Dinamika Proses
Dinamika Proses
Dinamika Proses
Kalau sebuah truk gandeng dibelokkan dengan cara yang sama dengan
membelokkan minibus, bukan tidak mungkin truk gandeng itu akan terbalik,
berbeda-beda. Ada yang mudah dibelokkan, ada yang sulit dibelokkan (karena
berat), ada yang cukup stabil, dan ada pula yang mudah terbalik. Itulah
Dalam hal pengendalian proses, akan ada proses yang cepat bereaksi
terhadap perubahan out put, ada yang bereaksi lambat terhadap perubahan
input. Semua sifat proses itu dinyatakan dalam istilah yang disebut dinamika
pengendalian.
Dinamika proses selalu dikaitkan dengan unsur kapasitas (capacity) dan kelambatan (lag).
Dalam bahasa ilmu sistem pengendalian, dikatakan kapasitas proses
tergantung pada sumber energi yang bekerja pada proses. Kalau sumber
energi kecil dan kapasitas prosesnya besar, proses akan menjadi lambat.
Kalau sumber energinya besar dan kapasitasnya prosesnya kecil, proses akan
menjadi cepat.
kualitatif.
Kuantitatif : dalam bentuk transfer function.
dinamika proses dalam praktiknya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang lazim
disebut transfer function.
elemen proses ditandai dengan huruf G, dan gambar dalam bentuk diagram
Input G Output
Output = G x Input
kelambatan.
Dinamika proses dinyakan dalam bentuk transfer function yang ada dalam bentuk persamaan
differensial yang menyatakan adanya kelambatan antara input – ourput suatu elemen proses.
Bentuk persamaan differensial itu ada yang berpangkat satu, ada yang
berpangkat dua, ada pula yang berpangkat banyak. Semakin banyak pangkat
persamaan differensial, semakin lambat dinamika proses.
Elemen proses ada yang dinamakan proses orde satu (first order process) karena persamaan
differensialnya berbangkat satu. Dinamakan proses orde dua (second order process) karena
differensialnya berpangkat dua. Dinamakan proses orde banyak (higher order process) karena
differensialnya berorde banyak.
Pangkat persamaan dalam differensial mencerminkan jumlah kapasitas yang
ada di elemen proses. Suatu proses orde satu juga disebut one capacity process atau
single capacity process. Proses orde dua juga disebut two capacity process. Proses orde
banyak disebut multi capacity process.
Berikut ini digambarkan beberapa sistem pengendalian yang
Self regulation
Di dalam ilmu sistem pengendalian, dikenal sebuah elelmen proses yang mampu
mengendalikan dirinya sendiri, walaupun padanya tidak dipasang instrumentasi pengendalian
otomatis. Elemen proses yang mempunyai sifat seperti itu disebut elemen proses self regulation
Contoh elemen proses self regulation :
Input proses adalah flow tangki (Fi) dan output proses adalah
level (h) pada tangki, yang dapat dibaca sebagai sinyal output dari LT (level
transmitter). Pada keadaan awal, diandaikan level di 50% tangki dan Fi serta
Fo juga sama 50% skala flow. Pada Keadaan awal itu semua parameter
sebesar fi.
mendadak sebesar fi 10%. Dengan bertambahnya Fi, level (h) juga akan
berubah dan cenderung naik. Namun, kenaikan level sebesar h akan secara
alami diikuti oleh kenaikan Fo sebesar fo sehingga akan dicapai
keseimbangan yang baru dimana Fi sama dengan Fo. Level akan terhenti
dikesetimbangan yang baru itu selama tidak terjadi perubahan Fi maupun Fo.
Keseimbangan baru ini pasti ada diatas 50%, dan Fi maupun Fo juga ada di
atas 50% skala flow. keadaan mencapai keseimbangan sendiri inilah yang
naik dan kenaikan itu berlangsung terus, level juga akan terus megalami
turun menjadi lebih kecil dari Fo dan keadaan ini berlangsung terus, level di
tangki akan turun dan akhirnya tangki menjadi kosong. Keadaan inilah yang
Perbedaan ini baik secara kualitatif ataupun secara kuantitatif akan membawa
Ada dua hal yang menyebabkan cepat atau lambatnya kenaikan level, yaitu perbedaan anatar
Fi dan Fo serta kapasitas tangki (C).
Pada proses orde satu non self regulation lag time atau time constant adalah F/C dan input (i)
sama dengan fi/F
Dalam bentuk diagram kotak, proses orde satu non self regulation