BAB II Eko SDA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Daya Alam


Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang sebagaimana
tingkah laku manusia secara perseorangan maupun sebagai masyarakat
berusaha memenuhi kebutuhan (relatif tidak terbatas) dari berbagai
sumberdaya maupun alat pemuas kebutuhan yang terbatas ketersediaanya.
Ilmu tentang proses bagaimana seseorang atau masyarakat mengambil
keputusan tentang bagaimana menggunakan sumber daya dan alat yang
langka.
Sumber daya alam ialah suatu sumber daya yang terbentuk karena
kekuatan alamiah, misalnya tanah, air dan perairan, udara dan ruang,
mineral tentang alam, panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut/arus
laut (Daryanto 1995:36).
Ekonomi sumberdaya alam adalah aplikasi ilmu ekonomi terhadap
sumber daya alam yaitu semua benda hidup atau mati yang ada secara
alami yang secara tradisional dikaitkan kegunaanya bagi manusia.
Kegunaan yang dimaksud di atas dilandasi oleh tingkat teknologi yang
dikuasai oleh manusia maupun keadaan sosial ekonomi yang berlaku. Pada
saat ini pengertiannya yang lebih luas lagi mencakup pula sistem
lingkungan dan ekonomi.
B. Klasifikasi Sumber Daya Alam
Secara Umum SDA diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Berdasarkan Skala Penggunaan Waktu pembentukan SDA
1. Kelompok Stok:

Memiliki cadangan yang terbatas;

Eksploitasi SDA akan menghabiskan cadangan SDA;

Bila dimanfaatkan sekarang mungkin tidak tersedia lagi di masa
datang;

Disebut sebagai SDA yang tidak dapat diperbaharui (non-
renewable resources) atau terhabiskan (exhaustible);

SDA dalam kelompok ini: mineral, logam, minyak dan gas bumi.
2. Kelompok Alur:

Jumlah fisik SDA dapat berubah sepanjang waktu;

Jumlah SDA yang dimanfaatkan sekarang dapat mempengaruhi
ketersediaannya di masa mendatang;

Disebut SDA yang dapat diperbaharui (renewable resources);

SDA dalam kelompok ini adalah: hutan, tanah, ikan, udara, angin.
b. Berdasarkan Penggunaan Akhir SDA
1. Sumber Daya Material:
 Dimanfaatkan sebagai bagian dari suatu komoditas ( bahan baku )
 Dikelompokkan menjadi : material metalik dan material non metalik
2. Sumber Daya Energi:
 Digunakan untuk menggerakkan energi melalui proses
transformasi panas maupun transformasi energi lainnya.
 Termasuk dalam kelompok SDA : energi surya, angin, minyak.

C. Pengukuran Ketersediaan Sumber Daya Alam


Ketika SDA sudah terdefinisikan, maka pertanyaan selanjutnya adalah
bagaimana mengukur ketersediaan SDA tersebut? Berdasarkan Konsep
Rees (1990), pengukuran SDA diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Pengukuran Ketersediaan SDA yang Tidak Terbarukan (Non
Renewable):
1. Sumber Daya Hipotetikal:
 Pengukuran deposit yang belum diketahui namun
diharapkan ditemukan pada masa datang berdasarkan survei
saat ini.
 Ketersediaan SDA diukur dengan mengekstrapolasi laju
pertumbuhan produksi dan cadangan terbukti pada periode
sebelumnya.
2. Sumber Daya Spekulatif: mengukur deposit yang mungkin
ditemukan ditemukan pada daerah yang sedikit dieksplorasi,
dimana menurut kondisi geologi yang ada kemungkinan besar
ditemukan deposit.
3. Cadangan Kondisional: deposit sudah diketahui atau ditemukan
dengan teknologi dan harga yang pada saat ini belum bisa
dimanfaatkan secara ekonomis (belum memiliki nilai ekonomis).
4. Cadangan Terbukti: SDA sudah diketahui dan secara ekonomi
dapat dimanfaatkan dengan teknologi, harga dan permintaan pada
saat ini.
b. Pengukuran Ketersediaan SDA yang Dapat Dibarukan (Renewable):
1. Potensi Maksimum:
 Di dasarkan pada pemahaman untuk mengetahui kapasitas
SDA yang digunakan menghasilkan barang / jasa dalam waktu
tertentu.
 Pengukuran di dasarkan pada perkiraan ilmiah atau teoritis.
 Pengukuran ini lebih didasarkan kepada kemampuan biufisik
alam tanpa mempertimbangkan kendala sosial ekonomi yang
ada.
2. Kapasitas Lestari:
 Konsep pengukuran berkelanjutan
 Ketersediaan SDA diukur berdasarkan kemampuannya untuk
menyediakan kebutuhan bagi generasi kini dan juga generasi
mendatang.
 Pada sumber daya perikanan dikenal dengan istilah Sustainable
Yield, yaitu : secara teoritis, alokasi produksi dapat dilakukan
sepanjang waktu, jika tingkat eksploitasi dikendalikan.
3. Kapasitas Penyerapan:
 Kemampuan SDA untuk dapat pulih seperti sediakala setelah
menyerap limbah akibat aktivitas manusia.
 Kapasitas ini bervariasi akibat faktor eksternal seperti cuaca
dan internal manusia.
 Kapasitas daya didukung : dimana didasarkan pada pemikiran
bahwa lingkungan memiliki kapasitas untuk mendukung
pertumbuhan organisme, misalnya ikan di kolam yang tumbuh
berkembang secara positif jika daya dukung lingkungan masih
besar.
D. Pengukuran Kelangkaan Sumber Daya Alam
Aspek kelangkaan SDA menjadi penting karena terkait dengan
munculnya persoalan tentang bagaimana mengelola SDA yang optimal.
Hanley et al. (1997) menggunakan 3 (tiga) cara dalam mengukur
kelangkaan SDA, sebagai berikut:
A. Pengukuran berdasarkan Harga Riil:
 Dapat diterima oleh banyak pihak.

 Tingginya harga SDA mencerminkan tingkat kelangkaan dari
sumber daya tersebut (teori ekonomi klasik).

 Kelemahan pengukuran: kenaikan harga juga dipicu oleh
distorsi pasar, harga riil hanya mencerminkan harga pasar,
tapi tidak mencerminkan harga atas adanya biaya kesempatan
(opportunity cost) sosial dari kerusakan lingkungan akibat
kegiatan ekstraksi SDA tersebut.

B. Pengukuran berdasarkan Biaya per Unit (Unit Cost):
 Didasarkan kepada prinsip: jika sumber daya menjadi langka,
maka biaya ekstraksi SDA tersebut meningkat, yang berarti
biaya per unit meningkat.

C. Pengukuran berdasarkan Rente Kelangkaan (Scarcity Rent):
 Didasarkan teori kapital sumber daya: rate of return

 Scarcity Rent: selisih antara harga per unit output dengan
biaya ekstraksi marginal atau harga bersih (net price).

 Manfaat yang diperoleh dari aset SDA harus setara dengan
opportunity cost dari aset yang lain, seperti saham.

E. KEADAAN EKONOMI YANG MEMBATASI PENGGUNAAN SDM


Terdapat keadaan perekonomian yang menyebabkan adanya perbedaan
antara penggunaan yang optimium dan penggunaan yang sebenarnya daripada
sumber-sumber itu yang juga menghambat pertumbuhan perekonomian.
Misal:
1. Tidak tersedianya faktor-faktor lain
Sumber daya alam akan tetap pada tempatnya ataupun tidak digunakan
sepenuhnya karena tidak tersedianya faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk
mengerjakanya atau ada tetapi telah digunakan untuk hal-hal yang kurang
produktif.Sumber daya alam di beberapa negara berkembang juga belum
banyak digunakan secara penuhsebab kurang baiknya organisasi dan distribusi
ekonomi
2. Organisasi yang kurang baik
Kemakmuran hanya sedikit dapat dicapai karena tidak mempunyai
pengorganisisr komunikasi yang efektif
3. Distribusi yang tidak baik
Tidak adanya sistem distribusi yang baik,misalnya tidak adanya
transportasi yang baik, pengawasan pasar dan sebagainya akan menghalangi
hasil produksi yang maksimum
4. Bentuk pasar yang tidak tepat
Bentuk organisasi pasar juga mempengaruhi penggunaan sumber-sumber
alam.Adanya monopoli dan peraturan-peraturan pemerintah misalnya dapat
menghalangi berdirinya industri-industri lokal yang menggunakan bahan-
bahan mentah dalam negri.Namun,dalam hal tertentu harapan untuk
memegang monopoli akan mendorong timbulnya usaha yang mengandung
resiko yang meliputi perluasan sumber-sumber alam dan penemuan sumber-
sumber baru.Mungkin ini akan meinbulkan inovasi dan lebih mengintensifkan
penggunaan sumber alam yang tersedia
5. Perubahan-perubahan biaya
Satu hal yang menghalani penggunaan sumber alam yang lebih baik
adalah adanya perubahan-perubahan dalam biaya.Bagi negara yang
perekonomianya belum maju,usaha untuk menspesialisasikan penggunaan
sumber-sumber alam akan berakibat semakin kurang fleksibel dan semakin
kurang komplementer dalamm penggunaanya
6. Ketergantungan pada ekspor
Bagi negara-negara sedang berkembang pada umunya,perbandingan antara
ekspor dan pendapatan nasional adalah tinggi.Pembelanjaan dan penerimaan
pemerintah sebagian terbesar tergantung pada ekspor.Usaha-usaha pemerintah
di negara yang sedang berkembang selain memperbanyak jumlah ekspor juga
penting memperbanyak macam barabg yang diekpor.Sehingga bila ada
kegoncangan pada bahan yang satu dapat distabilkan dengan bahan yang
lainya.Dengan demikian perekonomian dalam negri tridak banyak
terpengaruh(usaha disertifikasi ekspor)
Keterkaitan antara SDA dan Ekonomi
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang
memperlakukan SDA dengan melihat hasil positif maupun negtifnya.
Sesungguhnya ada dua pola penting dalam melaksanakan pembangunan yang
didasarkan atas Rencana Umum Tatat Ruang dan pola pembangunan yang
didasarkan atas Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Terdapat hubungan yang positif antara pembangunan ekonomi dan
pencemaran lingkungan.
Sumber daya alam yang meliputi tanah dan kekayaa alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim, hasil hutan, tambang, dan hasil laut sangat
memengaruhi pertumbuhan industri suatu negra, terutama dalam hal
penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan
dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam menjadi sesuatu yang
memiliki nilai lebih tinggi.
Pertumbuhan ekonomi dan persediaan dumber daya mempunyai hubungan
yang negatif artinya semakin cepat pertumbuhan ekonomi suatu perekonomian
akan semakin menipis tersedianya sumber daya alam di negara yang
besangkutan.

Anda mungkin juga menyukai