Karakteristik Tari Anak Di Sekolah Dasar
Karakteristik Tari Anak Di Sekolah Dasar
Karakteristik Tari Anak Di Sekolah Dasar
1. Dasar-dasar dan variasi gerakan dapat diwujudkan dari cara berjalan, berlari,
meloncat, mendorong, terjatuh dan lain-lain yang dapat dilatih dengan tempo dan
ritme yang bervariasi, baik secara individu maupun kelompok.
2. Tari dan ritmik kreatif adalah gerak yang dihasilkan berdasarkan ungkapan
kreatif siswa melalui responnya dari stimulus seperti musik, iringan perkusi,
cerita, nyanyian, gambar, puisi, peniruan gerakan (olahraga, bekerja) perasaan,
warna dan sebagainya.
3. Tari rakyat terkait dengan nyanyian permainan dan tarian rakyat yang disajikan
secara lingkaran, berjajar, segiempat dan sebagainya.
Menurut Ruth Murray (Richard Crause, 1969: 278) terdapat empat kategori
pengalaman tari bagi anak yaitu :
1. Gerak kreatif dan kemampuan gerak (creative movement and movement skills).
2.Kemampuan irama (rhythmic skills, related primarily to musical
understanding and rhythmic competence).
3. Pengembangan tari secara individu dan kelompok (the development of original
individual or group dances).
4. Belajar menari, nyanyian permainan, permainan, dan tari rakyat (learning
dances, such as singing games, play parties, and folk and square dances).
Kategori Kegiatan Usia 5-7 tahun Usia 8-10 tahun Usia 11-13 tahun
Gerak kreatif dan 50 % 30 % 25 %
kemampuan gerak
Kemampuan 20 % 20 % 15 %
ritmik atau irama
Pengembangan 20 % 30 % 20 %
tari individu dan
kelompok
Belajar menari, 10 % 20 % 40 %
nyanyian
permainan, dan
tari rakyat
Menurut Sekarningsih, F., & Rohayani, H (2006: 95) tari yang sesuai
dengan kemampuan dasar dan kebutuhan anak usia SD (6-13 tahun) dari sisi
intelektual, emosional, sosial, perseptual, fisikal, estetik dan kreatif, sebagai
berikut :
1. Tari bertema
Pemebelajaran tari di sekolah kiranya akan lebih cocok jika menyampaikan atau
mengungkapkan sebuah tema yang jelas dan dapat diketahui tujuannya oleh
para siswa. Pertimbangan akan tarian itu bertema adalah agar para siswa dapat
berekspresi sesuai tuntutan tema tarian yang dipelajarinya. Dengan demikian,
diharapkan kepekaan rasa, kematangan sikap dan perilaku, mengambil
keputusan, serta aspek-aspek lainnya dapat terasah dan termotivasi untuk dapat
diungkapkan melalui pembelajaran tari. Tujuan diberikan tari yang dominan
memiliki tema adalah memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengungkapkan pengetahuan dan pengalaman terhadap sesuatu yang dilihat
dan didengarnya, serta memberi kesempatan mengungkapkan hal-hal yang
dirasakannya.
2. Gerak tari tiruan (Imajinatif)
Proses kegiatan praktik tari dalam gerak bersifat tiruan (imajinatif), merupakan
salah satu langkah untuk para siswa dapat berekspresi secara individual sebebas
mungkin sesuai interpretasi terhadap objek yang ditirukannya. Tujuannya tiada
lain memberi kesempatan untuk menampilkan situasi kehidupan nyata
berdasarkan kemampuannya dalam memahami dan menanggapi hal-hal yang
dilihat, didengar, dan dirasakannya, memberi kesempatan untuk bereksplorasi
hal-hal yang dikenalnya, tentang lingkungan sekitar, dan tentang mereka
sendiri.
3. Diiringi Musik
Pada proses pembelajaran tari untuk anak SD seyogyanya dapat diberikan
melalui berbagai rangsangan/stimulus suara musik yang dimainkan. Sudah
barang tentu dengan adanya musik para siswa dituntut untuk dapat memadukan
antara gerak dengan musik yang didengarnya, sehingga terwujud keserasian
karya tarinya.
4. Gerak tari lebih variatif
Tari untuk anak usia SD lebih baik lebih menghasilkan gerakan-gerakan yang
variatif dengan kombinasi beraneka ragam. Tujuan dari gerak yang variatif ini
tiada lain memberi kesempatan kepada anak untuk memperlihatkan
pengendalian otot pada seluruh tubuhnnya dengan kemampuan
mengaplikasikan gerak dari berbagai kemungkinan serta kebutuhannya.
5. Masalah waktu menari
Kecenderungan anak usia SD tentang lamanya waktu, baik ketika proses latihan
maupun kebutuhan waktu disaat pentas tidak memakan atau menggunakan
waktu yang terlalu lama artinya durasi sebuah tarian jangan terlalu lama
sehingga menimbulkan kebosanan dan kelelahan bagi para siswa terutama bagi
siswa kelas 1, 2, dan 3. Rentang waktu yang digunakan kira-kira cukup antara
5-10 menit. Namun demikian, hal ini masih bersifat relatif amat bergantung
dengan suasana kelas dan kemampuan seorang guru dalam praktiknya.
6. Pola lantai sederhana
Pengaturan pola lantai dalam proses belajar tari diupayakan sederhana agar para
siswa tidak dibuat rumit. Tujuannya memberi kesempatan dalam kegiatan yang
kompleks, yakni bergerak sambil melakukan perubahan posisi tempat menari
dan melakukan perubahan arah. Oleh sebab itu, pertimbangkan tingkatan kelas
anak, sebab kemampuan anak untuk konsentrasi menghafal urutan gerak
sekaligus menghapal urutan pola lantai sangat beraneka ragam.
7. Bentuk Tari
Dalam pembelajaran tari, upayakan bentuk tari bersifat kelompok, sehingga
para siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kebutuhan sosialnya.
Dengan menari berkelompok anak mendapatkan berbagai hal positif dalam
berhubungan dengan orang lain, memperhatikan dan peka terhadap orang lain
(toleran), dan saling berbagi kesempatan dalam kegiatan.
Sekarningsih, F., dan Robayan, H. (2006). Pendidikan Seni Tari dan Drama. Bandung:
UPI PRESS
http://www.ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/view/1461
Indriyaningsih, Y. (2013). Jurnal INSANIA VOL.18 NO. 2. Model Kegiatan Seni Tari
Untuk Membentuk Akhlak Peserta Didik Di SD
Rabu, 6 Maret 2019, pada pukul 07.22
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gesture/article/view/873/683
Sari, M. (2012). Jurnal Seni Tari VOL.1 NO. 2. Peranan Ilmu Menata Tari Pada Karya
Tari Di Lembaga Pendidikan Seni Semenda
Rabu, 6 Maret 2019, pada pukul 06.50.11