungsi pemasaran, antara lain (Hanafie, 2010):
pasar dan persaingan yang mungkin akan terjadi. Fungsi pertukaran meliputi
2. Fungsi fisik
jasa yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk, dan harga yang tepat dengan
24
jalan menaikkan kegunaan tempat (place utility), yaitu mengusahakan barang dan
jasa dari daerah produksi ke daerah konsumsi, menaikkan kegunaan waktu (time
utility), yaitu mengusahakn barang dan jasa dari waktu belum diperlukan ke waktu
kegunaan bentuk (form utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa dari bentuk
penyimpanan, pemprosesan.
pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran suatu produk. Fungsi pemasaran
tersebut meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi penyediaan sarana.
Fungsi pemasaran digunakan untuk meningkatkan nilai guna, waktu, dan bentuk
suatu produk. Fungsi pemasaran diatas digunakan untuk meihat dan menilai
fungsi apa saja yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran yang
25
2.2.8. Saluran Pemasaran
membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.
Mereka adalah perangkat jalur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi,
yang berakumulasi pada pembeli dan penggunaan oleh pemakai akhir. Beberapa
perantara seperti pedagang besar dan pengecer membeli, memiliki dan menjual
barang tersebut dan mereka disebut pedagang. Pihak lain seperti pialang,
negosiasi atas nama produsen tetapi memiliki barang tersebut sebagai agen. Pihak
lain yang membantu dalam proses distribusi tetapi tidak memiliki barang dan
1. Saluran nol tingkat, Saluran ini disebut pula saluran pemasaran langsung
konsumen.
3. Saluran dua tingkat, Saluran ini mempunyai dua perantara. Pada pasar
26
4. Saluran tiga tingkat, Saluran ini mempunyai tiga perantara. Pada pasar
pengecer
Gambar saluran pemasaran yang dipakai secara luas dalam pemasarannya, yaitu:
1. Nol tingkat
Produsen Konsumen
2. Satu tingkat :
3. Dua tingkat :
4. Tiga tingkat :
Pedagang
Produsen Tengkulak Pengecer konsumen
besar
Konsep saluran distribusi tidak hanya terbatas pada pendistribusian produk nyata.
Produsen jasa dan ide juga menghadapi masalah dalam membuat perantara
utama seperti waktu, tempat serta pemilikan yang memisahkan barang dan jasa
27
produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha
dan individu lainnya. Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-
sebagai berikut:
yang dijual oleh tengkulak dari petani, biasanya relative lebih kecil
pedagang pengumpul.
karena itu, jarak petani ke pedagang besar cukup jauh dan membutuhkan
waktu yang lama, maka pada saat komoditi sampai tangan pedagang besar
28
2.2.10. Margin Pemasaran
pertama dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Komponen marjin
pemasaran ini terdiri dari (1) biaya-biaya yang diperlukan lembaga pemasaran
biaya fungsional (functional cost) dan (2) keuntungan (profit) lembaga pemasaran.
MP = Pr–Pf
Keterangan:
MP : Margin pemasaran
Pr : Harga jual ayam broiler ditingkat pedagang pengecer (Rupiah)
Pf : Harga jual ayam broiler ditingkat peternak (Rupiah)
maka perlu diketahui besarnya margin pemasaran yang terdiri dari biaya-biaya
pemasaran dapat ditentukan dari persentase bagian total margin pemasaran yang
pemasaran ke-j dan persentase total bagian margin pemasaran yang digunakan
29
Share Biaya : Sbij = {Cij / (Pr - Pf)}x 100%
Cij = Hjj - Hbj - πij
Share Keuntungan : Skj = {πij / (Pr - Pf)}x 100%
πij = Hjj - Hbj - Cij
Keterangan :
Sbij : Share biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga
pemasaran ke-j
Cij : Biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke- i oleh lembaga pemasaran
ke-j
Pr : Harga jual ayam broiler ditingkat pedagang pengecer
Pf : Harga jual ayam broiler ditingkat peternak
Hjj : Harga jual ayam broiler oleh lembaga pemasaran ke-j
Hbj : Harga beli ayam broiler oleh lembaga pemasaran ke-j
πij : Keuntungan lembaga pemasaran ke-j
Skj : Share keuntungan lembaga pemasaran ke-j
yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen terakhir kepada
semua pihak yang ikut serta adalam kegiatan produksi dan pemasaran barang
Farmer’s share merupakan bagian yang diterima petani dari suatu kegiatan
pengolahan, keawetan produk, ukuran produk, jumlah produk, dan biaya produksi
30
(Rahim dan Hastuti, 2008). Hubungan farmer’s share dengan margin pemasaran
bersifat negatif. Semakin tinggi nilai margin pemasaran maka semakin rendah
berikut:
Pf
FS x100 0 0
Pr
Keterangan:
FS : Farmer’s Share (%)
Pf : Harga jual ayam broiler di tingkat peternak
Pr : Harga jual ayam broiler di tingkat pedagang pengecer
Barat, khususnya Kota Bogor telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang
yang diperoleh dari penelitian Wirawati, menunjukkan bahwa enam pola saluran
pemasaran ayam ras pedaging produk Sunan Kudus farm, yaitu : 1) Produsen →
31
pengecer) → konsumen, 4) Produsen → pemotong → pengecer → konsumen, 5)
hidup (39,62%) dengan total keuntungan yang diperoleh adalah terbesar kedua
dari enam saluran yang ada, yaitu Rp 3.929,12/kg bobot hidup (31,03%). Saluran
I memiliki rantai pemasaran yang panjang dan melibatkan lebih banyak lembaga
pemasaran untuk menyalurkan ayam ras pedaging agar sampai kepada konsumen.
Producer’s share yang diperoleh pada saluran ini adalah yang paling kecil yaitu
sebesar 60,38%.
yaitu Rp 977,94/kg bobot hidup (11,34%) dengan biaya total pemasaran, yaitu
bobot hidup. Nilai producer’s share yang diperoleh saluran VI adalah yang
terbesar (88,66%), karena produsen menjual ayam ras pedaging langsung kepada
konsumen.
enam saluran pemasaran yang terbentuk didalam pemasaran ayam ras pedaging di
32
Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, yaitu : 1) peternak → inti →
konsumen. Di dalam pemasaran ayam ras pedaging semua lembaga yang terlibat
terdapat pada saluran pertama yaitu Rp 6404,7 sementara marjin terkecil terdapat
pada saluran kedua yaitu Rp 2914,7. Untuk bagian harrga yang diterima oleh
petani (farmer’s share) yang terbesar pada saluran kedua yaitu sebesar 72,93
persen dan yang terkecil terdapat pada saluran pertama yaitu 54,4 persen.
analisis korelasi dan analisis elastisitas transmisi diperoleh nilai korelasi 0,851
33