Reaksi Antara
Reaksi Antara
Reaksi Antara
I. JUDUL PERCOBAAN :
1. Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat
2. Reaksi antara Magnesium dan Asam Klorida
II. TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 26 September 2017
PUKUL : 12.00 - Selesai
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mempelajari pengaruh konsentarasi terhadap laju reaksi
2. Menentukan orde reaksi
IV. DASAR TEORI
Kinetika kimia adalah ilmu kimia yang mempelajari aspek gerak molekul
dalam suatu reaksi serta beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Laju
reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu.
Derivatif digunakan karena pada setiap waktu, harga konsentrasi mengalami
perubahan. Konsentrasi reaktan mengalami penurunan terus menerus dengan
kenaikan waktu sedangkan konsentrasi produk mengalami kenaikan
(Fatimah, 2013). Definisi laju reaksi berdasar perubahan konsentrasi dapat
diiliustrasikan melalui gambar 1 dan 2.
1. Konsentrasi
Konsentrasi menyatakan pengaruh kepekatan atau zat yang
berperan dalam proses reaksi. Semakin besar nilai konsentrasi,
maka nilai laju reaksi akan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan
jumlah zat semakin besar dan peluang untuk melakukan tumbukan
semakin besar sehingga laju reaksi semakin cepat.
2. Suhu
Setiap zat mamiliki energi. Zat tersebut akan bereaksi
membentuk produk bila energi aktivasinya terpenuhi. Dengan
menaikan suhu pada system berarti akan terjadi peristiwa menaikan
energi aktivasi dan zat menjadi lebih mudah bergerak sehingga
lebih mudah terjadi tumbukan dan laju reaksi akan menjadi lebih
tinggi. Bila range suhu tidak terlalu besar, ketergantungan tetapan
kecepatan reaksi pada suhu biasanya dapat dinyatakan dengan
persamaan empiris yang diusulkan oleh arthenius:
k = A.e-Ea/RT
A = faktor pre exponensial
Ea = energi aktifasi
R = konstanta gas
k = konstanta laju reaksi
T = suhu mutlak
3. Luas Permukaan Sentuh.
Umumnya zat yang digunakan adalah padatan yang dilarutkan
dalam suatu pelarut. Luas permukaan total zat tersebut akan
semakin bertambah bila ukurannya diperkecil, Semakin halus suatu
zat maka laju reaksi akan semakin besar karena luas permukaan
yang bereaksi semakin besar.
1. Alat :
1. Erlenmeyer 100 ml 6 buah
2. Gelas ukur 25ml 2 buah
3. Gelas ukur 10 ml 3 buah
4. Stopwatch 1 buah
5. Kertas gosok/amplas 1 buah
6. Gelas kimia 100 ml 3 buah
7. Pipet tetes secukupnya
2. Bahan :
1. Larutan Na2S2O3 0,1 M
2. Larutan H2SO4 0,5 M
3. Pita Mg
4. Larutan HCl 2 N; 1,8 N; 1,6 N; 1,4 N; 1,2 N; 1 N; 0,8 N; dan 0,6 N
5. Aquades
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Gelas Kimia 1 Gelas Kimia 2 Gelas Kimia 3 Sebelum: Dugaan reaksi: - Dari hasil percobaan
( 10 mL ( 7,5 mL (5 mL Na2S2O3 - Semakin besar konsentrasi yang telah dilakukan
Na2S2O3 0,1 Na2S2O3 0,1 0,1 M + 5 mL
M) M + 2,5 mL aquades) - Na2S2O3 = larutan bening tidak Na2S2O3 maka waktu yang semakin besar
aquades)
berwarna dibutuhkan untuk bereaksi konsentrasi Na2S2O3
- Aquades = larutan bening tidak semakin cepat maka semakin cepat
- Diletakkan diatas tanda berwarna - Laju reaksi berbanding lurus waktu yang
silang dengan konsentrasi dibutuhkan untuk
- Ditambahkan 5 mL
larutan H2SO4 0,5 M Sesudah: - Secara teori orde total = 2 bereaksi, yang mana
- Dinyalakan stopwatch Reaksi: hasil percobaan kami
ketika penambahan
asam sampai diperoleh - Gelas kimia II setelah 3Na2S2O3 (aq) + H2SO4 sudah sesuai dengan
kekeruhan larutan yang ditambah aquades larutan (aq)4 3 Na2SO4 (aq) + 4S ↓ dasar teori
konstan
- Dicatat waktunya bening tidak berwarna + H2O (l)
- Gelas kimia III setelah - Orde reaksi total
ditambah aquades larutan pada reaksi antara
tidak berwarna Na2S2O3 dengan
Hasil Pengamatan
+ H2SO4 5 mL H2SO4pada
2. Sebelum:
Gelas Kimia 1 Gelas Kimia 2 Gelas Kimia 3
( 5 mL (5 mL (5 mL
Na2S2O3 0,1 Na2S2O3 0,1 Na2S2O3 0,1 M - Na2S2O3 = larutan bening tidak
M) M + 2,5 mL + 5 mL
aquades) aquades) berwarna
- Aquades = larutan bening tidak
berwarna
- Diletakkan pada
tanda silang
- Ditambah 10 mL; Sesudah:
7,5 mL; 5 mL;
H2SO4 0,5M
masing-masing gelas - Gelas kimia II setelah
kimia I,II,III
- Dinyalakan ditambah aquades larutan
stopwatch ketika bening tidak berwarna
asam mulai
ditambahkan - Gelas kimia III setelah
- Dihentikan ditambah aquades larutan
stopwatch ketika
diperoleh kekeruhan tidak berwarna
yang konstan + H2SO4 5 mL
- Dicatat waktunya
- Gelas kimia I = keruh
sampai tanda x tidak
Hasil Pengamatan
terlihat
- Gelas kimia II = larutan
Rata-rata waktu =
1. HCl 2N = 20 detik
Pada praktikum ini terdapat dua percobaan, yang pertama yaitu reaksi
antara natrium tiosulfat dan asam sulfat dan yang kedua yaitu reaksi antara
magnesium dan asam klorida. Tujuan dari kedua percobaan tersebut adalah untuk
mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dan juga menentukan orde
reaksi. Secara teoritis konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
laju reaksi, sebab semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang
terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu
juga, apabila semakin kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan
yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil
(Purba, Michael,2006).
𝑟1 𝑘 [𝑁𝑎2𝑆2𝑂3]𝑚 [𝐻2𝑆𝑂4]𝑛
=
𝑟2 k [Na2S2O3]m [H2SO4]n
Dari rumus diatas diperoleh orde reaksi sebesar 2,758289, disini orde
reaksinya terlalu besar tidak sesuai dengan teoritis karena secara teoritis orde
reaksi Na2S2O3 seharusnya adalah 1. Hal ini dapat terjadi karena waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi dalam percobaan kami sangat lama dan
perbandingan antara waktu pada konsentrasi satu dengan konsentrasi yang
lain sangat jauh.
Log Mol
Mol
[Na2S2 [H2S Log Mol t
[Na2S2O3] Na2S2O3 endapa r Log r
K O3] O4] [H2SO4] H2SO4
n
(s)
e
0,1 0,5 -1 -0,30103 0,001 0,0025 0,0013 90 0,0044 -2,35654732
m
19
u 0,075 0,5 -1,124939 -0,30103 0,0005625 0,0025 0,0007 9 0,0021 -2,67778071
d 30
0,05 0,5 -1,30103 -0,30103 0,00025 0,0025 0,0003 0 0,0015 -2,82390874
i
an kita membuat table data percobaan dengan metode grafik seperti diatas,
dari table data percobaan tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut:
-2 Y-
y = 1.5051x - 0.9006 Value
R² = 0.9065 -2.5 s
-3
-3.5
log Na2S2O3
Selanjutnya dari table di bawah ini dihitung orde reaksi dari Na2S2O3:
𝑟1 𝑘 [𝑁𝑎2𝑆2𝑂3]𝑚 [𝐻2𝑆𝑂4]𝑛
=
𝑟2 k [Na2S2O3]m [H2SO4]n
0,002
0,1 0,5 -1 -0,30103 0,0005 0,005 0,00067 174 -2,63827216
3
0,00281 0,001
0,1 0,375 -1 -0,42596873 0,0005 0,00067 178 -2,82390874
3 5
0,000
0,1 0,25 -1 -0,60205999 0,0005 0,00125 0,00067 238 -3,22184875
6
Kemudian kita membuat table data percobaan dengan metode grafik seperti
diatas, dari table data percobaan tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut:
-1
-1.5
log r
Y-Values
-2
Linear (Y-Values)
y = 1.9597x - 2.0265 -2.5
R² = 0.9881
-3
-3.5
log H2SO4
2N 22 18 20 0,05
1,6 N 23 21 22 0,04545
1N 59 50 54,5 0,01835
𝑟1 𝑘 [𝐻𝐶𝑙]𝑛1
=
𝑟2 [HCl]n2
Sehingga diperoleh orde reaksi sebesar 1,009, sudah sesuai dengan teori
yang ada. Dan dari table data diatas, dapat dibuat grafik sebagai berikut:
0.03 Y-Values
0.02 Linear (Y-Values)
0.01 y = -0.0076x + 0.066
R² = 0.9496
0
0 2 4 6 8 10
kosentrasi HCl
IX. KESIMPULAN
1. Orde reaksi total yang kami peroleh dari percobaan yang kami lakukan
adalah sebesar 2,837203, dimana nilai tersebut tidak sesuai dengan
teori karena secara teoritis orde reaksi total seharusnya sebesar 2.
2. Orde reaksi yang diperoleh dari percobaan kami yang kedua ini
sebesar 1,009, sudah sesuai dengan teori yang ada.
X. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P. (1999). Kimia Fisika Jilid 2 Diterjemahkan oleh Irma
Kartohadiprodjo. Jakarta: Erlangga.
Dogra, S. (2009). Kimia Fisik dan Soal-soal Diterjemahkan oleh Umar
Mansyur. Jakarta: Universitas Indonesia.
Fatimah, J. (2013). Kinetika Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Purba, Michael, 2006, Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta; Penerbit
Erlangga
Tim Kimia Fisika. (2017). Petunjuk Praktikum Kimia Fisika: Kinetika
Kimia. Surabaya: FMIPA UNESA.
XI. LAMPIRAN
LAMPIRAN PERHITUNGAN
M2 = 0,375 M
Kosentrasi H2SO4 3
mol (H2SO4)ke1 = mol (H2SO4)ke2
M1× V1 = M2× V2
0,5× 5mL = M2× 10mL
M2 = 0,25 M
Tabel 1
Volume Volume (mL)
Waktu
(mL) Na2S2O3 Jml. Kekeruhan
Air (detik)
H2SO4 0,1M Volume
5 10 - 10 1.30 (++++)
5 7,5 2,5 10 3.19 (+++)
5 5 5 10 5.00 (++)
Tabel 2
Volume (mL)
Volume
Waktu
(mL) Jml. Kekeruhan
[H2SO4] Air (detik)
[ Na2S2O3 ] Volume
0,5M
5 10 - 10 2.54 (++++)
5 7,5 2,5 10 2.58 (+++)
5 5 5 10 3.56 (++)
𝑟1 𝑘 [𝑁𝑎2𝑆2𝑂3]𝑚 [𝐻2𝑆𝑂4]𝑛
= k [Na2S2O3]m [H2SO4]n
𝑟2
2,211144= [1,333333] m
𝑙𝑜𝑔2,211144
m = 𝑙𝑜𝑔1,333333
0,344617026
m = 0,124938628
m = 2,758289
𝑟4 𝑘 [𝑁𝑎2𝑆2𝑂3]𝑚 [𝐻2𝑆𝑂4]𝑛
=
𝑟5 k [Na2S2O3]m [H2SO4]n
1,022962= [1,33] n
𝑙𝑜𝑔1,022962
n = 𝑙𝑜𝑔1,333333
n = 0,078914
3. orde total
m+n = 2,758289 + 0,078914
= 2,837203
2N 22 18 20 0,05
1,6 N 23 21 22 0,04545
1N 59 50 54,5 0,01835
𝑟1 𝑘 [𝐻𝐶𝑙]1
= , Misal k1 = k2
𝑟2 k [HCl]2
0,05 𝑘 [2]
=
0,05714 [1,8]
0,875 = k x 1,1
0,875
k = 1,1
k = 0,795454545
Perhitungan orde reaksi
𝑟1 𝑘 [𝐻𝐶𝑙]𝑛1
= , Misal k1 = k2
𝑟2 [HCl]n2
0,04139 = n 0,041
0,04139
n = 0,041
n = 1,009
Jadi, orde reaksi diatas adalah orde 1
Metode Grafik
1. Reaksi antara Natrium Tiosulfat dengan Asam Sulfat
3 Na2S2O3 (aq) + H2SO4 (aq) → 3 Na2SO4 (aq) + 4 S↓(s) + H2O (l)
Tabel 1. Perubahan Volume Na2S2O3 0,1 M
Volume Volume (mL)
Waktu
(mL) Na2S2O3 Jml. Kekeruhan
Air (detik)
H2SO4 0,1M Volume
5 10 - 10 1.30 (++++)
5 7,5 2,5 10 3.19 (+++)
5 5 5 10 5.00 (++)
Tabel 2. Perubahan Volume H2SO4 0,5M
Volume (mL)
Volume
Waktu
(mL) Jml. Kekeruhan
[H2SO4] Air (detik)
[ Na2S2O3 ] Volume
0,5M
5 10 - 10 2.54 (++++)
5 7,5 2,5 10 2.58 (+++)
5 5 5 10 3.56 (++)
Tabel 3.
Log Mol
Mol Mol
[Na2S2O3] [H2SO4] [Na2S2O3] Log [H2SO4] Na2S2O3 t (s) r Log r
H2SO4 endapan
[Na2S2O3] [H2SO4] [Na2S2O3] Log [H2SO4] Na2S2O3 H2SO4 Endapan t (s) r Log r
S
0,1 0,5 -1 -0,30103 0,0005 0,005 0,00067 174 0,0023 -2,63827216
-1
-1.5
log r
Y-
-2 Values
y = 1.5051x - 0.9006
R² = 0.9065 -2.5 Linear
(Y-
-3 Values
)
-3.5
log Na2S2O3
Grafik H2SO4
-1
Y-Values
-1.5
log r
Linear (Y-
-2 Values)
-3.5
log H2SO4
Metode grafik Mg
0.06
0.05 Y-
Values
0.04
1/t
Linear
0.03 (Y-
Values)
0.02
LAMPIRAN DOKUMENTASI
No. Dokumentasi Keteangan
Perc
1 Alat Alat :
- Gelas Kimia
100mL dan
50mL
- Tanda X
- Erlenmeyer
- Gelas Ukur
25mL dan
10mL
- Pipet Tetes
- Stopwatch
lagi.
- Mengukur 7,5mL
larutan Na2S2O3 0,1
M tidak berwarna
kedalam gelas kimia
diatas tanda x,
dimasukkan 2,5 mL
aquades dan
ditambah 5mL
H2SO4 0,5 M sambil
dinyalakan
stopwatch saat
mesasukkan H2SO4.
Dimatikan
stopwatch ketika
tanda x tidak terlihat
lagi.
- Mengukur 5mL
larutan Na2S2O3 0,1
M tidak berwarna
kedalam gelas kimia
diatas tanda x,
dimasukkan 5 mL
aquades dan
ditambah 5mL
H2SO4 0,5 M sambil
dinyalakan
stopwatch saat
mesasukkan H2SO4.
Dimatikan
stopwatch ketika
tanda x tidak terlihat
lagi.
Orde H2SO4
- Mengukur 10mL
larutan H2SO4 0,5 M
tidak berwarna
kedalam gelas kimia
diatas tanda x,
ditambah 5mL
Na2S2O3 0,1 M
sambil dinyalakan
stopwatch saat
mesasukkan
Na2S2O3. Dimatikan
stopwatch ketika
tanda x tidak terlihat
lagi.
- Mengukur 7,5mL
larutan H2SO4 0,5 M
tidak berwarna
kedalam gelas kimia
diatas tanda x,
dimasukkan 2,5 mL
aquades dan
ditambah 5mL
Na2S2O30,1 M
sambil dinyalakan
stopwatch saat
mesasukkan
Na2S2O3. Dimatikan
stopwatch ketika
tanda x tidak terlihat
lagi.
- Mengukur 5mL
larutan H2SO4 0,5 M
tidak berwarna
kedalam gelas kimia
diatas tanda x,
dimasukkan 5 mL
aquades dan
ditambah 5mL
Na2S2O3 0,1 M
sambil dinyalakan
stopwatch saat
mesasukkan
Na2S2O3. Dimatikan
stopwatch ketika
tanda x tidak terlihat
lagi.
dimasukkan dalam
erlenmeyer. Setelah
itu dimasukkan
logam Mg berwarna
keperakan berukuran
0,5 cm kedalam
larutan HCl 0,8N
sampai larut dan
didapatkan t1.
Dimasukkan logam
Mg kedua kedalam
larutan yang sama
dan didapat t2.
Diukur waktu ketika
logam Mg
dimasukkan
- Diukur HCl 0,6N
sebanyak 25mL dan
dimasukkan dalam
erlenmeyer. Setelah
itu dimasukkan
logam Mg berwarna
keperakan berukuran
0,5 cm kedalam
larutan HCl 0,6N
sampai larut dan
didapatkan t1.
Dimasukkan logam
Mg kedua kedalam
larutan yang sama
dan didapat t2.
Diukur waktu ketika
logam Mg
dimasukkan