KLP 1 Menari Dan Menata Tari

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MENARI DAN MENATA TARI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Seni Tari dan Drama
Dosen pengampu: Lefa Khudri Balti, Ssn, M.Sn

Oleh kelompok 1:
Aini Hidayati 2086206167
Azka Rafli Ibrahim 2086206137
Anfizta Dilla Rizal 2086206144
Citra Aprilianti 2086206118
Mariam Dwi Arsi 2086206119
Muhammad Muzapar 2086206128
Putri Amanda Fadillah 2086206157
Sindi Silvitri 2086206084
Sonya Febrianti 2086206161
Yandri Yulaska Putra 2086206123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang mana
ia telah memberikan kita nikmat dan karunia-Nya, sehingga kita bisa
mempermudah dalam menyelesaikan pembuatan atau penyusunan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang “menari dan menata tari”, dengan tujuan
memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan seni tari dan drama, dengan
dosen pengampu Lefa Khudri Balti, Ssn, MSn. Penghargaan dan ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini terutama kelompok kami yakni kelompok 1, semoga
Allah maha pemurah membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari berbagai kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu berbagai masukan sangat penulis harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya dengan segala kesederhanaan makalah ini, penulis berharap
semoga makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dan ilmu bagi
pembaca.

Bangkinang, 27 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar belakang masalah..................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan penulisan............................................................................................
BAB II.......................................................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Pengertian menari dan menata tari.................................................................
B. Tema tari........................................................................................................
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan
perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik
maupun dalam lingkup Negara kesatuan.
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kesenian, terutama seni tari.
Bahkan pada setiap daerahnya Indonesia telah menetapkan tari khasi di
daerahnya masing-masing.
Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian Indonesia seni
tari membuat Indonesia kaya akan adat kebudayaan kesenian. Dengan
mengenal lebih banyak tarian adat di Indonesia membuat kita lebih mencintai
negeri kita ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan
keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian Tari dan Menata Tari?
2. Apa saja tema-tema yang ada pada tari?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian tari dan menata tari.
2. Mengetahui dan memahami tema yang ada pada tari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menari dan Menata Tari
Menurut Indriyaningsih (2013:293) menjelaskan bahwa Menari adalah
dorongan jiwa manusia sejak anak-anak dalam mengekspresikan diri jika
mendengar atau merasakan suatu irama tertentu baik yang datang dari dalam
maupun dari luar dirinya. Kondisi berkesenian yang ada di masyarakat saat ini
kebanyakan mengarah pada kesenian yang datang dari Barat, hal ini yang
mengakibatkan banyak masyarakat melupakan atau menjauhkan diri dari
kesenian tradisional yangmerupakan kekayaan daerah.
Menurut Sari (2012:5) menjelaskan bahwa Ilmu menata tari merupakan
ilmu yang mempelajari tentang tata cara menciptakan atau menggubah suatu
karya tari. Ilmu menata tari biasa disebut dengan koreografi, ilmu koreografi
adalah pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang penata tari dari mulai
proses penggarapan gerak sampai pertunjukkan.
Menurut Sekarningsih dan Robayan (2006: 71) menjelaskan bahwa
menata tari adalah seseorang yang merencanakan, mengatur, dan bertanggung
jawab atas sebuah karya tari. Lebih jelasnya penata tari adalah bertugas untuk
mendesain, merencanakan, dan membangun ditambah dengan bagaimana
membuat karyanya bermakna di atas pentas lewat penafsiran penari-penari
yang mempergelarkannya Secara umum, lebih banyak orang dapat menari dari
pada menjadi penata tari, dikarenakan dalam menata tari diperlukan berbagai
kemampuan untuk mewujudkannya. Baik menari maupun menata tari, pada
dasarnya gerak adalah media ungkapan untuk mengekspresikan ide, tema, dan
tujuan yang ingin dicapai.
Gerak adalah bahasa komunikasi yang luas dan terkadang sarat dengan
makna serta variasi dari berbagai kombinasi unsur-unsurnya terdiri dari
berbagai “kata” gerak.
Dengan demikian, menari dan menata tari adalah ‘bermain’ melalui kata-
kata, kalimat, dan alinea gerak. Menurut Sekarningsih dan Robayan (2006:
71-73) mengemukakan bahwa adapun hal-hal yang harus dimiliki baik oleh
seorang penari maupun penata tari adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan gerak
Yaitu kemampuan atau penguasaan keterampilan gerak berdasarkan hasil
eksplorasi, interpretasi, kreativitas, dan pengalamannya. Hal ini bisa
didapat dari hasil belajar kepada guru/pakar tari maupun dari mengolah
tubuhnya sendiri berdasarkan imajinasi dan bakat yang dimilikinya.
Sudah barang tentu kemampuan bergerak ini menentukan kapasitas dan
kualitasnya sebagai seorang penari ataupun penata tari. Dalam istilah tari
kita, khususnya di Jawa kemampuan ini disebutnya wiraga. Berdasarkan
bentuk geraknya, secara garis besar ada dua jenis tari, yaitu tari yang
representasional dan tari yang nonton representasional. Tari yang
representasional adalah tari yang menggambarkan sesuatu secara jelas,
sedangkan tari non representasional adalah tari yang tidak
menggambarkan sesuatu. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa baik tari-tarian
representasional maupun yang non representasional dalam garapan
geraknya terkandung dua jenis gerak, yaitu gerak-gerak maknawi
(gesture) dan gerak-gerak murni (pure movement).
a. Gerak maknawi
ialah gerak yang mengandung arti yang jelas, misalnya gerak
menirukan bercermin yang artinya bisa jadi adalah gerak seorang putri
yang sedang bersolek, gerak nyawang/sawang adalah gerak seperti
sedang melihat jauh atau gerak menunjukkan jari tangan yang berarti
perintah atau marah, dan gerak-gerak lainnya yang secara eksplisit
dapat ditangkap.
b. Gerak murni
yaitu gerak yang digarap sekedar untuk mendapatkan bentuk yang
artistik dan tidak dimaksudkan untuk menjelaskan sesuatu.
2. Penghayatan dan Kemampuan Dramatik
Yaitu kemampuan yang harus dimiliki untuk bergerak dengan penuh
perasaan (ekspresif). Artinya, seorang penari harus benar-benar
menghayati gerak yang dilakukannya sesuai dengan tuntutan ideal atau
karakter tari yang dibawakannya. Hal ini penting, sebab jika rangkaian
gerak yang baik dibawakan tidak dengan keterlibatan emosi serta jiwa
penarinya, maka tarian tersebut akan kelihatan kosong tidak berjiwa,
inilah yang disebut kemampuan wirasa. Demikian pula dengan
kemampuan untuk menafsirkan cerita dan tokoh yang dibawakan dalam
sebuah tarian, harus sesuai dengan karakter atau peran tersebut.
kemampuan menjiwai peran atau kemampuan dramatik menjadi penting,
sebab kemampuan semacam ini dituntut dalam bentuk penyajian seperti
tari Topeng, Wayang Wong/ orang, dan benuk-bentuk drama tari lainnya.
3. Peka terhadap Ruang
Adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang penari dan penata tari
dalam menempatkan dirinya atau para penarinya sehinggan dapat
mewujudkan keseimbangan pentas. Membentuk pola lantai atau posisi
penari selayaknya disesuaikan dan diselaraskan dengan keadaan ruang
pertunjukan sehingga tidak terkesan asal-asalan dan satu sama lain dari
penari dapat terlihat jelas oleh penonton, namun demikian tetap
memperhitungkan estetik dan arsistiknya. Selain itu, kesadaran akan
pentingnya ruang diupayakan sebelum pertunjukan ataupun dalam proses
pembuatan karya tari, sudah diperhitungkan tata letaknya serta
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam pertunjukan yang akan
disajikan, termasuk dalam pelaksanaanya penari maupun penata tari
mampu secara spontanitas atau berimprovisasi mengenai kesadaran akan
ruang tersebut. artinya, baik ditempat pertunjukan terbuka maupun
tertutup (gedung) keselarasan penataan ruang mutlak menjadi perhatian
bagi penari maupun penata tari.
4. Rasa Irama
Yaitu kemampuan membedakan frasa-frasa yang menjadi bagian pokok
dari musik pengiring. Artinya, seorang penari dituntut memiliki
kemampuan bergerak baik seirama dengan ketukan ataupun di sela-sela
ketukan. Misalnya dengan cermat dan tepat mengenali irama pukulan
gendang ataupun aksen-aksen musik pengiringnya. Disamping itu,
seorang penari harus mampu pula melakukan irama gerak tari, yang
meliputi pengaturan cepat dan lambat (tempo), berat-ringannya gerak,
serta peletakan aksen-aksen gerak sesuai dengan kebutuhan tarian.
Dengan demikian, tarian akan kelihatan lebih dinamis dan enak dilihat
karena ada keselarasan antara gerak dengan iramanya, hal ini bisa disebut
pula dengan kemampuan wirahma.
5. Kemampuan Mengingat
Yaitu kemampuan seseorang untuk menghapalkan gerak tari yang akan
dibawakannya, baik itu dari segi susunannya, posisinya (pola lantai),
musik iringannya, maupun hal-hal lainnya untuk kepentingan sebuah
pertunjukan tari. Kemampuan mengingat ini bisa dilatih melalui proses
yang terus menerus dilakukan berdasarkan teknik dan karakteristik tarian
yang akan diungkapkan. Sudah barang tentu usaha ini harus dilakukan
dengan penuh kesabaran dan keyakinan, bahwa tarian tersebut dapat
dikuasai dengan baik.
6. Kemampuan Kreatif
Yaitu kemampuan yang pada umumnya mendorong daya cipta seseorang
untuk menemukan hal-hal baru, disebabkan adanya stimulus atau
rangsangan baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Dalam tari
pendidikan yang dilakukan disekolah, kemampuan kreativitas ini
merupakan salah satu unsur pokok yang harus dihasilkan oleh peserta
didik, tentu atas dorongan dan peran serta guru dalam proses interaksi
belajar mengajarnya.
B. Tema tari
Menurut Sekarningsih dan Robayan (2006: 77) mengemukakan bahwa
pada dasarnya setiap tari memiliki tema yang ingin diungkapkan dan
disampaikan. Berbagai sumber dapat digunakan untuk dapat dijadikan tema
dari sebuah tarian, bisa berasal dari apa yang dilihat, apa yang didengar, apa
yang dipikirkan, dan dari apa yang dirasakan. Selain itu dapat juga diambil
dari pengalaman hidup, kondisi sosial masyarakat, ritual agama, dongeng,
cerita rakyat, khayalan, sejarah, kesan, dan dari fenomena lainnya. Pokok
permasalahan untuk tema dari itu sangat luas, namun seniman tari menggarap
temannya tidak akan jauh dari masalah besar diseputar tema Tuhan
(hubungannya dengan Sang Pencipta), tema manusia (apa yang dirasakan
tentang dirinya dengan dengan orang lain), dan tema lingkungan (hubungan
dengan alam disekitarnya).
Adapun sumber tema tari yang utama terletak pada kekayaan pengalaman
jiwa penciptanya yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk tari yang
diinginkan. Oleh karena itu, pada umumnya penata tari dituntut memiliki
pengetahuan yang luas, rajin dan cermat mengumpulkan kesan-kesan dan
imajinasi, serta peka dan terlatih dalam melihat dan mendengarkan peristiwa
serta benda-benda di sekelilingnya
Berikut ini contoh tema-tema tari yang mungkin sudah kita kenal dan
mengerti mengenai maksud atau tujuan yang ada dibalik penciptaannya,
misalnya saja sebagai berikut.
1. Gatotkaca Gandrung
2. Sangkuriang
3. Bisma Gugur
4. Di Taman
5. Perang
6. Dewa-Dewi
7. Pemulung
8. Pesta Desa
9. Pahlawan
10. Lutung Kasarung
Tema tari ada juga beberapa yaitu:
1. Tema binatang
Tema binatang mengandung arti bahwa setiap gerakan yang dihasilkan
merupakan bentuk peniruan dari suatu binatang. Peniruan ini meliputi
pencerminan bentuk fisik, perilaku, cara makan, dan sebagainya. Tari
dengan tema binatang biasanya ditarikan secara berkelompok tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk ditarikan secara berpasangan ataupun
tunggal. Misalnya tari merak.
2. Tema kepahlawanan
Tari kepahlawanan adalah tari yang mengandung unsur cerita heroic atau
kepahlawanan. Pada tema ini sering diungkapkan atau diceritakan tentang
perjuangan dan kegagahan suatu tokoh tertentu. Contohnya kuda jepang.
3. Tema kehidupan sehari-hari
Tema kehidupan sehari-hari menggambarkan aktifitas manusia sehari-hari.
segala aktifitas hidup dapat dijadikan sebagai tema. Contohnya tari panen.
4. Tari upacara
Upacara merupakan sebuah tema suatu tari. Tari upacara adalah tarian
yang digunakan untuk keperluan upacara. Pada daerah Indonesia, tarian
jenis ini berhubungan erat dengan masyarakat yang masih memfungsikan
tarian untuk keperluan upacara.
5. Tema pergaulan
Tema ini menggambarkan pergaulan Antara muda dan mudi. Tari yang
bertema pergaulan ini adalah tari pergaulan. Tari ini biasanya dilakukan
pada saat bulan purnama sebagai pergaulan muda mudi atau kaum remaja
yang merupakan tari social yang memiliki latar belakang cerita. Tari ini
merupakan wujud suka cita warga desa dalam bersih desa atau acara
lainnya yang berhubungan dengan berlangsungnya pertemuan Antara
kaum muda dan mudi.
6. Tema cerita rakyat
Tema cerita rakyat biasanya menceritakan suatu cerita dari daerah tertentu
yang menjadi salah satu ciri khas daerah tersebut. Contohnya adalah tari
reog ponorogo.
Adapun jenisnya dapat bermacam-macam yang nantinya dapat disebut pula
kerangka atau tema tarian yang antara lain sebagai berikut:
1. Tari Murni
Yaitu tari yang dimaksudkan untuk menjelaskan berbagai hal mengenai
tari yang berasal dari rangsang kinestetik, dan secara eksklusif hanya
memandang gerak itu sendiri sebagai dasar pijakannya. Gerak tari murni
ini tidak dibatasi oleh apapun, namun sebenarnya memiliki beberapa ciri
khas yang masing-masing mempunyai penekanan gerak berbeda. Pada
dasarnya gerak tari murni ini dihasilkan atas kemampuan individual dari
para penari yang satu sama lain dapat berbeda dari gaya penampilannya.
2. Tari Abstrak
Yaitu bisa dikatakan tari yang tidak kongkrit kadang tidak memiliki tujuan
atau tanpa menggunakan cerita. Walaupun abstrak istilah yang
membingungkan, dalam kenyataannya para penata tari ada yang membuat
dan mempergelarkan hasilnya, seperti misalnya bila ada dari penata tari
yang menyajikan deretan gerak tak berkaitan atau terkesan tidak ada
hubungannya, oleh sebab itu gerak yang tidak terprogram dianggap
sebagai tari abstrak. Dengan kata lain, tari adalah abstrak bila tari itu
merupakan hasil dari abstraksi, yaitu sesuatu yang terdiri atau
mengkonsentrasikan dalam diri sesuatu tersebut tentang kwalitas esensi
yang lebih luas.
3. Tari Dramatik dan Drama tari
Pada dasarnya ada perbedaan antara tari dramatik dengan dramatari, yaitu
kalau tari dramatik akan memusatkan perhatian atau fokus garapannya
pada sebuah kejadian atau suasana yang tidak menggelarkan cerita,
sedangkan dramatari sebaliknya yaitu mempunyai cerita untuk disajikan
dan begitu juga sebenarnya pada episode tari dramatik, atau adegan/babak
dalam penyusunan urutan tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menari adalah dorongan jiwa manusia sejak anak-anak dalam
mengekspresikan diri jika mendengar atau merasakan suatu irama tertentu
baik yang datang dari dalam maupun dari luar dirinya.
Menata tari adalah seseorang yang merencanakan, mengatur, dan
bertanggung jawab atas sebuah karya tari.
Hal-hal yang harus dimiliki baik oleh seorang penari maupun penata tari
adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan gerak
2. Penghayatan dan Kemampuan Dramatik
3. Peka Terhadap Ruang
4. Rasa irama
5. Kemampuan mengingat
6. Kemampuan kreatif
Tema tari ada juga beberapa yaitu:
1. Tema binatang
2. Tema kepahlawanan
3. Tema kehidupan sehari-hari
4. Tema upacara
5. Tema pergaulan
B. Saran
1. Dengan mengenai menari dan menata tari di Indonesia mudah-mudahan
membuat kita lebih mencintai negeri kita ini.
2. Semoga seluruh masyarakat terutama mahsiswa dan kaum muda dapat
terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemuka cara-cara terbaru
untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah Indonesia dapat terjaga
sampai generasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Golda, Agria. 2013. Materi kuliah prodi PGSD seni tari.
Humphrey, Doris. Seni menata tari. Jakarta: Dewan kesenian Jakarta.
Mahasta, Sri, Ninik. 2011. Tari seni pertunjukan. Program pasca sarjana.
Martono, Hendro. 2010. Mengenal tata tari. Yogyakart.
Sekarningsih, F., dan Robayan, H. (2006). Pendidikan Seni Tari dan Drama.
Bandung: UPI PRESS http://www.ejournal.iainpurwok.
Smith. 2000. Tari sebuah pertujukan praktis. Yogyakarta: Ikalasi Yogyakarta.
Yudiaryani. 2017. Seni tata tari. Surakarta: ISI Solo Cipta Media.

Anda mungkin juga menyukai