Bab 9 - Diagram Phase
Bab 9 - Diagram Phase
Bab 9 - Diagram Phase
Diagram phase
9.1 Definisi dan konsep dasar
• Paduan (alloy) terdiri dari dua atau lebih komponen
(unsur).
• Dalam membicarakan paduan tidak terlepas dari
diagram phase. Phase dapat berupa solute
(terlarut) dan solvent (pelarut).
9.2 Batas kelarutan
• Zat terlarut dapat berupa substitusional dan
interstisial.
• Batas kelarutan adalah konsentrasi maksimum zat
terlarut yang mampu larut dalam pelarut untuk
membentuk larutan padat.
• Contoh kelarutan gula dalam air terhadap suhu.
Kelarutan gula masih dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan suhu air.
9.3 Phase
• Phase adalah bagian homogen dari sebuah system yang
mempunyai sifat fisis dan kimia seragam.
• Setiap material murni adalah phase baik dalam bentuk
padat cair dan gas.
• Larutan air-gula adalah sebuah phase sedangkan gula yang
tidak larut adalah phase.
• Fig. 9.3 menunjukkan kesetimbangan phase dua komponen (system biner) Cu dan Ni.
• L = garis liquidus, garis solidus ada diantara daerah α dan α + L. α adalah phase padat.
• Di atas suhu 1080 oC (komposisi 100% Cu dan 0% Ni) semuanya kondisi cair.
Demikian juga di atas suhu 1453 oC (komposisi 0% Cu dan 100% Ni).
• Di antara garis solidus dan liquidus ada phase cair dan padat.
9.7 Interpretasi diagram phase
• Untuk system biner ada 3 informasi yang diperoleh:
(1) Phase yang ada, (2) kompoisi phase, (3) prosentasi phase.
(1) Phase yang ada. Pada Fig. 9.3a, pada titik A (60% Ni-40% Cu), suhu 1100oC phase yang
ada adalah padat. Pada titik B (35% Ni-65% Cu) suhu 1250oC, phase yang ada adalah
padat dan cair.
(2) Komposisi phase. Di titik A adalah phase padat komposisi seperti pada diagram phase
60% Ni-40% Cu. Pada titik B, ada dua phase padat dan cair, sehingga penentuan
komposisi lebih komplek. Pada fig 9.3b, pada titik B tarik garis horizontal melewati titik
B sehingga memotong garis liquidus dan solidus. Proyeksikan kedua titik perpotongan
ke sumbu x (komposisi). Diperoleh komposisi cairan (CL) adalah 31,5% Ni-68,5% Cu,
sedangkan komposisi padatan (Cα) adalah 42,5% Ni-57,5% Cu.
(3) Penentuan jumlah phase. Untuk titik A hanya ada satu phase padat atau jumlah phase
padat 100%. Untuk titik B, ada dua phase padat dan cair. Jumlah phase padat dan cair
ditentukan dengan metode lever rule. Seperti pada point 2, tarik garis horizontal
melewati titik B yang memotong garis liquidus dan solidus. Ukur panjang garis total
garis dan pajang dari titik B ke titik potong dengan garis solidus (S) dan liquidus (R).
Hitung komposisi cair dan padat dengan formula berikut.
Komposisi
Komposisi padat
cair
• Contoh pada titik B (Co= 35%, CL = 31.5% dan Cα =
42,5%).
Komposisi Komposisi
cair padat
9.8 Pengembangan struktur mikro dalam
paduan isomorfi
Kesetimbangan pendinginan
Paduan Ni-Cu yang didinginkan
secara sangat lambat (setimbang)
seperti Fig. 9.4.
• Pada titik a, suhu 1300oC, phase
cair
• Pada titik b, suhu 1260oC, phase
padat mulai terbentuk (46% Ni)
• Pada titik c, suhu 1250oC jumlah
dan ukuran phase padat
bertambah, dengan 43% Ni.
• Pada titik d, suhu 1220oC,
memotong garis solidus, jumlah
dan ukuran padatan bertambah,
dengan 35% Ni.
• Pada titik e, hanya ada satu
phase padat, dengan 35% Ni.
Pendinginan tidak setimbang
Pada pendinginan yang cepat (tidak
setimbang), perubahan phase seperti Fig.
9.5.
Pada titik a’, suhu 1300oC, hanya phase
cair (35% Ni)
Pada titik b’, suhu 1260oC, phase padat
mulai terbentuk dengan 46% Ni.
Pada titik c’, suhu 1240oC, ukuran phase
padat bertambah dengan 42% Ni(rata-
rata) (ada dua phase di dalam padatan,
yang terbentu pada titik b’ dengan 46%
Ni dan titik c’ dengan 40% Ni, mengikuti
garis solidus pendinginan setimbang)
Pada titik d’, suhu 1220oC, ukuran phase
padat bertambah dengan 38% Ni (rata-
rata) (ada tiga phase padatan yang
terbentuk di titik b’ (46% Ni), c’ (40% Ni)
dan d’ (35% Ni)).
Pada titik e’, suhu 1205oC, ukuran phase
padat bertambah besar, dengan 4 phase
padat yang terbentuk pada titik b’, c’, d’
dan e’.
Pada titik f’, hanya ada phase padat,
dengan phase padat berlapis-lapis
dengan komposisi Ni berbeda-beda (lihat
Fig. 9.5).
9.9 Sifat mekanik paduan ismorfi
Pada titik eutectoid (0.76% C), pada suhu 727oC, jika didinginkan besi austenite berubah ke besi-α dan
Fe3C seperti reaksi