Materi PONDASI Kelas A

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

PONDASI

DEFINISI
PONDASI
Pondasi merupakan elemen
struktural bangunan yang berfungsi
meneruskan beban-beban dari semua
komponen yang dipikulkan padanya
ke tanah tempat bangunan itu
berdiri. Penerusan beban tersebut
harus bersifat penyebarluasan beban
yang diterimanya pada bidang tanah
seluas mungkin, sehingga beban per
satuan luas (cm2) yang diberikan
pondasi pada tanah relatif kecil.
Kemampuan dukung dari tanah
berbeda menurut sifat tanah masing-
masing.

Pondasi merupakan bagian yang


paling penting dari sistem konstruksi
FUNGSI
PONDASI

1. Menahan atau mendukung bangunan di atasnya.


2. Meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi
dan beratnya sendiri ke dalam tanah dan batuan
yang terletak dibawahnya.
Kriteria Perancangan
Pondasi
Kapasitas daya dukung > Beban luar yang ditransfer
lewat sistem pondasi

Deformasi yang terjadi harus lebih kecil dari


deformasi ijin.
Kriteria Pondasi
            Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan tipe pondasi:

1. Keadaan tanah pondasi


2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper
structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Kokoh, kaku dan kuat dalam menahan beban
bangunan diatasnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu
pondasi, yakni :

1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak


longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan
Klasifikasi Pondasi
Secara umum pondasi dapat dikategorikan menjadi dua bagian:
1. Pondasi dangkal (Shallow Foundation)
Pondasi yang kedalamannya dekat dengan permukaan
tanah.
Syarat: D/B <1
a. Pondasi Cakar Ayam
b. Pondasi batu kali
c. Pondasi Umpak
d. Pondasi Sumuran
e. Pondasi Rollag Bata
2. Pondasi dalam (Deep foundation)
Pondasi yang kedalamanya cukup jauh dari permukaan
tanah. Pondasi yang meneruskan beban bangunan ke
tanah keras/ batu yang relatif lebih jauh dari permukaan.
Syarat : D/B >= 4
f. Bore pile
g. Pondasi Tiang pancang/paku bumi

Keterangan:
D: kedalaman pondasi
B: Lebar Pondasi
1. Pondasi Cakar Ayam

Pondasi cakar ayam terdiri dari


plat beton bertulang yang relatif
tipis yang didukung oleh buis-buis
beton bertulang yang dipasang
vertikal dan disatukan secara
monolit dengan plat beton pada
jarak 200-250 cm.

Tebal pelat beton berkisar


antara 10-20 cm, sedang pipa-buis
beton bertulang berdiameter 120
cm, tebal 8 cm dan panjang
berkisar 150-250 cm.
Buis-buis beton ini gunanya
untuk pengaku pelat. Dalam
mendukung beban bangunan, pelat
buis beton dan tanah yang
terkurung di dalam pondasi
bekerjasama, sehingga
2. Pondasi batu kali

Pondasi batu kali sering kita temuin pada bangunan –


bangunan rumah tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena
selain kuat, pondasi ini pun masih termasuk murah.
Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80
Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 –
30 Cm.
Detil Pondasi Batu kali
3. Pondasi Umpak

Sering ditemui pada konstruksi tradisional dari batu


masif yang ditarah (dibentuk dan diratakan), atau bisa juga
dari beton bertulang “pre fabrikasi” (dibuat melalui pabrik)
dan tinggal menaruh diatas permukaan tanah yang diratakan
4. Pondasi Rakit

Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan


yang terletak pada tanah Lunak atau digunakan apabila
susunan kolom jaraknya sedemikian dekat di semua arahnya.
sehingga bila dipakai fondasi telapak sisi-sinya akan
berimpit satu sama lain.
5. Pondasi Sumuran

Pondasi yang digunakan apabila tanah dasar yang kuat


terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Bentuk peralihan
antara pondasi
Pondasi dangkal
sumuran dan tiang. beton menggunakan beton
atau cyclop
berdiameter 60 – 80 Cm dengan kedalaman 1 – 2 meter. Di
dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu
kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini
kurang populer sebab banyak kekurangannya, di antaranya
boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah
besar.Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati.
f. Pondasi Rollag Bata

Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi


yang diaplikasikan untuk menopang berat beban pada
bangunan. Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah
lama ditinggalkan. Selain mahal, pemasangannya pun
membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki
kekuatan yang bisa diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini
tetap digunakan untuk menahan beban ringan, misalnya
pada teras.
i. Pondasi Telapak

Tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan


tanah atau 2-3 meter dibawah tanah.
Denah Rencana Footplate
Detil Pondasi Footplate
Detil Pondasi Footplate
g. Bore pile

Bore pile adalah pondasi yang


kedalamannya lebih dari 2 meter.
Digunakan untuk pondasi bangunan –
bangunan tinggi. Sebelum memasang
bore pile, permukaan tanah dibor terlebih
dahulu dengan menggunakan mesin bor.
Hingga menemukan daya dukung tanah
yang  sangat kuat untuk menopang
pondasi. Setelah itu tulang besi
dimasukan kedalam permukaaan tanah
yang telah dibor, kemudian dicor dengan
beton. Pondasi ini berdiameter 20 Cm
Bila tanah
keatas. pondasi pondasi
Dan biasanya pada kedalaman
ini terdiri
normal
dari tidak
2 atau mampu
lebih mendukung
yang diatasnya beban,
terdapat
sedangkan
pile cap. tanah keras terletak pada
kedalaman yang sangat dalam. Bila
Pondasi terletak pada tanah timbunan
yang cukup tinggi dipengaruhi
settlement.
h. Pondasi Tiang pancang/paku bumi

Bila tanah pendukung pondasi terletak


pada kedalaman sekitar 20 meter dibawah
permukaan tanah. Agar tidak terjadi
penurunan digunakan tiang pancang.
Tiang pancang pada dasarnya sama
dengan bore pile, hanya yang
membedakan bahan dasarnya. Tiang
pancang menggunakan beton jadi yang
langsung ditancapkan langsung ketanah
dengan menggunakan mesin pemancang.
Karena ujung tiang pancang lancip
menyerupai paku, oleh karena itu tiang
pancang tidak memerlukan proses
pengeboran.
Pondasi tiang pancang dibedakan :

1) Pondasi silinder beton (pondasi sumuran)


Pada umumnya digunakan pada tanah dengan kedalaman tanah
keras 4-5 meter, dan bisa digunakan untuk bangunan bertingkat.
Terdiri dari cincin-cincn beton bertulang (buis beton) diameter 60-80
cm. pada satu titik pondasi bisa terdiri dari 3-5 cincin. Masing-masing
cincin diisi dengan campuran pasir dan batu, atau dengan campuran 1
pc : 3 pasir : 5 kerikil.

2) Pondasi tiang pancang kayu


Hanya dapat digunakan jika tiang pancang kayu tersebut
selamanya terendam air tanah, karena selama terendam tidak ada
oksigen dan kayu tidak busuk .

3) Pondasi tiang pancang beton (pondasi paku bumi)


Dengan tiang pancang yang terbuat dari beton, maka jenis
pondasi ini tidak tergantung pada tinggi rendah air tanah. Biasanya
tiang pancag beton ini dibuat secara pabrikasi. Pemasangan tiang
pancang dilakukan dengan alat pengentak (hammer) , baik pengentak
manual maupun pengentak dengan mesin diesel.
Pondasi tiang pancang dibedakan :

4) Pondasi tiang pancang beton bertulang diatas tiang


pancang kayu
Merupakan gabungan tiang pancang kayu yang disambung
dengan tiang pancang beton. Terlebih dahulu tiang pancang kayu
dipancangkan sampai mencapai tanah keras, dan bagian pancang
kayu harus dipastikan jauh dari muka air tanah (benar-benar
terendam oleh air tanah).

5) Pondasi tiang beton dengan cor ditempat

Pemboran langsung pada tanah (pondasi Strauss pile)


Tanah dibor langsung dengan alat bor khusus yang cukup kuat,
sehingga lapisan tanah dan batuan dengan mudah ditembus.
Setelah mencapai tanah keras,bagian dasar diperbesar dengan bor
khusus tadi. Selanjutnya lubang yang terbentuk diisi dengan
pembesian dan dicror beton.
j. Pondasi Tiang/ Tiang Apung (floating)

Bila tanah pendukung Pondasi terletak pada kedalaman sekitar


10 meter dibawah permukaan tanah, untuk memperbaiki tanah
Pondasi dipakai tiang apung,karena pondasi baja atau tiang beton
yang dicor ditempat kurang ekonomis dan kurang panjang.
Fase-Fase keruntuhan
Pondasi

Untuk mempelajari
perilaku tanah pada saat
permulaan sampai mencapai
keruntuhan dilakukan tinjauan
terhadap pondasi kaku pada
kedalaman dasar pondasi yang
tidak lebih dari pondasinya
dengan penambahan beban
secara berangsur-angsur.
Fase-Fase keruntuhan
Pondasi
1. Fase I
Awal pembebanan tanah dibawah
pondasi turun, terjadi deformasi lateral
dan vertikal ke bawah. Penurunan yang
terjadi sebanding dengan besarnya beban
tanah dalam kondisi keseimbangan
elastis. Masa tanah di bawah pondasi
mengalami komresi sehingga kuat geser
tanah naik,sehingga daya dukung
2. bertambah.
Fase II
Pada penambahan beban selanjutnya,
penurunan tanah terbentuk tepat di dasar
pondasi dan deformasi plastis tanah
menjadi dominan. Gerakan tanah pada
kedudukan palstis dimulai dari tepi Pondasi,
dengan bertambah beban zona plastis
berkembang, kuat geser tanah berkembang.
Gerakan tanah ke arah lateral semakin
nyata, sehingga terjadi retakan lokal dan
Fase-Fase keruntuhan
Pondasi
3. Fase III
Fase ini dikarakteristikan oleh
kecepatan deformasi yang semakin
bertambah sejalan dengan penambahan
beban yang diikuti oleh gerakan tanah
kearah luar sehingga permukaan tanah
menggembung, sehingga tanah
mengalami keruntuhan disebut bidang
geser radial dan linier.
Mekanisme Keruntuhan
Berdasarkan pengujian model vesis (1963) membagi
mekanisme keruntuhan pondasi menjadi 3 macam:

a. Keruntuhan geser umum (general shear failure)


b. Keruntuhan geser lokal (local shear Failure)
c. Keruntuhan penetrasi (penetration failure)
Keruntuhan Geser Umum
Keruntuhan yang terjadi pada tanah yang tidak mudah mampat,
yang mempunyai kekuatan geser tertentu atau dalam keadaan
terendam. Suatu baji tanah terbentuk tepat pada dasar pondasi
(zona A) yang menekan ke bawah hingga aliran tanah secara plastis
pada zona B. Gerakan ke arah luar ditahan oleh tahanan pasif di
bagian C. Saat tahanan pasif terlampaui, terjadi pengembungan
dipermukaan. Keruntuhan secara mendadak yang diikuti oleh
penggulingan pondasi.
Keruntuhan Geser
setempat
Pola keruntuhan terjadi pada tanah yang mudah mampat atau
tanah yang lunak. Bidang gelincir tidak mencapai permukaan tanah
tetapi berhenti di suatu tempat. Pondasi tenggelam akibat
bertambahnya beban pada kedalaman yang relatif dalam sehingga
tanah yang didekatnya mampat.

Terdapat sedikit penggembungan tanah, tetapi tidak terjadi


penggulingan pondasi. Dari grafik terlihat bahwa dengan pertambahan
bebankan bertambah pula penurunannya sehingga beban maksimum
mungkin tidak tercapai.
Keruntuhan Geser
Penetrasi
Penggembungan permukaan tanah tidak terjadi, akibat
pembebanan pondasi bergerak kebawah arah vertikal dengan cepat
dan menekan tanah kesamping sehingga terjadi pemampatan tanah
dekat pondasi. Penurunan bertambah secara linier dengan
penambahan beban.
Lapisan Tanah yang mempunyai pola keruntuhan ini :
 Lapisan pasir yang sangat Lunak
 Lapisan tanah yang mudah mampat
Lapisan pasir yang terletak diatas lapisan tanah lunak
Lapisan tanah lunak yang mendapat pembebanan
perlahan dan memungkinkan tercapainya kondisi
drainase.

Pola keruntuhan ini dapat juga terjadi apabila


kedalaman pondasi (Dt) sangat besar bila dibandingkan
lebarnya (B)
Teori daya dukung

Persamaan-persamaan daya dukung yang berkaitan dengan sifat-


sifat tanah, umumnya dibagi menjadi dua klasifikasi tanah, yaitu :

 Tanah berbutir kasar (granular soil)


Contoh tanah berbutir kasar adalah tanah pasir. Salah satu
parameter penting tanah pasir adalah sudut geser dalam. (internal
friction)

 Tanah berbutir halus (cohesion soil)


Contoh tanah berbutir halus adalah tanah lempung (clay)
dan tanah lanau (silt). Parameter penting yang ada pada
tanah ini adalah nilai kohesi tanah.
Perencanaan Pondasi
Dalam menentukan perencanaan pondasi suatu bangunan
ada 2 hal yang harus diperhatikan pada tanah bagian bawah
pondasi :

                Daya dukung tanah yang diizinkan.


                Besarnya penurunan pondasi

2 Faktor diatas menentukan stabilitas bangunan yang berdiri.


Tegangan akibat adanya bangunan diatas harus mampu dipikul
oleh lapisan tanah dibawah pondasi dan harus aman dari
keruntuhan.

Dalam hitungan daya dukung umumnya digunakan faktor


aman 3 (sf 3). Besarnya penurunan pondasi bangunan tidak boleh
melebihi batas toleransi. khususnya penurunan yang tidak
seragam (defferential settlement) harus tidak mengakibatkan
kerusakan pada struktur. Pondasi harus diletakkan pada
kedalaman yang cukup untuk menanggulangi resiko erosi
Rumus Daya Dukung
Tanah
Banyak rumus yang dapat dipakai untuk mendisain Pondasi.
Pilihan yang dipakai sangat tergantung dari kebiasaan seseorang
dalam perencanaan pondasi dan data-data tanah yang tersedia.

Peck dkk membedakan pondasi dalam dan pondasi dangkal dari nilai
kedalaman (Df/B):

      D/B > 4 : Pondasi dalam


      D/B ≤ 1  : Pondasi Dangkal

D : Nilai Kedalaman Pondasi


             B  : Lebar Pondasi
Menghitung besar Pondasi/Luas Dasar
Pondasi

Untuk menghitung luas permukaan dasar


pondasi mengunakan rumus :

A Pondasi (cm2) = Total berat


bangunan (kg)
Daya Dukung tanah
(kg/cm2)

Anda mungkin juga menyukai