Printttt Bab Lengkappp Widya
Printttt Bab Lengkappp Widya
Printttt Bab Lengkappp Widya
PENDAHULUAN
1
menghasilkan telur sampai umurnya mencapai 2 tahun. Dengan total produksi
telurnya antara 250 sampai 280 butir per tahun Teknik manajemen
pemeliharaan ayam ras petelur yang sesuai sangat diperlukan untuk mencapai
hasil produksi yang optimal. Dalam beternak dan mendapatkan hasil yang
sesuai, kita perlu memperhatikan manajemen dalam pemeliharaan yaitu mulai
dari pakan, kandang, penyakit serta pengobatannya, sifat genetikanya, asal
usulnya ternak, vaksinasi dan sebagainya. Pemeliharaan ayam petelur
membutuhkan penanganan khusus dan sangat penting untuk diperhatian. Kunci
utama untuk mencapai produksi yang optimal yaitu manajemen yang baik,
yaitu persiapan awal, terutama pada fase persiapan kandang, fase starter,
grower dan layer serta didukung dengan manajemen sistem recording baik
(Filipus. 2008).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam proposal praktek kerja lapangan ini yaitu untuk
mengetahui manajemen pemeliharaan ayam petelur dengan menggunakan
metode intensif.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapangan ini ialah:
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
pastinya dibudidayakan karena untuk dihasilkan daging dalam jumlah yang
banyak dengan kualitas yang baik, sedangkan ayam petelur juga dibudidaya
untuk menghasilkan telur dengan jumlah yang banyak dan kualitas yang baik.
Ayam ini tubuhnya relatif lebih kecil. Produksi telurnya antara 250
sampai 280 butir per tahun. Telur pertama dihasilkan pada saat berumur 5
bulan dan akan terus menghasilkan telur sampai umurnya mencapai umur 2
tahun. Umumnya produksi telur yang terbaik akan diperoleh pada tahun
pertama ayam mulai bertelur. Produksi telur pada tahun-tahun berikutnya
cenderung akan terus menurun. Sebelum tahun 1940, peternakan ayam petelur
hanyalah merupakan usaha sampingan pertanian belaka. Jumlah ayam yang
dipiara para petani hanya kecil, 20-150 ekor saja, sekedar memenuhi kebutuhan
keluarga dan kalau sisa produksi baru dijual kepasar. Pada saat tersebut, ayam
dipiara tanpa kandang; dilepas dan bebas berkeliaran ke mana pun. Akan tetapi
karena adanya suatu pemikiran bahwa ayam yang berkeliaran itu dianggap
berbahaya bagi penyebaran penyakit, kemanusiaan, ayam-ayam tersebut harus
dikurung atau dibuatkan kandang. Ternyata ayam yang hidupnya terkurung pun
produksinya tidak mengecewakan, justru bagus dan tidak mengganggu serta
menghemat tempat. Sistem pemeliharaan ayam terkurung yang produksinya
bagus itu menarik perhatian para peternak. (A, Faadhila. 2012).
Gambar ayam petelur
5
untuk mengejar keuntungan yang setinggi-tingginya dengan biaya produksi
yang serendah-rendahnya. Oleh karena itu agar usaha peternakan itu bisa
berkembang serta menguntungkan perlu diatur segi manajemen pemeliharaan
yang bisa di pertanggungjawabkan secara baik dan ekonomis. Segi-segi
manajemen pemeliharaan ayam petelur yang baik dan ekonomis serta
memenuhi syarat untuk mendapakan hasil yang optimal akan coba kita uraikan
dalam bahasan sebagai berikut antara lain ialah :
A. Syarat-syarat sebagai peternak ayam
1. Seorang peternak harus menguasai ilmu. Adapun ilmu yang
dimaksud ialah:
a. Pemiliahan bibit (breeding)
b. Cara-cara pemberian makanan (feeding)
c. Tatalaksana yang betul (manajemen)
d. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
e. Serta bisa menciptakan pemasarannya (marketing)
Faktor-faktor inilah yang kiranya akan bisa
menunjang berhasil/tidaknya usaha peternakan. Dengan
demikian keberhasilan ini tidaklah ditentukan oleh modal
financial semata-mata, melainkan di lain pihak skill pun
mutlak diperlukan. Hal ini bisa dibuktikan bahwa seseorang
yang memulai dari modal yang kecil pun bisa juga
berkembang, tetapi pada perusahaan lain yang dimulai dari
modal yang besar justru adakalanya mengalami kegagalan
kerena usahanya tanpa didasari skill, dan akhirnya gulung
tikar. Itulah sebabnya maka peternak dituntut memiliki ilmu
dan berjiwa peternak.
2. Lingkaran produksi Pada zaman dahulu, ayam dibiarkan
hidup atau dipertahankan sampai umur 5 tahun. Hal ini
terjadi karena pada waktu itu ternak ayam sekedar usaha
sampingan pertanian, belum ada tujuam ekonomis. Tetapi
dewasa ini, di zaman modern, usaha ternak menjadi usaha
ekonomis, sehingga lingkaran produksi telur yang optimal
6
harus menjadi pertimbangan. Dewasa ini yang dianggap
lingkaran produksi yang optimal ialah ayam-ayam umur 1,5
– 2 tahun. Ayam petelur yang lebih dari 2 tahun tidak
ekonomis lagi, sebab mereka tak mampu mengimbangi lagi
makanan yang dihabiskan. Itulah sebabnya maka ayam –
ayam yang sudah mencapai umur 2 tahun harus diafkir.
Penundaan pengafkiran berarti mengurang keuntungan.
7
sempurna, maka pemakaian makanan akan lebih ekonomis atau
optimal. Keadaan terlampau dingin, kebutuhan energi akan
meningkat dan sebaliknya keadan udara yang terlampau tinggi akan
menimbulkan gangguan metabolisme, akhirnya produksi merosot.
Hal ini berarti penggunaan makanan tidak optimal lagi, yang
akhirnya bisa mengurangi keuntungan.
2. Biaya pakan
Yang menjadi persoalan ekonomis atau tidaknya mengenai
makanan yang dihabiskan seekor ayam pada setiap harinya,
bukanlah ditentukan oleh harga makanan semata-mata, melainkan
yang memegang peranan penting dalam hasil ini ialah:
perbandingan yang ideal antara harga telur dan makanan ialah 1:5
ke atas.
3. Sistem kandang
Pada sistem kandang battery, aktivitas ayam untuk bergerak
tentu saja sangat kurang bila dibandingkan dengan ayam pada
kandang postal, apalagi bila dibandingkan dengan sistem ren.
Karena aktivitas gerak tubuh pada kandang tersebut sedikit, maka
energi yang diperlukan pun bias dikurangi, sehingga akan lebih
menghemat biaya makan. Menurut penelitian penghematan
makanan pada sistem battery bias mencapai 20 gram/ekor per hari.
8
lambat. Kandang pada ayam itu diantaranya yaitu kandang postal dan kandang
batteray (Priyatno. 2008).
Kandang tipe postal dengan luas 200 m², (40 x 5 m) cukup optimal
untuk memelihara pullet sejumlah 1600 ekor hingga berumur 112 hari.
Sedangkan kandang batteray yang berukuran 200 m² bisa diisi dengan pullet
sekitar 2500 ekor (Anonymous, 2012). Iklim kandang yang cocok untuk
beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35
°C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan
kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar
matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara
yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit
karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan
bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar
hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang (Priyatno.
2008).
Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang
penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang
hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat
minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat
penerangan. a. Nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat
penampungan; b. Kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong
berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan
60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30%
di kiri) (Priyatno. 2008).
Kadang baterai merupakan kandang dengan bentuk menyerupai sangkar,
berbentuk kotak memanjang dan terdapat sekat pada setiap ukuran tertentu. Untuk
kandang petelur sistem baterai peternak dapat membuat dengan bahan yang terbuat
dari bambu atau dengan kawat. Harga kandang ayam petelur dari bambu relatif lebih
murah dibanding dengan dengan kawat. Dikarenakan bahan dari bambu lebih mudah
didapatkan dan harganya sangat terjangkau dan bisa mengemat pengeluaran pada
peternak ayam petelur. Sedangkan untuk kandang baterai yang terbuat dari
kawat memiliki daya tahan yang lebih kuat dapat menjadi barang investasi bagi
peternak karena tidak mudah rusak. Tetapi untuk pembuatan kandang baterai
9
memiliki harga dan biaya yang lebih besar dibanding pembuatan kandang pada
umumnya (Priyatno. 2008).
Ukuran kandang baterai disetiap kotaknya berkisar 30 – 35 cm (lebar),
45 cm (panjang) dan 60 cm (tinggi). Untuk ukuran kandang ayam petelur 50
ekor juga dapat menggunakan kandang sistem baterai dengan jumlah 5 ekor
ayam untuk satu kotak kandang baterai. Untuk lantai dasar pada kandang
baterai harus dibuat agak miring, hal ini dilakukan agar telur dapat
menggelinding dan memberikan kemudahan peternak dalam pegambilan telur.
1. cara membuat kandang ayam petelur skala kecil atau skala besar cara pembuatan
kandang ayam petelur sistem baterai peternak dapat terlebih dahulu memilih
bahan pembuatnya antara bambu atau menggunakan kawat. Kami dari hobi
ternak. com menyarankan agar pembuatan kandang baterai menggunakan bahan
bambu selain harga kandang ayam petelur dari bambu yang murah dan bahannya
pun mudah didapatkan.
Proses pemasukan ayam petelur dalam kandang batrai diusahakan 2 minggu
sebelum memasuki masa bertelur Sebelum kandang baterai dibuat maka peternak
harus terlebih dahulu membangun atap kandang utama yang terdiri atas tiang dan
atap. Hal tersebut dilakukan agar melindungi kandang baterai dari panas terik
matahari dan hujan. Untuk lantai pada kandang peternak tidak perlu disemen
cukup menggunakan tanah saja, karena tanah lebih kuat dalam proses penyerapan
kotoran ayam. Untuk dinding kandang, peternak tidak perlu membuatnya, karena
ayam petelur sudah terdapat didalam kandang baterai tersebut.
2. Susunan Kandang Tipe Baterai
Semakin berkembangnya teknologi yang semakin maju, maka pembuatan
kandang baterai secara bertingkat untuk ayam petelur pun semakin berkembang
dan dimungkinkan untuk diterapkan oleh para peternak.
Adapun susunan kandang baterai adalah sebagai berikut :
1) Susunan kandang beterai satu tingkat saling bertolak belakang atau
berhadapan.
2) Susunan Kandang baterai dua tingkat saling bertolak belakang atau
berhadapan
10
3) Susunan kandang tiga tingkay saling bertolak belangang berbentuk
piramida atau berhadapan berbentuk segitiga terbalik.
4) Kandang baterai secara vertical
Dalam pembuatan kandang baterai dengan berbagi tingkat tersebut
peternak juga harus selalu memperhatikan luas kandang, suhu pada kandang
kelembaban udara, pencahayaan dan lain sebagainya.
3. Ukuran pembuatan kandang ayam petelur sistem baterai
Untuk jumlah tingkat kandang baterai yang dianjurkan oleh para peternak
adalah dengan bersusun 2 tingkat atau 3 tingkat saja, hal tersebut dilakukan agar
kotoran tidak menumpuk sehingga tidak menimbukan bau yang menyengan serta
dapat mengurangi kadar amonia dalam kandang.
4. Kekurangan dan kelebihan penggunaan kandang baterai pada budidaya ayam
petelur.
Kelebihan
1) Hemat dalam penggunaan lahan dan kandang
2) Memberikan kemudahan peternak dalam pemeliharaan
3) Ayam tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga sehingga produktivitas
telur ayam. semakin meningkat .
4) Siklus udara menjadi lebih bersih karena kotoran lansung jatuh ke lantai .
5) Menampung ayam petelur dalam jumlah banyak.
6) Memudahkan peternak dalam pengontrolan penyakit
7) Pembagian pakan yang lebih merata
Kekurangan
1) Biaya kandang relatif lebih mahal
2) Masalah ayam petelur yang mudah terserang penyakit kelumpuhan
.
11
bahan yang harganya relatif murah tetapi diharapkan berkualitas, kecuali
untuk ternak yang berkapasitas diatas 7.000 ekor ke atas sebaiknya
digunakan bahan-bahan yang kualitasnya permanen misalnya untuk
kandang baterai ayam petelur periode layer sebaiknya menggunakan besi
kawat.
12
pakan sedikit demi sedikit sesuai dengan umur ayam tersebut. Pada
perkembangan DOC terdapat 3 periode pertumbuhan yaitu periode starter,
pullet, serta layer. Ketiga periode tersebut memiliki kebutuhan protein yang
berbeda sesamanya. DOC periode Starter membutuhkan kandungan protein
lebih besar yaitu 19-22%, disusul dengan periode pullet sebesar 13-15%,
sedangkan pada periode layer membutuhkan kandungan protein sebesar 15-
18% .
2.2.3 Manajemen pakan
Pemberian pakan ayam petelur harus disesuaikan dengan umur.
Pada periode starter pakan harus selalu tersedia. Pemberian paka idealnya
adalah 4-9 kali sehari, namun agar mudahnya pakan disediakan sepanjang
hari. Hal itu penting karena pada periode starter pertumbuhan sangat cepat
dan konsumsi pakan pun tinggi. Para periode grower dan layer pakan
diberikan 2 atau 3 kali sehari. Pakan diberikan pagi dan sore atau pagi, sore,
dan malam karena waktu-waktu tersebut adalah saat dimana suhu
lingkungan nyaman bagi ayam. Karena di waktu sore dan malam ayam
makannya lebih banyak, maka pakan diberikan lebih banyak juga pada sore
dan malam. Berikan pakan di pagi hari sebanyak 30-40% dan 60-70% di
sore hingga malam. Pakan diberikan misalnya setiap jam 07.00 dan 15.00.
Atau setiap jam 07.00, 15.00, dan 21.00 setiap harinya. Hal-hal terkait yang
harus diperhatikan:
13
Cuci bersih tempat makan dan minum setidaknya 2-3 kali
sehari. Bisa dilakukan sebelum pemberian pakan.
Aplikasikan desinfektan pada peralatan makan ayam setiap
3-4 hari sekali.
14
2.3 Rencana dan distribusi ayam petelur
Menurut (Hamka. 2014) telur ayam merupakan komoditas pangan
hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, selain daging ayam, daging sapi
dan susu. Telur banyak digemari masyarakat karena kendungan nutrisi lengkap
dan mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh serta harganya
terjangkau. Telur secara alami digunakan oleh bangsa unggas untuk
melanjutkan keturunannya. Sebagian besar produk telur ayam ditujukan untuk
dikonsumsi orang tidak disterilkan, mengingat ayam petelur yang
menghasilkannya tidak didampingi oleh ayam pejantan. Telur yang disterilkan
dapat pula dipesan dan dimakan sebagaimana telur-telur yang tidak disterilkan,
dengan sedikit perbedaan kandungan nutrisi. Telur yang disterilkan tidak akan
mengandung embrio yang telah berkembang, sebagaimana lemari pendingin
mencegah pertumbuhan sel-sel dalam telur. Telur ayam dapat dikelompokkan
ke dalam bentuk klasifikasi dalam berbagai kategori. Umumnya, telur
dibedakan dari berat dan warna kerabang. Berat telur ayam ras per butirnya
dikelompokan menjadi :
15
nonvertical integration, dan mandiri. Banyaknya saluran distribusi tersebut,
mendorong terjadinya fluktuasi harga komoditi telur ayam di tingkat
konsumen. Untuk persentase sumber telur ayam yang diterima oleh pengumpul
dari tiga pola yang ada berbeda-beda disetiap provinsi di Indonesia. Dengan
demikian, biaya distribusi sangat menentukan harga di tingkat konsusmen.
Atau dengan kata lain, harga di tingkat konsumen sangat ditentukan dari
panjang-pendeknya saluran distribusi dari pengumpul ke konsumen. Semakin
banyak aktor yang bermain di saluran distribusi komoditi ini, maka semakin
tinggi harga telur ayam di tingkat konsumen. Hal ini dikarenakan setiap aktor
mengupayakan mengambil margin keuntungan dari setiap saluran distribusi
yang ada( Hamka. 2014).
16
ini masih bisa di jumpai di tahun 1950-an yang di pelihara oleh beberapa orang
penggemar ayam. Hingga akhir periode 1980-an, orang Indonesia tidak banyak
mengenal klasifikasi ayam.Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam
kampung saja, bila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak
dimakan.Namun, pendapatan itu tidak benar, ayam negeri atau ayam ras ini
ternyata bertelur banyak tetapi tidak enak dagingnya (Kotler dan Keller. 2009).
Biaya usaha tani diklasifikasikan menjadi dua biaya tetap (fixed cost)
adalah biaya relatif tetap jumlahnya dan terus di keluarkan walaupun produksi
yang diperoleh banyak atau sedikit.Jadi besarnya biaya tetap ini tidak
bergantung pada besar kecilnya produksi, contohnya pajak.Biaya variable
(variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi
yang diperoleh, contohnya untuk sarana produksi. Biaya tetap adalah biaya
yang tidak bergantung pada kesibukan perusahaan atau dengan perkataan lain
biaya yang tidak bergantung pada penggunaan kapasitas perusahaan, jadi tetap
atau manfaat biaya ini tidak berubah oleh adanya perubahan-perubahan pada
kapasitas perusahaan atau pabrik. Biaya variable (biaya perubah) yaitu biaya
yang dikeluarkan uantuk memperoleh faktor yang dapat berubah mengikuti
besar kecilnya produksi dengan berbagai cara (Kotler dan Keller. 2009). Besar
biaya yang dikeluarkan peternak dalam suatu usaha peternakannya tergantung
pada beberapa hal, yaitu:
1. Biaya yang dikeluarkan tergantung pada jenis ternak
2. Biaya yang dikeluarkan tergantung pada besar kecilnya usaha
peternakan.
3. Biaya yang dikeluarkan tergantung pada kemampuan manajemen dan
administrasi peternakan.
Biaya produksi terbagi atas tiga yaitu:
1. Biaya variabel adalah biaya yang berubah-rubah disebabkan oleh adanya
perubahan jumlah hasil. Apabila jumlah barang yang dihasilkan
bertambah maka biaya variabelnya juga akan meningkat.
2. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah-ubah (konstan) untuk setiap
tingkatan /sejumlah hasil yang diproduksi.
17
3. Biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau
dengan kata lain merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap.
18
BAB III
METODE PELAKSAAN
19
No Rencana Bulan
Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
proposal
2 Konsultasi
3 Pelaksanaan
PKL
4 Observasi
5 Penyusunan
Laporan PKL
20
DAFTAR PUSTAKA
A, Faadhila. 2012. Kiat Usaha Ayam Petelur. Bandung: Jaya Lestari Grafika.
Andri, 2018 wawancara dengan pemilik usaha peternakan ayam ras petelur.
Murtidjo, B. A. 1992 Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Yogyakarta
Priyatno. 2008. Sistem Perkandangan Ayam Petelur. Mediakom: Yogyakarta.
Abbas, M. H. 2004. Manajemen Ternak Unggas. Buku Ajar Fakultas Peternakan
Universitas Andalas Padang.
Ahmadi. 2008. Sistem Perkandangan Unggas. http://kandangclosed
house.wordpress.com
Filipus. 2008. Analisis Break Even Point Usaha Peternakan Ayam Petelur UD.
Kencana Farm. Skripsi Fakultas Peternakan. Kabupaten Malang.
Hamka. 2014. Analisis Efisiensi Pemasaran Telur Ayam Ras di CV. Cipta Aksara
Kelurahan Kastela Kecamatan Kota Ternate Selatan. Jurnal Ilmiah
Agribisnis dan Perikanan.
Kotler, P dan K.L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran (terjemahan Bob Sabran,
MM). Erlangga, Jakarta
21