Senin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ANASTESI

Nama : Miftakhul Baiti


NIM : G1A216103
Pembimbing : dr. Sulistyowati, Sp. An

1. Rumus Estimation blood volume, untuk mengganti cairan akibat perdarahan:


Jawab:
Kebutuhan tranfusi darah diberikan pada :
a. Orang dewasa : jika perdarahan > 15 % EBV
b. Bayi dan anak : jika perdarahan > 10 % EBV

Jumlah darah di hitung berdasarkan Estimated Blood Volume (EBV), berikut


estimasi EBV :
a. EBV neonatus : 90ml/Kg BB
b. EBV Bayi : 80ml/Kg BB
c. EBV anak dan dewasa : 70ml/ Kg BB
Maka, rumus EBV yaitu: KgBB x EBV x jumlah perdarahan (%)

2. Rumus tranfusi darah:


Jawab:
Hb = Hb target – Hb sekarang
a. Whole blood: Hb x BB pasien x 6
b. PRC : Hb x BB pasien x 3
c. FFP : Hb x BB pasien x 10

3. Mengapa tranfusi darah dilakukan pada Hb yang < 7?


Jawab:
Produksi normal sehari-hari sel darah merah (RBC) pada orang dewasa yang sehat
adalah sekitar 0,25 mL / kg dan umur rata-rata seldarah merah adalah sekitar 120
hari, sedangkan yang dari ditransfusikan sel darah merah adalah sekitar 50-60 hari
atau dapat lebih pendek. Pada anak-anak, transfusi sebanyak 5 mL / kg meningkatkan
konsentrasi Hb sekitar 1 g / dL.
Strategi utama dalam pengobatan perdarahan akut adalah untuk mencegah atau
memperbaiki syok hipovolemik. Untuk memastikan oksigenasi jaringan adalah
dengan mengembalikan volume sirkulasi yaitu menambahkan kristaloid / koloid
dalam Jumlah yang cukup untuk mempertahankan aliran darah dan tekanan darah.
Pertimbangan untuk tranfusi darah pada kadar Hb 7-10g/dl adalah bila pasien
akan menjalani operasi yang menyebabkan banyak kehilangan darah serta adanya
gejala dan tanda klinis dari gangguan dari transportasi oksigen yang dapat diperberat
dengan anemia.
Menurut studi Giancarlo (2009), bahwa Subyek dengan konsentrasi Hb di bawah
6 g / dL hampir selalu membutuhkan terapi transfusi. Pada pasien stabil dengan nilai
Hb antara 6 - 10 g / dL, keputusan untuk transfusi didasarkan pada evaluasi status
klinis; dan pasien dengan nilai di atas 10 g / dL jarang memerlukan transfusi.

4. Pemberian midazolam sebagai premedikasi?


Jawab:
Dalam studi hemodinamik jantung pada orang dewasa, induksi anestesi umum
dengan midazolam IV dikaitkan dengan penurunan tekanan arteri rata-rata, curah
jantung, stroke volume dan resistensi vaskular sistemik. Denyut jantung juga menjadi
lambat (kurang dari 65/minute) terutama pada pasien yang memakai propanolol untuk
angina. Sebagai premedikasi midazolam 0,25 mg/kg diberikan secara oral berupa
sirup (2 mg/ml) kepada anak-anak untuk memberiksan efek sedasi dan anxiolisis
dengan efek pernapasan yang sangat minimal. Pemberian 0,5 mg/kg IV 10 menit
sebelum operasi dipercaya akan memberikan keadaan amnesia retrograd yang cukup.

5. Mangapa injeksi bupivacaine tidak dilakukan secara IV?


Jawab:
Pada jantung dapat menekan konduksi jantung dan rangsangan, yang dapat
menyebabkan blok atrioventrikular, aritmia ventrikel dan henti jantung, dan dapat
menyebabkan kematian. Selain itu, kontraktilitas miokard dan depresi vasodilatasi
perifer terjadi, menyebabkan penurunan curah jantung dan tekanan darah arteri.
Bupivacaine mempunyai ikatan dengan protein tinggi dan kelarutan dalam
lemak yang tinggi, menyebabkan tingginya durasi dan potensi kardiotoksisitas. Pada
konsentrasi tinggi obat anastesi akan menghambat respirasi mitokondria pada sel yang
mempunyai metabolisme cepat, sehingga akan menurunkan pembentukan ATP, efek
ini tergantung pada lipofilisitas obat anestasi tersebut, dan bupivacaine mempunyai
lipofilisitas yang tinggi menyebabkan kardiotoksisitasnya tinggi.
Ikatan bupivacaine pada chanel Na pada sistem konduksi jantung 100% lebih
lama dibandingkan dengan lidokain, hal ini karena bupivacaine bersifat fast-in, slow-
out terhadap chanel Na sedangkan lidokain bersifat fast-in, fast-out. Hal ini
menyebabkan bupivacaine 9 kali lebih kardiotoksik dibandingkan lidokain.
Referensi

1. Giancarlo, Francesco, Angela. 2009. Recommendations for the transfusion of red


blood cells. 7: 49-64 DOI 10.2450/2008.0020-08
2. Muhardi, Roesli, Sunatrio, Ruswan. 2004. Anestesiologi. CV. Infomedika. Indonesia.
ISBN. 979-512-004-2

Anda mungkin juga menyukai