Robby Tanjung Makalah Pondasi Dalam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PONDASI
DALAM

Oleh: Robby Tanjung


(173 112 002)
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Suatu konstruksi yang kokoh dan stabil, tergantung dari kemampuan dan
kesesuaian pondasi yang menopang konstruksi tersebut. Pondasi adalah sebuah
awal dari berdirinya suatu konstruksi bangunan, sehingga pondasi ini sangat
penting karena tanpa pondasi tidak mungkin sebuah konstruksi bangunan dapat
berdiri kokoh. Pembuatan pondasipun harus disesuaikan dengan kontruksi yang
akan dibangun diatasnya, sehingga pondasi dapat dengan kokoh menopang beban
yang diterimanya. Konstruksi bangunan sederhana seperti bangunan rumah
tinggal, cukup menggunakan pondasi dangkal. Namun untuk konstruksi bangunan
bertingkat, seperti gedung pencakar langit, konstruksi pier jembatan sudah barang
tentu membutuhkan pondasi dalam dengan persyaratan-persyaratan khusus. Maka
dari itu, pengetahuan tentang pondasi amat sangat penting. Terlebih pondasi
dalam yang membutuhkan pengetahuan dan perhitungan juga penelitian yang
lebih mendalam.

B. RUMUSAN MASALAH
a) Pengertian pondasi dalam
b) Jenis-jenis, persyaratan dan proses pengerjaan pondasi dalam

BAB II ISI

a) PENGERTIAN PONDASI DALAM


Pondasi dalam adalah jenis pondasi dibedakan dari pondasi
dangkal dengan kedalaman mereka tertanam ke dalam tanah. Ada banyak alasan
seorang insinyur geoteknik akan merekomendasikan pondasi dalam ke pondasi
dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah beban desain yang sangat besar,
tanah yang buruk pada kedalaman dangkal, atau kendala situs (seperti garis
properti). Ada istilah yang berbeda digunakan untuk menggambarkan berbagai
jenis pondasi yang mendalam, termasuk tumpukan (yang analog dengan tiang),
tiang jembatan (yang analog dengan kolom), poros dibor, dan caisson. Tumpukan
umumnya didorong ke dalam tanah di situ; pondasi mendalam lainnya biasanya
diletakkan di tempat dengan menggunakan penggalian dan pengeboran. Konvensi
penamaan dapat bervariasi antara disiplin ilmu teknik dan perusahaan. Pondasi
dalam dapat terbuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton pratekan.

b) JENIS-JENIS PONDASI DALAM


b.1 Pondasi sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal
dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan
apabila tanah dasar terletak pada
kedalaman yang relatif dalam. Jenis
pondasi dalam yang dicor ditempat dengan
menggunakan komponen beton dan batu
belah sebagai pengisinya. Pada umumnya
pondasi sumuran ini terbuat dari beton
bertulang atau beton pracetak, yang umum gambar 1 Pondasi Sumuran

digunakan pada pekerjaan jembatan di


Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm,
300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
b.1.1 Persyaratan pondasi sumuran
 Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban yang
dipikul oleh pondasi tersebut.

 Penurunan yang terjadi harus sesuai dengan batas yang


diijinkan (toleransi) yaitu 1″ (2,54cm).

Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya


terdapat beberapa kondisi yang dapat dijadikan alasan untuk
penggunaannya, diantaranya adalah sebagai berikut :

 Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau
jenis pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat
(galian tanahnya terlalu dalam & lebar).
 Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat
beton akan sulit dilaksanakan karena air harus dipompa dan
dibuang ke luar lubang galian.
 Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat
untuk konstruksi yang tanah kerasnya terletak 3-5 m.
b.1.2 Pengerjaan pondasi sumuran
Menggali lubang untuk sumuran sesuai dengan diameter yang
diinginkan, digali hingga mencapai tanah keras atau stabil. Sumur-
sumur ini diberi buis beton
dengan ketebalan kurang lebih 10
cm dengan pembesian. Dasar dari
sumur dicor dengan ketebalan 40 cm
sampai 1,00 m, diatas coran tersebut
disusun batu kali sampai dibawah
1,00 m buis beton teratas. Ruang
kosong paling atas dicor kembali dan
diberi angker besi, yang gunanya

untuk mengikat plat beton diatasnya. gambar 2 Potongan pondasi


sumuran
Plat beton ini mirip dengan pondasi
plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat antar kolom yang
disatukan oleh sloof beton.

b.2 Pondasi Bored Pile


Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam
yang dibangun di dalam permukaan tanah dengan
kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke
dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat
lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah
mencapai kedalaman yang disyaratkan, kemudian gambar 3 Pondasi
Bored Pile
dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat
dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah
dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang
sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan
alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah
dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali.
b.2.1 Persyaratan Pondasi Bored Pile
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan pondasi
bored pile, yaitu:
 Jenis Tanah. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap
kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah pada lokasi yang
berpasir atau tanah basah maka akan sangat mudah longsor
sehingga sangat sulit dalam proses pengangkatan mata bor
setelah pengeboran. Salah sedikit bisa mengakibatkan
kelongsoran pada lubang yang telah dibuat.
 Level Muka Air Tanah. Level muka air tanah sangat
menentukan tekanan terhadap mata bor dan dinding sumuran.
Jika level air tanah sangat dangkal maka sumuran yang dibuat
akan sering mengalami kebanjiran yang akan berakibat sumuran
akan mudah longsor dan mata bor sulit menekan akibat tekanan
air menuju arah keatas.
 Area Pengeboran/Lahan Pekerjaan. Untuk area yang
tergenang air, sangat tidak disarankan untuk menggunakan
pondasi sistem bore pile. Hal tersebut diakibatkan karena
berpengaruh terhadap faktor air semen pondasi bore pile.
Penempatan mesin bor juga sangat sulit pada posisi genangan
b.2.2 Pengerjaan Pondasi Bored Pile
Pekerjaan Persiapan:
 Marking dan penomeran pengeboran
 Pembuatan bak penampungan yang berfungsi sebagai tepat
penyimpanan sementara air buangan dan tempat pencampuran
air dengan tanah liat sebagai media pembantu dalam proses
pengeboran.
 Pompa air kotor.
 Material pendukung (tanah liat dan beton readymix).
 Perakitan tulangan baja.
Pengeboran:
Berdasarkan kondisi tanah, system pengeboran basah diusulkan untuk
pekerjaan pengeboran dalam proyek ini. Air digunakan untuk
menghancurkan material tanah dan mengurangi gesekan dalam lubang.
Langkah – langkah pengeboran dijelaskan sebagai berikut.
Pekerjaan Pengeboran:
 Pekerjaan Pengeboran. Pengeboran
menggunakan cross drill dibantu dengan
semprotan air (air berlumpur) yang
mengalir melalui lubang batang yang
difungsikan untuk menghancurkan tanah

sehingga tanah dapat diangkut keluar lubang. gambar 4 Bagan


pelaksanaan pondasi
 Pembersihan tahap pertama dilakukan dengan bored pile
penyemprotan air selama±10 menit setelah
kedalaman perencanaan tercapai.
 Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiral
yang berfungsi untuk membawa dan memotong tanah sisa yang
tidak dibawa oleh air. Dengan system ini, diharapkan bahwa semua
sisa pengeboran bias terangkat. Tahap ini adalah langkah terakhir
dari pengeboran.
Pekerjaan Pasangan:
 Pemasangan pipa trime sesuai dengan kedalaman lubang yang
dibor
 Pasang baja tulangan yang dirakit
 Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ±
10 menit melalui pipa trime untuk membersihkan lubang dari
endapan lumpur.
Pekerjaan Cor:
 Langkah pertama dilakukan dengan kantong plastik yang diisi
dengan campuran beton untuk memisahkan campuran beton dari
endapan lumpur di dalam pipa trime.
 Kantong plastic dimasukkan pada kedalaman 1 meter dari corong
trime sampai tenaga pengecoran siap untuk melakukan pengecoran
secara konstan.
 Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam
lubang pipa sampai kepermukaan saluran dan kemudian tas plastic
bias dilepas. Pada saat yang sama, campuran beton yang
dimasukkan mendorong air lumpur di luar pipa trime keluar.
 Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu
aliran campuran beton kedalam lubang agar tidak ada udara yang
terjebak dalam campuran beton.
 Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, dengan kata lain
permukaan campuran beton di dalam lubang bor telah meningkat
cukup jauh. Maka pipa trime bias ditarik perlahan-lahan sambil
terus menuangkan campuran beton.
 Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap
terendam 1 meter di dalam campuran beton. Pipa trime bias
diangkat jika campuran beton telah naik lebih dari 3 meter di
bawah pipa trime. Pengecoran dapat dihentikan jika campuran
beton sampai kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar
bersih dari lumpur atau kotoran lainnya.
 Tahap-tahap pengeboran diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran
yang lain sesuai dengan nomor pengeboran yang telah ditentukan.

b.3 Pondasi tiang pancang


Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila
tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya
dukung (bearing capacity) yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan beban yang
bekerja padanya Atau apabila tanah yang
mempunyai daya dukung yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan seluruh beban gambar 5 Pemancangan

yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan
tanah kedalaman lebih dari 8 meter. Pondasi tiang pancang ada dua
jenis:
b.3.1 Persyaratan Pondasi Tiang Pancang
Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan
beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan
atas :
 Fungsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul oleh
pondasi tersebut.
 Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
 Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
 Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
Seperti yang kita ketahui bahwa tipe pondasi cukup banyak macamnya,
dan tergantung dari fungsi serta kegunaannya. Nah.. salah satu di antara
tipe pondasi yang dapat digunakan adalah pondasi tiang pancang.
Konstruksi pondasi tersebut bisa terbuat dari kayu, baja, atau beton
yang berfungsi untuk meneruskan beban- beban dari struktur bangunan
atas ke lapisan tanah pendukung (bearing layers) dibawahnya pada
kedalaman tertentu
b.3.2 Pengerjaan Pondasi Tiang Pancang
 Melakukan pengetesan terhadap tanah dilokasi rencana pondasi
untuk mengetahui jenis tanah dan kedalaman lapisan keras.
 Menghitung struktur pondasi tiang pancang sehingga dapat
ditentukan kebutuhan ukuran tiang pancang, spesifikasi material
dan kedalaman tiang pancang sehingga kuat untuk menahan beban
bangunan yang disalurkan ke titik perhitungan.
 Produksi tiang pancang dapat dilakukan dipabrik dengan
spesifikasi sesuai perhitungan kemudian dkirim ke lokasi proyek
menggunakan kendaraan truck besar.
 Pengangkatan tiang pancang dapat menggunakan alat tower crane
atau mobil crane dengan posisi titik angkat sesuai perhitungan
sehiingga tidak terjadi patah dalam pengangkatan.
 Surveyor melakukan pengukuran dilapangan untuk menentukan
titik-titik sesuai gambar kemudian mendirikan alat teodolit untuk
mengecek ketegakan pemancangan, tiang pancang diangkat tegak
lurus kemudian posisi ujung diesel hammer dinaikan dan topi paal
dimasukan pada kepala tiang pancang.
 Ketegakan posisi pemancangan dikontrol menggunakan 2 buah
teodilit yang dipasang dari dua arah untuk memastikan posisi tiang
pancang tegak dan melakukan control setiap 2 m, pemancangan
dilakukan sampai dengan elevasi kedalaman yang direncanakan.
 Tiang pancang yang tersisa diatas elevasi rencana dikelupas
betonya sehingga tersisa besi tulangan yang akan dipakai sebagai
stek untuk dihubungkan dengan pile cap pada bangunan gedung
atau abutmen pada konstruksi jembatan

b.4 Pondasi strauss pile


Pondasi strauss pile
adalah pekerjaan
pembuatan pondasi
tiang dengan cara
tanah di bor secara
manual atau tenaga
penggerak mata
gambar 6 Pondasi strauss pile
bornya adalah tenaga
manusia, kemudian dimasukkan besi tulangan yang telah diinstal lalu
pengecoran ditempat. Strauss pile / Bor pile manual adalah solusi
alternatif pondasi untuk bangunan sederhana atau sebagai pengganti
pondasi tiang pancang, bored pile atau cerucuk bambu.
b.4.1Persyaratan Pondasi Strauss Pile
Pondasi strauss pile merupakan pondasi bored pile yang dikerjakan
secara manual dengan tenaga manusia, sehingga pondasi strauss pile
hanya dapat dikerjakan jika kondisi tanahnya lunak.
b.5 Pondasi piers (Dinding diafragma)
pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang dibuat dengan
cara melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier
dipasangkan kedalam galian tersebut. Satu keuntungan pondasi
pier adalah bahwa pondasi jenis ini lebih murah dibandingkan
dengan membangun pondasi dengan jenis
pondasi menerus, hanya kerugian yang
dialami adalah jika lempengan pondasi yang
sudah dibuat mengalami kekurangan ukuran
maka kekuatan jenis pondasi tidak menjadi
normal. Pondasi pier standar dapat dibuat
dari beton bertulang pre cast. Karena itu,

aturan perencanaan pondasi pier terhadap gambar 7 Pondasi Piers

balok beton diafragman adalah


mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang
direncanakan. Pondasi pier dapat divisualisasikan sebagai bentuk
tabel , struktur adalah sistem kolom vertikal yang terbuat dari beton
bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah
tanah yang sudah digali. Lempengan beton diafragma ini mentransfer
beban bangunan terhadap tanah. Balok dibangun di atas dinding
diafragma vertikal (pondasi pier) yang menahan dinding rumah atau
struktur. Banyak rumah didukung sepenuhnya dengan jenis pondasi ini,
dimana beton yang dipasang juga berguna sebagai dinding pada ruang
bawah tanah, dimana ruang tersebut digunakan sebagai gudang
penyimpanan atau taman. Beton pondasi pier biasanya dibuat dalam
bentuk pre cast dalam berbagai ukuran dan bentuk, dimana sering
dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan ketinggian sesuai
dengan ukuran kedalaman yang diperlukan. Tapi beton dapat juga
dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton bertulang cukup kering
kemudian di masukkan ke dalam tanah yang sudah digali dan disusun
secara bersambungan. Setelah tersusun dengan baik kemudian baru
dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.
Daftar pustaka
Wikipedia Indonesia. Pondasi dalam. Diperoleh 06 Maret 2019,
dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pondasi_dalam
Stev, Bastian. Pengertian pondasi sumuran. Diperoleh 05 Maret 2019, dari
https://www.academia.edu/8534225/Pengertian_Pondasi_Sumuran_Pond
asi?auto=download
Faoziah, Siti. Universitas Hasanudin Makasar. (2015). Jenis-jenis pondasi.
Diperoleh 05 Maret 2019, dari
http://www.slideshare.net/ulmy28/pondasi-53276267?from_action=save
Sci-geoteknik. (2012). Pengenalan pondasi tiang pancang. Diperoleh 05
Maret 2019, dari http://sci-geoteknik.blogspot.co.id/2019/03/pengenalan-
pondasi-tiang-pancang.html

Anda mungkin juga menyukai